Epilog
Namaku Heri, sekarang tunangannya Sandi. Seperti yang Sandi ceritakan, aku punya kulit sawo matang, hidung mancung dan rambut cepak yang tergantung maskulin. Aku adalah atlet yang serba bisa. Aku suka bermain sepak bola, basket, voli dan banyak lainnya hingga catur. Nenekku meninggal bertahun lalu, meninggalkan aku sendiri, tanpa orang tua. Ya, walau mereka ada, aku tetap saja merasa kesepian. Kalau tak ada Sandi, mungkin aku akan merasa tak dibutuhkan di dunia ini. Karena itu, barangkali, aku akan menceritakannya kepada kalian. Tentang bagaimana aku mulai suka pada sosok cantik ini dan bagaimana aku kembali lagi ke sini dan dalam sekejap sudah terbaring di tempat tidur miliknya. Tapi itu masih sebuah ‘barangkali’, mungkin iya, mungkin juga tidak. Yang pasti, aku berharap, kalian di sana, yang hanya bisa mendengar dalam kegelapan, takut muncul karena takut ditangkap, setidaknya, cobalah sedikit saja untuk melangkah keluar. Lepaskan apa yang ada di dalam dada. Bila tak suka, katakan tak suka. Bila memang cinta, apa salahnya? Biarkan mereka menilai. Hidupkah kau dala kepura-puraan? Aku merasa, tidak.