Sumin tengah berkutat dihadapan bertumpuk-tumpuk buku tua.
Gadis itu sudah selesai mandi, sudah memberikan darahnya pada Jimin, dan sudah meminum jatah darahnya.
Dia memutuskan untuk belajar karena tidak tahu harus melakukan apa lagi. Mansion sangat sepi karena Jungkook dan Taehyung masih tidur, Seokjin pergi ke mansion temannya, sedangkan Yoongi menyusul Namjoon yang tak kunjung pulang.
Namja Min itu ternyata sangat peduli pada temannya. Sikap cueknya hanyalah kedok untuk menutupi kasih sayangnya pada orang lain.
Dan setidaknya, dengan membaca buku-buku tua itu, Sumin jadi tahu bahwa vampir memiliki kekuatan yang berbeda-beda.
Seperti Jungkook yang bisa memasuki pikiran orang lain, menghapusnya, memanipulasinya, bahkan mengendalikannya sesuai keingininan. Ia bisa saja menyuruh pikiran orang yang dikendalikannya untuk bunuh diri. Dia disebut vampir pembisik.
Melihat Yoongi yang bisa merasakan organ dalam Jimin, Sumin yakin bahwa ia adalah vampir healing. Ia bisa menyembuhkan jauh lebih cepat dari kemampuan penyembuhan diri setiap vampir. Ia juga bisa menghilangkan kelelahan seseorang hingga membuatnya segar kembali. Dan yang paling mengerikan adalah dia bisa meledakkan tubuh seseorang dengan cara memanipulasi zat-zat yang terkandung di dalam tubuh.
Tapi Sumin masih tidak tahu apa kekuatan Namjoon, Seokjin, Taehyung, dan Jimin. Ia belum pernah melihat kekuatan mereka semua.
Meskipun begitu Sumin tahu bahwa Sang raja adalah seorang vampir pembungkam. Beliau bisa mematikan kekuatan vampir lain dan bahkan mematikan fungsi panca indra. Buktinya adalah si penyaru Jung Hoseok kemarin yang tiba-tiba merasa kesakitan. Dia pasti tidak bisa bernafas, tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, dan tidak bisa merasa.
Menurut apa yang tertulis di buku, semua Raja vampir adalah seorang vampir pembungkam. Selain karena kekuatannya yang mengerikan, keturunan raja memiliki darah murni vampir yang bisa mengubah seorang manusia untuk menjadi vampir.
Seperti apa yang Sumin saksikan kemarin.
Di buku lain, Sumin menemukan lagu ritual. Iapun menandainya karena berniat untuk menghafalkannya nanti. Dalam buku itu juga menjelaskan tentang belahan hati para vampir dan bagaimana cara mengubah vampir menjadi manusia.
Sumin langsung menatap Jimin. Teringat bahwa sebenarnya namja itu ingin menjadi manusia demi dirinya. Betapa tulusnya cintanya hingga ia rela menukar keabadian vampir hanya demi seorang gadis yang malah membunuhnya.
Sumin langsung menggigit bibir. Bagaimanapun juga ia akan dihantui rasa bersalah sepanjang hidupnya. Perasaan itu tidak akan pernah hilang bahkan oleh perputaran waktu.
"Sumin?" panggil sebuah suara dari arah pintu.
Sumin menoleh. Taehyung berdiri di ambang pintu kamar Jimin. "Boleh aku masuk?"
"Tentu saja"
Meskipun Taehyung berjalan ke arah Sumin, tapi matanya terus menatap tubuh kaku Jimin. Namja itupun duduk di samping Sumin. "Aku tidak menyangka bahwa bunga mawar hitam yang kau bawa malam itu adalah alat untuk membunuh Jimin"
Sumin langsung menunduk. "Maafkan aku" dia benar-benar merasa malu.
"Kurasa jika aku tahu siapa pembunuh orang tuaku, aku juga pasti akan balas dendam. Jangan terus menyalahkan dirimu sendiri. Setidaknya masih ada kesempatan untuk menyelamatkannya" Taehyung menepuk bahu Sumin.
Gadis itu hanya mengangguk dengan kepala yang masih menunduk.
"Kau tahu, di malam saat Jungkook membawaku kesini, aku sempat melihat Inha di rumahmu" ucap Taehyung.
Mata Sumin terbelalak. Kemudian langsung menatap Taehyung dengan pandangan ngeri. "Aku sempat berfikir untuk berteleportasi kesana hanya untuk mengambil pakaian"
"Lebih baik jangan. Sepertinya mereka menggunakan rumahmu sebagai markas untuk memata-matai Jungkook. Dia adalah target Inha selanjutnya kan?"
"Ya. Aku dengan jelas mendengar bahwa ia akan membunuh Jungkook dengan tangannya sendiri. Sejujurnya aku tidak menyangka dia bisa berubah menjadi monster pembunuh seperti itu"
Tapi kemudian Sumin terdiam. Bukankah dia tidak ada bedanya juga dengan Inha? Ia bahkan telah membunuh kekasihnya sendiri. Apakah Sumin juga adalah seorang monster pembunuh? Atau malah lebih buruk dari itu?
"Kuharap dia tidak menyentuh Eunbyul" ucap Taehyung dengan pandangan menerawang.
Sumin mengangguk. "Semoga dia baik-baik saja"
"Aku memberikan bangunan itu padanya. Aku yakin dia bisa mengelola restoran dengan baik"
"Oh kalian disini" suara Jungkook menginterupsi percakapan Taehyung dan Sumin dan membuat kedua orang itu menoleh. "Kalian harus menjalani latihan mulai sekarang. Kajja" lanjutnya sambil menyeringai.
Taehyungpun bangkit. "Dimana?"
"Seperti apa latihannya?" tanya Sumin sambil merapikan buku-buku.
"Kalian akan tahu nanti" namja itu masih saja menyeringai.
Sumin dan Taehyung berpandangan bingung. Kemudian segera berpegangan pada Jungkook untuk berteleportasi. Dan sekejap kemudian, "Kita sudah sampai" suara Jungkook terdengar ceria.
Sebuah lapangan luas membentang di hadapan mereka. Tapi tempat itu lebih cocok disebut tempat rongsokan dari pada arena latihan.
Ada bangunan beton panjang di sebelah kiri, pohon-pohon lebat di ujung jauh, selokan air di pinggir tembok, balok-balok beton, boneka-boneka manusia, beberapa peti pistol berbagai ukuran, busur dan anak panahnya, tombak, lembaran-lembaran besi, pecahan kaca, gundukan tanah, bongkahan batu, dan banyak lagi.
Tapi Sumin tahu bahwa semua itu bukan benda rongsokan. Melainkan alat-alat latihan untuk para vampir dengan berbagai kekuatan. Dan arena itu dipagari oleh tembok beton tinggi dan besi berduri.
"Ini tempatnya?" tanya Taehyung tak percaya.
Jungkook yang masih tersenyum ceria hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Annyeong" sapa sebuah suara dari belakang mereka. Ketiga orang itu segera berbalik. Seorang namja bergaris wajah tegas berjalan menghampiri mereka.
"Annyeonghasaeyo" jawab ketiganya.
"Kim ssaem, ini Kim Taehyung, dan ini Baek Sumin" ucap Jungkook memperkenalkan Sang guru dengan calon muridnya.
Kim ssaem hanya mengangguk. "Kim Taehyung ssi, kau pasti memiliki kemampuan hebat ibumu. Aku berharap banyak darimu. Jadi mari kita mulai latihannya" ucap beliau sambil berjalan menuju lapangan.
Sebelum mengikuti gurunya, Taehyung terlihat menghela nafas. Sepertinya ia merasa gugup. "Sampai jumpa"
"Fighting hyung!" seru Jungkook.
Sementara itu, Sumin terbengong. "Lalu bagaimana denganku?"
Senyum Jungkook semakin lebar. "Kami sudah menyiapkan latihan khusus untukmu, noona" ucapnya sambil beranjak menuju bangunan beton.
Sumin otomatis langsung mengikuti. "Khusus bagaimana?" Apakah karena ia masih separuh vampir?
"Karena kami tidak tahu kau memiliki salah satu kekuatan vampir atau tidak, jadi kau akan mendapat latihan tentang cara menggunakan pistol, panah, pisau, dan tombak" jelas namja Jeon itu masih sambil berjalan.
Suminpun mengangguk mengerti. Meskipun jauh di lubuk hatinya sebenarnya ia mengharapkan memiliki kekuatan seperti vampir lain. Tapi inilah dia. Makhluk antara. Dia tidak berhak menginginkan kekuatan. Bahkan harusnya ia bersyukur karena kaum vampir masih mau mengampuninya.
Tepat saat Jungkook sampai di depan pintu, pintu itu terbuka dari dalam. Seorang vampir bertubuh tegap berdiri di hadapan mereka. "Oh kalian sudah sampai" ucapnya sambil tersenyum.
"Annyeonghasaeyo, ssaem" ucap Jungkook yang kemudian membungkuk. Suminpun mengikuti.
"Annyeong" jawab beliau masih sambil tersenyum.
"Ssaem, ini Baek Sumin. Dan noona, ini Yoon ssaem. Beliau akan melatihmu mulai sekarang" ucap Jungkook.
"Mohon bantuannya, ssaem" Sumin menunduk sopan.
"Tentu saja. Jungkook ssi, kau bisa meninggalkan kami" ucap Yoon ssaem.
"Baiklah" kemudian namja bergigi kelinci itu menghilang.
"Sumin ssi" panggil Yoon ssaem sambil berjalan menuju lapangan.
"Ye?" jawab Sumin sambil mengikuti guru barunya itu.
"Apa kau benar-benar ingin membunuh sahabatmu sendiri?" tanya namja vampir itu tanpa menoleh.
"Ya" jawab Sumin dengan mantap.
"Apa kau membencinya?"
"Ya"
Mereka sampai di dekat tumpukan peti pistol. Kemudian Yoon ssaem berbalik. "Kalau begitu kau harus siap menjalani latihan berat dariku. Bukan hanya bagaimana cara menembak, tapi aku juga akan melatihmu taekwondo"
"Aku siap" ucap Sumin. Dalam hati ia sangat senang karena ia tidak hanya akan berguna dalam pertarungan jarak jauh saja, tetapi juga jarak dekat.
"Kalau begitu aku ingin kau berlari mengelilingi lapangan ini 1 putaran saja"
Sumin langsung memicingkan mata. Berusaha melihat ujung terjauh arena latihan itu. Tapi tidak terlihat. Selain karena tertutup benda-benda latihan vampir lain, sepertinya arena ini luas sekali.
"Dan ingat, jangan berteleportasi. Kau benar-benar harus berlari. Aku akan tahu jika kau melakukan teleportasi" lanjut Yoon ssaem.
Sumin mengangguk. "Aku mengerti" kemudian gadis itu berjongkok untuk mengambil ancang-ancang.
"Siap, mulai"
Dan Suminpun mulai berlari memutari arena latihan itu. Dia berlari di garis luar arena, tepat menyusuri tembok.
Entah mengapa, berlari seperti ini membuatnya merasa bebas. Seolah semua beban pikirannya menguap entah kemana. Yang ada di otaknya hanyalah berlari menerjang angin malam.
Bahkan meskipun hanya obor yang menerangi arena itu, Sumin tidak merasa kesulitan melihat jalur lintasannya.
Gadis itu mulai tertawa. Hanya dengan berlari ternyata ia bisa merasa sedikit bahagia.
Tapi kemudian ia merasakan tatapan-tatapan aneh dari banyak pasang mata. Para vampir yang sedang berlatih disana segera menghentikan aktivitas mereka lantas menatap Sumin dengan pandangan meremehkan, jijik, sinis, dan banyak lagi.
Sambil menggertakkan rahang, Sumin berusaha untuk tidak memperdulikan mereka. Meskipun ia sudah diampuni, ternyata para vampir itu masih tidak menyukainya.
Sumin berusaha fokus untuk berlari, berfikir bahwa dengan ini entah bagaimana bisa menyelamatkan Jimin.
Hal itu ternyata membuatnya semakin bersemangat. Ia kembali tertawa dan menambah kecepatannya. Masa bodoh jika mereka pikir bahwa ia gila.
Hingga sampailah Sumin pada tempat startnya. Yoon ssaem masih menunggunya disana dengan tangan terlipat di dada.
Sumin membungkuk, menumpukan tangannya pada lutut. Nafasnya berantakan tapi ia juga senang karena ternyata ia sanggup memutari arena yang sangat amat luas itu. Jika ia bukan separuh vampir, ia ragu bisa melakukannya.
"Kau benar-benar tidak berteleportasi. Aku salut padamu" ucap namja Yoon itu.
Sumin bahkan tidak terpikirkan untuk melakukan itu saat berlari tadi.
"Sekarang ayo kita melakukan peregangan" lanjut beliau.
Dan merekapun melakukan peregangan sebelum Yoon ssaem mengajarkan ilmu taekwondo pada Sumin.
???? Black Roses ????
Gelap malam perlahan menghilang. Semburat merah dari ufuk timur mulai terlihat. Arena latihan itu juga perlahan menjadi sepi.
Setelah melakukan pendinginan, Sumin dan Yoon ssaem meminum sebotol air mineral sambil duduk diatas peti senjata.
"Besok datanglah di jam yang sama. Aku menunggumu disini" ucap Yoon ssaem.
"Nde" jawab Sumin sambil mengangguk.
"Sekarang pulanglah dan tidur. Aku ingin kau segar besok malam"
Sumin berdiri lantas membungkuk pada guru barunya itu. "Terima kasih ssaem. Jaljayo"
"Jalja" jawab beliau sambil mengangguk.
Suminpun langsung berteleportasi ke walking closetnya. Ia berniat untuk langsung mandi kemudian tidur. Ia benar-benar merasa lelah.
???? Black Roses ????
Porsi latihan Sumin semakin hari semakin berat. Hal ini juga dirasakan oleh semua vampir.
Taehyung yang sudah menemukan kekuatannya juga langsung tertidur setiap pulang ke mansion. Namja kelewat tampan itu ternyata adalah seorang magnetron. Ia adalah vampir yang bisa memanipulasi medan magnet. Sama seperti Namjoon dan Seokjin.
Kim ssaem bilang Taehyung sangat pekerja keras. Dia tidak akan berhenti berlatih jika rona merah fajar belum terlihat.
Sementara itu selama beberapa minggu ini, Sumin sudah menguasai beberapa teknik taekwondo. Ia juga sudah bisa menggunakan pistol dengan baik. Sekarang ia sedang belajar cara memanah.
Yoon ssaem bilang, Raja Vampir ingin segera menyerang organisasi vampir hunter dan menyelamatkan anaknya. Maka semua vampir harus mempersiapkan diri untuk hal itu.
Sumin jadi tidak sabar untuk segera bertemu dengan Inha dan mengadu kekuatannya. Apakah ia harus menembaknya seperti yang telah Inha lakukan pada istri Seokjin?
Bukankah itu setimpal?
Sumin terus memikirkan hal itu setelah latihan. Ia berjalan mengelilingi mansion tanpa arah sambil melamun.
Hingga sampailah ia pada ruang keluarga mansion itu. Terlihat Taehyung yang terbaring di sofa hitam dan Yoongi berjongkok di sampingnya.
Saat Sumin mendekat, ia melihat wajah dan sekujur tubuh Taehyung babak belur. Dan Yoongi seperti berusaha menyembuhkannya. "Kau kenapa?" tanya Sumin.
"Oh hai Sumin ah" sapa Taehyung yang hanya bisa melirik Sumin. Sepertinya ia tidak boleh terlalu banyak bergerak.
"Aku berlatih tanding dengan Kim Soochul tadi. Ia menggunakan kaca, sedangkan aku menggunakan lempengan besi. Dia memang berhasil melukaiku, tapi aku tanpa sengaja malah memotong jari tangannya" ceritanya dengan cengiran bodoh.
"Oh kupikir kau sengaja" ucap Yoongi yang masih menyembuhkan luka di tangan Taehyung.
"Yah, kurasa aku memang sengaja" Jawab namja kelewat tampan itu masih dengan cengiran yang sama.
"Apakah lukanya parah, oppa?" tanya Sumin yang berjalan semakin mendekat.
"Tidak. Hanya luka sayat saja" jawab Yoongi. "Ah ya separuh vampir, bisa tolong kau nyalakan perapiannya?"
Sumin langsung menatap perapian. Ada tumpukan kayu bakar di dekat sana. "Oke"
"Pematiknya ada di atas meja samping televisi" lanjut Yoongi.
Suminpun berjalan ke arah meja yang dimaksud. Tapi saat melewati televisi, tiba-tiba benda itu menyala.
Suara siaran televisi mengalihkan atensi mereka bertiga.
"Apa kau menghidupkan televisinya, Sumin?" tanya Taehyung.
Sumin menggeleng. "Tidak. Kupikir kau yang menyalakannya"
"Remotenya bahkan ada di atas meja" ucap Taehyung. Kemudian seolah tersadar, ia terbelalak. "Lalu siapa yang menyalakan televisinya jika remotenya masih tetap berada disana?"
Yoongi tiba-tiba berdiri dengan wajah horor. "Apa kau baru saja melewati televisi itu?"
Sumin mengangguk.
"Elektrikon" kata Yoongi.
TBC
Kalo kalian jadi vampir kayak mereka, kalian pingin punya kekuatan yg kayak gimana? ????
With love, Astralian ????