Read More >>"> Black Roses (35) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Black Roses
MENU
About Us  

Sumin sungguh tidak menyangka bahwa orang yang membunuh istri Seokjin adalah sahabatnya sendiri, Choi Inha.

Membayangkan sahabat konyolnya itu memegang senjata saja Sumin tidak percaya, apalagi membunuh orang.

Sumin seolah sudah tidak mengenal gadis Choi itu lagi.

Kemana Inha yang penuh kasih sayang dulu?

Kenapa ia berubah menjadi mesin pembunuh berdarah dingin?

Lagipula, istri Seokjin adalah manusia, lalu kenapa Inha membunuh seorang manusia?

Bukankah dia seorang vampire hunter? Harusnya yang ia bunuh adalah Seokjin yang dulunya adalah seorang vampir.

Seperti itulah pikiran yang berputar di otak Sumin. Sementara itu tubuhnya sangat tegang dengan mata terbelalak ngeri dan mulut sedikit terbuka.

"Kau boleh membalaskan dendammu. Tapi agar lebih jelas, tolong bagi ingatanmu dengan kami" ucapan menggelegar Sang raja membuyarkan lamunan Sumin.

Kim Seokjin mengangguk. Kemudian ia mengikuti Han Youngwoo keluar aula untuk membagi ingatannya tentang kejadian kemarin.

"Sementara menunggu Kim Seokjin ssi, mari kita membahas hal lain. Kim Taehyung dan Jung Hoseok, kemarilah" panggil Sang raja.

Kedua manusia itu segera menghadap Sang raja vampir. Membuat Sumin bertanya-tanya apa masalah kedua namja kelewat tampan itu.

Tapi belum sampai mereka berdiri di hadapan Sang raja, Jung Hoseok tiba-tiba jatuh berlutut sambil memegangi lehernya. Ia terlihat sangat kesakitan.

Taehyung berjongkok disamping Hoseok sambil mengguncangkan tubuh namja itu dengan panik. "Kau kenapa hyung?"

"Kim Taehyung, jauhi dia" perintah pemimpin kaum vampir itu.

Taehyung menoleh, "Tapi dia terlihat sangat kesakitan"

"Dia bukan Jung Hoseok yang asli. Dia adalah anggota organisasi vampire hunter" ucap Raja dengan tenang.

Semuanya terbelalak kaget. Hanya para dewan vampir yang terlihat biasa-biasa saja. "Penjaga, tangkap dia" teriak seorang dewan vampir bersurai silver.

Dua orang penjaga segera menyeret si penyaru Jung Hoseok yang masih memegangi tenggorokannya. Dan dewan vampir bersurai orange segera mengikuti mereka.

Wajah semua vampir terlihat tegang menatap kepergian tahanan baru itu.

"Lalu dimana Jung Hoseok yang asli?" tanya seorang Dewan Vampir bersurai pink.

"Kita akan tahu setelah menggeledah pikirannya" jawab sang raja.

Tiba-tiba Kim Namjoon sudah berteleportasi di hadapan sang raja. Kemudian ia segera berlutut. "Silahkan hukum aku, Yang Mulia. Ini salahku. Aku tidak bisa membedakan Jung Hoseok yang asli dan yang palsu. Aku telah membiarkan seorang penyusup memasuki daerah kekuasaan kaum vampir"

"Berdiri" titah Sang raja.

Namjoon menurut. Tapi ia masih saja menundukkan kepala.

"Kau bukan seorang vampir pembisik. Tentu saja kau tidak tahu bahwa dia adalah Jung Hoseok palsu. Bahkan Jeon Jungkook juga hanya mendengar secara lirih saja isi pikirannya. Penyamarannya terlalu sempurna" jelas sang raja yang membuat semua vampir menatap Jungkook.

"Jungkook?" tanya Namjoon tak percaya.

Pemimpin kaum vampir itu mengangguk. "Dia memberitahuku saat aku masih berbicara dengan Seokjin. Kemudian aku membungkam penyusup itu saat ia berjalan kemari" jelas beliau. "Aku ucapkan terima kasih banyak untukmu, Jeon Jungkook ssi"

Bersamaan dengan itu, seluruh vampir memberi uplause sambil menatap Jungkook dengan kagum.

Namja bergigi kelinci itupun berdiri lantas membungkuk sopan.

Setelah itu suara dehaman menghentikan suara uplause. "Kau tidak akan dihukum, Kim Namjoon. Ini bukan salahmu. Silahkan kembali ke tempatmu" lanjut Sang raja.

Namja berdimples itu langsung membungkuk dalam sambil menggumam, "Terima kasih Yang Mulia" lalu iapun berteleportasi kembali ke kursinya.

"Permisi Yang Mulia" seorang santinel berwajah garang tiba-tiba muncul di ambang pintu aula. "Penyusup itu sudah berada di dalam penjara batu hening dan dijaga oleh seorang santinel pembungkam. Kami menunggu perintah selanjutnya"

Sang rajapun mengangguk. Kemudian beliau menatap Jungkook. "Jeon Jungkook ssi, geledah pikiran penyusup itu"

Awalnya Jungkook terlihat terkejut. Tapi kemudian ia bangkit, "Suatu kehormatan bagi saya, Yang Mulia"

Sebelum melangkah keluar aula, namja Jeon itu sempat melemparkan senyum tipis pada Sumin.

"Kim Taehyung ssi, kemarilah" panggil Raja Vampir.

Taehyungpun menurut.

"Kau memiliki darah vampir di dalam tubuhmu, Taehyung ssi" ucap namja bersurai coklat madu itu.

Taehyung terbelalak kaget. "Benarkah?"

"Ibumu adalah seorang Bangsawan Vampir dari klan Kim. Kemudian ia bertemu dengan belahan hatinya dan memutuskan untuk menjadi manusia. Tapi ibumu meninggal saat melahirkanmu, sedangkan ayahmu mati karena kecelakaan. Oleh sebab itu aku menugaskan Park Jimin dan Jeon Jungkook untuk menjagamu" Sang raja vampir melanjutkan penjelasannya.

Namja Kim itu terlihat termenung mendengar informasi baru tentang dirinya sendiri.

"Dengan adanya penyerangan di restoran Seokjin kemarin, aku meminta Jungkook untuk membawamu kemari. Karena aku khawatir, para vampire hunter itu tahu bahwa kau adalah keturunan vampir, dan kemudian membunuhmu"

Taehyung langsung bergidik ngeri.

"Aku tidak memaksamu untuk berubah menjadi vampir seperti kami, tapi aku memaksamu untuk tinggal disini"

Namja kelewat tampan itu mengangguk. "Jika ada perang di depan mata, aku pasti akan ikut serta. Eommaku pasti vampir yang hebat kan? Maka aku akan berusaha untuk menjadi sehebat dia"

"Jadi kau ingin menjadi vampir?"

"Ya" jawab Taehyung dengan yakin.

"Berlututlah" perintah Raja sambil mendekati Taehyung.

Taehyungpun berlutut. Tiba-tiba seorang Dewan Vampir berambut putih-hijau muncul disamping Sang raja dengan membawa nampan berisi setangkai bunga mawar pink dan sebilah pisau yang indah.

Kemudian ada 10 Dewan Vampir lain yang berdiri mengelilingi Taehyung, Sang raja dan yeoja vampir berambut putih-hijau. Kesepuluh orang itu saling mengaitkan tangannya, membuat Taehyung terbengong-bengong.

Semua vampir ikut berdiri. Suminpun mengikuti meskipun ia tidak tahu untuk apa. Setelah itu semua vampir mulai bernyanyi dengan nada tinggi. Tapi Sumin tidak mengikuti karena ia tidak tahu lagu tersebut. Hanya saja feelingnya mengatakan bahwa itu adalah sebuah lagu ritual.

Sang raja mengambil bunga mawar pink diatas nampan kemudian memberikannya pada Taehyung. "Makanlah 5 kelopak saja"

Namja manusia itu menerima bunga tersebut dengan ragu lalu mencabut 5 kelopak paling besar dan memakannya juga dengan ragu.

Sementara itu suara nyanyian terdengar semakin tinggi, mengiringi ritual pengubahan manusia menjadi vampir.

Sang raja segera mengambil pisau di nampan dan menggoreskannya pada telapak tangannya. Darah murni vampirpun mengalir deras.

Raja berparas kelewat tampan itu mengangkat dagu Taehyung dengan tangannya yang lain dan membuka paksa mulut namja Kim itu.

Taehyung yang masih mengunyah 2 kelopak terakhir terpaksa membuka mulut. Kemudian tetesan darah dari tangan Sang raja memasuki indra pengecapnya.

Rasa aneh kelopak bunga mawarpun tercampur dengan rasa besi darah.

"Telan" perintah raja vampir.

Taehyung menurut. Dia menelan kelopak mawar yang baru setengah terkunyah bersamaan dengan darah Sang raja.

Tetes demi tetes darah Sang raja mengalir melewati tenggorokan Taehyung bersamaan nyanyian ritual yang semakin melengking.

Hingga perlahan iris mata Taehyung yang awalnya berwarna coklat berubah menjadi merah.

Dengan lengkingan tinggi terakhir, nyanyian itu selesai. Dan Sang raja juga menarik kembali tangannya. "Selamat datang, Kim Taehyung. Kau seorang vampir sekarang"

"Terima kasih Yang Mulia" ucap Taehyung sambil menunduk dalam.

Kesepuluh Dewan Vampir yang mengelilingi merekapun berteleportasi kembali ke tempat masing-masing.

Sementara itu yeoja bersurai putih-hijau disamping Sang raja segera menyembuhkan telapak tangan raja hingga terlihat mulus kembali.

"Kim Taehyung ssi, mulai sekarang kau akan tinggal di mansion Kim Namjoon dan akan mulai berlatih bersama Baek Sumin"

"Saya mengerti"

"Kau boleh kembali ke kursimu"

Setelah menyerahkan kembali setangkai bunga mawar pink sisa ritual tadi, Taehyungpun membungkuk sopan pada Sang raja dan kembali ke kursinya disamping Sumin.

"Selamat datang" sambut Yoongi, Namjoon, dan Sumin bersamaan.

Namja yang baru saja menjadi vampir itu membalasnya dengan senyuman lebar. "Gomawo"

"Sambil menunggu laporan dari para pembisik, silahkan nikmati hidangannya" ucap Sang raja yang sudah duduk di singgasana batu hitam.

Tiba-tiba muncul sebuah meja panjang didepan setiap deretan kursi. Kemudian piring-piring berisi berbagai macam makanan terbang dari luar aula dan mendarat mulus diatas meja.

Disusul kemudian teko-teko berbentuk elegan dan gelas-gelas piala.

Sumin dan Taehyung ternganga takjub melihatnya. "Apakah ini sihir?" bisik Taehyung.

"Bukan. Ini kekuatan para telky" jawab Yoongi yang langsung menyambar teko dan menuangkan isinya pada gelas piala. Darah merah kentalpun tertuang ke gelas. Yoongie segera meminumnya hingga habis.

"Telky?" tanya Taehyung tidak paham.

"Telekinesis?" tebak Sumin.

Yoongi hanya mengangguk.

"Lalu bagaimana dengan meja-meja ini? Terlihat seperti muncul dari lantai" tanya gadis separuh vampir itu.

"Itu kekuatan vampir tanah. Mereka bisa membuat apa saja dari tanah dan batu" jelas Namjoon yang memilih-milih buah.

Sumin dan Taehyung mengangguk-angguk mengerti kemudian mulai memilih makanan apa yang akan mereka makan.

"Woah ternyata darah tidak buruk juga" ucap Taehyung yang mencicipi segelas darah.

"Itu akan menjadi makanan favorite mu beberapa hari lagi" tebak Yoongi.

Namja tampan itu tertawa renyah. "Kurasa begitu"

Sementara itu si separuh vampir memakan pai buah. Entah kenapa ia merasa sangat lapar. Membuatnya bertanya-tanya kapankah terakhir kali dia makan?

Beberapa saat kemudian, Han Youngwoo memasuki aula bersama Seokjin. Merekapun menempatkan diri di kanan depan aula.

"Saudaraku kaum Vampir, mari kita lihat kejadian apa yang menimpa Seokjin kemarin" suara menggelegar milik pemimpin vampir itu membuat semua vampir meletakkan makanannya dan mengalihkan atensi mereka pada Seokjin.

Han Youngwoopun mengulurkan tangannya pada tembok di belakang singgasana raja. Ia akan menunjukkan visi ingatan Seokjin pada seluruh vampir.

Kemudian sebuah gambaran mulai muncul.

Restoran yang berada di atap gedung itu terlihat lebih menakjubkan dari biasanya.

Meskipun ada banyak lampu disana, tapi tidak ada satupun yang menyala. Hanya Sang bulanlah yang menerangi restoran mewah itu.

Lilin-lilin kecil diatas meja membuat suasana semakin romantis. Semilir angin malam membawa bau bunga-bunga yang tersebar di sana.

Seokjin sedang bercakap-cakap dengan kepala chef nya. Mengatur hidangan special untuk malam yang special itu.

Tiba-tiba ada seseorang yang melingkarkan lengan di pinggangnya. Membuat Seokjin terkejut dan langsung menoleh.

Wajah cantik istrinya yang menempel dipunggungnya.

"Kau mengagetkanku sayang" ucap Seokjin disertai tawa. Kemudian ia mengusap tangan istrinya yang melingkar erat dipinggangnya.

Istrinya terkikik geli. "Aku merindukanmu, tapi sepertinya kau sangat sibuk"

"Yah, ada banyak sekali pelanggan malam ini, sayang" ucap Seokjin sambil mengamati para pelanggannya.

Tapi istrinya tidak lagi menjawab.

"Sayang?" panggil Seokjin sambil menoleh lagi.

Matanya bertemu dengan netra coklat istrinya yang terbelalak ngeri. "Oppa" panggilnya dengan tersenggal.

Seokjin langsung panik, "Apa kau baik-baik saja?"

Darah yang keluar dari mulut istrinya menjawab bahwa yeoja itu tidak baik-baik saja.

Seokjin langsung berbalik. Kemudian ia melihat seorang yeoja berperawakan kecil yang membidik ke arah istrinya.

Tapi begitu melihat Seokjin, gadis itu langsung menurunkan senapannya.

Seokjin semakin panik dan meraba punggung istrinya tanpa melepas tautan tangan mereka.

Dan benarlah bahwa istrinya ditembak di punggung kirinya. Tepat di jantung yang membuat pendarahannya sangat deras.

Seokjin langsung menjerit histeris dan memeluk tubuh istrinya dari belakang. Berharap bahwa tubuhnya sanggup menghentikan pendarahan.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras. Seokjin menoleh dan melihat seorang namja tinggi yang tubuhnya meledak berkeping-keping.

Darah dan seluruh organ namja itu terlempar kemana-mana.

"Choi Inha, mundur! Kita tidak bisa memenangkan ini" teriak sebuah suara yang berasal dari pintu.

Gadis yang menembak istri Seokjin itu langsung menuruti perintah. Ia berlari menuju pintu keluar restoran.

Yoongi tiba-tiba muncul dihadapan Seokjin. "Apa kau baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa tapi istriku..." namja tampan itu tercekat. Ia tidak bisa melanjutkan perkataannya.

"Biarkan aku memeriksanya" pinta Yoongi yang kemudian menggigit bibir.

Dengan tidak rela, Seokjin melepas pelukan pada istrinya yang sudah lemas. Perlahan Seokjin berjongkok hingga duduk dilantai. Kepala istrinya diletakkan di pahanya.

Kemudian Yoongi mulai memeriksa luka tembak dipunggung yeoja itu. "Ajak dia bicara"

"Sayang? Kau dengar aku?" tanya Seokjin sambil memandang wajah cantik istrinya.

Tapi tidak ada jawaban apapun.

"Sayang?" panggil Seokjin lebih keras.

Tetap tidak ada jawaban. Bahkan mata yeoja itu yang setengah tertutup tidak bergetar sama sekali.

"Yoongi, dia tidak menjawab!" seru Seokjin semakin panik.

Meninggalkan luka tembak, Yoongi segera meraih pergelangan tangan yeoja itu dan memeriksa nadinya.

Bibir Yoongi bergetar. "Dia sudah pergi. Maafkan aku"

Tangisan Seokjin semakin menjadi-jadi. "Tidak! Jangan pergi! Kumohon sayang, jawab aku!!" teriaknya sambil mengguncangkan mayat istrinya.

Dengan itu, gambaran visi Seokjin berakhir. Semua orang terlihat berduka, terutama Seokjin yang terus mengusap air matanya.

Tiba-tiba Yoongi sudah berlutut dihadapan Sang raja. "Maafkan keterlambatan saya. Jika saja saya datang lebih awal, Kim Minkyung ssi pasti bisa diselamatkan"

"Meminta maaflah pada Seokjin" ucap Raja yang menatap namja manusia itu.

Seokjin segera berlutut di depan Yoongi dan membantu namja vampir itu berdiri. "Bukan salahmu. Mungkin sasaran Choi Inha sebenarnya adalah aku. Tapi Minkyung tiba-tiba datang" ucapnya sambil tersenyum sedih.

"Lagipula kau juga sudah membunuh salah satu dari mereka. Itu impas" lanjut namja manusia itu.

"Kau boleh menghukumku" ucap Yoongi.

Tapi Seokjin menggeleng masih dengan senyuman. "Aku tidak akan melakukan hal itu. Asalkan kau membantuku untuk mencari gadis Choi itu dan membunuhnya"

Yoongi mengangguk. "Pasti"

"Izinkan aku membantumu juga, oppa" teriak Sumin dari kursinya.

Semua vampir menatap Sumin dengan kaget. Karena seluruh vampirpun tahu bahwa gadis yang membunuh istri Seokjin adalah sahabat Sumin.

Tapi yeoja separuh vampir itu malah berjalan kearah Seokjin. "Akupun juga ingin memberi pelajaran pada sahabatku tersayang itu"

Entah sejak kapan niatan itu muncul, Sumin juga tidak tahu. Bahkan ia juga tidak tahu bahwa di dasar hatinya, Sumin sepenuhnya menyalahkan sahabatnya itu.

Sahabatnya itu tega memanfaatkan dendamnya untuk menunaikan tugasnya membunuh Jimin.

Apalagi mengingat Inha yang dengan tega berkali-kali mencelakainya, entah kenapa Sumin juga ingin membuat gadis itu menderita.

Apakah sebenarnya Sumin merasa dendam terhadap sahabatnya sendiri?

TBC

Menurut kalian, salah ga Sumin punya niatan kayak gitu ke Inha?

 

 

With love, Astralian ????

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
TRAUMA
97      86     0     
Romance
"Menurut arti namaku, aku adalah seorang pemenang..akan ku dapatkan hatimu meskipun harus menunggu bertahun lamanya" -Bardy "Pergilah! Jangan buang waktumu pada tanaman Yang sudah layu" -Bellova
Alfazair Dan Alkana
242      196     0     
Romance
Ini hanyalah kisah dari remaja SMA yang suka bilang "Cieee Cieee," kalau lagi ada teman sekelasnya deket. Hanya ada konflik ringan, konflik yang memang pernah terjadi ketika SMA. Alkana tak menyangka, bahwa dirinya akan terjebak didalam sebuah perasaan karena awalnya dia hanya bermain Riddle bersama teman laki-laki dikelasnya. Berawal dari Alkana yang sering kali memberi pertanyaan t...
Junet in Book
3012      1121     7     
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran. -Notifikasi grup kelas- Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun." Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...
Like a Dandelion
2614      915     2     
Romance
Berawal dari kotak kayu penuh kenangan. Adel yang tengah terlarut dengan kehidupannya saat ini harus kembali memutar ulang memori lamanya. Terdorong dalam imaji waktu yang berputar ke belakang. Membuatnya merasakan kembali memori indah SMA. Bertemu dengan seseorang dengan sikap yang berbanding terbalik dengannya. Dan merasakan peliknya sebuah hubungan. Tak pernah terbesit sebelumnya di piki...
Ręver
6148      1769     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
Beach love story telling
2758      1397     5     
Romance
"Kau harus tau hatiku sama seperti batu karang. Tak peduli seberapa keras ombak menerjang batu karang, ia tetap berdiri kokoh. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Aku akan tetap pada prinsipku." -............ "Jika kau batu karang maka aku akan menjadi ombak. Tak peduli seberapa keras batu karang, ombak akan terus menerjang sampai batu karang terkikis. Aku yakin bisa melulu...
Sherwin
349      231     2     
Romance
Aku mencintaimu kemarin, hari ini, besok, dan selamanya
Haruskah Ku Mati
33850      5328     65     
Romance
Ini adalah kisah nyata perjalanan cintaku. Sejak kecil aku mengenal lelaki itu. Nama lelaki itu Aim. Tubuhnya tinggi, kurus, kulitnya putih dan wajahnya tampan. Dia sudah menjadi temanku sejak kecil. Diam-diam ternyata dia menyukaiku. Berawal dari cinta masa kecil yang terbawa sampai kami dewasa. Lelaki yang awalnya terlihat pendiam, kaku, gak punya banyak teman, dan cuek. Ternyata seiring berjal...
ADITYA DAN RA
16710      2762     4     
Fan Fiction
jika semua orang dapat hidup setara, mungkin dinamika yang mengatasnamakan perselisihan tidak akan mungkin pernah terjadi. Dira, Adit, Marvin, Dita Mulailah lihat sahabatmu. Apakah kalian sama? Apakah tingkat kecerdasan kalian sama? Apakah dunia kalian sama? Apakah kebutuhan kalian sama? Apakah waktu lenggang kalian sama? Atau krisis ekonomi kalian sama? Tentu tidak...
The Soul Of White Glass
431      312     0     
Short Story
Jika aku sudah berjalan, maka aku ingin kembali ke tempat dimana aku sekarang. Bukan hancur tak sengaja