Loading...
Logo TinLit
Read Story - Black Roses
MENU
About Us  

Sumin terbangun di sebuah ranjang besi dalam ruangan berdinding kelabu.

Ranjang itulah satu-satunya benda yang ada.

Gadis itu mencoba duduk. Tapi tubuhnya terlalu lemas. Dan persendiannya terasa nyeri. Jadi ia memutuskan untuk berbaring saja dulu.

Sambil menatap langit-langit ruangan, pikirannya melayang.

Ingatannya tentang hari kemarin terasa sangat samar. Ia ingat bahwa kemarin lusapun ia bangun dalam ruangan itu. Tapi tidak ada apapun dalam selnya.

Lalu kenapa sekarang ia bangun diatas ranjang? Feelingnya mengatakan bahwa hal itu ada hubungannya dengan kejadian kemarin.

Tapi kejadian apa?

Sumin sama sekali tidak ingat.

Apakah itu juga berhubungan dengan tubuhnya yang terasa sangat lelah? Mungkin.

Semakin lama matanya terasa semakin berat hingga iapun jatuh tertidur lagi.

???? Black Roses ????

Sumin terbangun karena suara kunci pintu selnya. Dengan was-was, gadis itu duduk. "Siapa disana?"

Tapi suara yang keluar dari tenggorokannya sangat kecil dan serak. Dia berdeham untuk membersihkan tenggorokannya.

Kemudian gadis itu kembali bertanya, "Siapa disana?"

Pintu sel yang terbukalah jawabannya. Dua orang namja berseragam hitam memasuki sel Sumin.

Yang bertubuh tinggi mendekati Sumin sambil membawa borgol. Tanpa berkata apapun, ia membuat gestur meminta.

Dengan sangat pasrah, Sumin menyodorkan kedua tangannya. Dan santinel itu segera memborgol tangan Sumin.

Suara klik sempurna dari borgol membuat Sumin sadar sepenuhnya bahwa kini dia adalah seorang tahanan.

"Ikut kami" ucap santinel satunya yang berdiri diambang pintu.

Dengan perlahan Sumin turun dari ranjang dan berjalan menghampiri santinel yang lebih pendek.

Suminpun digiring melewati lorong penjara. Ia berada diantara santinel pendek yang berjalan di depan dan santinel jangkung yang berjalan di belakangnya.

Penjara itu terasa sepi. Tapi Sumin yakin, dibalik sel-sel yang ia lewati, pasti ada seorang tahanan yang meringkuk meratapi nasibnya.

Lalu bagaimana dengan nasibnya sendiri?

Apakah sekarang ia sedang menuju pada gantungan eksekusi?

Pada kematiannya?

Gadis itu menunduk. Ia masih memakai pakaian yang ia beli bersama Jungkook beberapa malam lalu. Meskipun pakaiannya sekarang sudah jauh dari kata bersih. Bahkan ia juga masih memakai sepatu yang dipilihkan namja itu untuknya.

Memikirkan Jungkook yang selalu bersikap baik padanya, malah membuat Sumin menitikkan air mata.

Padahal Sumin sudah membunuh orang yang berharga bagi Jungkook. Tapi namja itu masih tetap memperlakukannya dengan baik.

Sumin sungguh ingin mengucapkan maaf sekali lagi padanya sebelum dieksekusi.

Tiba-tiba lorong penjara itu habis. Digantikan oleh tangga menanjak. Dan di anak tangga terbawah, ada 3 orang yeoja kelewat cantik yang menunggu mereka.

Santinel yang berada di depan Sumin berhenti di hadapan ketiga yeoja itu. "Silahkan" ucapnya sambil mendorong Sumin ke arah mereka.

Sumin terhuyung. Tapi yeoja bersurai pink segera menangkap lengannya. "Kajja" ucapnya sambil menarik Sumin menaiki tangga.

Otak Sumin seolah dipenuhi sarang laba-laba. Ia tidak mengerti kenapa para santinel tadi menyerahkan dirinya pada yeoja-yeoja bersurai warna-warni ini. "Kalian akan membawaku kemana?" tanya Sumin memberanikan diri.

"Kami akan membuatmu layak tampil dihadapan seluruh vampir" jawab yeoja bersurai putih-hijau yang berjalan di belakangnya.

Baek Sumin langsung bergidik ngeri memikirkan jawaban gadis di belakangnya itu.

Mungkinkah maksudnya adalah ia akan dieksekusi dengan disaksikan oleh seluruh vampir?

Sumin menggigit bibir bawahnya kuat-kuat untuk mencegah tangisnya pecah.

Merekapun sampai diujung tangga, kemudian melanjutkan perjalanan di lorong yang sangat luas.

Tapi tiba-tiba gadis berambut hitam-biru di depannya itu berbelok ke sebuah pintu yang terbuka.

Mereka memasuki ruangan itu masih dalam keheningan.

Ruangan itu seperti kamar seorang putri yang didominasi warna putih dan pink. Semua perabotannya terbuat dari emas, perak, dan kayu mahoni. Sangat elegan.

Gadis bersurai pink yang sejak tadi memegangi tangannya, langsung menyeretnya ke sebuah pintu kayu di sudut.

Sesuai dugaan Sumin, itu adalah kamar mandi yang sangat mewah.

"Mandilah" ucap gadis itu sambil melepas borgol Sumin. "Jangan coba-coba untuk kabur, karena bangunan ini akan membingungkanmu jika kau memiliki niatan seperti itu sedikit saja" iapun mendorong Sumin ke dalam kotak shower. "Aku akan menyiapkan pakaian yang pantas untukmu"

Kemudian yeoja bermata kelewat sipit itu pergi meninggalkan Sumin sendiri.

Dengan perlahan, Sumin melepas pakaiannya dan mandi. Ia mengerti peringatan yang dikatakan yeoja vampir tadi. Sumin pernah membaca di buku dongeng tentang penjara yang akan menyesatkan siapapun orang disana yang berniat ingin kabur. Mereka akan berputar-putar dalam bangunan itu tanpa bisa menemukan jalan keluar.

Awalnya Sumin merasa ragu untuk memakai shampo dan sabun yang ada disana. Tapi kemudian ia pakai saja. Toh ini mungkin akan menjadi mandinya yang terakhir.

Selesai mandi, Sumin memakai bathrobe. Masa bodoh juga siapa pemiliknya. Sambil menggosok rambutnya dengan handuk, ia keluar dari kamar mandi.

Ketiga yeoja vampir itu sedang duduk bersantai di sofa. Saat melihat Sumin datang, yeoja berambut putih-hijau segera bangkit. "Kemarilah"

Sumin menurut. Ia duduk di kursi rias. Kemudian yeoja berpipi chubby itu menggengam tangan Sumin.

Sensasi menggelitik menjalar dari tangannya dan menyebar ke seluruh tubuh. Perlahan rasa lelah Sumin menghilang. Dan iapun menyadari bahwa gadis yang sedang menggenggamnya ini adalah seorang vampir penyembuh.

Tiba-tiba yeoja bersurai hitam-ungu menyisir rambutnya. Kemudian membuat kepangan kecil di kedua sisi kepala Sumin. Setelah itu rambut Sumin di ikat tinggi bersama kedua kepangan itu.

Saat vampir berkekuatan healing itu selesai, Sumin benar-benar merasa sehat.

Tapi apa gunanya jika akhirnya ia akan digantung?

Kemudian yeoja berambut pink mendongakkan dagu Sumin dan mulai membubuhan bedak, eyeliner, lipstick, dan kosmetik lain.

Beberapa saat kemudian, mereka semua selesai dan menyuruh Sumin untuk ganti baju di kamar mandi.

Ia mendapat high heels, celana jins, dan kaos baru yang kesemuanya berwarna hitam.

Sumin pikir ia akan diborgol lagi saat akan keluar dari kamar mewah itu. Tapi ternyata tidak. Ketiga yeoja vampir itu kembali menggiringnya melewati lorong dan tanjakan rumit hingga ia sampai pada ruangan samping aula.

Dari aula, terdengar suara menggelegar disertai suara kasak-kusuk ribuan orang.

"-makhluk yang bukan vampir, tapi bukan pula manusia" ucap suara menggelegar itu.

Sumin tahu bahwa yang dimaksud adalah dirinya.

"Dan sekarang gadis itu sudah berada disini. Baek Sumin" panggil suara itu.

Ketiga yeoja yang mengelilinginya segera menggiring Sumin mamasuki aula, lantas mendorongnya menaiki sebuah podium.

Bersamaan dengan itu, kasak-kusuk para vampir semakin keras. Ada yang memandang Sumin dengan pandangan takjub, ada yang jijik, ada yang ngeri, dan sebagainya.

Tapi Sumin tidak peduli. Mata bulatnya menyisir ruangan, tapi ia tidak menemukan gantungan untuk eksekusinya. Mungkinkah ada di luar bangunan ini?

Yeoja Baek itu malah merasa takjub dengan ruangan besar itu. Aula itu berbentuk persegi panjang dengan banyak sekali tiang penyangga besar yang dililit oleh tanaman merambat.

"Kalian semua sudah melihat visi dari ingatan gadis ini" ucap suara menggelegar itu yang berada di tengah depan aula. Suara itu dihasilkan oleh seorang namja kelewat tampan bersurai coklat madu.

"Jadi hukuman apa yang pantas untuknya?" lanjut namja itu.

Sorak sorai bergemuruh. "Hukum mati!" teriak seorang yeoja dengan pandangan marah. Teriakan-teriakan marah lain menyetujui teriakan yeoja itu.

"Tenang" ucap namja yang sepertinya adalah pemimpin kaum vampir.

Seketika itu seluruh vampir terdiam.

"Kalian juga sudah melihat apa yang terjadi kemarin saat bulan purnama. Dia tersiksa. Dan dia akan terus seperti itu sepanjang hidupnya. Karena iapun tidak bisa mati dengan cara manusia maupun vampir"

Banyak pula vampir yang menggumam setuju dengan pernyataan tersebut.

Sementara itu Sumin terbengong mendengar pernyataan barusan. Jadi kemarin adalah malam bulan purnama? Dan ia tersiksa? Pantas saja tubuh Sumin terasa sangat amat sakit saat bangun tadi.

Ia mencoba menggali ingatannya. Tapi yang ia ingat hanyalah sel penjaranya yang terasa jungkir balik dan akan menimpanya. Juga tentang perutnya yang terasa seperti diaduk-aduk dan panas. Hanya itu.

"Alam telah menentukan hukuman yang pantas untuknya. Hukuman paling menyakitkan tentang delusi rasa bersalahnya disertai kesakitan yang luar biasa. Hukuman apalagi yang paling layak selain digerogoti rasa bersalah selama-lamanya?"

Seluruh vampir bergumam sendiri mendengar itu.

"Tapi sahabatnya adalah seorang vampire hunter. Bisa saja dia adalah mata-mata" ucap seorang namja bersurai hijau panjang dengan sinis.

"Dengan adanya kejadian kemarin, kita tidak bisa mengampuninya begitu saja" dukung seorang yeoja bersurai blonde.

Sumin baru menyadari bahwa di bagian kiri depan aula ada sekumpulan vampir berjubah hitam berwajah angkuh. Para yeoja yang tadi mengurusinya juga duduk disana.

"Baiklah mari kita lihat kesetianmu, Baek Sumin" ucap Sang pemimpin vampir.

Kemudian seorang santinel mendekati Sumin. "Tatap mataku"

Sumin langsung meneguk ludah. Dia tahu apa yang akan dilakukan santinel ini. Tapi hanya inilah satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa ia tidak memihak organisasi sialan itu.

Sumin dan santinel itupun berisatatap, mengunci tatapan masing-masing.

"Baek Sumin, apakah kau adalah anggota organisasi vampire hunter?"

"Tidak" jawab Sumin masih sambil menatap santinel di depannya.

"Apakah kau ingin membunuh kaum vampir?"

"Tidak"

"Apakah kau menyesal telah membunuh Park Jimin?"

"Ya" air mata Sumin langsung mengalir.

"Apakah kau akan membela bangsa vampir dengan seluruh jiwamu?"

Entah mendapat keyakinan dari mana, Sumin menjawab "Ya"

"Dia berkata jujur" ucap santinel yang masih mengunci tatapan Sumin itu.

Seluruh vampir kembali berbisik nyaring.

"Kembalilah ke tempatmu, Han Youngwoo"

Dan santinel itu menurut.

Diam-diam Sumin menghela nafas. Ia bersyukur, santinel bernama Han Youngwoo itu tidak memasuki pikirannya yang membuat kepalanya sangat sakit.

"Kalian semua sudah melihat bahwa gadis ini berada di pihak kita. Lagipula dia tidak boleh mati" Sumin sangat mengenal suara cuek ini.

Meskipun sudah menduganya, tetap saja Sumin terbelalak saat Min Yoongi muncul dari samping aula. Namja itu melemparkan sebuah smirk pada Sumin.

Dan gadis bermata bulat itu langsung membalasnya dengan senyum penuh syukur.

Yoongi menghadap namja pemimpin kaum vampir. "Maaf aku menyelamu, Yang Mulia"

Sang raja mengangguk. "Kau pasti memiliki alasan untuk itu"

"Benar. Aku membawa pembelaan untuk gadis ini"

"Pembelaan macam apa?" tanya seorang Dewan Vampir berwajah garang.

"Kita semua tahu bahwa Jimin berada dalam keadaan dimana ia tidak hidup maupun mati. Tapi selama Sumin berada di penjara 2 hari ini, aku mendapat kesimpulan bahwa hidup Jimin bergantung pada gadis ini"

"Apa maksudmu, Min Yoongi ssi?" tanya yeoja bersurai putih-hijau yang tadi menyembuhkan Sumin.

"Darah gadis ini bercampur dengan racun mawar merah sehingga Jimin tidak mati. Dengan kata lain, darah gadis inilah yang menyelamatkannya. Tapi selama Sumin di penjara, Jimin tidak mengkonsumsi darah gadis ini dan malah membuat organnya semakin lemah"

Seluruh vampir terkesiap, begitu juga dengan Sumin.

"Jika Jimin tidak mendapatkan darah gadis ini, maka bisa dipastikan ia akan mati dengan perlahan" Yoongi mengakhiri penjelasannya.

"Jadi darah gadis itu yang menjaga organ Jimin tetap bekerja?" tanya yeoja berkekuatan sama dengan Yoongi itu.

Namja Min itu mengangguk. "Dengan ini aku membela Baek Sumin agar ia tidak mendapat hukuman dari Dewan Vampir. Karena kita masih membutuhkannya, sedangkan alam sendiri sudah menghukumnya"

Seorang dewan vampir bersurai coklat alami langsung berdiri. "Aku setuju dengan pembelaan itu"

Disusul dengan beberapa Dewan Vampir yang lain. "Aku juga"

"Aku juga"

"Aku setuju"

Kemudian para vampir lain di hadapan Sumin juga segera berdiri menyetujui hal itu.

Sumin merasa terharu. Ia tidak menyangka bahwa para vampir mau mengampuninya. Meskipun ada beberapa vampir yang tetap duduk di kursinya masing-masing, tapi tetap saja lebih banyak vampir yang setuju.

"Gadis ini akan dibebaskan dengan syarat, ia harus menghidupkan kembali Park Jimin dengan cara apapun. Selain itu, dia akan terus berada di bawah pengawasan dua orang santinel. Dan aku menunjuk Min Yoongi sebagai penanggung jawab atas segala perilakunya" putus Sang raja vampir.

"Akan saya laksanakan" jawab Yoongi sambil mengangguk.

"Maafkan aku, Yang Mulia"

Sumin terbelalak mendengar suara itu. Saat ia menoleh ke asal suara, Sumin berusaha menahan diri untuk tidak berlari memeluk namja vampir itu.

Jeon Jungkook datang bersama Kim Namjoon. Kedua namja vampir itu menyunggingkan senyum saat melewati Sumin.

Kemudian mereka berdua berdiri di kedua sisi Yoongi. "Tolong izinkan aku dan Jungkook untuk membantu Yoongi hyung, mengingat tugas kami untuk menjaga Taehyung, Hoseok dan Jin hyung telah selesai"

Namja yang paling berkuasa itu menatap para Dewan Vampir. Mereka semua langsung mengangguk setuju.

"Baiklah aku memberikan tugas itu pada kalian bertiga. Latih dia agar mampu menghadapi para vampire hunter" ucap Sang raja.

"Dilaksanakan" ucap ketiga namja itu dengan serempak.

"Kalian semua silahkan kembali ke tempat duduk kalian. Kita akan membahas hal lainnya"

Jungkook segera menghampiri Sumin dan memeluknya dengan erat. "Syukurlah, noona" bisiknya.

Sumin tak henti-hentinya menggumamkan terima kasih kepada ketiga vampir yang telah membelanya tersebut.

Merekapun berjalan ke arah samping aula yang dinaungi atap yang lebih rendah. Tapi kemudian Sumin melihat tiga orang yang disebutkan Namjoon tadi.

Seokjin, Hoseok, dan Taehyung.

Otak Sumin benar-benar tidak bekerja.

Bukankah Taehyung adalah manusia?

Bahkan Sumin masih ingat bahwa ia tidak boleh mengatakan identitas Jimin dan Jungkook yang sebenarnya pada namja kelewat tampan itu.

Tapi kenapa ia berada disini?

Sumin juga mendengar Namjoon mengatakan bahwa ia, Yoongi, dan Jungkook sudah selesai menjaga Taehyung, Hoseok, dan Seokjin.

Tapi kenapa mereka perlu dijaga?

Siapa mereka?

Ada 4 kursi kosong disekitar mereka. Yoongi duduk disebelah Seokjin, Namjoon disamping Hoseok, dan Jungkook di sebelah kanan Taehyung.

Kim Taehyung terus saja tersenyum pada Sumin. Dan saat Sumin duduk disamping kirinya, Taehyung segera memeluk Sumin. "Senang bertemu denganmu lagi" bisiknya, kemudian melepas pelukan.

Sumin tersenyum. "Aku juga"

"Sudah kuduga kalian benar-benar belahan hati" ucap Seokjin pada Sumin dengan senyum hangat.

"Aku minta maaf telah melakukan hal bodoh pada Jimin" ucap Sumin dengan sendu.

Hoseok menepuk bahu Sumin. "Yang terpenting adalah kau mau bertanggung jawab atas perbuatanmu itu. Kami juga akan membantumu untuk membuat Jimin hidup kembali" hiburnya disertai senyuman ceria.

"Terima kasih" hanya kata itu yang Sumin miliki untuk keenam namja disekelilingnya.

"Ngomong-ngomong, itu benar-benar kartu as yang hebat, Yoongi" ucap Seokjin pada Yoongi di kursi depannya.

"Benar" Jungkook setuju dengan mata berbinar.

"Kalian bermain kartu?" tanya Sumin bingung.

Semuanya terkekeh geli. "Aku akan menunjukkan visinya padamu nanti, noona" jawab Jungkook.

"Baiklah, silahkan kemari, Kim Seokjin" suara menggelegar sang raja menginterupsi percakapan mereka.

Seokjin segera melangkah menghadap raja vampir. "Kim Seokjin menghadap" ucapnya sedikit membungkuk.

"Kami turut berduka cita atas meninggalnya istrimu" ucap sang raja.

Sumin langsung terbelalak. Ia baru mengetahui fakta bahwa namja itu sudah memiliki istri dan sekarang orang terkasihnya tersebut telah mati.

"Terima kasih" jawab namja tinggi itu setelah menggertakkan rahang untuk menahan tangisnya.

"Kau pasti mengingat segala yang terjadi kemarin. Maukah kau membaginya dengan kami semua?"

Dengan mantap, Seokjin menjawab, "Ya. Dan setelah itu, aku memohon dengan sangat agar Yang Mulia mau mengubah aku menjadi vampir kembali. Agar aku bisa menggunakan kekuatanku kembali untuk membalas dendam atas kematian belahan jiwaku"

Sumin, Taehyung, dan Hoseok mengerjap bingung.

Jadi Seokjin dulunya adalah seorang vampir?

Kemudian Sumin ingat bahwa Jungkook pernah menceritakan hal ini saat ia baru saja datang ke mansion.

Jadi Jin hyung yang dimaksud adalah Kim Seokjin pemilik restoran ini?

Sementara Sumin sudah mengerti, Hoseok dan Taehyung masih terbengong-bengong tidak paham. "Apa maksudnya?" bisik mereka.

"Aku akan mengubahmu" ucap Raja vampir itu. "Apakah ada hal lain yang ingin kau sampaikan?"

"Ya. Jika kita berperang dengan organisasi itu nanti, aku meminta agar diijinkan membunuh gadis yang membunuh istriku"

Sang Raja mengangguk. "Sebutkan ciri-cirinya"

"Dia bertubuh kecil dengan rambut sedikit ikal. Dan dia bernama Choi Inha"

Sumin, Jungkook, dan Taehyung terbelalak. Kedua namja itu saling berpandangan. Sedangkan Sumin sudah menegang.

Sahabatnya benar-benar telah menjadi seorang monster pembunuh.

TBC

Komen dong ??






 

 

With love, Astralian ????

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Past or The Future
433      345     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
I'll Be There For You
1216      584     2     
Romance
Memang benar, tidak mudah untuk menyatukan kembali kaca yang telah pecah. Tapi, aku yakin bisa melakukannya. Walau harus melukai diriku sendiri. Ini demi kita, demi sejarah persahabatan yang pernah kita buat bersama.
A & B without C
253      224     0     
Romance
Alfa dan Bella merupakan sepasang mahasiswa di sebuah universitas yang saling menyayangi tanpa mengerti arti sayang itu sendiri.
TRIANGLE
326      209     1     
Romance
Semua berawal dari rasa dendam yang menyebabkan cella ingin menjadi pacarnya. Rasa muak dengan semua kata-katanya. Rasa penasaran dengan seseorang yang bernama Jordan Alexandria. "Apakah sesuatu yang berawal karena paksaan akan berakhir dengan sebuah kekecewaan? Bisakah sella membuatnya menjadi sebuah kebahagiaan?" - Marcella Lintang Aureliantika T R I A N G L E a s t o r ...
Love Never Ends
11290      2347     20     
Romance
Lupakan dan lepaskan
Just a Cosmological Things
898      502     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Salendrina
2349      860     7     
Horror
Salendrina adalah boneka milik seorang siswa bernama Gisella Areta. Dia selalu membawa Boneka Salendrina kemanapun ia pergi, termasuk ke sekolahnya. Sesuatu terjadi kepada Gisella ketika menginjakan kaki di kelas dua SMA. Perempuan itu mati dengan keadaan tanpa kepala di ruang guru. Amat mengenaskan. Tak ada yang tahu pasti penyebab kematian Gisella. Satu tahu berlalu, rumor kematian Gisella mu...
Gue Mau Hidup Lagi
392      253     2     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
TRAUMA
110      98     0     
Romance
"Menurut arti namaku, aku adalah seorang pemenang..akan ku dapatkan hatimu meskipun harus menunggu bertahun lamanya" -Bardy "Pergilah! Jangan buang waktumu pada tanaman Yang sudah layu" -Bellova
When I Found You
3001      1004     3     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...