Read More >>"> Black Roses (34) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Black Roses
MENU
About Us  

Sumin terbangun di sebuah ranjang besi dalam ruangan berdinding kelabu.

Ranjang itulah satu-satunya benda yang ada.

Gadis itu mencoba duduk. Tapi tubuhnya terlalu lemas. Dan persendiannya terasa nyeri. Jadi ia memutuskan untuk berbaring saja dulu.

Sambil menatap langit-langit ruangan, pikirannya melayang.

Ingatannya tentang hari kemarin terasa sangat samar. Ia ingat bahwa kemarin lusapun ia bangun dalam ruangan itu. Tapi tidak ada apapun dalam selnya.

Lalu kenapa sekarang ia bangun diatas ranjang? Feelingnya mengatakan bahwa hal itu ada hubungannya dengan kejadian kemarin.

Tapi kejadian apa?

Sumin sama sekali tidak ingat.

Apakah itu juga berhubungan dengan tubuhnya yang terasa sangat lelah? Mungkin.

Semakin lama matanya terasa semakin berat hingga iapun jatuh tertidur lagi.

???? Black Roses ????

Sumin terbangun karena suara kunci pintu selnya. Dengan was-was, gadis itu duduk. "Siapa disana?"

Tapi suara yang keluar dari tenggorokannya sangat kecil dan serak. Dia berdeham untuk membersihkan tenggorokannya.

Kemudian gadis itu kembali bertanya, "Siapa disana?"

Pintu sel yang terbukalah jawabannya. Dua orang namja berseragam hitam memasuki sel Sumin.

Yang bertubuh tinggi mendekati Sumin sambil membawa borgol. Tanpa berkata apapun, ia membuat gestur meminta.

Dengan sangat pasrah, Sumin menyodorkan kedua tangannya. Dan santinel itu segera memborgol tangan Sumin.

Suara klik sempurna dari borgol membuat Sumin sadar sepenuhnya bahwa kini dia adalah seorang tahanan.

"Ikut kami" ucap santinel satunya yang berdiri diambang pintu.

Dengan perlahan Sumin turun dari ranjang dan berjalan menghampiri santinel yang lebih pendek.

Suminpun digiring melewati lorong penjara. Ia berada diantara santinel pendek yang berjalan di depan dan santinel jangkung yang berjalan di belakangnya.

Penjara itu terasa sepi. Tapi Sumin yakin, dibalik sel-sel yang ia lewati, pasti ada seorang tahanan yang meringkuk meratapi nasibnya.

Lalu bagaimana dengan nasibnya sendiri?

Apakah sekarang ia sedang menuju pada gantungan eksekusi?

Pada kematiannya?

Gadis itu menunduk. Ia masih memakai pakaian yang ia beli bersama Jungkook beberapa malam lalu. Meskipun pakaiannya sekarang sudah jauh dari kata bersih. Bahkan ia juga masih memakai sepatu yang dipilihkan namja itu untuknya.

Memikirkan Jungkook yang selalu bersikap baik padanya, malah membuat Sumin menitikkan air mata.

Padahal Sumin sudah membunuh orang yang berharga bagi Jungkook. Tapi namja itu masih tetap memperlakukannya dengan baik.

Sumin sungguh ingin mengucapkan maaf sekali lagi padanya sebelum dieksekusi.

Tiba-tiba lorong penjara itu habis. Digantikan oleh tangga menanjak. Dan di anak tangga terbawah, ada 3 orang yeoja kelewat cantik yang menunggu mereka.

Santinel yang berada di depan Sumin berhenti di hadapan ketiga yeoja itu. "Silahkan" ucapnya sambil mendorong Sumin ke arah mereka.

Sumin terhuyung. Tapi yeoja bersurai pink segera menangkap lengannya. "Kajja" ucapnya sambil menarik Sumin menaiki tangga.

Otak Sumin seolah dipenuhi sarang laba-laba. Ia tidak mengerti kenapa para santinel tadi menyerahkan dirinya pada yeoja-yeoja bersurai warna-warni ini. "Kalian akan membawaku kemana?" tanya Sumin memberanikan diri.

"Kami akan membuatmu layak tampil dihadapan seluruh vampir" jawab yeoja bersurai putih-hijau yang berjalan di belakangnya.

Baek Sumin langsung bergidik ngeri memikirkan jawaban gadis di belakangnya itu.

Mungkinkah maksudnya adalah ia akan dieksekusi dengan disaksikan oleh seluruh vampir?

Sumin menggigit bibir bawahnya kuat-kuat untuk mencegah tangisnya pecah.

Merekapun sampai diujung tangga, kemudian melanjutkan perjalanan di lorong yang sangat luas.

Tapi tiba-tiba gadis berambut hitam-biru di depannya itu berbelok ke sebuah pintu yang terbuka.

Mereka memasuki ruangan itu masih dalam keheningan.

Ruangan itu seperti kamar seorang putri yang didominasi warna putih dan pink. Semua perabotannya terbuat dari emas, perak, dan kayu mahoni. Sangat elegan.

Gadis bersurai pink yang sejak tadi memegangi tangannya, langsung menyeretnya ke sebuah pintu kayu di sudut.

Sesuai dugaan Sumin, itu adalah kamar mandi yang sangat mewah.

"Mandilah" ucap gadis itu sambil melepas borgol Sumin. "Jangan coba-coba untuk kabur, karena bangunan ini akan membingungkanmu jika kau memiliki niatan seperti itu sedikit saja" iapun mendorong Sumin ke dalam kotak shower. "Aku akan menyiapkan pakaian yang pantas untukmu"

Kemudian yeoja bermata kelewat sipit itu pergi meninggalkan Sumin sendiri.

Dengan perlahan, Sumin melepas pakaiannya dan mandi. Ia mengerti peringatan yang dikatakan yeoja vampir tadi. Sumin pernah membaca di buku dongeng tentang penjara yang akan menyesatkan siapapun orang disana yang berniat ingin kabur. Mereka akan berputar-putar dalam bangunan itu tanpa bisa menemukan jalan keluar.

Awalnya Sumin merasa ragu untuk memakai shampo dan sabun yang ada disana. Tapi kemudian ia pakai saja. Toh ini mungkin akan menjadi mandinya yang terakhir.

Selesai mandi, Sumin memakai bathrobe. Masa bodoh juga siapa pemiliknya. Sambil menggosok rambutnya dengan handuk, ia keluar dari kamar mandi.

Ketiga yeoja vampir itu sedang duduk bersantai di sofa. Saat melihat Sumin datang, yeoja berambut putih-hijau segera bangkit. "Kemarilah"

Sumin menurut. Ia duduk di kursi rias. Kemudian yeoja berpipi chubby itu menggengam tangan Sumin.

Sensasi menggelitik menjalar dari tangannya dan menyebar ke seluruh tubuh. Perlahan rasa lelah Sumin menghilang. Dan iapun menyadari bahwa gadis yang sedang menggenggamnya ini adalah seorang vampir penyembuh.

Tiba-tiba yeoja bersurai hitam-ungu menyisir rambutnya. Kemudian membuat kepangan kecil di kedua sisi kepala Sumin. Setelah itu rambut Sumin di ikat tinggi bersama kedua kepangan itu.

Saat vampir berkekuatan healing itu selesai, Sumin benar-benar merasa sehat.

Tapi apa gunanya jika akhirnya ia akan digantung?

Kemudian yeoja berambut pink mendongakkan dagu Sumin dan mulai membubuhan bedak, eyeliner, lipstick, dan kosmetik lain.

Beberapa saat kemudian, mereka semua selesai dan menyuruh Sumin untuk ganti baju di kamar mandi.

Ia mendapat high heels, celana jins, dan kaos baru yang kesemuanya berwarna hitam.

Sumin pikir ia akan diborgol lagi saat akan keluar dari kamar mewah itu. Tapi ternyata tidak. Ketiga yeoja vampir itu kembali menggiringnya melewati lorong dan tanjakan rumit hingga ia sampai pada ruangan samping aula.

Dari aula, terdengar suara menggelegar disertai suara kasak-kusuk ribuan orang.

"-makhluk yang bukan vampir, tapi bukan pula manusia" ucap suara menggelegar itu.

Sumin tahu bahwa yang dimaksud adalah dirinya.

"Dan sekarang gadis itu sudah berada disini. Baek Sumin" panggil suara itu.

Ketiga yeoja yang mengelilinginya segera menggiring Sumin mamasuki aula, lantas mendorongnya menaiki sebuah podium.

Bersamaan dengan itu, kasak-kusuk para vampir semakin keras. Ada yang memandang Sumin dengan pandangan takjub, ada yang jijik, ada yang ngeri, dan sebagainya.

Tapi Sumin tidak peduli. Mata bulatnya menyisir ruangan, tapi ia tidak menemukan gantungan untuk eksekusinya. Mungkinkah ada di luar bangunan ini?

Yeoja Baek itu malah merasa takjub dengan ruangan besar itu. Aula itu berbentuk persegi panjang dengan banyak sekali tiang penyangga besar yang dililit oleh tanaman merambat.

"Kalian semua sudah melihat visi dari ingatan gadis ini" ucap suara menggelegar itu yang berada di tengah depan aula. Suara itu dihasilkan oleh seorang namja kelewat tampan bersurai coklat madu.

"Jadi hukuman apa yang pantas untuknya?" lanjut namja itu.

Sorak sorai bergemuruh. "Hukum mati!" teriak seorang yeoja dengan pandangan marah. Teriakan-teriakan marah lain menyetujui teriakan yeoja itu.

"Tenang" ucap namja yang sepertinya adalah pemimpin kaum vampir.

Seketika itu seluruh vampir terdiam.

"Kalian juga sudah melihat apa yang terjadi kemarin saat bulan purnama. Dia tersiksa. Dan dia akan terus seperti itu sepanjang hidupnya. Karena iapun tidak bisa mati dengan cara manusia maupun vampir"

Banyak pula vampir yang menggumam setuju dengan pernyataan tersebut.

Sementara itu Sumin terbengong mendengar pernyataan barusan. Jadi kemarin adalah malam bulan purnama? Dan ia tersiksa? Pantas saja tubuh Sumin terasa sangat amat sakit saat bangun tadi.

Ia mencoba menggali ingatannya. Tapi yang ia ingat hanyalah sel penjaranya yang terasa jungkir balik dan akan menimpanya. Juga tentang perutnya yang terasa seperti diaduk-aduk dan panas. Hanya itu.

"Alam telah menentukan hukuman yang pantas untuknya. Hukuman paling menyakitkan tentang delusi rasa bersalahnya disertai kesakitan yang luar biasa. Hukuman apalagi yang paling layak selain digerogoti rasa bersalah selama-lamanya?"

Seluruh vampir bergumam sendiri mendengar itu.

"Tapi sahabatnya adalah seorang vampire hunter. Bisa saja dia adalah mata-mata" ucap seorang namja bersurai hijau panjang dengan sinis.

"Dengan adanya kejadian kemarin, kita tidak bisa mengampuninya begitu saja" dukung seorang yeoja bersurai blonde.

Sumin baru menyadari bahwa di bagian kiri depan aula ada sekumpulan vampir berjubah hitam berwajah angkuh. Para yeoja yang tadi mengurusinya juga duduk disana.

"Baiklah mari kita lihat kesetianmu, Baek Sumin" ucap Sang pemimpin vampir.

Kemudian seorang santinel mendekati Sumin. "Tatap mataku"

Sumin langsung meneguk ludah. Dia tahu apa yang akan dilakukan santinel ini. Tapi hanya inilah satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa ia tidak memihak organisasi sialan itu.

Sumin dan santinel itupun berisatatap, mengunci tatapan masing-masing.

"Baek Sumin, apakah kau adalah anggota organisasi vampire hunter?"

"Tidak" jawab Sumin masih sambil menatap santinel di depannya.

"Apakah kau ingin membunuh kaum vampir?"

"Tidak"

"Apakah kau menyesal telah membunuh Park Jimin?"

"Ya" air mata Sumin langsung mengalir.

"Apakah kau akan membela bangsa vampir dengan seluruh jiwamu?"

Entah mendapat keyakinan dari mana, Sumin menjawab "Ya"

"Dia berkata jujur" ucap santinel yang masih mengunci tatapan Sumin itu.

Seluruh vampir kembali berbisik nyaring.

"Kembalilah ke tempatmu, Han Youngwoo"

Dan santinel itu menurut.

Diam-diam Sumin menghela nafas. Ia bersyukur, santinel bernama Han Youngwoo itu tidak memasuki pikirannya yang membuat kepalanya sangat sakit.

"Kalian semua sudah melihat bahwa gadis ini berada di pihak kita. Lagipula dia tidak boleh mati" Sumin sangat mengenal suara cuek ini.

Meskipun sudah menduganya, tetap saja Sumin terbelalak saat Min Yoongi muncul dari samping aula. Namja itu melemparkan sebuah smirk pada Sumin.

Dan gadis bermata bulat itu langsung membalasnya dengan senyum penuh syukur.

Yoongi menghadap namja pemimpin kaum vampir. "Maaf aku menyelamu, Yang Mulia"

Sang raja mengangguk. "Kau pasti memiliki alasan untuk itu"

"Benar. Aku membawa pembelaan untuk gadis ini"

"Pembelaan macam apa?" tanya seorang Dewan Vampir berwajah garang.

"Kita semua tahu bahwa Jimin berada dalam keadaan dimana ia tidak hidup maupun mati. Tapi selama Sumin berada di penjara 2 hari ini, aku mendapat kesimpulan bahwa hidup Jimin bergantung pada gadis ini"

"Apa maksudmu, Min Yoongi ssi?" tanya yeoja bersurai putih-hijau yang tadi menyembuhkan Sumin.

"Darah gadis ini bercampur dengan racun mawar merah sehingga Jimin tidak mati. Dengan kata lain, darah gadis inilah yang menyelamatkannya. Tapi selama Sumin di penjara, Jimin tidak mengkonsumsi darah gadis ini dan malah membuat organnya semakin lemah"

Seluruh vampir terkesiap, begitu juga dengan Sumin.

"Jika Jimin tidak mendapatkan darah gadis ini, maka bisa dipastikan ia akan mati dengan perlahan" Yoongi mengakhiri penjelasannya.

"Jadi darah gadis itu yang menjaga organ Jimin tetap bekerja?" tanya yeoja berkekuatan sama dengan Yoongi itu.

Namja Min itu mengangguk. "Dengan ini aku membela Baek Sumin agar ia tidak mendapat hukuman dari Dewan Vampir. Karena kita masih membutuhkannya, sedangkan alam sendiri sudah menghukumnya"

Seorang dewan vampir bersurai coklat alami langsung berdiri. "Aku setuju dengan pembelaan itu"

Disusul dengan beberapa Dewan Vampir yang lain. "Aku juga"

"Aku juga"

"Aku setuju"

Kemudian para vampir lain di hadapan Sumin juga segera berdiri menyetujui hal itu.

Sumin merasa terharu. Ia tidak menyangka bahwa para vampir mau mengampuninya. Meskipun ada beberapa vampir yang tetap duduk di kursinya masing-masing, tapi tetap saja lebih banyak vampir yang setuju.

"Gadis ini akan dibebaskan dengan syarat, ia harus menghidupkan kembali Park Jimin dengan cara apapun. Selain itu, dia akan terus berada di bawah pengawasan dua orang santinel. Dan aku menunjuk Min Yoongi sebagai penanggung jawab atas segala perilakunya" putus Sang raja vampir.

"Akan saya laksanakan" jawab Yoongi sambil mengangguk.

"Maafkan aku, Yang Mulia"

Sumin terbelalak mendengar suara itu. Saat ia menoleh ke asal suara, Sumin berusaha menahan diri untuk tidak berlari memeluk namja vampir itu.

Jeon Jungkook datang bersama Kim Namjoon. Kedua namja vampir itu menyunggingkan senyum saat melewati Sumin.

Kemudian mereka berdua berdiri di kedua sisi Yoongi. "Tolong izinkan aku dan Jungkook untuk membantu Yoongi hyung, mengingat tugas kami untuk menjaga Taehyung, Hoseok dan Jin hyung telah selesai"

Namja yang paling berkuasa itu menatap para Dewan Vampir. Mereka semua langsung mengangguk setuju.

"Baiklah aku memberikan tugas itu pada kalian bertiga. Latih dia agar mampu menghadapi para vampire hunter" ucap Sang raja.

"Dilaksanakan" ucap ketiga namja itu dengan serempak.

"Kalian semua silahkan kembali ke tempat duduk kalian. Kita akan membahas hal lainnya"

Jungkook segera menghampiri Sumin dan memeluknya dengan erat. "Syukurlah, noona" bisiknya.

Sumin tak henti-hentinya menggumamkan terima kasih kepada ketiga vampir yang telah membelanya tersebut.

Merekapun berjalan ke arah samping aula yang dinaungi atap yang lebih rendah. Tapi kemudian Sumin melihat tiga orang yang disebutkan Namjoon tadi.

Seokjin, Hoseok, dan Taehyung.

Otak Sumin benar-benar tidak bekerja.

Bukankah Taehyung adalah manusia?

Bahkan Sumin masih ingat bahwa ia tidak boleh mengatakan identitas Jimin dan Jungkook yang sebenarnya pada namja kelewat tampan itu.

Tapi kenapa ia berada disini?

Sumin juga mendengar Namjoon mengatakan bahwa ia, Yoongi, dan Jungkook sudah selesai menjaga Taehyung, Hoseok, dan Seokjin.

Tapi kenapa mereka perlu dijaga?

Siapa mereka?

Ada 4 kursi kosong disekitar mereka. Yoongi duduk disebelah Seokjin, Namjoon disamping Hoseok, dan Jungkook di sebelah kanan Taehyung.

Kim Taehyung terus saja tersenyum pada Sumin. Dan saat Sumin duduk disamping kirinya, Taehyung segera memeluk Sumin. "Senang bertemu denganmu lagi" bisiknya, kemudian melepas pelukan.

Sumin tersenyum. "Aku juga"

"Sudah kuduga kalian benar-benar belahan hati" ucap Seokjin pada Sumin dengan senyum hangat.

"Aku minta maaf telah melakukan hal bodoh pada Jimin" ucap Sumin dengan sendu.

Hoseok menepuk bahu Sumin. "Yang terpenting adalah kau mau bertanggung jawab atas perbuatanmu itu. Kami juga akan membantumu untuk membuat Jimin hidup kembali" hiburnya disertai senyuman ceria.

"Terima kasih" hanya kata itu yang Sumin miliki untuk keenam namja disekelilingnya.

"Ngomong-ngomong, itu benar-benar kartu as yang hebat, Yoongi" ucap Seokjin pada Yoongi di kursi depannya.

"Benar" Jungkook setuju dengan mata berbinar.

"Kalian bermain kartu?" tanya Sumin bingung.

Semuanya terkekeh geli. "Aku akan menunjukkan visinya padamu nanti, noona" jawab Jungkook.

"Baiklah, silahkan kemari, Kim Seokjin" suara menggelegar sang raja menginterupsi percakapan mereka.

Seokjin segera melangkah menghadap raja vampir. "Kim Seokjin menghadap" ucapnya sedikit membungkuk.

"Kami turut berduka cita atas meninggalnya istrimu" ucap sang raja.

Sumin langsung terbelalak. Ia baru mengetahui fakta bahwa namja itu sudah memiliki istri dan sekarang orang terkasihnya tersebut telah mati.

"Terima kasih" jawab namja tinggi itu setelah menggertakkan rahang untuk menahan tangisnya.

"Kau pasti mengingat segala yang terjadi kemarin. Maukah kau membaginya dengan kami semua?"

Dengan mantap, Seokjin menjawab, "Ya. Dan setelah itu, aku memohon dengan sangat agar Yang Mulia mau mengubah aku menjadi vampir kembali. Agar aku bisa menggunakan kekuatanku kembali untuk membalas dendam atas kematian belahan jiwaku"

Sumin, Taehyung, dan Hoseok mengerjap bingung.

Jadi Seokjin dulunya adalah seorang vampir?

Kemudian Sumin ingat bahwa Jungkook pernah menceritakan hal ini saat ia baru saja datang ke mansion.

Jadi Jin hyung yang dimaksud adalah Kim Seokjin pemilik restoran ini?

Sementara Sumin sudah mengerti, Hoseok dan Taehyung masih terbengong-bengong tidak paham. "Apa maksudnya?" bisik mereka.

"Aku akan mengubahmu" ucap Raja vampir itu. "Apakah ada hal lain yang ingin kau sampaikan?"

"Ya. Jika kita berperang dengan organisasi itu nanti, aku meminta agar diijinkan membunuh gadis yang membunuh istriku"

Sang Raja mengangguk. "Sebutkan ciri-cirinya"

"Dia bertubuh kecil dengan rambut sedikit ikal. Dan dia bernama Choi Inha"

Sumin, Jungkook, dan Taehyung terbelalak. Kedua namja itu saling berpandangan. Sedangkan Sumin sudah menegang.

Sahabatnya benar-benar telah menjadi seorang monster pembunuh.

TBC

Komen dong ??






 

 

With love, Astralian ????

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Enigma
1476      816     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Secret Elegi
3952      1130     1     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...
Dessert
921      478     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Shinta
5834      1732     2     
Fantasy
Shinta pergi kota untuk hidup bersama manusia lainnya. ia mencoba mengenyam bangku sekolah, berbicara dengan manusia lain. sampai ikut merasakan perasaan orang lain.
Crystal Dimension
297      202     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
Aku menunggumu
4536      955     10     
Romance
Cinta pertamaku... dia datang dengan tidak terduga entahlah.Sepertinya takdirlah yang telah mempertemukan kami berdua di dunia ini cinta pertamaku Izma..begitu banyak rintangan dan bencana yang menghalang akan tetapi..Aku Raihan akan terus berjuang mendapatkan dirinya..di hatiku hanya ada dia seorang..kisah cintaku tidak akan terkalahkan,kami menerobos pintu cinta yang terbuka leb...
in Silence
421      293     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Like a Dandelion
2614      915     2     
Romance
Berawal dari kotak kayu penuh kenangan. Adel yang tengah terlarut dengan kehidupannya saat ini harus kembali memutar ulang memori lamanya. Terdorong dalam imaji waktu yang berputar ke belakang. Membuatnya merasakan kembali memori indah SMA. Bertemu dengan seseorang dengan sikap yang berbanding terbalik dengannya. Dan merasakan peliknya sebuah hubungan. Tak pernah terbesit sebelumnya di piki...
Kisah Alya
237      187     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
Premium
Akai Ito (Complete)
5582      1276     2     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...