You are always cheerful, you always make me laugh. Yes, you are my everything.
Setelah resmi berpacaran, kisah Afkar dan Rena sudah banyak diperbincangkan oleh seluruh warga sekolah. Kebersamaan mereka yang tidak pernah padam selalu membuat semua siswa yang melihatnya hanyut dalam perasaan mereka masing-masing.
Sore ini pukul 15.30, Rena dan Anta baru saja keluar dari kelas dan berjalan menuju gerbang sekolah.
“Ren, kenapa lo nggak dianter pulang sama Afkar?” tanya Anta.
Rena menaikkan kedua bahunya,”Gue nggak tahu, dia nggak bilang kalo bakal ngaterin gue pulang,” Rena terlihat santai.
“Seenggaknya, lo tanya dong, Ren. Dia kan cowok lo sekarang,”
“Nggak usah ditanya gue juga udah peka kali, Ta,” Afkar tiba-tiba datang dari samping Anta, dan membuat Anta terkejut.
“Ish, lo bikin gue kaget aja,” Anta memukul bahu Afkar.
“Ayo, Ren,” memberi gerakan kepala ke belakang kepada Rena.
“Gue duluan ya, Ta.” sapa Rena.
Anta melambaikan tangannya kepada Rena yang sudah naik motor Afkar.
Di tengah perjalanan...
“Temenin aku makan ya? Aku laper nih,” ajak Afkar.
“Makan dimana?”
“Dimana aja, asal kamu nyaman sama tempatnya,”
“Ish,” Rena terlihat berusaha untuk tidak salah tingkah di depan Afkar.
“Gimana kalo kita makan di cafe perempatan jalan sana aja? Kelihatannya sih tempatnya bagus, dan makanannya juga enak,” tawar Rena.
“Oke,” singkat Afkar.
Sesampainya di cafe yang Rena arahkan, mereka masuk dan benar saja, tempatnya luas, adem, serta nyaman.
“Mbak?” panggil Afkar kepada salah satu pelayan di cafe itu.
“Silahkan, Mas dilihat menunya,”
“Kamu mau pesen apa?” tanya Afkar.
“Terserah yang penting jangan yang berat-berat, aku tadi udah makan soalnya.”
“Ya udah. Saya pesen nasi goreng panasnya satu, sama cheesecakenya satu. Minumnya es sirup aja,” pesan Afkar.
“Baik, Mas, ditunggu sebentar ya,”
Afkar melepaskan jaketnya, dan menatap Rena yang sibuk memainkan jari-jemarinya.
“Kamu kenapa, Ren? Bosen?” tanyanya.
“Enggak kok, cuma pengen main jari aja,” Renaa tersenyum.
Afkar tersenyum lebar melihat Rena yang tersenyum kepadanya.
“Ternyata aku nggak salah ya suka sama cewek kayak kamu,”
“Maksudnya?”
“Iya kamu. Kamu itu cewek yang baik, lucu, manis senyumnya dan sayang sama pacarnya,” goda Afkar.
Rena terkekeh,”Masih nempel ya, kebiasaan gombal kamu?”
“Aku nggak gombal! Aku bilang serius,”
“Iya iya, kamu serius,” kata Rena.
Dibalas oleh senyuman Afkar yang konyol dan lucu. Setelah lama menunggu, akhirnya pesanan mereka berdua pun datang. Mereka menikmati hidangan yang disajikan dengan sesekali bersenda gurau.
“Maaf mbak, ini ada titipan surat dari orang,” ucap seorang pelayan yang tidak terlihat jelas wajahnya.
“Buat saya?”
Pelayan itu mengangguk. Rena mengambil surat itu dan kemudian pelayan itu langsung pergi. Rena membuka surat itu, dan isinya...
Kebahagiaan memang akan datang di awal kisah barumu. Namun, kesedihan juga akan datang dalam lembaran barumu. Jagalah baik-baik Afkar.
Rena terdiam dam melamun.
“Surat apa, Ren? Sini biar aku lihat,” Afkar mencoba merebut sejumput kertas dari Rena.
“Eh, nggak usah, bukan apa-apa kok,” Rena mengepalkan kertas surat itu dan menyimpannya di dalam kantong roknya.
Waktu menunjukkan pukul 17.15, Afkar baru saja membayar pesanannya dengan Rena di kasir. Rena berdiri melamun, dan perlahan air matanya jatuh.
“Ren, kamu nggak apa-apa?” Afkar khawatir.
“Aku anter pulang sekarang ya? Takutnya kamu kenapa-kenapa,”
Rena mengangguk pelan, dan mencoba mengusap air matan
***
Di dalam kamar Rena masih duduk termenung. Ia masih terpikirkan dengan kalimat-kalimat yang ada di alam surat yang ia terima tadi sore.
Secepat itu dia pergi? Nggak Afkar nggak akan pergi, gue akan melindungi dia seperti dia melindungi gue, batin Rena.
Rena mengampil ponselnya dan menelfon Anta. Saat sudah terhubung...
“Ta, lo bisa mampir ke rumah nggak?”
SKIP!
“Apa? Lo serius, Ren?” Anta terkejut histeris dengan apa yang Rena ceritakan.
“Gue serius, Ta, gue nggak tahu kenapa ada orang yang kasih gue surat itu. gue ngerasa kalo surat itu adalah surat peringatan buat gue,”
“Lo tenang aja, Ren. Gue yakin Afkar nggak akan kenapa-kenapa,” yakin Anta.
rena dan afkar menjadi renafkar, hehe... nice hit. keep writing. udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu
Comment on chapter Kata Pengantar