“Duhh, lo ngapain sih dorong-dorong gue segala? Sakit tahu!” rengek Rena.
“Udah gausah banyak omong, buruan jalan!” perintah Anta.
“Iya tapi pelan-pelan, nggak usah dorong-dorong segala,” suruhnya.
Pukul 19.30 malam, Anta mengajak Rena keluar dari rumahnya, dan berjalan menuju taman yang ada di perbatasan komplek rumah Rena. Malam ini Anta, Igo dan Afkar sudah merencanakan sebuah misi untuk meminta maaf kepada Rena.
“Kita mau kemana sih?” tanyanya ragu.
“Udah lo jalan aja, nanti kalo udah nyampe gue kasih tahu,” kata Anta.
Sesampainya di taman perbatasan komplek, disana sudah berdiri dua orang cowok yang hanya terlihat punggungnya oleh Rena dan Anta. Anta mencoba untuk menahan tawanya saat itu dan kemudian menuntun Rena untuk membalikkan badan. Dan Rena bersama Anta membelakangi Afkar dengan Igo, begitu pula sebaliknya.
Mengetahui bahwa Rena dan Anta sudah sampai, Igo segera memberi kode Afkar untuk memulai aksinya. Afkar membalikkan badannya menghadap Rena yang masih terlihat punggungnya saja.
“Rena,” panggilnya.
Seketika Rena kaget dan segera membalikkan tubuhnya ke sumber suara diikuti pula oleh Anta.
“Kamu?” kaget Rena.
Afkar terkejut mendengar Rena memanggilnya dengan sebutan “Kamu”. Igo dan Anta tertawa kecil, dan menahannya lagi.
“Iya gue disini. Ren, gue....” jeda Afkar gugup.
Rena terlihat menyeritkan dahi, karena gugup dengan kata-kata apa yang akan dikatakan Afkar malam ini.
“Gue mau minta maaf, karena gue udah nyakitin perasaan lo,” jujur Afkar.
Anjirr, gue kira dia bakal nembak gue. Ashh gue kepedean tingkat tinggi, batin Rena.
“Emm, iya gue juga mau minta maaf dengan perkataan gue yang udah jelek-jelekin lo tadi pagi di sekolah,” Rena pun minta maaf.
“Jadi, kita bisa temenan lagi kan?” tanya Afkar yang menaikkan alisnya
Rena tersenyum dan mengaggukkan kepalanya. Afkar yang melihatnya tertawa gembira, begitu juga Igo dan Anta yang juga tersenyum senang.
Afkar menatap Rena lekat-lekat.
Gue akan nembak lo, Ren, tapi nggak sekarang. Karena gue tahu, lo pasti belum siap untuk pacaran sama gue. Gue akan tunggu kapan pun lo siap, dan gue nggak akan nyakitin lo untuk yang kedua kalinya. Dan rasa cinta ini akan tetap bertahan, meskipun lo dan gue nggak bertemu sekalipun, batin Afkar.
***
rena dan afkar menjadi renafkar, hehe... nice hit. keep writing. udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu
Comment on chapter Kata Pengantar