Read More >>"> Renafkar (Bunga Mekar) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Renafkar
MENU
About Us  

I know your heart is paying attention to my heart

               Setelah kejadian tadi pagi di kantin, Rena memutuskan untuk tidak masuk kelas dulu dan memilih duduk di taman sekolah sendirian tanpa ada seorang pun yang menemani. Karena dengan cara itu, Rena bisa mengendalikan perasaannya kembali seperti semula.

               Namun, di tengah-tengah renungannya, Rena menundukkan kepalanya dan tanpa sengaja mengeluarkan air mata yang mengalir deras di pipinya. Kejadian yang datang bertubi-tubi itu telah membuat hati Rena menjadi kacau dan sakit. Selama menempuh ilmu di sekolah, Rena belum pernah mengalami peristiwa memalukan ini sebelumnya. Jadi wajar apabila hatinya sangat sakit dan penuh dengan luka. Ditambah lagi dengan kejadian tadi pagi bersama Anta, dia melihat Afkar yang sedang dipeluk seorang cewek.

               “Udah, nggak usah nangis. Nangis itu nggak akan menyelesaikan masalah yang lo hadapi sekarang,” ucap seseorang di belakang Rena.

               Seketika Rena menoleh ke sumber suara. Afkar. Dia datang dari belakang Rena dengan memakai seragam olahraga. Kemudian, Afkar menghampiri Rena dan duduk di sebelahnya.

               “Lo tuh gadis cantik Ren, jadi nggak usah hapus kecantikan lo itu dengan tangisan yang nggak ada gunanya,” ucap Afkar sambil mengusap air mata Rena. Rena terlihat gugup saat itu

               “Lo ngapain sih disini?” ketus Rena.

               “Emangnya nggak boleh gue kesini?” tanya Afkar.

               Rena hanya diam, menundukkan wajahnya dan berusaha untuk tidak menangis di depan Afkar.

               “Ngomong-ngomong lo nggak pengen belajar di kelas? Kan sayang kalo lo tinggalin,” ucap Afkar.             “Lo masih kepikiran sama kejadian tadi ya?” katanya lagi.

               Mata Rena seketika terbuka lebar, ternyata Afkar tahu kejadian itu.

               “Lo tahu kejadian tadi?” tanya Rena bingung.

               “Iya gue tahu. Kan tadi gue ada disana, dan gue lihat lo duduk di atas tinta yang berceceran. Tapi gue belum yakin kalo itu lo.” jelas Afkar.

               Rena hanya diam dan tidak menanggapi penjelasan Afkar.

               “Gue tahu perasaan lo pasti kacau hari ini, dan gue juga tahu lo nggak cuma dipermaluin aja tadi, tapi lo juga dituduh yang enggak-enggak sama Tiya, iya kan?” tanyanya lagi.

               Rena menjawabnya hanya dengan anggukan kepala.

               “Soal itu lo gausah khawatir Ren, gue tahu lo anak baik-baik. Gue percaya kok, kalo lo nggak mungkin ciuman sama si Ferdi. Si Tiya emang suka nyebar kebohongan buat cari sensasi doang,” ucap Afkar menenangkan.

               “Kok kayaknya lo tahu semua kejadian tadi? Dan lo tahu banget sifat Tiya? Jangan-jangan lo bersekongkol sama Tiya ya?” tanya Rena curiga

               “Ya nggak lah. Kurang kerjaan. Lagian gue tahu semuanya, karena Anta yang jelasin ke gue,” jelas Afkar

               “Emang Anta itu siapa lo?” tanya Rena.

               “Cuma temen satu organisasi doang, nggak lebih.” sigap Afkar.

               “Ooh,” sahut Rena.

               Dan Afkar hanya melihatnya dengan tersenyum.

               Ah sial! Afkar senyum dan Rena tidak melihatnya saat itu. Afkar kemudian menatapnya lama, dan Rena mengetahui bahwa Afkar sedang menatapnya. Seketika dia memalingkan wajahnya ke arah lain dan mencoba untuk tidak salah tingkah di depan Afkar. Ekspresi Afkar yang tadinya senyum-senyum terus, berubah menjadi curiga.

               “Itu kenapa pipi lo sampe bengkak kayak gitu? Efek jatuh tadi?” tanya Afkar begitu dia melihat ada bekas benturan di pipi Rena.

               Dengan menyentuh pipinya, “Eh, bukan. Mungkin karena ditampar Tiya tadi. Tapi nggak apa-apa kok udah agak mendingan.” Ucap Rena.

               “Ditampar sama Tiya?! Wah gila tuh anak, seenaknya aja sama orang. Bentar-bentar,” kaget Afkar.

               Kemudian, dia mengambil air dingin yang dia beli tadi saat istirahat dan menuangkannya ke sapu tangan miliknya yang masih bersih

               “Sini, biar gue kompres!!” perintah Afkar.

               Kemudian, Afkar menyelipkan helaian rambut Rena yang terurai ke depan ke arah  belakang dan mengusapkan sapu tangan yang sudah dituangkan air dingin ke wajah Rena yang bengkak dengan pelan. Seketika, Rena meringis kesakitan begitu Afkar menempelkan sapu tangannya ke pipi Rena yang bengkak.

               “Aduh! pelan-pelan dong,” ringis Rena.

               “Tuh kan, katanya udah mendingan, buktinya dikompres sebentar aja udah meringis,” ucap Afkar yang masih fokus mengusapkan air dingin ke pipi Rena

               Rena hanya diam, dan menatap Afkar yang sangat telaten mengobati luka bengkak di pipinya. Rena terus menatap Afkar tanpa berkedip dan tanpa dia sadari, dia tersenyum simpul di depan Afkar. Seketika itu juga,  Afkar sadar bahwa Rena sedang menatapnya. Seketika Afkar menangkap tatapan Rena, dan tersenyum manis di depan Rena.

               Nahh iya kan? Dia senyum!! Parah!! Harusnya gue nggak senyum ke dia tadi, batin Rena.

               “Lo kenapa senyum-senyum gitu? Kaget kalo gue ganteng ya?” goda Afkar.

               “Dih, kepedean banget sih lo,” ketus Rena.

               “Udah kelar nih. Gimana? Baru agak mendingan kan? Kalo tuh bengkak nggak lo obatin sekarang, bisa tambah besar nanti.” jelas Afkar.

               Rena tersenyum menahan tawa, dan seketika itu juga ekspresi Afkar berubah.

               Senyum itu!! Persis kayak pasangan dansa gue. Tapi... masa iya cewek yang gue ajak dansa itu Rena? Kalo emang bener iya, berarti selama pesta itu, gue dansa dan nanya soal yang nggak penting ke Rena? Ah sial!! Batin Afkar.

               Dengan wajah bingung saat Afkar menatapnya dengan serius, Rena menepuk lengan Afkar.

               “Lo kenapa lihatin gue kayak gitu? Ada luka bengkak lagi?” tanya Rena curiga.

               “Eh, enggak, nggak ada kok. Cuma yang di pipi kiri doang,” jawab Afkar dengan tersenyum paksa.

               Setelah itu, mereka diam dan suasana menjadi hening. Kemudian...

               “Ren?” panggil Afkar.

               “Iya?” jawab Rena menoleh ke arah Afkar.

               “Gue boleh tanya sesuatu nggak sama lo?” tanya Afkar.

               “Tanya apaan?” Rena mulai waspada.

               Afkar menarik napas dan menghembuskannya pelan. “Lo udah punya pacar?”

               “Belom. Kenapa?” jawab Rena berusaha mengendalikan nada suaranya agar terdengar tetap tenang.

               Afkar tersenyum,”Nggak apa-apa,” jawabnya sambil menatap langit. “Lo punya mantan nggak sebelumnya?” tanya Afkar lagi menengok ke arah Rena.

               “Nggak punya,” jawab Rena datar.

               “Enggak punya? Serius? Berarti lo belum pernah sekalipun jatuh cinta sama seseorang?” tanya Afkar kaget.

               “Dulu gue pernah jatuh cinta, tapi ujung-ujungnya pasti sakit. Tapi meskipun gue pernah jatuh cinta, gue nggak pernah pacaran. Dan meskipun gue punya rasa suka sama seseorang selama apapun, gue hanya memendam rasa itu,” jelas Rena.

               Lah, kenapa gue jadi ngomong blak-blakan gini ke Afkar? Waduh, kalau gue tarik omongan gue, Afkar curiga nggak ya? batin Rena dengan mata terbelalak.

               “Menurut gue, lo harus ungkapin perasaan lo sekarang, kalo misalnya lo udah suka sama seseorang,” saran Afkar tiba-tiba.

               Ya kali!! batin Rena

               “Kok gitu. Kenapa?”tanya Rena bingung.

               “Karena lo itu cewek yang care sama semua orang, Ren. Lo nggak pandang cewek atau cowok. Gue tahu semua tingkah lo karena gue sering lihat lo bercanda bareng sama cowok.”

               “ Dan perasaan lo itu bisa aja berubah suatu saat, kalo misalnya lo nggak ada tujuan yang jelas dengan perasaan lo, akhirnya akan lebih sakit dari yang sebelumnya lo rasain,” ucap Afkar mendadak bijak.

               Kata-kata lo emang bener, Kar. Perasaan gue nggak baik kalo dipendam terlalu lama. Tapi... gimana cara gue buat ungkapin perasaan gue ke lo? Kan harusnya cowok yang ungkapin dulu, bukan cewek, batin Rena.

               “Kadang cewek juga harus menunggu, Kar. Dan nggak semudah yang lo kira buat cewek untuk ungkapin perasaannya,” jawab Rena

               Sambil tersenyum,”Gue tahu, cewek nggak mungkin ungkapin perasaan mereka ke cowok. Dan harusnya cowok yang lebih dulu.”

               Rena tersenyum ke arah Afkar, dan mereka saling tatap.

               “Lo mau makan nggak? Udah siang nih, gue traktir yuk,” ajak Afkar mengalihkan pembicaraan.

               Rena hanya menganggukkan kepala. Kemudian, Afkar menggandeng tangan Rena, dan mereka berjalan menuju kantin.

               Kenapa hari ini gue merasa bahwa Afkar akan terus bersama gue? Meskipun dia nggak tahu kalo gue suka sama dia, tapi kenapa gue merasa kalo dia tahu? batin Rena.

***

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    rena dan afkar menjadi renafkar, hehe... nice hit. keep writing. udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter Kata Pengantar
Similar Tags
When I Was Young
8239      1654     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
CATCH MY HEART
2451      907     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
Run Away
6667      1493     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Flowers
359      247     1     
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya. Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.
Coldest Husband
1305      675     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...
injured
1218      657     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
CAFE POJOK
3199      1077     1     
Mystery
Novel ini mengisahkan tentang seorang pembunuh yang tidak pernah ada yang mengira bahwa dialah sang pembunuh. Ketika di tanya oleh pihak berwajib, yang melatarbelakangi adalah ambisi mengejar dunia, sampai menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk memenuhi nafsu belaka. Bagaimana kisahnya? Baca ya novelnya.
Hati Yang Terpatahkan
1843      836     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
Glad to Meet You
249      190     0     
Fantasy
Rosser Glad Deman adalah seorang anak Yatim Piatu. Gadis berumur 18 tahun ini akan diambil alih oleh seorang Wanita bernama Stephanie Neil. Rosser akan memulai kehidupan barunya di London, Inggris. Rosser sebenarnya berharap untuk tidak diasuh oleh siapapun. Namun, dia juga punya harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Rosser merasakan hal-hal aneh saat dia tinggal bersama Stephanie...