06.00
SMA Pelita Kasih Surabaya
"Cinta, disini. Aku disini." teriak Keyzha dari kejauhan sambil melambaikan tangannya padaku.
"Iya Key, I saw you already and I'm on my way to you." jawabku pada Keyzha di telepon.
Jadi, hari ini adalah hari pertamaku MOS di sekolah yang aku diami sejak aku masih TK.
Diami? Seorang Cinta Atmaja tinggal di sekolah?
Tentu saja, sekolah ini sudah kutinggali dan resmi menjadi rumah keduaku karena aku yang sejak TK masih betah mendiami sekolah ini.
Meski 1 komplek, namun antar jenjang pendidikan (TK, SD, SMP, dan SMA) tidak berada dalam 1 gedung sehingga aku pun juga agak kesulitan menemukan tempat berkumpulnya para siswa baru untuk MOS.
Kecuali bagi Keyzha yang sering mampir kesini dulunya, karena kakak laki-lakinya merupakan alumni SMA Pelita Kasih.
Kenapa gak bareng Keyzha berangkatnya?
Ogah! Rumah Keyzha itu jaraknya 45 menit dari komplek sekolah ini, sedangkan rumahku hanya 15 menit sudah sampai.
So, it's totally a BIG NO untuk berangkat bareng Key ke sekolah.
Pernah sekali aku terpaksa menginap di rumah Key karena kerja kelompok yang baru selesai jam 10 malam dan akibat rayuan maut tante Elsa (mamanya Key) yang ingin aku menginap di rumahnya hari itu.
Karena sudah malam dan kasihan juga pada pak Mamang (supir pribadiku), maka kuiyakan saja keinginan tante Elsa untuk menginap malam itu.
Dan keesokan harinya, aku terkejut mendengar alarm jam 5 pagi yang sudah berbunyi karena biasanya alarmku menyala jam 6 pagi.
Ternyata, itu adalah alarm Key dan ya, aku melupakan fakta bahwa malam itu aku sedang menginap di rumah Key.
Dan sejak itu, aku selalu menolak mentah-mentah rayuan maut tante Elsa dan selalu pulang di bawah jam 8 malam supaya pak Mamang juga tidak kelelahan karena mengantarku seharian.
"Ya ampun Cin, lega deh aku lihat kamu. Aku kira, kamu bakalan telat kayak waktu kita MOS SMP dulu. Hahaha." ujar Key meledekku.
"Hello, yang seharusnya takut telat ya kamu. Rumahmu itu jauhnya kayak di puncak gunung gak kayak rumahku yang tinggal nyebrang aja sudah sampai." jawabku balik yang mulai malu sendiri bila mengingat kejadian memalukan saat MOS SMP dulu.
Dan ya, dari komplek rumahku ke komplek sekolah ini tinggal nyebrang. Tapi nyebrangnya bukan jalan kecil, jalan besar yang ramai dan padat kendaraan. Belum ditambah lagi dengan pengamanan ketat dimana setiap kendaraan yang akan masuk sekolah ini akan diperiksa secara menyeluruh, which is memakan waktu hampir 10 menit lebih per kendaraan nya!
Jadi tentu saja, aku memilih diantar pak Mamang daripada bertaruh nyawa dengan menyebrangi jalan besar setiap harinya.
Untuk kisah MOS yang sangat memalukan. Jadi waktu MOS SMP, orangtuaku dan aku mengira jam mulainya MOS sama dengan jam masuk sekolah.
Dengan polosnya aku datang jam 7. Aku kira, MOS itu masuknya seperti jam sekolah, eh ternyata masuknya lebih pagi, yaitu jam 6 pagi.
Untung saja, di sekolahku ini melarang dengan keras tindakan keji para kakak OSIS yang selalu ingin mengerjai para adik kelasnya. Jadi, aman deh!
Tapi meski begitu, namanya datang terlambat, sendirian, dan dilihati ratusan orang itu malunya sepanjang masa.
Untung saja, aku gak terlambat hari ini. Ya masa, kejadian SMP terulang lagi. Malu atuh sama umur.
Di tengah-tengah percakapanku dengan Key, tiba-tiba seorang kakak OSIS berteriak menggunakan toa.
"PERHATIAN KEPADA SELURUH SISWA-SISWI BARU SMA PELITA KASIH ANGKATAN 2007, SEGERA BERBARIS DI BELAKANG SETIAP KAKAK OSIS YANG SUDAH BERDIRI DI LAPANGAN DAN SETIAP BARISAN BERISI 20 ORANG SEKARANG JUGA!"
Langsung dalam sekejap, aku dan Key serta siswa-siswi baru lainnya segera berlari ke arah lapangan dan mencari barisan yang belum penuh.
Setelah kurang lebih 15 menit berlalu, bagi kami semua (peserta MOS) mencari barisan dan tentunya barisan sudah dalam keadaan rapi dengan bantuan kakak-kakak pendamping kami yang mengatur barisan kami sedemikian rupa.
"Selamat pagi siswa-siswi baru SMA Pelita Kasih Surabaya. Perkenalkan nama saya, Aston Wembley dan saya adalah Kepala Sekolah SMA Pelita Kasih Surabaya. Saya harap, kalian semua dapat menikmati dan memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan MOS kalian selama 5 hari ini untuk beradaptasi serta berkenalan dengan sebanyak mungkin orang yang dapat kalian temui. Karena mulai hari ini, merekalah yang akan kalian jumpai hampir setiap harinya. Sebelum menyerahkan kembali tanggung jawab MOS ini kepada tim OSIS, saya mengajak kalian semua untuk hening sejenak dan berdoa bersama-sama untuk kelancaran MOS tahun ini." ujar pak Aston.
"Terima kasih Tuhan atas kesempatan yang kau berikan bagi kami semua untuk berkumpul hari ini untuk menjalankan kegiatan MOS SMA Pelita Kasih Surabaya angkatan 2012. Kami mohon tuntunanMu dan kelancaran dalam setiap kegiatan yang telah dipersiapkan selama 5 hari kedepan. Kami juga berdoa supaya kami senantiasa diberikan kesehatan dan para anggota OSIS dapat menjalankan tugas mereka semaksimal mungkin serta bagi para siswa-siswi baru supaya mereka juga dapat cepat beradaptasi dan tidak mengalami kendala apapun. Kami serahkan semuanya ke dalam tanganMu, biarlah Engkau yang beracara hingga awal dan berakhirnya MOS. Hanya di dalam namaMu, kami berdoa dan mengucapkan syukur, Amin." ujar pak Aston mengakhiri doanya.
Dan inilah yang juga merupakan salah satu alasan kuat mengapa aku begitu mencintai sekolah ini.
Terlepas dari banyaknya murid maupun guru yang berdarah campuran atau bahkan bule murni, tetapi selain dalam kesehariannya dan pelajaran sehari-hari kecuali bahasa Inggris dan Mandarin, kami selalu dianjurkan menggunakan bahasa Indonesia.
Bahkan, guru-guru disini pun selalu menggunakan bahasa Indonesia sebagai teladan bagi kami semua.
Meski in fact, kami saja para murid yang memang sudah kebiasaan bahasa gado-gado. Indonesia campur bahasa Inggris, atau dimix dengan bahasa Mandarin.
Gila kan? Sampai dimix sama bahasa Mandarin! But, that's the truth and the most incredible is cewek-cewek penggila drakor (drama korea) yang bakalan mix up to 5 bahasa sekaligus!
Indonesia, Inggris, Mandarin, Jerman, dan Korea! Gue, hands up kalo sudah ketemu yang tipe beginian.
Di sekolah Pelita Kasih ini memang agak unique. Sejak kalian TK, sudah diajarkan 4 bahasa sekaligus. Jadi, sayang banget kalau keluar dari sekolah ini sebelum lulus SMA.
Dari TK, kita learn basic dulu. SD sampai SMP, kita bakalan diajarin granmar-listening-conversation-writing secara bertahap. Dan puncaknya saat SMA seperti sekarang ini, aku dan Key sudah menguasai 4 bahasa tersebut di dalam kepala.
And, I don't know which lesson we need in High School about that four languages coz we already knows everything without LES!
Udah deh gak usah pakai yang namanya les, sekolah aja dari TK sampai SMP disini sudah bisa mahir 4 bahasa sekaligus. Keren kan?
Anyway, back to the MOS situation...
Setelah pak Aston selesai berdoa, terjadilah upacara singkat sebagai tanda dimulainya MOS tahun ini sekaligus penyerahan tanggung jawab MOS ini kepada ketua OSIS dan seluruh anggotanya.
Setelah itu, kami diberikan waktu 20 menit untuk saling berkenalan dalam batas 1 barisan kami saja serta absensi yang menggunakan aplikasi yang dimiliki masing-masing para kakak pendamping kami.
Intinya, aplikasi itu tersambung secara online dan membuat panitia OSIS tahu siswa mana yang belum hadir hari ini dan dengan aplikasi tersebut juga para kakak pendamping kami memasukkan setiap nama kami ke dalam kelompoknya sehingga setiap kakak pedamping bisa dengan mudah mengabsensi kami dan mengetahui dengan jelas siapa saja yang akan dia dampingi selama 5 hari ini.
(skip part kegiatan MOS)
11.00
Lapangan SMA Pelita Kasih
"Dengan berakhirnya doa ini, maka juga sekaligus mengakhiri MOS kita hari ini. Jangan lupa untuk besok datang jam 6 pagi dan jangan terlambat, langsung berbaris di belakang kakak pendamping kalian. Terakhir, jangan meninggalkan sampah apapun dan bila kalian menemukan sampah di sekitar kalian, maka kalian harus apa?" ujar kak Indra, ketua OSIS mengakhiri MOS hari ini.
"MEMUNGUTNYA DAN MEMBUANGNYA DI TEMPAT SAMPAH." ujar semua peserta MOS serentak.
Akhirnya, selesai juga MOS hari ini dan leganya lagi besok gak perlu bawa apa-apa. Tapi ya gitu, harus bangun pagi lagi.
Oke, sabar Cinta. Penyiksaan ini (MOS) hanya berlaku selama 5 hari.
"Inhale, exhale, inhale, exhale, in..." belum sempat menyelesaikan tradisi menenangkan diriku, tiba-tiba Key mendorongku dari belakang.
"WOI CIN, kalo mau bunuh diri pilih-pilih kalek tempatnya. Sekolah kesayangan gue, lu jadiin tempat bunuh diri." ujar Key sambil marah-marah dan berkacak pinggang.
"Eh maaf kak, maaffin teman saya. Gak sengaja beneran jalan di depan motor kakak." ujar Key kepada kakak kelas yang sedang mengendarai motor di belakangku.
"Gapapa. Lain kali jangan diulangi lagi ya, ini jalurnya kendaraan keluar-masuk. Kalau mau jalan kaki, agak ke pinggir ya supaya tidak menganggu kendaraan yang lain." jawab kakak kelas yang wajahnya tidak terlalu asing bagiku.
Merasa bersalah, maka aku pun menyampaikan permintaan maafku pada kakak laki-laki alias siswa laki-laki yang wajahnya (ehem) terlihat menarik.
Menarik aja, Cin? Gak tampan sekalian? Wajahnya sampai merona gitu? Hihihi.
Iya beneran deh! Wajahnya menarik aja, bukan tampan.
"Maaf ya kak, tadi beneran saya gak sengaja jalan di depan motor kakak. Lain kali, saya janji gak akan mengulanginya lagi." ujarku kepada kakak kelasku itu.
"Iya, saya duluan. Hati-hati ya kalian. Bye!" jawab kakak kelasku itu sambil meninggalkanku dan Key yang masih berdiri di posisi kami sekarang.
Sepertinya aku dan Key terkena sindrom jatuh cinta:-D
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gimana kisah kelanjutan kisah kasih Cinta, Key, dan Robby? O ya, Robby dimana ya? Kok kayaknya belum muncul dari tadi?
Jawabannya ada di part selanjutnya. See ya!