Kalau cinta ngak bisa pulang sendiri maka aku bisa menuntunnya. Seperti banyak cerita yang pernah dia tulis cinta bisa melakukan apapun yang tidak bisa dilakukan oleh logika. Cinta bisa menyentuh perasaan jauh sekalipun diujung dunia.
“ Cinta itu harusnya menguatkan, bukan menjadikan orang yang memilikinya itu menjadi lemah.”
Suara yang tiba-tiba muncul sontak mengagetkan Tiara yang tengah hanyut didalam lamunanya. Ia lalu menoleh kearah pintu kamarnya, ternayata disana sudah berdiri seorang laki-laki berusia 22 tahun dengan mengenakan jaket berwarna hijau polos khas seragam tentara. Tiara sangat mengenal jaket itu, itu adalah kado yang pernah Tiara berikan kepada kakaknya 1 tahun yang lalu saat kakaknya itu berulang tahun. Sejenak langsung merekahlah senyum yang sedari tadi sendu, kehadiran sang kakak singkat saja langsung mengaburkan mendung diwajah Tiara, tak mau membuang waktu lagi Tiara langsung berlari menghampiri sang kakak dan memeluknya.
“ Kakak dateng kesini dengan pengorbanan, kakak selesain cepet-cepet tugas-tugas kakak Cuma supaya kakak tetap waktu sampe disini, kakak pengen ikut nyaksiin buah dari perjuangan yang selama ini kamu lakuin.”
“ Tapi ternyata setelah sampe disini kakak kecewa, pengorbanan kakak sia-sia. Dateng kesini jauh-jauh cuma buat ngeliat adek kakak galau.” Sambung kakaknya
“ Enggak kak, aku butuh kakak disini. Kakak yang bisa kuatin aku.” Ucap Tiara sambil gemetar memegang tangan kakaknya itu, dia memohon agar kakaknya tidak pergi lagi untuk menemaninya disini.
Setelah sambutan demi sambutan disampaikan, acara demi acara ditampilkan . kini saatnya Tiara naik keatas panggung untuk memberikan penampilan spesialnya yaitu musikalisasi puisi dengan diiringi dawaian gitar dari sang kakak.
Puisi yang dibacakan oleh Tiara.
Cinta selalu saja jadi jenaka
Selalu saja menjadi air mata yang tiada habisnya
Jujur, aku tak paham apa itu cinta
Hanya buku dan cerita yang telah menunjukiku nama cinta
Aku selalu melihat bunda menyiangi makam ayah
Tetapi aku tak pernah mau bertanya, kenapa?
Tiba akhirnya,
Bintang itu hanyutkan aku pada dekapan bunda
Beliau mengatakan,
Bahwa cinta terkadang perlu diam untuk menemukan maknanya sendiri
Tapi bagiku sendiri...
Tiba-tiba suaranya tercekat tidak mampu mengelurkan kata apapun. Ia hanya mampu memejamkan mata dan berharap akan ada kata yang mampu dia ucapkan untuk melanjutkan puisi rumpangnya itu.
"Cinta itu selalu tau kemana ia harus pulang.."
Bukan. Itu bukan kata yang keluar dari mulutnya. Entah, darimana munculnya. Suara itu benar-benar membuatnya terpaku seraya tubuh dan hatinya tiba-tiba membeku. Kalimat itu menjadi penutup dari puisi Tiara, dan langsung disambut oleh riuhnya tepuk tangan semua penonton. Entah apa yang terjadi tanpa pikir panjang Tiara melangkahkan kakinya menuruni panggung dan berlari kedepan menghampiri seseorang yang sedang berdiri ditengah-tengah penonton. Dia laki-laki yang sama yang membuatnya rindu selama ini, dia adalah Radit cinta yang selama ini dia pinta untuk pergi sekarang ia ada disini bersamanya.
“ Kamu cantik.” Radit mendahului Tiara yang kebingungan harus berkata apa untuk mengungkapkan perasaanya. Kemudian Radit merentangkan tangannya lebar-lebar, Tiara memahami isyarat itu kemudian Tiara kembali melangkah mendekat memeluk Radit. Haru-biru semua orang menyaksikan moment pertemuan Radit dan Tiara, meskipun para tamu tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi tetapi mereka sangat terharu dengan kejadian itu.
“ Dalam cinta tidak mengenal kalimat maaf dan terima kasih. Karna cinta itu selalu memberi dan menerima dengan ikhlas.”