Satu minggu kemudian.
Menempuh beberapa jam dalam perjalanan menggunakan bis mungkin merupakan perjalanan yang sangat menyenangkan bagi anak-anak muda seperti mereka yang bisa menghabiskan waktu diperjalanan dengan menyenangkan dengan mendengangkan lagu-lagu yang ceria untuk menghidupkan suasana. Tetatpi tidak bagi tiara baginya perjalanan ini perjalanan yang sangatlah yang melelahkan bagi tiara. bagaimana tidak. Tiara yang notabene sangat tidak menyukai perjalanan dengan kendaraan umum udara yang ada didalam bis dan bau khas yang ada pada setiap bis sangatlah tidak ia sukai karena selalu membuatnya pusing dan mual. Itu sebabnya daripada bernyanyi bersama para teman-temannya tiara lebih memilih tidur dan menutup hidungnya dengan masker agar baunya tidak menusuk hidung dan membuatnya mual.
Tetapi tiara tidak benar-benar tidur dia hanya memejamkan matanya saja bagaimana mungkin dia bisa tidur dengan keriuhan seperti ini. Nita juga sangat asyik menikmati suasana dan membiarkan nita tidur dengan nyenyak dibangkunya.
Sesekali tiara juga melirik ke arah teman-temannya yang sedang asyik bersuka cita didalam bis. Tetapi lebih tepatnya pemuda itu yang ada didalam pandangannya radit. Pemuda yang tengah asyik memetik gitar sambil bernyanyi itu menjadi pusat pandangan tiara. Entahlah ada yang sesuatu yang menariknya untuk memandang kearah pemuda itu. Tidak ada yang aneh. Tidak bertahan lama tiara kembali memejamkan matanya.
Perjalanan panjang dengan kendaraan beroda empat yang berjam-jam membuatnya menutup hidung akhirnya usai juga. Kini mereka sudaah sampai disebuah home stay yang mungil dengan bangunan khas melayu lengkap dengan para petugas yang wara-wiri kesana kemari melayani pengunjung. Tetapi bukan tempat itu yang menjadi tujuan dari perjalanan panjang yang merka tempuh merka hanya berhenti sejenak ditempat itu untuk makan siang sebelum mereka menuju lokasi yang sebenarnya masih 1 kilo meter lagi harus mereka tempuh dengan berjalan kaki. Karena jalan yang kecil dan terjal kendaraan besar seperti bis yang mereka tumpangi tadi tidak bisa masuk hingga kedalam.
Tiara memang terbilang pendiam ia juga tidak mudah akrab dengan orang-orang baru bahkan dia juga hanya mengenal beberapa teman saja disekolahnya yang benar-benar akrab. Berbeda dengan radit yang memang sangat populer dan memiliki banyak teman disana sini. Dan seperti biasa dia memilih buku sebagai teman setianya daripada berselfi ria dengan teman-temannya tiara lebih memilih membaca buku, kali ini dia membawa novel kesayangannya yang bisa membuatnya kembali membangkitkan semangat untuk meraih cita-cita dan impiannya yang berjudul Negeri 5 Menara karangan dari Ahmad Fuadi salah satu penulis favoritnya. Meskipun sudah sering ia baca buku ini tidak pernah membuatnya bosan dan selalu tertarik untuk membacanya.
Disisi lain ada kerinduan yang tiba-tiba menyeruak dari lubuk hati radit. Hamparan perkebunan hijau yang luas ini yang menjadi penyebabnya. Hamparan perkebunan ini membuanya ingat tentang berbagai hal yang pernah ia lalui selama di bandung. Dia ada disini tapi sudah tak serupa. Ucap radit didalam batinnya. Mereka ada ditempat yang sama menginjak tanah yang sama tetapi hati mereka berkata sendiri-sendiri.
“ Senja sudah berbeda sekarang, kau sudah dikuasai sang malam.”
Perjalanan yang tertunda 60 menit lamanya akhirnya kembali dilanjutkan suka cita sepanjang perjalanan diwarnai tawa dan keceriaan. Kali ini tiara benar-benar hanyut dengan suasana, dia benar-benar menikmatinya. Perjalanan ini berbeda dengan yang tadi ia lalui beberapa jam dengan bis tetapi yang ini baru benar perjalanannya. Menyatu dengan alam dan menikmati udara yang sejuk ini. Sejak lama meningalkan bandung membuatnya seakan lupa bagaimana sejuknya Bandung tempatnya tinggal dulu. Ini memang bukan Bandung tetapi ini adalah alam yang selalu membuatku bahagia.
“ wah udaranya seger banget, beda banget sama jakarta.” Ucap nita yang berdiri disamping tiara.
Kini mereka sudah sampai dilokasi yang dituju. Sebuah padang rumput luas dengan dikelilingi pohon-pohon pinus yang tinggi menjulang seperti menyentuh langit. Tempat ini bukan ciptaan alam tetapi buatan tangan manusia yang sengaja diciptakan untuk kegiatan seperti ini.
“ ayo sudah, sekarang semua berkumpul dulu disini.” Suara seorang komando memerintahkan agar semua siswa dan siswi berkumpul.
Mendengar perintah dari sang komando semua siswa siswi bergegas berkumpul menuju tempat yang ditentkan. Setelah semua berkumpul disatu titik barulah sang komando mulai berbicara mulai dari membacakan tata tertib camping kali ini sampai dengan pembagian kelompok untuk kepentingan kerjasama saat berlangsungnya acara camping tersebut.
“ sekarang saya akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok untuk memudahkan kalian dalam kegiatan camping ini.” Suara komando kembali menguasai telinga para peserta camping.
“kelompok 1..... 2.... 3.... 4..... 5..... 6......., selanjutnya kelompok 7 yaitu: airin, nita, tiara, bagas, dan satu lagi.... radit .”
Sempat berhenti sejenak mencari nama yang terselip akhirnya komando menemukan nama radit yang tercantum dalam anggota kelompok 7 yang juga kebetulan ada tiara juga didalam daftar kelompok itu. Sontak saja keduanya kaget dan menolak untuk dimasukkan kedalam kelompok yang sama.
“ apa.... saya ngak mau satu kelompok sama tiara pak.” Ucap radit menolak pembagian kelompok tersebut.
“ iya pak saya juga ngak mau kelompok sama dia, pokonya saya mau kelompoknya diganti.” sahut tiara mendukung usulan radit.
Kali ini mereka memang saling mendukung tetapi bukan mendukung untuk disatukan tetapi saling mendukung agar mereka dipisahkan.
“ kelompok ini final dan sudah tidak bisa dirubah lagi, mau atau tidak saya tidak akan merubahnya.” jawab sang komando dengan tegas.
Muka radit dan tiara yang mulanya senang kini berubah jadi kesal. Bagaimana mereka akan merasa bahagia jika mereka yang tidak bisa bersatu tetapi dipaksa untuk menyatu. Nita sahabat tiara yang selalu sabar menghadapi sahabatnya itu tak pernah berhenti menasehati tiara agar jangan terlalu memikirkan hal itu. Toh mereka kesini untuk bersenang-senang.
Setelah itu mereka mendirikan tenda sesuai dengan pembagian kelompok tadi tetapi tentunya laki-laki dan perempuan dengan tenda yang berbeda. Radit dibantu oleh bagas sekarang sudah selesai mendirikan tendanya sekarang mereka bisa beristirahat sesuai dengan perintah sang komando untuk memanfaatkan waktu yang tersisa untuk beristirahat sebelum melanjutkan kegiatan yang selanjutnya.
Sudah 20 menit terbuang tapi tidak membuat ketiga gadis itu menyelesaikan tenda mereka. Mau bagaimana lagi diantara mereka bertiga tidak ada yang ahli mendirikam tenda jangankan mendirikan menyentuh saja mereka tidak pernah. Tiara sudah lelah dan putus asa jika bisa berdiri ya bersyukur tetapi kalau tidak yasudah mereka tidak akan memiliki tenda.
“ huft... capek banget dari tadi susah banget ngak jadi-jadi.” Tiara mengeluh.
Tanpa sengaja keluhannya itu didengar oleh radit yang dari tadi sebenarnya memandang kearah tiga gadis itu. Tetapi radit tidak punya nyali untuk menawarkan bantuan karena pasti tiara akan memakinya.
“ Udah bantuin gih sana.” Ucap bagas menyuruh radit membantu tiara.
“ Apaan sih, enggak ah gue ngak minat.” Tolak radit.
Bagas hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Terkadang dia memang heran sekali dengan perilaku satu temannya ini yang begitu gentol sekali mempertahankan egonya bahkan sampai tidak kenal situasi dan kondisi. Karena gemas dengan perilaku radit sontak saja bagas menarik tangan radit untuk mengajaknya mengahmpiri tiga gadis yang tengah kesulitan.
“ Gas lo apaasih, lepasin.” Radit meronta meminta dilepaskan tetapi bagas sengaja tidak mau menghiraukan permintaan temannya itu.
Tetapi tanpa diminta lagi oleh radit temannya itu berhenti dengan sendirinya. Radit yang sedari tadi menoleh kebelakang tak paham apa yang membuat bagas berhenti melangkah dan perlahan melepaskan tangan radit. Kemudian radit juga ikut menoleh bukan hanya bagas tetapi radit sekarang yang kaget melihat apa yang terjadi.
Seorang pemuda berkulit putih dan berbadan tinggi menghampiri tiga gadis cantik itu yang lebih tepatnya pemuda itu menghampiri tiara. Bahkan tiara juga merasa sangat senang melihat kedatangan pemuda itu. Senyuman tiara yang manis menyambut kedatangan pemuda tampan yang mengampiri dirinya itu.
“ Kak vino.” Sapa tiara kepada pemuda yang menghampiri dirinya itu.
“ butuh bantuan?.” Pemuda itu menwarkan bantuan.
Setelah menoleh kebelakang melihat perlengkapan untuk mendirikan tenda masih berantakan kemudian tiara mengangguk. Menandakan bahwa dirinya memang sedang memelurkan bantuan dan vino datang diwaktu yang tepat untuk membantunya.
Kemudian dengan sigap vino memasang satu persatu menyusun perlengkapan tenda itu. Tiara yang sedari tadi berada disamping vino dengan siaga mengambilkan apa yang vino butuhkan sudah seperti layaknya seorang dokter dan suster yang sedang mengoperasi pasiennya dan tenda yang belum jadi inilah pasiennya itu.
Hanya 15 menit akhirnya operasi besar itu berhasil dilakukan kini pasiennya itu sudah bisa berdiri gagah siap untuk ditinggali selama dua hari kedepan. Senyum puas keempat orang itu terpampang lebar menandakan mereka sangat senang bisa menyelesaikan tendanya itu.
Disisi lain radit merasa kesal dengan kehadiran pemuda itu ditengah-tengah tiga gadis itu. Radit tahu betul bahwa laki-laki itu bukan siswa disekolahnya tetapi siapa dia kenapa bisa ada disini padahalkan ini acara cuma buat anak sekolah mereka saja. Atau jangan-jangan dia penyusup yang sedang berusaha merampok anak-anak sekolah ini. Seperti film detective yang pernah ia tonton, dimana seorang penjahat dengan lihainya menyusup kedalam kerumunan orang. Iya benar dia memang penyusup tetapi lebih tepatnya adalah penyusup dalam kehidupan tiara dua tahun ini.
“ gas sini deh lo, lo harus jelasin ke gue siapa sih cowok itu? Gue tau banget dia bukan anak sekolah kita kan?.” tanya radit kepada bagas penasaran.
“ owh.. lo penasaran sama dia.” Ucap bagas sambil menunjuk vino yang sedang bersama dengan tiara. “dia itu vino dia itu senior di sekolah kita, sebenernya dia itu satu angkatan sama kita tapi berhubung dia pinter jadi dia cuman sekolah dua tahun dia ambil kelas akselerasi dan sekarang dia udah lulus dia udah kuliah di jerman sekarang.” Jawab bagas menjawab pertanyaan radit.
“ O pantes gue ngak kenal sama dia.” Ucap radit menanggapi penjelasan bagas.
“ tapi kog dia bisa disini ini kan acaranya anak sekolah kita aja?.” Radit menambahkan lagi.
“ ya jelaslah dia bisa disini, diakan anaknya kepala sekolah jadi pasti bebas dia mau ada disini.” Jawab bagas menerangkan.
Pantas saja radit tidak mengenal siapa pemuda yang sedang tiara itu. Ternyata dia anaknya pak kepala sekolah yang sudah lulus ketika radit pindah ke sekolah itu. Sekarang radit mengerti siapa pemuda itu tapi masih berkecamuk difikirannya tentang bagaimana hubungan tiara dan vino. Kog mereka sedekat itu, apa mereka pacaran.
Suhu di Puncak menjadi sangat dinging sekali ketika mulai menjelang malam seperti sekarang ini. Membuat tiara sebenarnya sangat malas sekali keluar dari tenda jika boleh dia ingin sekali untuk tinggal saja didalam tenda menghabiskan malam yang dingin ini dengan kehangatan selimut dan jaket yang sudah bundanya siapkan dari rumah.
Tetapi nita tak akan semudah itu membiarkan tiara melakukan apa yang dia mau seenaknya itu. Kali nita tidak sendiri ia dibantu oleh airin untuk membujuk tiara keluar dari tenda. Ya airin sekarang sudah menjadi bagian dari dua sahabat itu. Sejak ditetapkannya pembagian kelompok tadi siang membuat mereka sekarang menjadi akrab walaupun baru beberapa jam saja. Airin bukan anak kelas 11 seperti tiara dan nita tetapi dia adalah siswi yang duduk dikelas 12 meskipun begitu mereka tetap bisa akrab dengan mudah karena airin juga merupakan gadis yang baik dan bisa memahami dua adik kelasnya itu. Jadi serasa mereka memiliki seorang kakak perempuan sekarang.
Upacara pembukaan sudah selesai dilakukan dengan penyalaan api unggun secara simbolik oleh vino yang mewakili sang ayah yang tidak bisa hadir karena masalah kesehatan. Laki-laki yang kurang lebih berusia 50 tahun itu memang sudah sering kali bolak-balik ke rumah sakit karena memang kondisi kesehatannya sudah lemah dan mudah sekali terserang penyakit. Untuk itulah sang kepala sekolah meminta putranya untuk datang kemari untuk menggantikan dirinya yang tidak bisa hadir. Itulah alasannya mengapa vino sekarang berada disini.
“Nanti aku juga bakal ada disana kog.” Ucap vino kala itu untuk meyakinkan tiara agar mau ikut acara camping keakraban ini. Kalimat yang sederhana untuk menyampaikan bujukan itu sangat sukses diutarakan oleh vino kepada tiara. Tiara yang awalnya menolak tiba-tiba mau menerima ajakan itu adalah berkat dari bujukan vino yang berharap sekali bahwa tiara mau ikut camping keakraban itu agar mereka dapat bertemu kembali setelah sekian lama mereka tidak bertemu.
Langsung saja manamungkin tiara dapat menolak permintaan dari seseorang yang telah memberikannya banyak kebahagiaan kepada tiara sejak 2 tahun yang lalu. Sejak pertama kali secara tidak sengaja bertemu disebuah mini konser musik favorit tiara yaitu mini konser musik Yovi n Nuno yang diadakan di Jakarta 2 tahun yang lalu.