Loading...
Logo TinLit
Read Story - Alfabet(a) Cinta
MENU
About Us  

Semua anggota keluarga berkumpul di meja makan untuk sarapan.Aku melahap sarapan pagiku di samping Maurel.

"Semoga harimu menyenangkan" ucap tante Rina pada Maurel

"Pasti menyenangkan,kan ada Alfa" timpal Yuda

Aku hanya diam saat Maurel menatapku ketika Yuda mengucapkan hal itu.

"Aisyah ini emang kakak terbaik buat aku" ucap Maurel dengan senyumannya

"Bang Alfa,Ara mau minum"pinta Zahra,aku segera memberikan air putih dan membantunya minum

"Bagaimana kabar Ayahmu,Alfa?" tanya nenek padaku

"Kemarin Ayah menelepon,katanya dia baik-baik saja" jawabku

"Baguslah,biar lo cepet pergi dari sini" ucap Arya tajam

Semua pandangan tertuju pada Arya.

"Kamu ngomong apa sih," cerca Tante Rina

"Kak,Arya gak suka dengan kehadiran dia di sini" adu Arya

"Emangnya kenapa?Ada yang salah?" tanya Tante Rina

"Dia itu--"

"Aisyah,aku mau berangkat sekarang" ucap Maurel membuat perkataan Arya terhenti

Aku pun berdiri,semua pandangan tertuju padaku dan Maurel.

"Nek,Alfa izin berangkat sekolah dulu" ucapku begitu nenek melihat ke arahku

"Iya,hati-hati di jalan" balas nenek

"Titip Maurel ya," pesan Oma,ibunya Maurel

"Iya ibu,aku gak akan nakal"balas Maurel

" Ya sudah,kami berangkat dulu ya.Assalamu'alaikum "pamitku pada semua orang

" Wa'alaikumsalam"

***

"Hore,akhirnya aku bisa sekolah di sekolahan Aisyah waktu SMP" ucap Maurel yang sedang memasangkan helm di kepalanya

"Mulai sekarang, jangan panggil gue Aisyah lagi" suruhku sambil menaiki motorku

"Emang kenapa?" tanya Maurel

"Ya jangan aja,kasian orang tua gue udah ngasih nama Alfa malah jadi Aisyah" jawabku saat Maurel menaiki motorku

"Itukan nama kesayangan dari aku" cerca Maurel saat aku mulai menjalankan motorku

"Kamu antar aku ke kelas ya" ucap Maurel

"Sendiri aja" balasku malas

"Aisyah,please "

"Terserah"

"Aisyah,"

"Hm?"

"Ya,'kan?Boleh 'kan?"

"Iya"

"Aisyah"

"Hm?"

"Aisyah"

"Apaan?"

"Alfatih Adriansyah!"

"Apa,Maurel!"

"Haha,"

"Kok ketawa?"

"Nggak,suka aja denger kamu manggil nama aku"

"Terserah"

Sisanya adalah keheningan.Maurel tiba-tiba diam,seperti tidak ada lagi topik yang menarik untuk kami bahas.
Yang ku lihat dari spion motorku,dia menikmati perjalanan kami.Entah kenapa,aku merasa tenang jika Maurel tidak cerewet.Seandainya Maurel orangnya kalem dan pendiam,aku pasti sudah move on dari Anggia sejak lama.

"Kok lama,kapan sampainya?" tanya Maurel sepertinya sudah mulai bosan

"Bentar lagi" balasku yang masih fokus mengendarai motor

Setelah beberapa menit,kami sampai di SMP Harapan Bangsa.

Maurel pun turun dari motorku,dia memberikan helmnya padaku.

"Ayo!" ajak Maurel berjalan duluan

Akupun mengikutinya dari belakang.Aku memandangi setiap senti dari bangunan-bangunan yang ada disini.Semuanya tak ada yang berubah,bahkan kantin pun tidak berubah.Tukang bakso langgananku masih stay di tempatnya.

"Bang Alfa!" panggil seorang pria yang berjalan ke arahku

"Hei,apa kabar?" tanyaku berbasa-basi

"Baik,tumben ke sini.Ada apa?" tanyanya kemudian

"Ini,nemenin bakpau!" jawabku sambil merangkul bahu Maurel

"Ahahaha,cieee
Gebetan baru?" tanyanya sembari menatapi Maurel dan aku bergantian

"Bukan,cuma saudara."sanggahku

" Anak baru?"tanya Dheo,pria yang sedang mengobrol denganku

"Iya,namanya Maurel" kataku memperkenalkan Maurel

"Oh,kenalin.Gue Dheo,penerus kepemimpinan bang Alfa" balas Dheo sambil memainkan jambulnya

"Kelas berapa?" tanya Dheo

"9a" jawab Maurel

"Kita sekelas dong,ayo gue anter ke kelas" ajak Dheo

"Tuhkan,mulai deh raja gombal." timpalku

"Kan ini juga ngikutin bang Alfa" canda Dheo

"Ayo,gue anter,rel" ucapku membuat Maurel menggenggam tanganku seperti akan menyebrang jalan

"Masih inget,bang?" tanya Dheo 

"Ingetlah,"

Akupun berjalan beriringan bersama Maurel,dan Dheo mengikuti dari belakang.

"Hey!
New Classmate!" teriak Dheo begitu sampai di kelas

Seisi kelas mendekat ke arah pintu.Terdengarlah suara-suara yang begitu menggelikan untuk didengar.

Kira-kira seperti ini suara yang kudengar.

"Cogan hey,cogan"

"Ada kakak SMA ganteng"

"Anak baru bawa cogan seger"

"Tumben si Dheo bawa orang bener"

"Cogan aseek"

"Oppa!"

"Yang cewe manis banget"

"Bakpau"

Yang terakhir adalah kata favoritku,suara itu membuat aku tersenyum menahan tawa.

"Titip dia,ya"pesanku pada Dheo

"Siap laksanakan!" ucap Dheo dengan sikap hormat

"Ya udah,gue mau ke sekolah.Lo baik-baik di sini ya"kataku pada Maurel

"Iya,jangan lupa nanti jemput"peringat Maurel menatapku tajam

"Iya,Mau-Pau!
Telfon aja kalo telat"balasku sembari merapikan poninya yang berantakan

"Bye!" ucap Maurel sambil melambaikan tangan saat aku mulai berjalan menjauhinya

Akhirnya,selesai juga masalah Maurel.

Aku berjalan melintasi lapangan.Aku melihat ke gedung paling tinggi,lantai keempat tepatnya.Di rooftop itu,pertemuan terakhirku dengan Anggia.Kami sering menghabiskan waktu bersama di sana jika tidak ada guru.Aku sangat merindukanmu,Anggia.

Akupun segera menuju parkiran dan langsung menaiki motorku karena aku hampir terlambat masuk sekolah.

Aku melajukan motorku dengan kecepatan hampir mencapai batas maksimal.Aku sangat terburu-buru.

Ku lihat,gerbang utama sudah hampir di tutup.

Yah,

Gerbang utama sudah di tutup.

Aku terlambat!

"Kesiangan juga?" tanya seseorang dari belakangku

Aku langsung menoleh ke arahnya,sepertinya aku pernah bertemu dengannya.

"Eh,kamu Alfa 'kan?" ucapnya langsung mengenalku

"Aku Nabila,anak PMR yang nolongin teman perempuan kamu" lanjutnya membuatku teringat kejadian itu,saat pertama kali aku mengenal Beta.

"Mau  ikut gak?" tanyanya kemudian

"Kemana?"tanyaku

"Gerbang belakang," ucapnya kemudian berjalan duluan.

Akupun mengikutinya dari belakang setelah memarkirkan motorku di warung dekat sekolah,kebetulan aku mengenal pemilik warungnya.Jadi bisa dipastikan motorku aman terkendali.

"Ayo" ajaknya kemudian membuka pintu pagar yang lumayan kecil,hanya cukup untuk satu orang saja.

Aku hanya mengikuti saja,tak berniat bertanya atau berbasa-basi dengannya.

Ternyata pintu itu langsung tembus ke tempat samping kantin.

"Kelas berapa?" tanyanya setelah kami berjalan beriringan

"IPA-1" jawabku singkat

"IPA-1?Sekelas dong sama Resti"

"Iya,kakak kenal?"

"Dia itu sepupu aku"

"Ohhh,ya udah kak saya mau ke kelas" ucapku saat kami sampai di depan tangga menuju kelasku

"Salamin ke Resti ya" balasnya kemudian melambaikan tangannya seiring dengan menjauhnya jarak antara kami

Aku hanya mengangguk dan tersenyum padanya,kemudian aku menaiki tangga dengan terburu-buru.

Saat sampai di kelas,aku melihat Beta sedang bercanda ria dengan Arka yang duduk di kursiku.Mereka terlihat sangat akrab,aku belum pernah mendapati Beta seperti itu dengan Arka sebelumnya.

Ku lihat,Arka begitu menatap Beta dengan lekat saat Beta berbicara.Tatapan yang diberikan Arka pun seperti mengandung sebuah arti yang tidak aku mengerti.

"Alfa" panggil seseorang dari belakang

Aku langsung menoleh,
Bu Fitri!

"Eh bu,silakan masuk!" kataku mempersilakan Bu Fitri berjalan duluan

Bu Fitri pun berjalan masuk ke kelas dan aku mengikutinya dari belakang.

Aku segera duduk di kursiku,sepertinya Beta ingin bertanya kenapa aku terlambat ke kelas.Tapi sepertinya dia akan menyimpan pertanyaan itu sampai pelajaran Bu Fitri berakhir.

"Alfa,tolong ambilkan buku ibu di ruang guru,bukunya berwarna merah"suruh Bu Fitri

"Oh iya,bu" balasku langsung berjalan ke luar kelas

Aku menuruni tangga dan berjalan menuju ruang guru.Di perjalanan,aku melihatnya.Dia,orang yang tak pernah ingin ku temui sejak kemarin.

"Kok di luar,lo bolos?" ucapnya begitu aku berjalan melewatinya

Aku hanya diam,sangat malas untuk menjawab pertanyaan tak penting dari dia.

"Kita saudara,lo keponakan gue" lanjutnya membuat langkahku terhenti

Dia Arya,paman mudaku.
Teman sebangkuku selama 9 tahun sejak SD.

"Kenapa lo berani nikung gue sih?Bukannya teman cewe lo banyak,ya"tutur Arya dengan nada bicara yang lebih serius dari biasanya

Baru saja aku berjalan satu langkah,Arya berbicara lagi.

"Lo bukan Alfa yang gue kenal.Alfa yang gue kenal gak pernah rebut apapun yang gue punya,bahkan sejak kecil Alfa gak pernah mainin mainan gue.Entah apa yang bikin lo berubah,gue gak paham"

Aku segera melangkah meninggalkannya.Aku bukan pergi sebagai pengecut,melainkan aku pergi sebagai murid yang baik,yang harus segera membawakan buku milik Bu Fitri di ruang guru.

Aku memasuki ruang guru dan mencari meja Bu Fitri,setelah sampai di sana aku segera mengambil buku berwarna merah.

"Alfatih"

Suara itu sukses membuatku menoleh padanya.

"Kamu sekolah di sini?" tanyanya kemudian

"Iya,tante" balasku dengan sopan

Orang yang menyapaku ini tante Mila,dia adalah adik dari ayahku.
Aku baru tau dia menjadi guru di sekolahku,mungkin karena kami sudah lama tidak bertemu.

"Oh iya,anak tante juga sekolah di sini.Nanti tante kenalkan sama kamu" lanjutnya kemudian

Aku hanya mengangguk saja.

"Gimana kalo kita dinner aja?" tawar Tante Mila tiba-tiba

"Apanya,tante?" tanyaku tak mengerti dengan tawaran tante Mila

"Nanti malam kita dinner di resto milik suami tante" jelas Tante Mila

"Oh iya,tan.Alfa usahakan"

"Tapi sebelum itu,tulis nomor kamu biar mudah menghubunginya nanti" ucap tante Mila seraya menyerahkan handphone nya padaku

Aku menerimanya dan mengetikkan nomorku,setelahnya aku mengembalikan handphone nya kepada tante Mila.

"Oke,nanti malam ya" kata tante Mila kemudian kembali ke mejanya.

Akupun segera keluar dari ruang guru dan bergegas ke kelas karena takut kena marah Bu Fitri.

***
"Lo bisa anter gue pulang?" tanya Beta saat kami berkemas untuk pulang karena bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu


"Maaf,Bet.Sekarang gak bisa" tolakku yang sedang memasukkan buku ke dalam ranselku

"Ya udah deh gue naik angkot aja" ucap Beta terdengar kecewa

Maaf,Bet.
Sekarang ada Maurel yang harus aku antar-jemput.

Beta berjalan duluan keluar kelas tanpa menungguku,aku memakai ranselku dan langsung berjalan ke luar kelas.

"Hei" sapa Resti yang berdiri di depan pintu kelas

"Eh,Res.Tadi dapet salam dari kak Nabila" kataku langsung mengingat pesan kakak PMR cantik itu

"Iya,salam balik.
Alfatih,aku bisa ikut kamu gak pulangnya?" tanya Resti terkesan seperti memohon

"Maaf,Res.Bukannya gue gak mau,tapi gue harus jemput saudara gue di SMP.Jadi gak bisa,maaf ya" tolakku halus

"Harus ya?" tanya Resti terdengar ragu

"Harus" jawabku cepat kemudian berjalan melewatinya tanpa berbasa-basi

Aku bergegas ke warung dekat sekolah untuk mengambil motorku yang ku parkirkan di sana karena insiden terlambat tadi.

Aku melajukan motorku dengan kecepatan penuh karena takut terlambat sampai di SMP.Aku takut Maurel akan marah atau kecewa padaku.Aku harus membuat hari pertamanya sekolah cukup berkesan baginya,harus!

Kecepatan motorku melambat,aku menatap pedih tulisan SMP Harapan Bangsa di dekat gerbang utama.


Sekolah dengan sejuta kenanganku bersamanya.Tempat dimana aku merasakan cinta untuk pertama kalinya.

Tempat yang cukup menyimpan banyak luka,aku tak ingin ada luka baru lagi.

Cukup sekali aku merasakan jatuh karena cinta.Aku tidak ingin dikecewakan oleh sesuatu bernama cinta itu lagi.

Bel pulang baru saja dibunyikan,aku menunggu Maurel di luar komplek saja.

Handphone ku berdering,pasti itu Maurel.

~Mau-pau~

"Aisyah,kamu di mana?aku udah bubaran"

"Di belakang lo"

Maurel menoleh ke belakang,dia langsung tersenyum dan mendekat padaku.

Maurel meneleponku,padahal aku berada tepat di belakang tempat ia berdiri.

Maurel memutus teleponnya dan kemudian menerima helm yang ku berikan.

"Gimana sekolah barunya?" tanyaku saat Maurel memasangkan helm di kepalanya

"Awesome!" jawabnya yang masih memasangkan helm karena kesulitan dengan rambutnya yang panjang itu.

"Let's go!" ucap Maurel setelah menaiki motorku

Akupun melajukan motorku meninggalkan sekolah penuh kenangan ini.

Sepanjang perjalanan,Maurel tidak bisa diam.Dia terus saja menceritakan teman-teman sekelasnya,aku jadi ikut bahagia.Dengan begitu, aku tak perlu menjadi super heronya lagi.

"Kamu tinggal di rumah tante selamanya 'kan?" tanya Maurel.

Tante yang dia maksud adalah nenek,ibunya Arya.

"Nggak,gue akan pulang ke rumah orang tua gue dalam waktu dekat" balasku membuat Mairel mempererat pelukannya dari belakang.

"Kamu tau?Seandainya malam itu aku gak ketemu kamu,mungkin aku pindahnya ke SMP yang ada di Medan.Kak Ina bilang,di sana aku tinggal bersama kakak tertuaku" curhat Maurel

"Ya terus,ada gue itu apa gunanya?" tanyaku tak paham

"Aku jadi punya temen" jawabnya cepat

"Ada Arya sama Yuda 'kan"

"Yuda itu terlalu dewasa,dan Arya itu nyebelin"balasnya beralasan

"Terserahlah" gumamku malas meneruskan pertanyaanku

"Oh iya,di sekolah baru aku kamu cukup terkenal ya" kata Maurel

"Terkenal?"

"Iya,ada yang bilang kamu cogan idaman semua wanita,ada yang bilang pengen cepet ke SMA biar bisa liat kamu terus" jelas Maurel

"Beneran?" tanyaku ragu

"Bener,katanya kamu itu senior paling baik waktu di ekskul pramuka"

"Hahaha,biasa aja"

"Terus katanya ada kak Anggia juga yang digosipin pacaran sama kamu.Emang itu bener?"

Seketika tawaku terhenti,jantungku terasa berhenti dalam beberapa detik.Entah kenapa rasanya sesak sekali begitu mendengar nama Anggia diucapkan oleh Maurel.

Aku sudah bersusah payah menghilangkan namanya di hatiku,tapi kenapa bayangan tentang dirinya selalu muncul?

"Itu,itu gosip aja" balasku agak terbata-bata

"Oh,baguslah.Jadi,aku gak akan dituduh pelakor" ucap Maurel

Aku jadi malas meneruskan obrolanku dengan Maurel,memori kebersamaanku bersama Anggia terputar di pikiranku.

Aku ingin melupakannya,
sungguh sangat ingin sekali!

***

Handphone ku berdering saat aku sedang merapikan buku karena baru saja selesai mengerjakan PRku.

~Unknown number~

Aku mengangkat saja telepon dari nomor tak dikenal itu.

"Halo"

"Halo"

"Alfa,ini tante Mila"

"Oh iya,tan.Ada apa ya?"

"Rumah kamu di mana?Sekalian tante jemput"

"Alfa gak lagi di rumah Ayah,Alfa lagi di rumah nenek Alfa,tante"

"Ya udah,kamu share location aja,nanti tante ke sana"

"Maaf tante,Alfa boleh ajak Zahra gak?"

"Zahra adik kamu itu?"

"Iya"

"Ya bolehlah.
Baiklah,tante akan menjemputmu jam 4 ya.Agar tidak terlalu malam"

"Iya,tante.
Terima kasih sebelumnya"

"Sama-sama"

~telfon mati

Aku bergegas keluar kamar untuk mencari Zahra dan memandikannya.

***

"Tante Mila itu siapa?" tanya Zahra yang sedang menyisir rambutnya sendiri

"Dia adiknya Ayah" jawabku sembari merapikan penampilanku

Handphone ku berdering,aku segera mengangkatnya

~Tante Mila~

"Halo,Alfa.Tante sudah dekat nih,kamu tunggu di luar ya"

"Oh iya,tante"

~telfon mati

Aku segera menggendong Zahra dan keluar dari kamar.

Tak lupa,aku berpamitan pada nenek dan tante Rina yang sedang mengobrol di ruang tamu.

"Aisyah,kemana?" tanya Maurel dengan segelas jus jeruk di tangan kanannya

"Gue mau keluar dulu" jawabku

"Ikut," pinta Maurel

"Gak bisa"

"Aisyah"

"Nggak,rel"

"Aisyah,aku gak akan ngerepotin kamu kok"

"Nggak pokoknya."

Akupun segera keluar dan menuntun Zahra dengan terburu-buru.

Aku bukan tidak mau mengajak Maurel,tapi aku takut itu akan lebih merepotkan tante Mila.

Beep-

Mobil tante Mila berhenti tepat di depanku.

Kacanya terbuka,
"Masuk,Alfa" suruh tante Mila

Akupun memasuki mobil tante Mila bersama Zahra.

"Ayah kamu belum selesai di Bogor?" tanya tante Mila

"Belum" jawabku singkat

"Anak tante udah duluan tadi,tante suruh bareng malah gak mau" cerita tante Mila

Selang beberapa menit,kami sampai di sebuah restoran yang cukup mewah.

Aku dan Zahra turun dari mobil tante Mila.

"Masuk, Alfa" ucap tante Mila

Aku dan Zahra pun mengikuti tante Mila dari belakang.Di sini cukup ramai,para pengunjung pun banyak yang sedang berkumpul bersama teman dan keluarganya.

Aku mengikuti langkah tante Mila yang kemudian menduduki salah satu kursi.Di meja itu ada seorang perempuan yang menunduk,dia terlihat sedang membenarkan sepatunya.

Aku duduk di kursi dekat tante Mila.

"Alfa,kenalkan.Ini anak tante yang pertama" ucap tante Mila

Perempuan itu mengangkat wajahnya,dia menatapku dan akupun sama.

Kami saling bertatapan cukup lama.

"Namanya Indri,dia--"

"Indri kenal dia,Ma.Dia teman Indri" potong Indri cepat

Indri?
Ini Indri pacarnya Arya 'kan?
Dia sepupuku?
Benarkah?

Kenapa aku baru tau?

"Benarkah?Aduh,kok mama gak tau" ucap tante Mila

"Jadi,dia anaknya Om Reno,ma?
Dia itu teman Indri di sekolah" balas Indri

"Baguslah,jadi gak canggung lagi 'kan.Kalo gitu,mama tinggal sebentar ya.Mama mau menemui papa kamu." pamit tante Mila kemudian pergi

Aku hanya terdiam,aku tidak menyangka bahwa Indri adalah sepupuku.
Aku senang Indri menjadi sepupuku,karena dengan begitu kesalahpahaman Arya bisa cepat berakhir.
Tapi,aku jadi canggung dengan Indri.
Aku masih mengingat insiden di kantin itu,aku masih merasa malas jika harus dihadapkan masalah yang baru dengan Indri.

"Alfa" ucap Indri membuatku langsung menatapnya

"Gimana kamu sama Arya?Udah baikan?" tanya Indri 

"Ya ... gitu" jawabku tak jelas

"Gitu gimana? Aku merasa bersalah banget karena ini,"

"Kalo lo?"

"Apa?"

"Gimana Arya?"

"Dia,dia berubah.
Dia jadi pendiam.Kalo ditanya,jawabnya suka asal.Dia kaya gak tertarik lagi ngobrol sama aku"

"Apa gue harus suruh dia ke sini?"

"Jangan,aku malu sama orang tua aku"

Suasana kembali hening,tidak ada topik yang menarik untuk dibahas.Aku memperhatikan Zahra yang sedang memainkan boneka barbie yang dia bawa.

Entah kenapa di hidupku terlalu banyak perempuan.

Apa Indri akan jadi perempuan keempat?

What?Empat?

¹Beta
²Resti
³Maurel
?Indri?

Laku banget lo,fa!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
I'il Find You, LOVE
6218      1696     16     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.
I'm Possible
6616      1778     1     
Romance
Aku mencintaimu seiring berjalannya waktu, perasaanku berubah tanpa ku sadari hingga sudah sedalam ini. Aku merindukanmu seiring berjalannya waktu, mengingat setiap tatapan dan kehangatanmu yang selalu menjadi matahariku. Hingga aku lupa siapa diriku. -Kinan Katakan saja aku adalah separuh hidupmu. Dengan begitu kamu tidak akan pernah kehilangan harapan dan mempercayai cinta akan hadir tepat ...
Story Of Me
3858      1462     6     
Humor
Sebut saja saya mawar .... Tidaak! yang terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri, dan yang terpenting dari "Story Of me" adalah saya tentunya. akankah saya mampu menemukan sebuah hal yang saya sukai? atau mendapat pekerjaan baru? atau malah tidak? saksikan secara langsung di channel saya and jangan lupa subscribe, Loh!!! kenapa jadi berbau Youtube-an. yang terpenting satu "t...
Rasa yang Membisu?
2244      1012     4     
Romance
Menceritakan 4 orang sahabatnya yang memiliki karakter yang beda. Kisah cerita mereka terus terukir di dalam benak mereka walaupun mereka mengalami permasalahan satu sama lain. Terutama kisah cerita dimana salah satu dari mereka memiliki perasaan terhadap temannya yang membuat dirinya menjadi lebih baik dan bangga menjadi dirinya sendiri. Pertemanan menjadikan alasan Ayu untuk ragu apakah pera...
ADITYA DAN RA
19125      3190     4     
Fan Fiction
jika semua orang dapat hidup setara, mungkin dinamika yang mengatasnamakan perselisihan tidak akan mungkin pernah terjadi. Dira, Adit, Marvin, Dita Mulailah lihat sahabatmu. Apakah kalian sama? Apakah tingkat kecerdasan kalian sama? Apakah dunia kalian sama? Apakah kebutuhan kalian sama? Apakah waktu lenggang kalian sama? Atau krisis ekonomi kalian sama? Tentu tidak...
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
276      225     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Kaichuudokei
8037      2042     5     
Fantasy
“Suatu hari nanti aku akan mengubahnya. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Bagaimanapun caranya. Jadi, saat waktu itu tiba, jangan menghalangiku!” (Nakano Aika) “Aku hanya ingin mengubahnya.. aku tidak ingin itu terjadi, aku mohon.. jika setelah itu kalian akan menghapus semua ingatanku, tidak masalah. Aku hanya tidak ingin menyesali sesuatu selama hidupku.. biarka...
A Slice of Love
296      249     2     
Romance
Kanaya.Pelayan cafe yang lihai dalam membuat cake,dengan kesederhanaannya berhasil merebut hati seorang pelanggan kue.Banyu Pradipta,seorang yang entah bagaimana bisa memiliki rasa pada gadis itu.
Save Me From Myself
2028      863     1     
Romance
"Kau tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya menjadi aku."
Senja Belum Berlalu
4146      1459     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...