Hariku kembali berjalan seperti biasanya,tidak ada kejadian menarik antara aku dan Beta.
Kami jadi lebih sering diam dan sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Jenuh sekali hariku,aku ingin segera naik kelas agar mendapat suasana baru lagi.
Semua yang terjadi antara aku dan Beta seolah sudah menjadi kenangan yang tak patut dibicarakan lagi.
Aku menjadi lebih fokus pada pelajaranku sekarang,apalagi setelah cukup sukses mendapat posisi pertama di olimpiade biologi tiga bulan yang lalu.
Aku bingung,harus berapa hari lagi yang kuhabiskan dengan merindukan Anggia dan merindukan kebersamaanku dengan Beta.
Aku menjadi malas sekali menghadapi segala urusan yang berbau cinta.
***
Minggu pagi yang cerah,aku memutuskan untuk jogging di taman kota yang selalu ramai.Kuajak Kay agar dia ada kegiatan di hari libur.
Di taman,aku mengakhiri aktivitas olahragaku di lapak tukang bubur langgananku.Aku memesan semangkuk bubur untukku dan semangkuk lagi untuk Kay.
"Aisyah!!!" panggil seseorang yang bisa kutebak bahwa dia adalah Maurel,siapa lagi yang memanggilku Aisyah selain dirinya?
Aku menoleh ke arahnya,
"Rel,jangan lari." cegah Yuda kemudian mengejar Maurel yang lari mendekat padaku
"Halo Aisyah!" sapa Maurel kemudian duduk di kursi yang berhadapan denganku,sedangkan Kay duduk bersebelahan denganku.
Yuda pun duduk di samping Maurel dengan napas yang masih terengah-engah.
Kurasa,Kay dan Maurel sama saja.Tak ada bedanya,sama-sama berkelakuan seperti anak kecil dan menggemaskan.
Yuda pun memesankan bubur untuk dirinya dan Maurel.
"Aisyah pacarnya banyak,"ucap Maurel
"Aku Kay,sepupunya Alfa." kata Kay langsung peka dan memperkenalkan dirinya pada Maurel
"Oh,aku Maurel,sepupunya Bundanya Alfa." balas Maurel
"Mana si om?" tanyaku pada Yuda
"Arya lagi jalanin programnya," jawab Yuda kemudian menyantap bubur yang disajikan penjual buburnya
"Program apa?diet?" tanyaku tak paham
"Programnya,full day sleep." Jawab Yuda membuatku tertawa
"Gila dia," timpal Maurel
"Kapan sih lo ke rumah nenek lagi?Kayanya udah lama banget lo gak main kesana," ucap Yuda
"Gimana ya,soalnya Bunda 'kan udah gak kerja lagi.Zahra 'kan ada yang jaga sekarang,jadi ke sana juga ngapain.Malu 'kan kalo cuma minta makan doang," ungkapku kemudian meminum teh hangat
"Main aja ke rumah,sekalian kenalin Kay sama nenek." usul Yuda
Aku menatap Kay,begitupun sebaliknya.
"Boleh tuh,kapan?" tanya Kay pada Yuda
"Terserah,sebisanya aja.Rumah nenek terbuka buat siapapun," jawab Yuda
"Kita bikin squad aja,isinya saudara semua,fa.'Kan banyak yang seumuran tuh,keren juga" usul Yuda lagi
"Siapa aja?"tanyaku
"Lo,gue,Arya,Maurel,Kay." jawab Yuda
"Revan sama Indri gak diajak?" tanya Kay padaku
"Ajak ajalah,'kan saudara lo,Fa" sahut Yuda
"Terserah, gue ikut aja." kataku malas
"Arya gak akan ribut sama Indri?" tanya Maurel
"Nggaklah,om gue 'kan anak baik." sahutku
***
Seperti yang tadi pagi kami bicarakan,semua saudaraku akan membentuk squad yang dinamai monochrome squad oleh Arya dan Revan.
Kami saat ini sedang berkumpul di rumah nenek,Revan dan Indri pun turut hadir.
"Jadi,dengan adanya squad ini kita mau ngapain?" tanya Indri
"Kita bina persatuan antar anggota agar tidak terjadi perpecahan dan tidak bercerai-berai," jawab Arya
"Lo yakin?Gue gak yakin lo bisa jalanin itu,secara lo gak bisa membina persatuan antar anggota.Lo sama Indri 'kan mantanan,kalian bercerai-berai karena putus." timpal Yuda
"Siapa bilang,gue sama Indri itu udah damai.Kita udah temenan,'kan?" ucap Arya
Indri hanya mengangguk
"Terus,udah itu tujuan kita apa lagi?" tanya Kay
"Lo tau 'kan Revan berangkat sekolah pakai mobil," ucap Yuda
"Jadi?" tanyaku tak paham dengan pernyataan Yuda
"Jadi,setiap hari kita berangkat diantar Revan." jelas Yuda
"Eh,kok gitu sih." cerca Revan
"Loh kok marah?" tanya Yuda heran
"Jangan gitu sayang," timpal Arya
"Bukan lirik lagu,om" kataku kesal
"Kenapa gak setuju?Ini untuk meningkatkan solidaritas antar anggota,"tutur Yuda
" Meningkatkan solidaritas atau pengiritan bensin motor kalian?"tanya Revan
"Hemat,Van.Kita 'kan harus mulai nabung buat nikah," jawab Yuda mengutarakan alasan konyolnya
"Kalian sih hemat,gue yang boros." ketus Revan
"Udahlah,pokoknya tujuan dari squad ini adalah untuk mempererat tali persaudaraan antara kita.Biar komunikasi kita gak putus dan kita jadi makin kompak," kataku membuat semua menatapku dengan tatapan yang membuatku tak nyaman.
"Amazing!" ucap Revan kemudian bertepuk tangan
"Gitu dong,dari tadi gue nunggu pendapat brilian lo,Fa." ujar Yuda
"Bagus,Fa.Aku setuju," timpal Kay
"Tapi,kita berangkat sekolah tetap diantar Revan?" tanya Maurel
"Ya enggaklah,enak aja." sahut Revan
Kami pun meneruskan perbincangan kami,sesekali aku tertawa dengan tingkah konyolnya Yuda,Revan dan Arya.Maurel,Indri dan Kay pun selalu membuat suasana semakin hangat.Aku memiliki keluarga baru sekarang,keluarga yang semoga saja membuatku bisa melupakan kekecewaanku pada Beta.Jika aku boleh jujur,rasaku pada Beta sebenarnya sudah ada.Sudah ada entah sejak kapan dan entah kenapa bisa terjadi,aku pun bingung.Yang jelas,aku merasa tak terima ketika Beta bersama Rangga.
***