Hujan dengan liar mengguyur Ibukota sejak dini hari . Langit terlihat lebih muram tanpa cahaya matahari . Namun , seperti tak mengenal lelah Ibukota selalu ramai oleh aktivitas penghuninya . Kereta listrik meliuk-liuk menerobos derasnya hujan seperti seekor ular besi raksasa. Mobil-mobil terbang berseliweran di bawah jutaan tetes air yang turun dari langit. Orang-orang yang berjalan kaki terlihat berjalan dengan tergesa-gesa seolah tidak ingin terlalu lama berada di luar. Suhu udara mulai turun beberapa derajat.
Seorang gadis remaja berseragam sekolah paling elit di Ibukota menengadah menatap langit yang gelap. Tidak ada tanda-tanda langit berhenti meneteskan air matanya. Mungkin langit sedang bersedih hari ini. Jadi, dia memutuskan untuk menerima tangisan langit hari ini. Hanya hari ini saja, semoga besok langit kembali berwarna. Warna biru yang selalu membuat hatinya tenang. Gadis berkepang dua itu menjulurkan tangannya menerima tetes demi tetes air hujan. Dingin, entah mengapa hari ini hujan lebih dingin dari biasanya. Gadis itu mendesah, memeluk tubuh dengan kedua lengannya. Bagaimana bisa dia lupa membawa payung dan jaket hari ini, gerutunya dalam hati.
Untuk kesekian kalinya gadis itu memeriksa layar hologram yang terpampang di hadapannya. Belum ada respon dari Mama ataupun Papanya. Kakak laki-laki nya juga menghilang dari radar. Seperti biasa kakaknya akan mendisconnect jaringan ketika sedang tenggelam dalam uji coba di laboratorium. Gadis itu mencoba menghubungi Papanya lagi tapi hanya suara operator yang menjawab. Tahu begini dia akan menerima tawaran Larry untuk pulang bersama, gerutunya dalam hati.
Kilat tiba-tiba menyambar, cahaya putih kemerahan terlihat jelas di langit diikuti suara yang memekakkan telinga. Gadis itu memekik ketakutan dan menutup kedua telinga serta matanya. Gadis itu terus memejamkan matanya selama beberapa menit. Ketika debar jantungnya berangsur normal dia memberanikan diri membuka matanya. Alangkah terkejutnya gadis itu ketika mendapati dirinya berada di sebuah tempat asing. Gelap, lembab, tanpa penerangan. Ketakutan mulai menjalarinya. Di mana ini? Bisiknya pada diri sendiri.