Loading...
Logo TinLit
Read Story - BANADIS
MENU
About Us  

XXXIV

Pelabuhan Sinter,

Sebuah kerajaan dengan latar belakang laut.

Pantainya begitu indah,

Dengan jajaran pohon – pohon nyiur nan melambai – lambai.

Penduduk Pelabuhan Sinter juga sangat ramah.

Mereka memperlakukan orang – orang dari kerajaan lain dengan penuh hormat.

Sungguh pelayanan mereka begitu profesional.

Mereka yang pernah mendaratkan sepasang kakinya di Pelabuhan Sinter dijamin akan merindukan nuansa pelabuhan itu.

 

Kesibukan pelabuhan Sinter sama seperti hari – hari sebelumnya.

Mereka mengatur lalu lintas kapal laut yang berlabuh.

Juga melakukan bongkar muat kontainer.

Dedikasi mereka terhadap pelayanan yang cepat dan ramah membuat pelabuhan Sinter menjadi pelabuhan paling disegani di Nusantara.

 

“Tok, tok, tok,” Suara pintu diketuk.

“Izin masuk, Tuan Ndansup,!”

“O ya, pak Navas,, silakan masuk,”

Tuan Ndansup menghentikan aktifitasnya.

“Lapor, tuan,, Saya bermaksud melaporkan situasi di perbatasan Jegrek.”

“Hmm, Silakan,”

Laki – laki kekar itu duduk di hadapan Tuan Ndansup.

“Bagaimana, pak Navas?”

“Begini, tuan,, Menurut laporan para penjaga perbatasan Jegrek, pembangunan pangkalan militer Banadis di dekat perbatasan sudah mencapai 70%. Kerajaan Banadis memperlengkapi pangkalan militer itu dengan tiga balista tingkat menengah, dan beberapa balista jarak dekat. Badan pangkalan militer tersebut dibuat lumayan besar dan diperkirakan bisa menampung dua kompi pasukan berkuda atau satu peleton artileri medan., Sekian,”

“Hmm, Sudah jelas maksud Banadis membangung pangkalan militer di perbatasan Jegrek., Pak Navas, tolong diperketat penjaga di pos perbatasan Jegrek dan perlengkapi pasukan jaga dengan persenjataan tingkat maksimum. Dan terus laporkan perkembangan pembangunan pangkalan militer itu.”

“Siap, Tuan Ndansup,!”

Laki – laki kekar itu meninggalkan ruangan kerja Tuan Ndansup.

“Tampaknya saya harus membuat surat permohonan bantuan kepada kerajaan Relian.”

 

 

 

XXXV

Ketika surat itu diterima oleh Kerajaan Relian,

 

Seseorang tampak berjalan agak cepat menuju suatu tempat.

Mimik orang itu sangat tegang, seolah – olah esok hari sudah kiamat.

 

“Permisi, Tuan Podi,”

“Oh,, Masuk, pak Peray,”

Laki – laki itu melangkah cepat.

“Ada apa, pak Peray?”

“Kita mendapatkan surat militer khusus dari kerajaan Sinter, tuan.”

“Hah??, Mana, pak?”

Peray menyerahkan surat resmi kerajaan Sinter.

Segera Tuan Podi membuka gulungan itu dan membaca isinya dengan saksama.

 

“Huh,! Apa – apaan Banadis ini?! Berani – berani nya membuat provokasi seperti itu,!”

“Maaf, Tuan Podi,, Ada apakah?”

“Banadis membangun pangkalan militer di perbatasan Jegrek.”

“Astaga,! Tampaknya Banadis akan memulai perang dengan kerajaan Sinter.”

“Sudah pasti itu,”, sahut Tuan Podi.

“Pak Peray, segera buatkan surat pemberitahuan perihal ini ke kerajaan Darmasih, Dan mungkin kita juga akan mengadakan pertemuan persekutuan.”

“Siap, tuan,”, ucap laki – laki itu.

 

 

 

XXXVI

Pertemuan persekutuan,

Riuh, banyak terjadi beda pendapat.

Terutama masalah cara penyelesaian konflik yang terjadi.

Juga masalah pengikutsertaan eks orang – orang Banadis dalam sengketa yang terjadi.

 

“Ya nggak bisa dong, Tuan Ibeng,, Maksudnya apa melibatkan eks Banadis itu?” Tuan Podi tampak tidak berkenan.

“Yaa,, itu kan sebenarnya kerajaan mereka juga, tapi karena konflik nyang ada jadinya seperti ini.”, sahut Tuan Ibeng, apa adanya.

Tuan Bajir menyuarakan kegamangan pikirannya. “Kalo kita bersikap seperti itu, takutnya nanti kalo Banadis berulah lagi, kita juga yang repot.”

“Iya, Tuan Ibeng,, Lupakan saja untuk mengikutsertakan eks Banadis itu dalam perang ini. Toh, kami masih sanggup kok melawan Banadis yang sekarang ini.”, sahut Tuan Tusjam dari kerajaan Boralisa.

“Yaa, itu terserah tuan – tuan sekalian,, Saya hanya menyarankan saja, Karena saya dengar Perserikatan Cilikan kekuatan militernya mulai tampak dengan masuknya eks Banadis di Taragam.”

Tuan Surain berucap, “Iya, saya juga mendengar kabar itu, Perserikatan Cilikan bisa menjadi kekuatan baru kalo sampai benar – benar bangkit.”

“Tapi tetap saja mereka tidak mempunyai modal yang cukup untuk mempersenjatai diri. Baiknya kita fokus pada kekuatan persekutuan kita dulu, Supaya kita bisa mengukur juga kekuatan kita.”

“Iya, saya setuju dengan Tuan Bajir, Kita selama ini tidak tau bagaimana kekuatan militer kita sebenarnya, Apakah itu cukup efektif untuk menaklukkan Banadis atau tidak?” Tuan Surain harap – harap cemas.

“Baik, Jadi kita sepakat untuk tidak mengikutsertakan eks Banadis itu?”

“Iya, sepakat,, Tidak usah saja.”

“Iya, percuma juga kalo mereka ikut, malah numpang saja nantinya.”

 

 

 

XXXVII

Beberapa rencana besar pun dijalankan,

 

Hari itu pagi masih buta,

Sang surya masih di bawah cakrawala.

Tapi, sekumpulan orang telah beraktifitas di padang rumput nan luas.

Dengan perbekalan dan senjata yang lengkap mereka bersembunyi, menyamarkan diri.

 

Mereka telah lama menghilangkan eksistensi diri,

Namun yang ditunggu tidak kunjung tiba.

Nyamuk, ular atau kalajengking bisa saja membunuh mereka.

Tapi kumpulan orang – orang itu tidak mengacuhkannya.

Mereka tetap patuh pada perintah atasan.

Tak peduli kemalangan didapatkan.

 

Setelah menunggu beberapa lama,

Sasaran terlihat di kejauhan.

Mereka pun segera bersiap – siap.

Mengisi amunisi, merendam anak panah dalam wadah minyak tanah.

Juga menebalkan keyakinan diri dan memfokuskan pikiran.

 

Perlahan – lahan sasaran itu mendekat.

Tampak begitu tenang karavan itu melaju.

Penunggangnya seolah – olah sudah hafal jalan yang dilaluinya.

Juga tidak merasakan sedikitpun ketakutan akan kelamnya malam.

 

Namun saat itu,

“Tembakk,!”

Sontak puluhan panah api berhamburan ke udara.

Lalu mengguyur karavan itu hingga luluh lantah.

 

 

 

XXXVIII

Di lokasi yang berbeda,

 

Sekumpulan orang berbaju hitam – hitam tampak mengendap – endap.

Menyamarkan langkah – langkah kaki bersama hembusan angin.

Bergerak cepat mendekati tepian benteng nan sangat tinggi.

 

Dengan sigap mereka menggorok leher para penjaga.

Juga memanah para penjaga di menara pengawas.

 

Lalu beberapa alat pengait dilontarkan ke atas benteng supaya mereka bisa menaiki bangunan itu.

Setelah sampai di atas benteng orang – orang itu menyiapkan anak panah, wadah minyak tanah dan beberapa peledak.

Pada hitungan ketiga, beberapa anak panah meluncur tajam, membakar sebuah gudang, Juga beberapa peledak melambung di dekat ruang senjata.

Dan, “Boomm,!!” Meluluhlantahkan bangunan itu.

Dalam hitungan detik kehebohan pun terjadi, Tapi para penyusup itu sudah menghilang dari hiruk pikuk kebingungan.

 

 

 

XXXIX

Esok harinya,

Saat kerugian besar telah tampak.

 

“Apa – apaan ini?! Bagaimana hal ini bisa terjadi?!”

“Apa kerja kalian selama ini?!”

“Serangan kecil seperti itu saja bisa menghancurkan semua kerja keras kita,”

“Bodoh,!!, Benar – benar bodoh!, Tolol semua,!,”

Hening. Para bos distrik hanya bisa membisu.

Tidak berani berucap satu patah katapun.

“Huuhh,, sial,!”, umpat Tuan Rakat. “Malu saya ini pada kolega – kolega kita,”

“Ketololan apa yang terjadi hingga semua barang pesanan mereka ludes,?”

“Mau bagaimana kita mengganti semua kerugian mereka – mereka itu?”

Tuan Rakat mendudukkan raga di atas meja.

Beliau diam sejenak, menenangkan kebingungan.

“Pokoknyaa, ini nggak boleh dibiarkan, Kita harus balas perbuatan mereka ini.”

“Dan, untuk sementara barang – barang yang masih ada akan disimpan di gudangnya Jedeng. Karena tinggal gudangnya saja yang masih berfungsi, Jelas?!”

“Siap,, Jelas,!”

“Bubar,!”

Para bos distrik segera menjalankan instruksi yang diberikan Tuan Rakat.

 

 

 

XL

Ketika barang – barang dagangan sudah digudangkan,

 

Lelah, fisik. Juga mental.

Rasa malu mendera hebat.

Kekesalan pun meluap – luap.

 

“Huuhh,, rugi bandar nih aku,”, ucap bos Nawang.

“Sama, Aku juga rugi banyak banget.”

“Harga diri kita benar – benar jatuh nih,”, ucap bos Alap – Alap, frustasi.

“Huuhh,, Kayak baru kemarin sore aja kita ngurusin ini. Malu,”

“Yaa,, mau gimana lagi? Mungkin ini bisa bikin kita lebih waspada lagi.”, ucap bos Jedeng, sambil menyeduh kopi panas.

“Yang aku heran, kok cuma gudang sama tempat senjata itu lo yang jadi sasaran?”

“Yaa,, namanya taktik, Pasti mereka udah merencanakan itu dengan baik, Buktinya kita sampe amsyong gini,”, ucap bos Jingkrak.

“Bener – bener mulai dari nol lagi.”

“Tapi yang aku khawatirkan kalo tiba – tiba mereka nyerang kita lagi gimana ya?” Sambil bos Nawang menyeruput kopi panas.

“Tenang aja, Katanya Tuan Rakat udah minta pasukan elitnya untuk turun gunung.”

“Beneran, Deng?”, sahut bos Jingkrak.

“Kemungkinan sih gitu,”

Setelah bos Jabrik menggigit gorengan. “Kok Tuan Rakat malah nyuruh pasukan elitnya turun gunung? Apa nggak sebaiknya langsung kita bales aja?”

“Nggak mungkin lah kalo kita bales sekarang, Mereka pasti lagi waspada – waspadanya.”, sahut bos Alap – Alap.

“Betul itu, lebih baik serangan diam – diam seperti yang sudah mereka lakukan ini daripada nyerang langsung dalam jumlah besar. Lagian dari mana kita dapet senjata buat berperang? Orang gudang senjata kita semuanya hancur lebur gitu,”

“Lha emang Tuan Rakat mau melakukan apa dengan pasukan elitnya itu?”

“Kalo itu mungkin hanya perwira militer khususnya Tuan Rakat yang tahu.”, jawab Jedeng, menikmati kopi panas dengan camilan kayu manis.

“Kamu kok kayak nggak ada beban gitu sih, Deng?”

“?? Kan tugas kita cuma ngurusi dagangannya Tuan Rakat aja, Urusan mau perang atau gimana itu udah urusannya Tuan Rakat sendiri,”

“Iya sihh, Jedeng betul juga,”

 

 

 

XLI

Menjelang tengah malam,

Langit yang tenang, tiba – tiba menggelegar dahsyat.

Petir menyambar – nyambar,

Seolah – olah para dewa sedang mencambuk keheningan.

 

Di tengah lapangan hukuman,

Beberapa orang berbaju hitam – hitam tampak komat – kamit.

Mereka sedang merapalkan sebuah mantra.

Sungguh kumpulan orang berbaju hitam – hitam itu seolah – olah kesurupan.

Menari – nari di tengah lapangan sambil berputar – putar.

Aroma magis nan kuat perlahan – lahan menyelimuti keangkeran lapangan hukuman.

 

Setelah beberapa saat melakukan ritual menari,

Mereka duduk melingkar, dan kembali merapalkan sebuah mantra.

Aura – aura dunia lain yang bergentayangan menggeliat.

Seolah – olah aura – aura itu digerakkan oleh kekuatan yang sangat dahsyat.

 

Di lokasi yang berbeda,

Para pemanah sudah siap di posisi masing – masing.

Terhitung ada ratusan pemanah Tuan Rakat yang bergerak malam itu.

Tugas pemanah – pemanah itu hanya satu, yaitu melesakkan panahnya ke para perwira persekutuan Darmasih.

 

Bersiap – siap. Mereka melihat langit di atas kerajaan Banadis semakin memerah.

Juga kilatan petir semakin sering menampakkan kuasanya.

Para pemanah di segala penjuru mulai merapal mantra.

Lalu membidik targetnya dengan sangat hati – hati.

Dan, “Swingg,,” Anak panah itu meluncur deras ke targetnya.

Kemudian, “Arrgh,,!!” Suara kesakitan layaknya tersambar petir terdengar parau.

 

 

 

XLII

Rapat darurat Persekutuan Darmasih,

 

Kehebohan, Kengerian.

Persekutuan Darmasih menyebutnya petaka.

Bagaimana tidak? Dalam waktu semalam ratusan perwira militer tewas.

 

Ciri – cirinya pun sama.

Pada tubuh korban tertancap anak panah.

Dan sekujur tubuh korban tampak gosong, seperti tersambar petir.

 

Tuan Ibeng membatin, “Ini pasti ulah pasukan elit Banadis.”

“Lalu bagaimana menangkal sihir yang mematikan ini?”

Tiba – tiba, “Bagaimana ini, Tuan Ibeng?,, Tuan Ibeng,”, panggil Tuan Surain.

“Oh ya,, Saya sudah mengerti apa yang terjadi ini,”

Tuan Podi menjadi heran. “Mengerti apa, Tuan Ibeng?”

“Saya sangat yakin ini adalah ulah kerajaan Banadis.”, ucap Tuan Ibeng.

“Hah? Bagaimana mungkin?”

“Ini pernah diceritakan kakek saya dulu, Jika kerajaan Banadis mempunyai sekelompok pasukan penyihir elit yang sangat berbahaya. Sihir dari pasukan elit itu akan membunuh targetnya walaupun targetnya berada sangat jauh sekalipun dari Banadis. Karena sihir itu akan diperantarakan dengan sebuah anak panah pada tubuh targetnya, dan siapapun yang terkena anak panah itu dipastikan akan mati, Matinya pun akan menyerupai orang yang tersambar petir., Saya tidak tahu apakah cerita saya ini benar atau tidak, tapi satu hal yang kakek saya ceritakan, bahwa langit di atas kerajaan Banadis akan berwarna merah darah saat pasukan elit Banadis itu melakukan ritualnya.”

“Astaga,!, Tadi malam saya terbangun saat mendengar gelegar petir yang sangat dahsyat, dan, dan, saat saya melihat ke langit, ada warna kemerah – merahan dari arah barat.”

Tuan Surain menjadi ngeri. “?? Apa anda tidak salah lihat, Tuan Bajir?”

“Tidak, tidak,, Saya tidak salah lihat, Saya kira waktu itu akan turun hujan karena langitnya berwarna merah dan banyak sekali kilat dari arah barat itu.”

“Jika yang dilihat oleh Tuan Bajir itu benar, maka sudah dipastikan kerajaan Banadis bertanggung jawab atas pembunuhan para perwira perang persekutuan kita.”

“Tapi bagaimana kita meminta Banadis mempertanggungjawabkan ini semua?, Salah – salah kita yang jadi korban berikutnya,”, ucap Tuan Podi, agak gentar.

“Mungkin menghindari malapetaka ini adalah suatu kemustahilan tapi kita bisa selamat jika kita punya mantra penangkalnya.”

“Bagaimana caranya, Tuan Ibeng? Beri tau kami,”

“Saya pun tidak tau, tapi satu orang di Taragam pasti tau hal itu.”

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kesempatan
20497      3283     5     
Romance
Bagi Emilia, Alvaro adalah segalanya. Kekasih yang sangat memahaminya, yang ingin ia buat bahagia. Bagi Alvaro, Emilia adalah pasangan terbaiknya. Cewek itu hangat dan tak pernah menghakiminya. Lantas, bagaimana jika kehadiran orang baru dan berbagai peristiwa merenggangkan hubungan mereka? Masih adakah kesempatan bagi keduanya untuk tetap bersama?
Today, I Come Back!
4006      1391     3     
Romance
Alice gadis lembut yang sebelumnya menutup hatinya karena disakiti oleh mantan kekasihnya Alex. Ia menganggap semua lelaki demikian sama tiada bedanya. Ia menganggap semua lelaki tak pernah peka dan merutuki kisah cintanya yang selalu tragis, ketika Alice berjuang sendiri untuk membalut lukanya, Robin datang dan membawa sejuta harapan baru kepada Alice. Namun, keduanya tidak berjalan mulus. Enam ...
Can You Love Me? Please!!
4018      1214     4     
Romance
KIsah seorang Gadis bernama Mysha yang berusaha menaklukkan hati guru prifatnya yang super tampan ditambah masih muda. Namun dengan sifat dingin, cuek dan lagi tak pernah meperdulikan Mysha yang selalu melakukan hal-hal konyol demi mendapatkan cintanya. Membuat Mysha harus berusaha lebih keras.
TRIANGLE
342      225     1     
Romance
Semua berawal dari rasa dendam yang menyebabkan cella ingin menjadi pacarnya. Rasa muak dengan semua kata-katanya. Rasa penasaran dengan seseorang yang bernama Jordan Alexandria. "Apakah sesuatu yang berawal karena paksaan akan berakhir dengan sebuah kekecewaan? Bisakah sella membuatnya menjadi sebuah kebahagiaan?" - Marcella Lintang Aureliantika T R I A N G L E a s t o r ...
ARABICCA
2953      1071     2     
Romance
Arabicca, seorang gadis penderita schizoid personality disorder. Selalu menghindari aktivitas sosial, menjauhi interaksi dengan orang lain, tertutup dan mengucilkan diri, terpaksa harus dimasukkan ke sekolah formal oleh sang Ayah agar dia terbiasa dengan aktivitas sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut semata-mata agar Arabicca sembuh dari gangguan yang di deritanya. Semenj...
AMORE KARAOKE
18765      3034     7     
Romance
Dengan sangat berat hati, Devon harus mendirikan kembali usaha karaoke warisan kakeknya bersama cewek barbar itu. Menatap cewek itu saja sangat menyakitkan, bagaimana bila berdekatan selayaknya partner kerja? Dengan sangat terpaksa, Mora rela membuka usaha dengan cowok itu. Menatapnya mata sipit saja sangat mengerikan seolah ingin menerkamnya hidup-hidup, bagaimana dia bisa bertahan mempunyai ...
Kesya
11808      2833     5     
Fan Fiction
Namaku Devan Ardiansyah. Anak kelas 12 di SMA Harapan Nasional. Karena tantangan konyol dari kedua temanku, akhirnya aku terpaksa harus mendekati gadis 'dingin' bernama Kesya. Awalnya pendekatan memang agak kaku dan terkesan membosankan, tapi lama-kelamaan aku mulai menyadari ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Kesya. Awal dari ancaman terror dikelas hingga hal mengerikan yang mulai ...
Aku Bukan Kafir!
10590      2452     6     
Inspirational
Pemuda itu bernama Arman, suku jawa asli yang lahir dari seorang buruh sawah di daerah pelosok Desa Peloso, salah satu Desa di Jombang. Ngatini adalah adik dari almarhumah Ibu kandung Arman yang naik ranjang, menikah dengan Pak Yusup yang biasa dipanggil Lek Yusup, Bapak kandung Arman, yang biasa dipanggil Lek Yusup oleh orang-orang sawah. Sejak kecil Arman selalu ikut Lek Yusuf ke sawah. Hingga ...
Persapa : Antara Cinta dan Janji
8058      1962     5     
Fantasy
Janji adalah hal yang harus ditepati, lebih baik hidup penuh hinaan daripada tidak menepati janji. Itu adalah sumpah seorang persapa. "Aku akan membalaskan dendam keluargaku". Adalah janji yang Aris ucapkan saat mengetahui seluruh keluarganya dibantai oleh keluarga Bangsawan. Tiga tahun berlalu semenjak Aris mengetaui keluarganya dibantai dan saat ini dia berada di akademi persa...
fall
4675      1395     3     
Romance
Renata bertemu dua saudara kembar yang mampu memporak-porandakan hidupnya. yang satu hangat dengan segala sikap manis yang amat dirindukan Renata dalam hidupnya. satu lagi, dingin dengan segudang perhatian yang tidak pernah Renata ketahui. dan dia Juga yang selalu bisa menangkap renata ketika jatuh. apakah ia akan selamanya mendekap Renata kapanpun ia akan jatuh?