“okay, so we’re gonna do a little demonstration today” teriak Miss Lily
“i will choose two of you, to help me with the demonstration”
“YEEAH” Teriak Daniel, karena ia memang suka teriak-teriak di kelas.
“let’s see um... Miss Henzie! Are you here?”
Jena mengangkat tangannya.
“okay, come here”
“you’re from Mr. Tim class right?”
“yes miss” Jena mengangguk
“Okay next... Mr. Harvey”
Marvel berjalan ke depan kelas
“okay, we have our model now”
Jena tersenyum pada Marvel yang sama-sama terpilih untuk demonstrasi. Tapi Marvel tak membalas senyuman Jena, ia malah tidak melirik Jena sedikitpun. Jena mengerutkan dahinya, bingung.
“let’s start the demonstration!”
“YEEAAHH” teriak Daniel, yang diikuti anak-anak lain.
Sampai bel tanda kelas selesai berbunyi, Marvel tetap tidak melirik Jena sekalipun. Bahkan Marvel meninggalkan kelas tanpa mengajak atau setidaknya pamit duluan. Jena merasa aneh, ia tidak tahu kenapa Marvel tiba-tiba seperti itu padanya. Mungkin ia sedang badmood pikirnya.
Istirahat tiba, Jena yang sedang duduk bersama anak baseball lain melambaikan tangannya saat melihat Lyra masuk ke ruang kantin. Tapi Lyra malah belok ke meja tempat Marvel dan teman-temannya duduk. Ia bahkan tidak melihat Jena sedikitpun. Jena sekali lagi mengerutkan dahinya, matanya masih melihat Lyra yang sekarang duduk bersama Marvel, bersebelahan, dan saling berpegangan tangan.
wow... i have missed so much in a day.
Jena menghampiri Lyra yang sedang istirahat dari latihan cheers di lapang seberang.
“Hai”
“AK!” Lyra kaget melihat Jena yang datang tiba-tiba.
“didn’t know you’ll be that surprised” Jena tertawa kecil juga merasa aneh melihat tingkah temannya itu
“yeah haha sorry, didn’t see you coming. Wassup?”
“you..didn’t answer my text”
“oh! Iya tadi malem aku ketiduran dan tadi pagi juga kesiangan jadi belum sempet bales” Lyra cengar cengir gak jelas
“okay..” Jena aneh, karena bagaimana saat siang? Apa dia gak cek handphone sama sekali di sekolah? Tapi Jena memilih melupakannya saja, tidak mau membahasnya.
“jadi gimana handphone aku?”
“besok udah jadi katanya”
“oh, really?”
“yeah” Lyra tersenyum
“okay, thanks” Jena balas tersenyum
“by the way.. are you guys oficially right now?” Mata Jena melirik Marvel sekilas yang sedang latihan basket.
“I...think so”
“oh, I’m..happy for you” Ekspresi Jena tidak memperlihatkan kebahagiaan itu, karena sekali lagi, ia bingung kenapa Lyra tidak langsung cerita padanya. Tapi lagi-lagi ia memilih untuk diam.
“so you guys were like...having a date last night?”
“uhuh..” Lyra ragu, ia takut Jena akan menginterogasinya
“wow, it happened really fast”
“yeah, I know right?” Lyra tertawa awkward
“did he um.. mention anything about me? You know, that night”
“mmhm” Lyra menggelengkan kepalanya. Karena jauh di lubuk hatinya ia tak bisa berkata bohong pada sahabatnya ini
"Why?” .
“dia agak aneh sama aku di kelas hari ini”
“ohya? Kalian punya kelas yang sama?”
“no, Mr, Tim gak hadir, jadi aku gabung sama Kimia-B. And turns out we’re in the same class”
“ow..”
“Lyra!” Abby berteriak, tanda latihan sudah dimulai lagi.
“I’m sorry I gotta go”
“yeah that’s fine” Jena tersenyum padanya.
Lyra melambaikan tangannya pada Jena sambil berlari menuju anak-anak cheers lain. Marvel yang berada di lapang sebrang melihat dua perempuan itu. Kepalanya menggeleng tak percaya Jena masih bisa berbicara pada Lyra setelah melakukan hal itu.