“thanks ya Ly”
“makanya jangan teledor”
“ya I know, I still do stupid things”
“kalau bisa yang besok selesai sih, Ly”
Lyra memutar bola matanya “ya kalau tokonya gak penuh”
“aku pulang duluan ya”
“yap”
Lyra membawa mobil sendiri hari ini, jadi ia tidak perlu menunggu Jena yang sedang mengawasi adik kelas yang latihan. Lyra menyetir mobilnya ke tempat service handphone karena Jena tidak terlalu tahu tempat seperti itu, jadi ia meminta tolong Lyra.Tapi sayangnya, toko itu hari ini tutup Lyra mendengus, lalu membawa mobilnya kembali ke rumah.
“tokonya tutup” kata Lyra di telepon
“hm, yaudah besok lagi aja”
“by the way, santai aja deh Ly. Gak usah selesai secepatnya, aku pakai Handphonenya jadulku dulu aja”
“okay”
“thanks for helping me by the way”
“that’s what friends are for”
“haha okay bye”
“bye”
Lyra menutup telepon. Ia penasaran mencoba men-charge handphone Jena. Dan ternyata, handphone itu menyala. Lyra tersenyum kecil, senang karena ternyata handphone Jena tidak jadi rusak. Ia menekan tombol off agak lama, mengecek apa sistemnya rusak atau tidak.
Password
Lyra mengetik password handphone Jena, karena selama mereka berteman mereka selalu mengetahui password handphonenya masing-masing. Dan ternyata handphone Jena berjalan semestinya, tak ada kerusakan.
Lyra hendak menelefon Jena lagi, tapi tiba-tiba
New Message!
Marvel: how’s your arm?
Lyra pun meletakkan lagi handphonenya di kasur. Ia penasaran dengan isi chatroom Jena dan Marvel. Tapi ia bimbang, karena dalam hatinya ia tahu ini terasa tidak benar untuk dilakukan. Tapi entah kenapa, malam itu dorongan untuk mengetahui isi message Jena sangat besar, ia pun membukanya.
1st Apr 2018
Marvel: Test
Jena: yo
Marvel : you better hurry
Jena : on my way
Today
Marvel : how’s your arm?
Ternyata tak ada apa-apa. Bahkan mungkin yang terakhir ini saat mereka di hukum karena kesiangan, pikir Lyra.
Marvel: Jen?
Lyra bingung, apakah ia harus mengatakan yang sejujurnya bahwa handphone Jena sedang ada padanya atau tidak. Tapi Lyra sebenarnya masih berharap bisa berhubungan lagi dengan Marvel setelah sekian lama mereka tidak lagi berbicara karena Lyra merasa ia tak akan mendapatkan Marvel.
Jena : getting better
Marvel : nice to know that
Marvel : hope it heals asap
Jena : thanks
Lyra ragu akan menanyakan ini atau tidak. Tapi, ia teringat Jena yang berani melakukan apapun untuk dirinya sendiri. Mungkin saat ini ia pun harus bisa seperti itu.
Jena : wanna go see a movie tomorrow night?
Marvel yang sedang tidur-tiduran di kasurnya langsung bangun. Kaget dengan pertanyaan Jena ini. Ia senang, tapi juga bingung. Padahal baru kemarin Jena menyatakan kalau mereka “friend”. Tapi Marvel terlalu senang saat itu, ia pun tidak terpikir untuk menolak atau bahkan menanyakan apa Jena serius.
Marvel : sure, why not
Jena : okay, i’ll text you again
Marvel : okay, goodnight
Jena : night
Marvel tersenyum lebar malam itu di kamarnya. Ia bahkan kesulitan tidur karena terlalu senang membayangkan esok malam. Begitu juga Lyra, ia tersenyum senang. Walauppun ia sedikit ragu bagaimana ia akan menghadapi resikonya nanti. Tapi ia tak peduli, yang penting, tomorrow she will have a date with Marvel.