“bapak yakin dia anaknya?”
“ya, saya lihat mukanya”
“dia juga anak baseball kan?” si penjaga perumahan Lucas melempar masker bertuliskan CAMPBELL INTERNATIONAL HIGH BASEBALL ke meja Miss Clara.
Jena yang sedang duduk di hadapan meja Miss Clara menundukkan kepalanya karena keteledorannya itu.
“benar Jena? Kamu ngelakuin ini?”
Sebelum Jena menjawab, pintu ruang BK terbuka. Dan terlihat muka Lucas di ujung pintu. Jena memutarkan bola matanya saat melihat Lucas.
“ya ada apa Lucas?” tanya Miss Clara
“may I join miss?”
“if this about my car, I have rights”
“Okay, come in”
Lucas duduk di kursi sebelah Jena. “Miss, jujur saya sakit hati ada yang tega merusak mobil kesayangan saya. Tapi, kita gak punya bukti kuat kalau Jena yang ngelakuin”
Jena memasang muka malas mendengar pembelaan Lucas ini, terdengar seperti omong kosong baginya.
“rekaman cctv saya rusak dan kebetulan tidak bisa jalan hari itu. Saya minta urusan ini selesai sampai sini saja, saya tidak akan menuntut Jena atas tuduhan ini, saya memilih memaafkan pelakunya dan melupakan kejadian ini”
Telinga Jena rasanya sakit mendengar perkataan Lucas, walaupun jujur ia sedikit lega Lucas mau melakukan ini untuknya. Tapi Jena tahu, pasti ada sesuatu di balik perbuatan Lucas.
“kalau begitu, ibu anggap kasus ini selesai disini saja”
“bagaimana pak?”
“ya, kalau pemilik mobil memilih untuk begitu, saya setuju saja. Tapi ada baiknya anak ini diberi pelajaran agar tidak mengulangi perbuatannya lagi. Karena saya yakin muka yang saya lihat malam itu adalah dia”
“okay, permasalahan selesai disini. Kalian boleh kembali ke kelas”
“bapak-bapak mari saya antar keluar”
Jena dan Lucas bersamaan keluar dari ruang BK.
“you’re not gonna say thanks?” tanya Lucas
“what do you want” Jena menatap Lucas kesal
Lucas tersenyum licik. Jena sangat benci melihat senyuman itu. Lucas mengambil handphonenya lalu memperlihatkan sebuah rekaman cctv saat Jena, Kyle dan Harry membobrol mobilnya.
“you’re dad will not be very happy to see this”
Jena mendengus. Ia menyesal karena seceroboh itu tak menyadari ada cctv di dalam mobil Lucas. Mukanya bahkan terpampang jelas di rekaman itu.
“just go with me to that party and everything just never happened”
“Kamu bahkan bisa selametin dua temen gamers autis kamu itu yang kamu pikir setia tapi malah ninggalin kamu malam itu”
Jena diam, ia bingung harus bagaimana. “okay, I’ll go with you”
“look, segampang ini aja Jen, kamu yang bikin jadi rumit”
“hapus rekamannya”
“I will. Setelah kita pulang dari party itu” Lalu Lucas pergi meninggalkan Jena dan bergabung dengan anak-anak soccer lainnya di lorong kelas.
Jena berlari ke wc perempuan. Lalu masuk ke salah satu stall nya. Ia sangat kesal lalu memukul dinding stall wc. Jena memegang bagian atas toilet, mencoba menenangkan dirinya dengan mengatur nafas. Tiba-tiba,
PLUNG
“oh shit” Handphonenya yang ia simpan di saku baju masuk ke dalam toilet itu karena tutupnya terbuka.
Ia memasukkan tangannya ke genangan air di dalam toilet untuk mengambil handphonenya.
“Ugh” Jena mendesah karena jijik.
Setelah berhasil mengambilnya Jena langsung mencuci tangan. Lalu terdengar bel tanda pelajaran selanjutnya dimulai berbunyi. Jena keluar dari kamar mandi dan bergegas ke kelas Sejarah.
“punya tissue basah?” tanya Jena pada Poppy
“yup” Poppy memberikan tissue basah ukuran besar yang selalu dibawanya kemana-mana itu pada Jena.
Jena megelap permukaan handphonenya yang tercemplung. Poppy yang melihat kelakuan Jena itu mengerutkan dahinya. Untuk apa elap-in handphone? Sebelum ia sempat bertanya, Miss Franda sudah masuk ke ruangan. Jadi Poppy mengurungkan niatnya.