Loading...
Logo TinLit
Read Story - AROMA MERDU KELABU
MENU
About Us  

Suara cempreng khas Nela membangunkanku di siang hari. Entah kenapa tiap kali dia berteriak, alam bawah sadarku langsung terhenti. Dia memang alarm ampuhku jika kita bersama. Dan kini, untuk pertama kalinya setelah tiga tahun berpisah, aku bisa mendengar kembali alarm ampuhku itu. Sesalku, selama tiga tahun itu aku tidak bisa menemaninya tumbuh karena kewajibanku sebagai anak sulung yang harus mencari nafkah di Ibu Kota.

“Kamu tuh ya, udah besar juga suaranya masih cempreng aja, berisik tau!” Ucapku.

“Lah, Kak Treela gak bakalan bangun kalo Nela gak teriak-teriak.” Jawabnya.

Ternyata sepotong roti selai kacang sudah ia siapkan di meja makan, dia masih tahu betul sarapan kesukaan kakaknya.

Rasanya, pagi itu menjadi hari pertama bagiku merasakan kembali suasana pagi dengan tenang. Sambil menyantap sarapan, aku tak perlu tergesa-gesa menyiapkan pakaian yang harus aku kenakan. Aku bisa melanjutkan sarapanku menikmati kopi hitam di kursi teras rumah, sambil memperhatikan Anak-anak berseragam putih biru yang ramai menggunakan sepeda untuk berangkat ke Sekolah. Ternyata, kebiasaan baik anak Yogya belum luntur.

Melihat anak-anak itu membuatku teringat dengan sepeda zaman sekolahku. Aku jadi ingin memakai sepeda itu lagi, sepertinya masih tersimpan di gudang belakang rumah. Meskipun kakiku memang masih sakit, tapi aku sudah oleskan salep sehingga rasanya sakitnya agak berkurang saat dipakai berjalan. Denga perlahan, aku pergi ke gudang di belakang rumah untuk mencari sepedaku itu. Ternyata kini sudah banyak sekali barang yang menempati gudang, sepeda yang ukurannya besar pun sampai tak terlihat olehku, ditambah mataku yang minus ini membuat semuanya terlihat sangat tidak nampak. Untungnya kutemukan sepedaku kala aku meraba sebuah kring-kring sepeda, aku langsung tau itu sepedaku karena saat kubunyikan suaranya sangat nyaring dan aku masih hafal suara kring-kring itu. Kuteliti, sepedaku sudah usang dan dipenuhi sarang laba-laba, rodanya sudah penyok terdempet barang-barang lain disana. Aku berniat untuk memperbaikinya ke bengkel sepeda di seberang rumah supaya aku bisa berkeliling Jogja kalau nanti kakiku sudah sembuh. Naas, saat kukeluarkan sepeda itu, tumpukan barang berjatuhan mengenai wajahku. Barang-barang itu jatuh dari atas lemari dekat sepedaku bersandar. Sayangnya aku tidak tahu itu dan langsung terkujur lemas dekelilingi barang-barang disana. Banyak sekali laba-laba yang menghinggapi wajahku, mataku perih seperti kemasukan sesuatu.

“Aaaaaa! Toloong!!” aku menjerit tak tahan dengan perih di mataku.

Tak lama, kudengar suara hentakan kaki yang berlari menuju gudang, aku kembali menjerit meminta tolong.

“Ya ampun! kakak kenapa?” ucapnya dari pintu gudang.

“Nela cari-cari ternyata ada disini.” ucapnya sambil memindahkan barang-barang yang menimpaku.

“Sini Nela bantu bangun, pegang tangan Nela, Kak!” dia membangunkanku dengan hati-hati.

Aku terpejam tak bisa membukakan mataku karena rasanya sangat perih. Aku hanya menuruti perkataan Nela dan berjalan pelan-pelan menuju rumah sambil dibopong olehnya.

Nela sangat panik melihat keadaanku. Dia tak berhenti mengomel karena ulahku yang sembrono. Ia segera mengobati mataku yang bengkak dengan obat yang ia beli di Apotik. Kakiku yang keseleo menjadi tambah parah, sungguh sakit hanya digerakkan pun.

***

Nela yang sampai siang menemaniku, memutuskan keluar rumah untuk mengambil paket di kantor pos. Aku pun ditinggal sendirian di rumah, ya mau bagaimana lagi.

Aku hanya berbaring di kamar tanpa bisa berbuat apa-apa. Sungguh bosan menghabiskan waktu tanpa berbuat apa-apa. Kuambil saja handphoneku dan segera memutarkan lagu. Sudah lama sekali semenjak aku sibuk bekerja tidak lagi bersantai mendengarkan lagu.

Satu, dua, tiga lagu telah terputar, aku tidak sengaja memilihnya, hanya memutar secara acak, dan aku menikmatinya. Namun aku terkejut saat lagu yang kudengarkan mengingatkanku pada kenangan di masa lalu, masa SMA-ku. Lagu yang sangat tak ingin kudengar semenjak rasa sakit hinggap di hatiku. Aku ingin lupa, aku tak mau ingat pahit itu lagi. Namun, aku kesulitan untuk memberhentikan alunan lagu itu, sulit karena hatiku ternyata rindu, jiwaku masih belum bisa membiarkan kenangan itu hilang. Air mata membasahi pipiku hingga bait terakhir lagu itu pun mulai mengalun.

bila ku lelah tetaplah disini jangan tinggalkan aku sendiri, bila ku marah biarkanku bersandar jangan kau pergi untuk menghindar. Sheila On 7-Buat Aku Tersenyum.

Air mata tak berhenti mengalir sampai lagu itu berhenti. Kenangan di masa lalu semakin terputar di otakku, kunikmati bagai hujan yang membasahi bumi, dingin, perih dan rindu beradu.

***

“Tree, dengerin lagu ini.” dia memasangkan earphonenya ke telingaku.

“Lagunya enak.” komentarku.

“Liriknya pas buat kamu.”

“Emang kenapa?”

“Ya aku mau kamu gak ninggalin aku kalau aku tiba-tiba lagi ngerasa lelah, kalo marah pun aku mau kamu tetep di sisiku bantuin aku redain marahnya.”

“Enak aja, harus nemenin yang ngamuk-ngamuk gitu? Ih ogah.”

“Kamu selalu bisa bikin marahku reda, semangatku balik lagi, aku butuh kamu Tree.”

“Manusia harus mandiri, Jer.”

“Betul. Tapi manusia gak sempurna, pasti butuh bantuan orang lain, Tree.”

“Jangan mengatasnamakan ketidaksempurna-an agar selalu mendapat bantuan.”

“Yaudah deh mungkin kamu belum ngerasain gimana rasanya kalo kamu nemu orang yang bener-bener cocok buat diri kamu.”

“Maksudnya aku cocok gitu?”

“Masih belum paham ya? Lemot nih belum makan ya?”

“Hahaha tau aja.”

“Ngantin aja deh, yuk! Keburu abis waktu istirahatnya!” ajaknya sambil menarik tanganku.

Rasa bahagia sungguh hadir dalam diriku, namun aku tak ingin terlalu serius menanggapi perkataannya. Aku masih tegak dalam pendirianku, tidak ada yang patut dipercaya dan diandalkan selain diriku sendiri.

Seiring berjalannya waktu, kami menjadi sering bersama karena aku dan dia merupakan teman sekelas, ditambah lagi kami mengikuti ekstrakulikuler yang sama, paskibra. Setiap hari kami sering belajar bersama setelah pulang sekolah, tempatnya kadang di rumahku atau di rumahnya. Belajar dengannya membuatku nyaman, aku bisa bertanya sepuasnya tentang hal-hal yang tidak aku mengerti, dan dia pun begitu, kami saling membantu sama lain. Ketimbang belajar di sekolah, aku sama sekali tak berani bertanya kepada guru, bukan karena takut tapi aku tidak suka dengan respon dari teman-teman lain yang sering menganggap remeh pertanyaanku.

Jerry adalah teman terbaik bagiku, dia tidak seperti teman-teman yang lain. Dia mengerti bahwa setiap manusia mempunyai keunikannya masing-masing. Awal kukenal dia adalah saat dia menyelamatkanku dari serbuan omongan payah teman-temanku yang menghujaniku di kelas. Aksi heroiknya sangat kukagumi, sebenarnya aku telah terlebih dahulu merasakan kecocokan dengannya, sebelum dia merasakannya.

“Sok belain gue lu.”

“Hahaha gimana bagus kan kata-kata gue?”

“Ah sok cakep lu!”

“Berasa Jerry Teguh nih gue hahaha...!”

“Gak rame penontonnya gak pada bilang ea ea.”

“Itu mah Tukul dong Tree ah.”

Kebersamaan kami yang semakin terjalin makin membuatku lebih mengenal sosok Jerry. Dia sosok lelaki yang terbuka, humoris, dan pemberani. Dia berbeda, unik, aku nyaman bersamanya.

***

Waktu magrib tiba, Nela baru kembali ke rumah. Dia memasuki kamarku dengan dua keresek di tangannya.

“Nih sup ayam buat yang lagi sakit, sama kacamata baru buat yang kemarin  baru kehilangan.”

Sakitku membuatku sadar bahwa manusia tidak bisa apa-apa tanpa bantuan sesamanya. Manusia sebagai makhluk sosial itu sebuah kebenaran yang memang terbukti. Dan Nela, adalah bukti.

Kuambil kacamata yang ia berikan, langsung kukenakan dan ternyata lensa minusnya pas untukku.

“Wih, pas Nel! Makasih, ya!”

“Sama-sama, Kak.”

“Kayaknya ada yang lagi banyak uang, nih.”

“Hahaha... butik rame nih semingguan ini, lagi musim liburan soalnya.”

“Baguslah kalo gitu, jadi bisa dijajanin hehehe..”

“Udah ah makan gih, Kak!”

“Yuk makan bareng aja Nel, kamu juga pasti belum makan.”

“Hehe tau aja.”

Saat kami menikmati makan malam bersama, aku tiba-tiba teringat tentang targetku yang belum tercapai, mengunjungi papa. Aku ingin membicarakannya kepada Nela, namun suasana bahagia malam itu sepertinya tidak cocok untukku membicarakannya. Aku mengurungkan niat, namun Nela tahu persis apa yang sedang aku pikirkan.

“Bilang aja, Kak. Kakak kenapa?”

“Eh? Maksudnya?”

“Aku tau ada yang mau kakak omongin.”

“Engga, kok.”

“Bilang aja, Kak.”

“Kakak mau mengunjungi Papa, Nel.”

“Besok Nela bisa.”

“Hmm gapapa?”

“Gapapa kok.”

“Yaudah besok pagi kita kesana ya.”

Untunglah keinginanku akan tercapai, namun aku tidak bisa memungkiri rasa khawatirku terhadap Nela. Semoga Nela baik-baik saja.

 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Masalah Sejuta Umat
1898      819     2     
Humor
Segelintir cerita yang mungkin mewakili perasaan banyak umat di muka bumi. Jangan di bawa serius! hanya berbagi pengalaman dari generasi yang (pernah) galau . Beragam pengalaman menarik kehidupan seorang pemuda pekerja di dunia nyata. Di bumbui sedikit kisah romantis dalam drama dunia kerjanya. Selamat menikmati kegalauan! 😊
REASON
9512      2297     10     
Romance
Gantari Hassya Kasyara, seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang dokter di New York dan tidak pernah memiliki hubungan serius dengan seorang lelaki selama dua puluh lima tahun dia hidup di dunia karena masa lalu yang pernah dialaminya. Hingga pada akhirnya ada seorang lelaki yang mampu membuka sedikit demi sedikit pintu hati Hassya. Lelaki yang ditemuinya sangat khawatir dengan kondi...
Perfect Candy From Valdan
3252      1349     2     
Romance
Masa putih abu-abu adalah masa yang paling tidak bisa terlupakan, benarkah? Ya! Kini El merasakannya sendiri. Bayangan masa SMA yang tenang dan damaiseperti yang ia harapkan tampaknya tak akan terwujud. Ia bertanya-tanya, kesalahan apa yang ia buat hingga ada seorang senior yang terus mengganggunya. Dengan seenaknya menyalahgunakan jabatannya di OSIS, senior itu slalu sukses membuatnya mengucapka...
Sibling [Not] Goals
1210      663     1     
Romance
'Lo sama Kak Saga itu sibling goals banget, ya.' Itulah yang diutarakan oleh teman sekelas Salsa Melika Zoe---sering dipanggil Caca---tentang hubungannya dengan kakak lelakinya. Tidak tau saja jika hubungan mereka tidak se-goals yang dilihat orang lain. Papa mereka berdua adalah seorang pencinta musik dan telah meninggal dunia karena ingin menghadiri acara musik bersama sahabatnya. Hal itu ...
Salju di Kampung Bulan
2129      978     2     
Inspirational
Itu namanya salju, Oja, ia putih dan suci. Sebagaimana kau ini Itu cerita lama, aku bahkan sudah lupa usiaku kala itu. Seperti Salju. Putih dan suci. Cih, aku mual. Mengingatnya membuatku tertawa. Usia beliaku yang berangan menjadi seperti salju. Tidak, walau seperti apapun aku berusaha. aku tidak akan bisa. ***
Mutiara -BOOK 1 OF MUTIARA TRILOGY [PUBLISHING]
14181      2888     7     
Science Fiction
Have you ever imagined living in the future where your countries have been sunk under water? In the year 2518, humanity has almost been wiped off the face of the Earth. Indonesia sent 10 ships when the first "apocalypse" hit in the year 2150. As for today, only 3 ships representing the New Kingdom of Indonesia remain sailing the ocean.
Junet in Book
3333      1288     7     
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran. -Notifikasi grup kelas- Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun." Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...
May be Later
16331      2427     1     
Romance
Dalam hidup pasti ada pilihan, apa yang harus aku lakukan bila pilihan hidupku dan pilihan hidupmu berbeda, mungkin kita hanya perlu mundur sedikit mengalahkan ego, merelakan suatu hal demi masa depan yang lebih baik. Mungkin di lain hari kita bisa bersanding dan hidup bersama dengan pilihan hidup yang seharmoni.
Secret’s
4289      1370     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
Cinta Kita Yang Tak Sempurna
4489      1711     0     
Romance
Bermula dari kisah awal masuk kuliah pada salah satu kampus terkenal di Kota Malang, tentang Nina yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang aktivis di UKM Menwa yang bernama Aftar. Namun Nina tidak menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam memperhatikannya dan tulus mencintainya bahkan rela berkorban pada akhirnya, dia adalah Gio. Namun dipertengahan cerita muncul-lah Bayu, dia ad...