Read More >>"> BACALAH, yang TERSIRAT (setelah Ujian Akhir itu,,) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - BACALAH, yang TERSIRAT
MENU
About Us  

LXXXI

Saat UAS telah berakhir,

 

Yang terjadi sungguh kontras.

Kehidupan mulai tumbuh.

Perekonomian bisa menggeliat lagi.

Interaksi sosial kembali marak.

 

Sungguh menyenangkan. Layaknya dihembus angin surga.

Pikiran menjadi jernih. Juga kedekatan raga menjadi lekat lagi.

Dan apa – apa yang mereka tahan selama UAS dapat mereka lakukan.

 

“Gimana UAS nya? Bisa ngerjakan?”

“Alhamdulillah, bisa,, Lha mas Yono?”

“Alhamdulillah,, Ini semua berkat perhatian kamu.”

“Iya, makasih,, Ini juga berkat ridho dari allah.”

“Haha,, Iya,”, sahut Yono.

“Btw, kamu habis ini ada acara gak?”

“Mm,, Kayaknya enggak ada,”

“Jalan – jalan sebentar yuk,”, ajak Yono.

“Mm,, boleh – boleh, Mau kemana?”

“Aku nawari ke CL.”

Melihat layar hp. “Iya deh,”

“Yess!” sorak laki – laki itu, senang.

 

 

 

LXXXII

Kantin sekolah,

 

“Akhirnyaa, selesai juga UAS nya.”, ucap Niken, tampak penuh kelegaan.

“Iya, lega rasanya satu tugas berat udah selesai dilakukan.”

“Kalian kok udah santai – santai gitu sih?, Nilainya kan belum keluar.”

“Tenang aja, Von,, Paling nilainya juga bagus – bagus.”

“Von, kamu rileks dikit ya. Kita ini lagi istirahat sejenak. Udah full nih otak,”

“Tapi Wan, kita aja belum tau hasilnya UAS kita kayak gimana?”

Nirmala pun menyela, “Tenang aja lah, Von. Kamu pasti dapet bagus deh nilainya.”

“Iya, nggak kayak Mala nih, Nggak tau nilai UASnya kayak gimana?”

“Oo,, Ya pasti bagus lah, Mala gitu,”

“Iya lahh, banyak dapet contekan gituh,”

“Ih, sorry ya,, Aku ada yang ngerjakan sendiri tau,”

“Oh, masak? Orang nggak pernah belajar gitu,”

“Mala juga belajar kok, Ken. Kemarin – kemarin dia minta diajarin bahasa inggris.”

“Tuh, dengerin, Tuh, Tuhh,”

“Ohh, tumben belajar,, Udah tobat jadi manusia?”

“Ih, sirik aja sih,, Nggak belajar salah, udah belajar diejek – ejekin. Maunya kamu apa sih? Heran deh,”

“Iya, Ken,, hargai dikit ya,, Meskipun cuma bahasa inggris kan Mala udah mau berusaha.”

“Tapi kalo bahasa inggris aja belum cukup lo, Mal. Besok UN kita kan nggak cuma bahasa inggris.”

“Tuh, dengerin, Tuh, Tuhh,”, balas Niken.

“Ihh, ni orang komen aja deh dari tadi.” Nirmala menjadi kesal.

“Iya, Von,, aku ngerti itu. Maksudkuu, aku kan yang paling kurang bahasa inggrisnya makanya aku mantepin bahasa inggrisnya. Kalo yang lain sih aku udah ngerasa bisa.”

“Iyaa, Bisa sih, Kertasnya sampe terbang kemana – mana.”

“Ih, ni anak komen mulu dari tadi, Ngajak berantem ya?”

“Udah,, udah,, Kalo kalian berdua kumpul emang nggak pernah adem og.”

“Situ dulu tu yang bikin naik darah.”, seru Niken.

“?? Situ yang dari tadi mancing emosi aku.”

Membatin, “Kayaknya kok aku aja ya yang bingung dengan hasil UAS.”

 

Nasib Vonni sama dengan gelas – gelas minuman dan makanan ringan itu, didiamkan. Seolah – olah kehadiran mereka hanyalah dunia lain yang tak kasat mata.

Dikesampingkan hanya demi obrolan – obrolan tak penting.

Akhirnya hanya menjadi pemanis tanpa guna.

 

 

 

LXXXIII

Cozy Lord Mall,

 

Apa yang hendak dikata dengan mall yang besar itu?

Semua yang dibutuhkan manusia ada di dalamnya, mulai alat sembahyang hingga keperluan privat di kamar mandi.

Dari yang dibutuhkan oleh bagian dalam tubuh, juga yang dibutuhkan pada bagian luar tubuh.

Semua tersedia di dalam gedung nan luas itu, dengan harga yang terjangkau, Juga pelayanan yang menyenangkan.

Lalu kenapa tidak orang – orang datang dan menukarkan uang mereka dengan barang – barang yang diperlukan atau hanya sekadar menunjukkan kelas sosial?

Sungguh mall itu layaknya magnet yang menarik setiap lembaran uang, bahkan yang disembunyikan dalam ketidaksadaran manusia.

Karena itu, berhati – hatilah!

 

Termasuk di dalamnya sebuah romantisme,

Karena romantisme adalah suatu keindahan yang menyenangkan.

Setiap orang berburu cinta dengan sebuah romantisme, Membuat pasangannya mabuk dengan perhatian dan kasih sayang yang menggiurkan.

Jadi bisa dibilang romantisme adalah sekutu dari mall itu,

Seandainya sepasang muda mudi memahami, pastinya mereka tidak akan datang ke mall dan membelanjakan uang mereka dengan barang – barang nan memikat hati.

 

Tapi hal itu tidak mengapa, karena mall bisa dijadikan jalan tol untuk menjalin cinta yang ada.

Lancar dan mulusnya jalan tol perlu dipahami sebagai taktik untuk mempercepat terjadinya suatu kesepakatan.

Asal tidak berhenti di jalan tol, dan melekatkan raga di dalamnya saja.

 

Dan, kisah mereka seperti sudah ditakdirkan Yang Kuasa.

Apa yang terjadi dengan apa yang dibayangkan sebelumnya benar – benar sesuai.

Angan yang melayang – layang menjadi suatu wujud yang berbentuk dan bernama.

Tidak ada cela sedikitpun dari imajinasi yang lembut itu, hanya saja kurang melekat.

 

Tersebutlah, sepasang muda – mudi berjenis kelamin laki – laki dan perempuan.

Mereka sedang mabuk asmara dan menderita gangguan cinta tingkat menengah yang bernama kerinduan.

Sungguh setelah dua minggu tidak menjalin kasih mereka sangatlah menggebu – gebu, ingin bersama sepanjang waktu.

Mereka mengekspresikan kebersamaan di tempat itu dengan cara nan unik.

Sungguh siapapun yang melihat akan menjadi iri dan berkata, “Kok romantis banget ya,”

Tentu saja hal itu bisa dijadikan referensi bagi pasangan suami istri,

Jikalau mereka ingin menghangatkan lagi gairah cinta yang mungkin sedikit padam.

 

Menyendok potongan daging, dan wortel. “Hak, yang,,”

Sontak Erin membuka mulutnya. Lalu memakan suapan sop itu.

“Gimana rasanya?”

“Hm,” Sambil memberikan jempol.

“Kuahnya kerasa, Gurih, Dagingnya juga empuk. Sipp,”

“Gantian ya, mas.” Erin menyendok sop itu.

Dengan rela hati laki – laki itu menerima suapan Erin.

“Hmm, kamu pinter milihkannya daging, Aku dapet daging yang besar.”

“Iya, mas?, Haha,,”

Yono tampak terpesona oleh seyum kekasihnya.

Sambil menggenggam telapak tangan Erin yang menganggur. “Kamu tambah manis kalo tersenyum gitu.”

Tampak malu – malu. Erin menyembunyikannya dalam suapan sop itu.

“Kayaknya kalo kamu yang masak kayak gini bakalan lebih nikmat lagi.”

“Apa mas mau dimasakin adek?”

Menjadi greget. “Ya mau dong, Bisa?”

“Insya allah, bisaa,”

“Jangan bilang masak air saja.”

“Haha,, enggak lah, mas. Adek beneran bisa masak kok.”

“Masya allah,, kamu bikin aku jadi pingin cepet – cepet ngeresmiin hubungan ini aja.”, sanjung Yono, dengan tatapan laki – lakinya.

“Sabar ya, mas. Adek masih sma soalnya.”

“Haha,, iya,, Aku juga masih pingin ngumpulin duit yang banyak dulu.”

“Yang penting mas Yono setia dan berjanji sehidup semati dengan adek.”

“Insya allah,, siap, dek Erin.”

Sambil tersipu. “Makasih ya, mas.”

 

 

 

LXXXIV

Malam menjelang,

Saat kegelisahan semakin membabi buta.

 

Berdebar – debar. Vonni semakin tidak tenang.

Terbayang – bayang sesuatu. “Ntar kalo nilaiku jelek gimana?”

“Aku bakalan ditertawai sama temen – temanku kalo sampai nilai – nilai ku jelek.”

“Ya allah,, gimana nih? Aku pingin tau nilai – nilai UAS ku kemarin.”

“Astaghfirullahal adzim,, Astaghfirullahal adzim,,”

“Kayaknya aku harus lebih tenang lagi.”, gumam Vonni.

“Aku harus menyibukkan diri biar nggak kepikiran UAS ku itu.”

 

Meraih buku motivasi. Vonni mulai membacanya.

Kata demi kata. Kalimat demi kalimat.

Satu paragraf selesai,

Tapi dirinya masih gelisah.

Seolah – olah UAS kemarin menempel di dahinya.

 

Vonni membolak – balik halaman.

Dan terus membolak – balik halaman.

Cewek itu membolak – baliknya terus.

Hingga sampai pada pertengahan bacaan.

 

Dengan kasar Vonni menutup buku itu. Lalu, membantingnya.

“Arrgh,, ini gimana sih?!”

Tampaknya cewek itu tidak menemukan solusi apapun.

“Ya ampunn, aku mesti gimana?”

 

Tiba – tiba, “Tringing, tringing,”

Segera Vonni meraih hp nya.

“Huuhh,,”, keluh dirinya, agak malas membaca pesan itu.

Tapi demi seorang teman Vonni terpaksa membukanya.

“Hai, Von,, lagi apa?”

“Lagi frustasi,”

“?? Kamu frustasi kenapa?”

“Bukan urusan kamu.”

“Ayolahh, siapa tahu aku bisa bantu.”

“Ini complicated banget, Kamu nggak mungkin bisa bantu.”

“Yaa, siapa tahu aja, Ayolah,,”

“Ok, Tapi kalo kamu komen yang enggak – enggak aku marah bener lo,”

“Iyaa, Ketik aja di WA.”

“Ok, ini aku ketik, Tapi agak panjang lo,”

 

Setelah Vonni mengirimkan keluh kesahnya,

Balasan dari Mamat. “Kamu ngerasa nggak kalo kamu manusia?”

“Nha kan, dipake bercandaan, Sebel deh,”

“Siapa yang bercanda?? Ini aku serius, Jawab aja,, Ngerasa nggak?”

“Iyalah, aku ngerasa kalo aku manusia.”

“Kamu menyadari nggak kalo kamu itu manusia?”

“Kamu apa – apaan sih?! Tanya yang nggak penting gitu, Iya lah, aku sadar,, Gimana sih?”

“Kalo kamu ngerasa dan sadar kalo kamu manusia kok bersikap kayak tuhan gitu?”

“?? Maksudnya?”

“Ya itu kalo kamu manusia kok kamu seolah – olah udah kayak tuhan segala, berhak menentukan hasilnya seperti yang kamu inginkan.”

“Maksudnya apa sih? Katakan yang jelas to,”

“Ya itu, Kamu yang ingin banget nilai – nilai UAS mu bagus – bagus.”

“?? Ya iyalah, kalo itu,, Aku tu pingin nilai – nilai UAS ku bagus – bagus. Apa itu salah?! Emang kamu yang nggak punya semangat buat maju,”

“Apa kamu udah memasrahkan ke allah keinginan kamu itu?”

Mak deg. “??,” Vonni tampak speechless membaca balasan pesan itu.

Membatin, “Kayaknya Mamat bener kali ini, Aku lupa memasrahkan keinginan itu ke allah.”

“Ya, makasih,”

“Udah?,”, balas Mamat.

 

Vonni merasa malu.

“Astaghfirullah,, Aku kok sampe lupa sama hal sepele kayak gitu sih?”

Teringat perkataan temannya tempo hari.

“Wanda memang bener soal Mamat, Kayaknya aku harus lebih bersikap santai.”

“Dan,, Nggak lupa memasrahkan segala sesuatunya kepada allah.”

“Ya allah,, aku bersyukur banget punya temen – temen yang selalu mengingatkan kekhilafanku ini.”

 

 

 

LXXXV

Esok harinya,

Saat sang surya tampak cerah di angkasa.

 

Vonni hendak menemui Wanda di kelasnya.

Tampak cewek cantik itu membawa kelegaan bersamanya.

Aura Vonni terlihat cemerlang, dengan gurat – gurat manis pada wajahnya.

 

Cewek itu menghampiri temannya yang sedang bermain hp.

Duduk di hadapan Wanda. “Hai,”, sapa Vonni, tersenyum ramah.

Wanda melihat temannya. “Hai juga, Von,,”

Mengamati ekspresi Vonni. Dirinya merasa aneh.

“Tumben kamu ceria gitu,”

“Masak sih?, Aku kelihatan cantik nggak?”

Wanda menjadi terkejut. “Udah lama kamu nggak tanya kayak gitu.”

“Lha gimana? Aku masih tetep cantik kan?”

Tidak menyahut. Tiba – tiba Wanda memegang dahi temannya.

“Kayaknya normal, baik – baik aja,”

“Hmm,, gituu, Ntar aku jadi penuntut lagi lo,”

“Haha,, kamu kok tiba – tiba berubah kayak dulu lagi, Von?”

“Mm,, Mamat yang udah bikin aku jadi kayak gini lagi.”, jawab Vonni, polos.

“?? Kok bisa?”

“Jadi ceritanya ginii,,”

 

Mendengar cerita Vonni, sontak Wanda menahan tawa.

“!!! Jadi kamu diskak Mamat semalem?”

“Iya, Ya ampunn,, Aku malu banget tahu.”

“Untung itu kamu ngobrol lewat WA ya,”, sahut Wanda.

“Iya, untung aja,, Kalo enggak, bakal jatuh harga diri aku.”

“Lha ini Mamat udah dateng?”

“Belum, kayaknya agak nanti – nanti.”

“Ntar kamu nggak usah salting di depannya dia.”

“Huuhh,, Nggak tau, Aku kayak udah ditelanjangi sama Mamat.”

“Astaghfirullahal adzim,, Kamu kok sampe khilaf gitu sih?”

“Haemm,, Nggak telanjang beneran kali, ini kata – kata kiasan.”

“Hahaha,, Ya tau kali, Trus, trus gimana? Apa yang mau kamu lakukan?”

“Nggak tau, Ntar kan dateng sendiri idenya.”

“Hah, beneran,, Kamu udah mirip Mamat banget.”

“Lha gimana cocok nggak?”

“Cocok, cocok,, Cocok banget,”

“Haahhh,, Aku deg – deg an nih,”, ucap Vonni.

“Ingat, Vonn,,”

“Spontan dan berpikiran terbuka., Yes!”

Mereka berdua tertawa lepas bersama – sama. Seolah – olah sudah lama tidak dilakukan.

“Kamu masih inget, Von?”

“Alhamdulillah,, masih.”

“Udah lama kita nggak yel – yel gitu.”

“Aku jadi kangen masa – masa yang udah lewat dulu.”, ucap Vonni.

“Inget, Vonn,, Jangan lupa untuk terus melangkah maju.”

“Haha,, siap,,!” Cewek cantik itu tampak greget.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Petrichor
4109      1380     2     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
320      219     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Kamu!
1857      704     2     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??
Rêver
5503      1642     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
THE WAY FOR MY LOVE
406      311     2     
Romance
Mencintaimu di Ujung Penantianku
4199      1153     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Sanguine
4434      1449     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
ALVINO
4140      1839     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
in Silence
392      268     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
complicated revenge
17278      2761     1     
Fan Fiction
"jangan percayai siapapun! kebencianku tumbuh karena rasa kepercayaanku sendiri.."