Krincing, krincing,
Seorang anak perempuan yang sedang mengendarai sepeda itu tampak terkejut. Para penjaga gerbang menatapnya dengan tatapan sinis, membuatnya kebingungan mengapa para penjaga berlaku demikian. Ia lalu bertanya pada mereka, “Permisi, Tuan, Apakah anda memiliki urusan dengan saya?”
Penjaga itu menarik tangan si anak perempuan dengan kasar, “Ya. Kamu gadis yang bernama Mary Charlotte, bukan?”
Si anak perempuan hampir kehilangan keseimbangan badannya dan menjatuhkan sepedanya itu diatas tanah, “Saya kurang suka dengan kekerasan. Tolong bicaralah dengan baik-baik. Saya benar-benar tidak punya waktu. Hari ini saya benar-benar sibuk bekerja.”
“Berani membantah juga, Ternyata benar apa yang dikatakan oleh David. Kau gadis yang cukup keras kepala.” Komentar penjaga satunya yang kali ini siap untuk memborgol gadis itu dengan borgol di tangannya.
“Tunggu, setidaknya jelaskan pada saya---”
“Oh, tidak ada kata ‘tunggu’ untukmu gadis kecil,” potong seorang lelaki di belakang mereka, “kau benar-benar harus dibawa sekarang juga.”
Perempuan itu belum sempat menoleh kebelakang untuk melihat pelaku dari semua ini. Tapi, ia sudah tau, setidaknya itu adalah suara yang diwajibkan bagi seluruh pelosok negeri mengetahuinya. Suara dari orang yang pernah mengkhianatinya sejak dulu sekali. Orang yang sangat ingin dilupakan oleh Mary.
Dan ia sangat tahu apa yang akan terjadi bila sampai terlibat lagi dengannya.