Read More >>"> Intuisi (Five) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Intuisi
MENU 0
About Us  


Keesokan harinya, aku pergi ke kelas XII 3 saat jam tambahan materi telah selesai.  Kelas dari Arda--cowok yang kemarin meminjamkan jaketnya padaku. Aku berjalan menyusuri koridor. Sendirian. Tadinya aku sempat memaksa Yura untuk menemaniku. Tapi Yura ada urusan yang katanya lebih penting dengan Doni--pacarnya. 
"Maaf Sit, ini gue ada urusan yang lebih penting. Lebih penting dari urusan Lo. Ini menyangkut nyawa gue Sit." Sedikit lebay memang. Tapi itulah Yura. Dua hari yang lalu dia baru saja jadian dengan Dodi. Jadi, pantas jika dia terlalu lebay menyikapi semua yang berhubungan dengan pacar barunya itu. 

Aku sudah sampai di depan kelas X11. MIPA 3. Terlihat dari luar, kelas sangat ramai. Suara sorakan, suara jerita dari para cewek, dan suara siulan dari para cowok terdengar jelas dari luar. Aku melangkahkan kakiku lebih dekat ke arah pintu kelas. Ku buka pintu yang dari tadi tertutup itu. Terlintas, aku melihat keramaian kelas. Dan suara seseorang sedang menyanyi. Aku terkejut saat mendengarnya. Bukan karena suaranya, tapi karena lagunya. Lagu itu salah lagu yang selalu mengingatkanku tentang Rian. Dulu Rian suka sekali menyanyikan lagu itu untukku. Tiba-tiba langkahku termundur. Aku mengurungkan niatku untuk memasuki kelas dan mengembalikan jaket cowok itu. Karena semakin aku memasuki ruangan itu, semakin aku mendengar lagu itu lebih jelas, juga semakin aku mengingat Rian. Dan aku takut hatiku tidak siap menghadapinya. Dan aku juga takut mataku kehilangan air sungainya kembali--seperti kata Rian dulu kalau melihatku menangis. 

Aku berlari menuju kelasku lagi. Sebelumnya, sepanjang jalan menuju kelas banyak yang menatapku dengan tatapan tak suka. Apalagi saat aku ada di depan kelas Arda. Mereka seakan memberiku isyarat agar aku jauh-jauh dari sana. Aku tak menghiraukannya. Bagiku itu adalah hal biasa, jadi aku sudah terbiasa. Hanya satu yang aku takutkan. Bertemu Zalfa dan gengnya. Dan benar saja aku kembali bertemu mereka. Tepat sebelum aku memasuki kelas. Dia menyeret ku. Aku memberontak saat mereka memaksaku ikut dengannya. Tapi aku akhirnya mengalah, karena tanganku sekarang sudah sakit bahkan memerah karena terus ditarik oleh Zalfa dan gengnya. Sepanjang jalan, mereka yang melihatku diperlakukan begini oleh Zalfa kembali diam seperti biasa. Mereka tidak ingin berurusan dengan Zalfa. Karena sekali mereka mengusik Zalfa, maka hidup mereka akan selalu merasa tersiksa. Sepertiku sekarang. 

"Aku mau dibawa ke mana Zal?" 
"Ikut aja apa susahnya?!!" Dia mengeratkan tangannya dan ini membuat lenganku semakin sakit saja. 

???

Tepat di gudang, Zalfa mendorongku. Dan ini membuat barang-barang yang ada menjadi berantakan. Aku meringis kesakitan. Mereka mendekatiku. Aku semakin dibuatnya takut. Aku hanya memeluk jaket yang aku bawa untuk sedikit membuatku tenang. 

"Kalian mau ngapain lagi?" 
Zalfa meraih kerah seragamku. Dan ini membuat deru napasnya aku rasakan. 
"Lo ngapain di depan kelas duabelas tiga hah?!" Tanyanya sambil kembali mendorongku ke arah tumpukan kardus. 
"Aku gak ngapa-ngapain." 
"Jangan bohong! Lo tadi sempat mau masuk ke kelas itu kan hah?!" 
"Akun-akun hanya mau ngembaliin ini aja kok." Aku menunjukkan jaket yang aku peluk. 

Mereka kompak memandang ke arah jaket itu. Dan aku kembali terkaget saat tiba-tiba Salsa merebut jaket yang aku pegang. Salsa terlihat mengamati jaket itu dengan teliti. 
"Zal, ini itu jaketnya Arda. Gue yakin itu." Ucap Salsa. 
Zalfa yang mendengar itu, langsung berbalik menatapku tajam. Rasanya dia seperti ikan hiu yang melihat ikan hiu lain yang telah memasuki kawasannya. Dia tidak suka. Aku diam tertunduk. Aku tak berani mengucapkan satu katapun untuk melawan Zalfa apalagi berteriak meminta tolong. Jika aku teriak pun, sudah jelas tidak ada yang akan datang. Walau ada yang mendengar sekalipun tidak ada yang peduli. Karena mereka semua tahu ini berhubungan dengan Zalfa. 

"Ini jaket siapa? Jawab!"
"Itu punya Arda." Jawabku dengan nada sedikit takut. 
"Arda? Arda Lo bilang?!" Aku mengangguk. 

Plak!! Lolos. Tamparan tangan Zalfa tepat mengenai pipi kiriku. Ake memegangi pipiku yang baru saja Zalfa tampar dengan air mata sudah membanjiri di sana. Aku tidak tahu apa yang telah membuat Zalfa semarah itu. 

"Nangis! Nangis! Lo hanya bisa nangis! Sekarang jawab gue! Kenapa jaket Arda biasa ada di Lo cupu?!" 
"Jawab!" Bentak Auly dan Salsa. 
"Lo jangan coba-coba deketin Arda! Karena Arda milik gue!" Aku tahu sekarang apa yang membuat Zalfa marah. Dia suka sama Arda. Dan dia mengira aku telah mendekati Arda. 
"Sekarang jawab! Kenapa jaket Arda ada di Lo?!" 
"Kemarin dia yang meminjamkan sama aku." Jawabku benar-benar dengan suara parau. 

Plak!! Tamparan kedua lolos kembali tepat di pipi kananku. 

"Ish" aku meringis kesakitan. Benar-benar sakit. Aku sempat berpikir, apa segitu bencinya Zalfa padaku? Mataku sudah memerah karena sedari tadi aku menagis. Tanganku juga memerah karena seretan tangan Zalfa dan gengnya tadi. Juga pipiku sudah merah karena tamparan Zalfa yang lolos dua kali. Ditambah lagi, sudut bibirku juga sudah berdarah. Sakit. Semua yang u rasakan benar-benar sakit. Aku hanya membatin, kapankah semua ini akan berakhir?. 

"Jawab yang bener! Kenapa jaket Arda ada di Lo hah?! Kali Lo gak jawab, gue bakalan tampar Lo sekali lagi." 

Sebelum tangan Zalfa benar-benar mengenai pipiku lagi, tiba-tiba ada yang mencekalnya. Dia adalah Arda. Cowok yang kemarin meminjamkan jaketnya padaku. Dan kali ini dia kembali menyelamatkanku. 
"Dia jawab jujur."
Zalfa menatapku tajam saat dia hendak keluar dari gudang ini. Dan Arda, dia membantuku berdiri. Arda memelukku. Dan ini membuat rasa takut dan gemetarku sedikit mereda. Dalam pelukannya tangisku kembali pecah di sana. Arda menepuk punggungku dan berkata, "jangan menangis terlalu sering. Nanti air sungai di mata Lo habis." 

Deg! Itu adalah kata yang sering Rian ucapkan dulu padaku. Sontak aku melepaskan pelukan Arda. Arda juga sedikit memandangku bingung. 

"Kenapa?" 
Aku kembali teringat Rian. Aku benar-benar merindukan Rian. Dan ini membuat air mataku yang tadinya mereda kembali mengalir.
"Hey, jangan ngangis terus. Ada gue di sini." Arda kembali membawaku dalam pelukannya. 

Andai kamu itu Rian. Tapi kamu bukanlah Rian. Kamu hanya Arda yang seolah menjelma menjadi Rian. Batinku. 

Setelah sedikit merasa tenang, Arda mengajakku keluar dari gudang ini. Sempat aku bertanya pada diriku sendiri, kenapa dia peduli padaku? Kenapa dia peduli pada cewek yang cupu sepertiku? Tapi aku segera menepis pemikiran ku yang terlalu berpikir negatif tentang Arda. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (10)
  • Irmafer

    We love Sitta

    Comment on chapter One
  • Revaa

    Lanjut thor say, wkwk

    Comment on chapter Four
  • Nida

    Lovelove

    Comment on chapter Prolog
  • Alya

    Ternyata Arda. Lovelove my hero,ups sitta'hero wkwk

    Comment on chapter Three
  • Alya

    Huh, siapa cowok itu...

    Comment on chapter Two
  • nfyhazizah

    Yang sabar ya sitta... Lovelove

    Comment on chapter One
  • Alya

    Rian kenapa pergi huh

    Comment on chapter Prolog
  • nfyhazizah

    Bikin penasaran Riannya..

    Comment on chapter One
  • risaaryani

    Greget kayak pengen gigit si Zalfa sama gengnya! Pengen nampol nih tangan. Aargh

    Comment on chapter Two
  • risaaryani

    Sittaaa????

    Comment on chapter One
Similar Tags
Rinai Hati
502      268     1     
Romance
Patah hati bukanlah sebuah penyakit terburuk, akan tetapi patah hati adalah sebuah pil ajaib yang berfungsi untuk mendewasakan diri untuk menjadi lebih baik lagi, membuktikan kepada dunia bahwa kamu akan menjadi pribadi yang lebih hebat, tentunya jika kamu berhasil menelan pil pahit ini dengan perasaan ikhlas dan hati yang lapang. Melepaskan semua kesedihan dan beban.
Dream Space
630      381     2     
Fantasy
Takdir, selalu menyatukan yang terpisah. Ataupun memisahkan yang dekat. Tak ada yang pernah tahu. Begitu juga takdir yang dialami oleh mereka. Mempersatukan kejadian demi kejadian menjadi sebuah rangakaian perjalanan hidup yang tidak akan dialami oleh yang membaca ataupun yang menuliskan. Welcome to DREAM SPACE. Cause You was born to be winner!
Love You, Om Ganteng
15974      3822     5     
Romance
"Mau dua bulan atau dua tahun, saya tidak akan suka sama kamu." "Kalau suka, gimana?" "Ya berarti saya sudah gila." "Deal. Siap-siap gila berarti."
DANGEROUS SISTER
8145      1885     1     
Fan Fiction
Alicea Aston adalah nama barat untuk Kim Sinb yang memiliki takdir sebagai seorang hunter vampire tapi sesungguhnya masih banyak hal yang tak terungkap tentang dirinya, tentang jati dirinya dan sesuatu besar nan misterius yang akan menimpanya. Semua berubah dan menjadi mengerikan saat ia kembali ke korea bersama saudari angkatnya Sally Aston yang merupakan Blood Secred atau pemilik darah suci.
The Black Envelope
2644      939     2     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
A - Z
2727      942     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
One-room Couples
1059      518     1     
Romance
"Aku tidak suka dengan kehadiranmu disini. Enyahlah!" Kata cowok itu dalam tatapan dingin ke arah Eri. Eri mengerjap sebentar. Pasalnya asrama kuliahnya tinggal dekat sama universitas favorit Eri. Pak satpam tadi memberikan kuncinya dan berakhir disini. "Cih, aku biarkan kamu dengan syaratku" Eri membalikkan badan lalu mematung di tempat. Tangan besar menggapai tubuh Eri lay...
Mahar Seribu Nadhom
4659      1603     7     
Fantasy
Sinopsis: Jea Ayuningtyas berusaha menemukan ayahnya yang dikabarkan hilang di hutan banawasa. Ketikdak percayaannya akan berita tersebut, membuat gadis itu memilih meninggalkan pesantren. Dia melakukan perjalanan antar dimensi demi menemukan jejak sang ayah. Namun, rasa tidak keyakin Jea justru membawanya membuka kisah kelam. Tentang masalalunya, dan tentang rahasia orang-orang yang selama in...
Semanis Rindu
16063      3022     10     
Romance
Aku katakan padamu. Jika ada pemandangan lain yang lebih indah dari dunia ini maka pemandangan itu adalah kamu. (Jaka,1997) Sekali lagi aku katakan padamu. Jika ada tempat lain ternyaman selain bumi ini. Maka kenyamanan itu ada saat bersamamu. (Jaka, 1997) Jaka. nama pemuda jantan yang memiliki jargon Aku penguasa kota Malang. Jaka anak remaja yang hanyut dalam dunia gengster semasa SM...
JUST A DREAM
937      447     3     
Fantasy
Luna hanyalah seorang gadis periang biasa, ia sangat menyukai berbagai kisah romantis yang seringkali tersaji dalam berbagai dongeng seperti Cinderella, Putri Salju, Mermaid, Putri Tidur, Beauty and the Beast, dan berbagai cerita romantis lainnya. Namun alur dongeng tentunya tidaklah sama kenyataan, hal itu ia sadari tatkala mendapat kesempatan untuk berkunjung ke dunia dongeng seperti impiannya....