Read More >>"> Dimensi Kupu-kupu (11. Semesta) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dimensi Kupu-kupu
MENU
About Us  

"RARAS!" teriak Kak Hana lagi ketika posisiku masih membelakanginya. Devina berbalik lebih dulu, diikuti aku yang memasang tampang pura-pura terkejut.

"Kak!" balasku ketika Kak Hana tersenyum lebar. Aku melirik laki-laki yang posisinya ada di belakang Kak Hanum, dan pandangan Kak Arja mengarah kesini dengan senyum miring. Bulu kudukku meremang ditatap horor oleh orang itu.

"Wah itu adeknya Arja ya?" tanya laki-laki yang kuingat dia juga orang yang mengataiku mirip dengan Kak Arja di Bantar Gebang tempo lalu. Aku hanya membalasnya dengan senyum kaku. Kualihkan pandanganku pada dua perempuan di depanku yang lebih worth it untuk kuajak bicara.

"Kak Hana sama Kak Hanum mau kemana?" tanyaku basa-basi padahal ingin secepat mungkin kabur dari suasana yang kurasa awkward itu. Tapi mungkin hanya aku yang merasa demikian.

"Oh, ini kita mau makan-makan. Lumayan dapet kebaikan dari Arja soalnya dia beneran jadi pelopor." Kak Hanum terkekeh. "Ayo kamu ikut Ras sekalian teman kamu juga, kan waktu itu udah bantuin gorek-gorek sampah," ajak perempuan itu yang membuatku menggeleng cepat.

"Enggak Kak makasih. Kita baru aja selesai makan kok," alibiku.

"Yah, padahal ini gratisan loh Ras, yakin nggak mau?" Kak Hana memastikan. Aku menggeleng sekali lagi sambil melirik gerombolan laki-laki di belakang yang memilih lebih dulu masuk. Aku mendapati Kak Arja melirikku lagi sebelum ikut serta bersama teman-temannya.

"Ras, keep fighting ya!" ujar laki-laki itu singkat. Kendati aku tidak paham maksudnya, aku tetap mengangguk kaku sambil memandang punggung laki-laki yang memakai jaket belel itu nelangsa. Semesta, dia kenapa? Maaksudnya apa?

"Yaudah kalo gitu Ras, kita duluan ya, bye!" pamit Kak Hana beserta dua ujung bibirnya yang tertarik. Aku mengangguk sambil tersenyum kecil juga. Kulirik Devina yang sejak tadi diam kerena tidak tahu apa-apa 

"Ras, itu-"

"Kalo mau nanya jangan disini Vin, kita cari tempat." potongku cepat sebelum pertanyaan Devina membuatku tambah pusing.

Setelah berunding tentang tempat makan, akhirnya Devina mau diajak ke KFC daerahan Margonda. Heran juga dengan Kak Arja cs, tempat makan di Depok kan banyak, kenapa pilihannya sama persis dengan pilihanku dan Devina? Mana datengnya juga barengan. 

"Semestaa!" ujarku sambil mengetuk-ngetuk dahi mengunakan kepalan tanganku sendiri. Devina yang masih menyantap ayamnya itu seketika langsung mengernyitkan dahi.

"Iih Ras lo kenapa sih daritadi, putus sama Kak Arja ya?"

Aku melotot mendengar penuturan Devina, gadis itu langsung meringis sambil mengangkat dua jari.

"Eh tapi Ras, maksud Kak Arja yang bilang keep fighting itu apa sih?" tanya Devina serius.

"Kayaknya itu ledekan buat gue yang nggak lolos seleksi deh Vin," jawabku lesu.

Devina mengerutkan keningnya lagi. "Ledekan apa kata penyemangat?"

"Devina, plis!" Aku melirik gadis itu kesal.

"Ih tapi serius Ras, masa kaya gitu dibilang ledekan sih? Tadi kan Kak Arja bilangnya sambil senyum."

Iya sih sambil senyum, tapi semanis-manisnya orang itu senyum, kalau keinget ucapan Kak Arja tentang kematianku yang dia lihat berkali-kali di dalam mimpi, sama horornya juga.

"Vin lo takut mati nggak?" Pertanyaanku membuat mata Devina melotot lebar.

"Lah kok jadi mati?"

"Udah deh jawab aja, habis ini gue mau curhat nih."

Devina menggaruk kepalanya sekilas sebelum berkata lagi. "Takut sih enggak, tapi kalo sama urusan mati gue belum siap aja. Ya meskipun umur orang nggak ada yang tau kan, ya gitudeh Ras. Aduh, pertanyaan lo ini gampang-gampang susah Ras buat gue jawab." Gadis itu menjawab sangsi. "Udah gue jawab kan? Sekarang lo cerita deh!" 

Aku menutup mukaku sendiri dengan dua telapak tangan. "Kak Arja udah berkali-kali liat kematian gue lewat mimpi Vin," ucapku pelan sambil menguraikan tangan dari depan wajah.

"Apa?" Devina menjerit tertahan. "Seriously? Gimana ceritanya?"

Kugelengkan kepala pelan sambil menatap sahabatku itu dengan tampang merana. 

"Terus lo percaya gitu sama mimpinya? Mimpi itu buah tidur doang kali Ras. Udah deh jangan dipikirin." Devina tertawa garing.

"Sekarang gue tau kenapa Kak Arja selalu ngatur ini itu, kayaknya alesannya yang bossy abis sama gue itu, dia pengen masa-masa terakhir gue lebih bermanfaat," ucapku lesu.

"Raras, udah deh ngomong mati-matinya! Tuhan itu udah atur semuanya sejak dulu, bahkan sebelum kita jadi zigot sekalipun. Mati dan takdir itu cuma rahasiaNya, nggak ada yang tau. Jangan hanya karna mimpi Kak Arja lo jadi nelangsa gitu." Devina berdiri dari duduknya dan menghampiriku untuk memberi pelukan.

Aku mengangguk pelan dengan hati menghangat memiliki sahabat seperti Devina. Perlu aku jelaskan, hubungan sahabat itu belum tentu harmonis setiap waktu. Meskipun tidak terlihat bertengkar, pasti di antara mereka pernah beda pikiran bahkan kadang menaruh curiga satu sama lain. Tapi dalam keadaan seperti ini, biasanya rasa persahabatan kalian akan diuji kepeduliannya. 

"Makasih ya Vin, maafin gue selama ini kalo suka buat lo kesel," ujarku tulus.

Aku merasakan anggukan kepala di pundakku lalu sesekali bunyi 'krauk' terdengar. Perasaanku mulai tidak enak.

"Ayam lo enak ya Ras," kata Devina yang wajahnya ada dibelakangku. Reflex aku melepaskan pelukan Devina dan langsung melirik piringku yang isinya belum kumakan sedikitpun. Aku mendelik, ayamku lari kemana?

"DEVINA!"

***

BIG PROMO BELI 1 GRATIS 1

Aku melangkah cepat dengan mata berbinar menuju rak tempat sabun detergen itu tinggal. Kalau soal promo Mamaku benar-benar gercep. Sebelum pulang dari rumah Devina tadi, aku dapat pesan dari Mama agar dibelikan sabun detergen promoan di minimarket. Aku mencoba sudah menolaknya secara halus karena tidak bawa motor dan waktu sudah menginjak pukul 7 malam, tapi Mama malah ngambek dan pasti ujung-ujungnya aku dimarahi.

Setelah benda pusaka itu sudah kupegang erat-erat, aku baru mengambil keranjang belanja saking antusiasnya mengejar barang promo. Bodoamat deh, yang penting Mamaku seneng uang bulanannya bakalan sisa.

Aku melangkahkan kaki menuju tempat chiki dan minuman, setelah memilih-milih, pilihanku jatuh pada dua bungkus kripik singkong dan coklat. Lumayan buat di rumah.
Setelah kurasa belanjaanku sudah cukup, aku berniat meninggalkan tempat itu sebelum melihat laki-laki yang berdiri menjulang di depan lemari minuman. Aku terkesiap, belum sempat kabur atau minimal balik badan, Kak Arja menoleh dengan muka datarnya.

"Kak Arja," sapaku canggung. Laki-laki itu tersenyum sambil mengambil sekaleng soda dari dalam lemari.

"Sendirian?" tanyanya.

Aku mengangguk pelan dengan kepala celingukan mencari keberadaan seseorang. "Kak Arja juga?" tanyaku lagi yang dijawab orang itu dengan alis yang terangkat sekilas.

Aku menggaruk tengkuk bingung ketika Kak Arja masih berdiri diam dihadapanku. "Emm, Kak, boleh nanya nggak?" kok makin awkward gini suasananya?

Laki-laki yang memakai hoddie itu mengangkat alis lagi. "Silahkan."

Kutarik nafas dalam lalu mengeluarkannya pelan, kutatap muka datar Kak Arja itu serius. "Kematianku yang seperti apa yang Kak Arja selalu saksikan di mimpi?"

Raut Kak Arja sedikit kaget, tapi seperti biasa, dia selalu bisa menyembunyikannya dalam waktu sekejap. Lalu dia tersenyum, sama sekali bukan yang kuinginkan. "Enggak ada kok," ucapnya sambil mengacak rambutku singkat lalu melenggang menuju kasir.

Aku mengejarnya, masih ingin meminta jawaban. Kuyakin dia tahu sesuatu. "Kak Arja!" panggilku. Tapi laki-laki itu seolah tidak mendengar apa-apa, dia malah asyik mengobrol dengan kasir. Setelah minumannya selesai dibayar, tanpa menolehku lagi Kak Arja melengkah keluar. 

Segera saja kuangsurkan belanjaanku ke kasir sebelum kukejar laki-laki yang kini jarang sekali kutemui itu. Setelah membayar dengan uang pas, cepat-cepat aku berlari keluar dan menghampiri Kak Arja yang masih memakai helmnya di parkiran.

"Kak Arja!" panggilku lagi kali ini tangan kananku yang memegang lengannya supaya dia tidak kabur. Setelah melirikku lama, akhirnya dia menurunkan helmnya lagi. "Pliss, Kak Arja liat apa di mimpi?"

Butuh tarikan nafas dalam sebelum laki-laki itu mengeluarkan suaranya. "Apa kalo gue bilang, lo nggak bakal takut sama kematian lagi?" tanyanya.

Aku menatapnya sangsi, lalu mengangguk yakin. "Justru karena ucapan Kak Arja yang setengah-setengah itu yang buat aku nggak tenang."

Aku mendapati Kak Arja membungkukkan badan untuk mensejajarkan mulutnya dengan telingaku. Dia berbisik, "kecelakaan, cuma itu. Gue bukan Tuhan Ras, itu cuma mimpi jadi lo nggak perlu takut."

Aku menelan ludah susah payah, bahkan ketika Kak Arja yang kembali menjauhkan wajahnya dan kembali memakai helm, aku belum bereaksi.

"Motor lo mana?" tanyanya setelah celingukan mencari kendaraanku. Sementara jawabanku hanya menggeleng.

"Mau bareng?" tawarnya.

Aku menggeleng lagi.

Kak Arja tersenyum lalu mengacak puncak kepalaku yang praktis membuatku berdecak kesal. "Gue duluan ya, bye!" pamitnya setelah menghidupkan mesin motor. Lalu setelah aku tersenyum, motor itu pergi meninggalkanku yang termangu setelahnya. 

Aku benar-benar tidak tahu kalau itu adalah percakapan terakhir kami kali ini, karena setelah ini, kecelakaan dengan korban meninggal seketika akan segera diberitakan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lavioster
3493      969     3     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan
Flower
265      223     0     
Fantasy
Hana, remaja tujuh belas tahun yang terjebak dalam terowongan waktu. Gelap dan dalam keadaan ketakutan dia bertemu dengan Azra, lelaki misterius yang tampan. Pertemuannya dengan Azra ternyata membawanya pada sebuah petualangan yang mempertaruhkan kehidupan manusia bumi di masa depan.
Who You?
676      439     2     
Fan Fiction
Pasangan paling fenomenal di SMA Garuda mendadak dikabarkan putus. Padahal hubungan mereka sudah berjalan hampir 3 tahun dan minggu depan adalah anniversary mereka yang ke-3. Mereka adalah Migo si cassanova dan Alisa si preman sekolah. Ditambah lagi adanya anak kelas sebelah yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk mendekati Migo. Juya. Sampai akhirnya Migo sadar kalau memutuskan Al...
You Can
994      630     1     
Romance
Tentang buku-buku yang berharap bisa menemukan pemilik sejati. Merawat, memeluk, hingga menyimpannya dengan kebanggaan melebihi simpanan emas di brankas. Juga tentang perasaan yang diabaikan pemiliknya, "Aku menyukainya, tapi itu nggak mungkin."
Jikan no Masuku: Hogosha
3282      1202     2     
Mystery
Jikan no Masuku: Hogosha (The Mask of Time: The Guardian) Pada awalnya Yuua hanya berniat kalau dirinya datang ke sebuah sekolah asrama untuk menyembuhkan diri atas penawaran sepupunya, Shin. Dia tidak tahu alasan lain si sepupu walau dirinya sedikit curiga di awal. Meski begitu ia ingin menunjukkan pada Shin, bahwa dirinya bisa lebih berani untuk bersosialisasi dan bertemu banyak orang kede...
Wannable's Dream
33861      4852     42     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
LELATU
193      168     0     
Romance
Mata membakar rasa. Kobarannya sampai ke rongga jiwa dan ruang akal. Dapat menghanguskan dan terkadang bisa menjadikan siapa saja seperti abu. Itulah lelatu, sebuah percikan kecil yang meletup tatkala tatap bertemu pandang. Seperti itu pulalah cinta, seringkalinya berawal dari "aku melihatmu" dan "kau melihatku".
DanuSA
26757      3771     13     
Romance
Sabina, tidak ingin jatuh cinta. Apa itu cinta? Baginya cinta itu hanya omong kosong belaka. Emang sih awalnya manis, tapi ujung-ujungnya nyakitin. Cowok? Mahkluk yang paling dia benci tentu saja. Mereka akar dari semua masalah. Masalalu kelam yang ditinggalkan sang papa kepada mama dan dirinya membuat Sabina enggan membuka diri. Dia memilih menjadi dingin dan tidak pernah bicara. Semua orang ...
Koude
2947      1081     3     
Romance
Menjadi sahabat dekat dari seorang laki-laki dingin nan tampan seperti Dyvan, membuat Karlee dijauhi oleh teman-teman perempuan di sekolahnya. Tak hanya itu, ia bahkan seringkali mendapat hujatan karena sangat dekat dengan Dyvan, dan juga tinggal satu rumah dengan laki-laki itu. Hingga Clyrissa datang kepada mereka, dan menjadi teman perempuan satu-satunya yang Karlee punya. Tetapi kedatanga...
Du Swapped Soul
12087      1923     8     
Fantasy
Apa kamu pernah berasumsi bahwa hidupmu lah yang paling sempurna? Apakah kamu pernah merasakan rasanya menjalani kehidupan orang lain? Dan apakah... kamu pernah mempunyai sahabat yang aneh, tapi setia? Kalau belum, kau akan menemukan semuanya di sini, di kehidupan Myung-Joo yang akan diperankan oleh Angel.