Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dimensi Kupu-kupu
MENU
About Us  

Dua minggu pertemuanku kembali dengan Kak Arja telah berlalu. Hingga saat ini baik aku maupun dia sama sekali tidak ada yang berniat menghubungi. Mungkin karena dia sibuk dengan segala urusannya dan aku yang hanya menyibukkan diri pada kuas, kanvas, dan cat air. Setelah kupikir-pikir, ada baiknya juga aku partisipasi melukis di GalNas.

“Ngelukis terus kamu akhir-akhir ini, biasanya cuma nyeketsa di kertas doang,” ujar Kak Ratih yang tengah berbaring di sofa ruang tengah sambil menonton TV dan sesekali melirik kegiatanku.

“Kata siapa? Aku ngelukis terus kok di kamar,” jawabku datar.

“Masa? Liat dong lukisannya!”

“Nggak boleh, itu privasi.”

“Dih, pelit amat. Terus buat apa lukisan nggak boleh diliat orang lain? Emang kamu nggak punya cita-cita gelar pameran tunggal di GalNas?” tanya Kak Ratih dengan pandangan lurus ke televisi.

Aku menggeleng pelan. “Tau deh, nggak mau muluk-muluk ngimpinya.”

Kak Ratih bangkit dari baringannya di sofa, lalu memperhatikan lukisanku dengan padangan menilai. “Bagus kok itu Ras, lukisan kamu tuh punya ciri khas tersendiri. Kebanyakan yang kamu tuangin ke kanvas itu tentang alam yang punya estetika tersendiri. Menurut Kakak nih ya, lukisan kamu itu keren, unik.”

Diam-diam aku tersenyum, jarang-jarang Kak Ratih memujiku seperti ini. Selain dia yang punya tingkat bodoamat yang nggak jauh beda dariku, Kakakku juga orang yang susah peka. “Eh tapi kok Kak Ratih tau aku suka lukis tentang alam?” tanyaku dengan mata memicing.

“Emang menurut kamu selama ini nggak pernah ada yang masuk kamar berantakan itu? Kakak, Mama, Ayah malah diem-diem udah nganggep kamarmu itu galeri mini di rumah ini,” jawab Kak Ratih kemudian mengubah posisi menjadi berbaring lagi.

“Bahaya bahaya, kayaknya pintu kamarku perlu password deh habis ini.” Aku menggeleng-gelengkan kepala.

“Jangan hiperbola gitu deh. Malah kayaknya karyamu itu perlu dikasih ke Mama deh Ras, daripada Mama beli gambar kucing mulu buat hiasan.”

Aku tertawa kecil mengingat kebiasaan Mama yang suka mendekor-dekor ruangan dengan mengisi berbagai gambar di dinding. “Jangan dulu lah, yang di kamar itu semuanya curhatanku. Isi hati, emosi, sama perasaan yang nggak bisa kugambarkan dengan lisan bahkan kata-kata.” Dapat kurasakan punggungku ditepuk-tepuk Kak Ratih pelan.

“Wah wah, selain mau jadi seniman, sketcher, ternyata kamu juga punya bakat jadi pujangga nih kayaknya.”

“Amiin.”

Kak Ratih tertawa pelan kemudian mengucapkan kata ‘amiin’ juga. “Eh tapi, setiap karya kamu itu selalu punya filosofi ya?”

Aku mengangguk untuk menjawab pertanyaannya.

“Terus gambar kupu-kupu ini punya arti apa?” Kak Ratih menunjuk lukisanku, dan pertanyaannya membuatku terkekeh. Lalu kupandangi lukisan kupu-kupu setengah jadi itu dengan senyum simpul.

“Enggak sih, ini cuma lagi kepikiran sama seseorang. Baru sadar aja, ternyata kupu-kupu punya banyak filosofi.”

“Apa tuh? Persahabatan bagai kepompong?” tanya Kakakku yang entah hanya asal tanya atau seriusan.

Aku tersenyum kecil. “Pernah ada seseorang yang bilang ke aku, kalau dia iri sama kupu-kupu.” Kutatap raut heran Kak Ratih yang sudah kuduga sebelumnya.

“iri?”

“Dia bilang, antara iri dan kasian. Kasian karena sebelum jadi kupu-kupu, hidup dia disia-siain. Dan setelah jadi kupu-kupu yang seakan-akan bilang ke semesta ‘hey its me. Thanks for your judgement, sekarang gue jadi keindahan’ malah Tuhan matiin dia secepetnya.”

Kak Ratih menggeleng-geleng tidak percaya. “So, hal mana yang buat dia iri?”

“Kupu-kupu itu disayang Tuhan Kak makanya umurnya pendek, jadi dia nggak punya banyak dosa.”

Kulihat Kak Ratih tersenyum, ekspresinya antara kagum dan bingung. “Seriously? Dia bilang begitu?” tanyanya yang hanya kujawab dengan anggukan.

“Boleh juga, siapa sih orangnya? Jadi penasaran nih.”

“Ih apaan sih, kok jadi kepo gitu,” ledekku.

“Unik aja gitu loh Ras, berarti secara nggak langsung dia itu pengen jadi kupu-kupu yang disayang Tuhan. The point is, dia pengen mati muda dalam keadaan terindah kayak kupu-kupu.”

Seketika aku langsung tersedak ludahku sendiri, Kak Ratih malah memperhatikanku dengan tampang tidak berdosanya. “Ish Kak Ratih tuh, jangan sembarangan bicara gitu deh!” perintahku , Kak Ratih hanya meringis.

Perempuan yang tengah tiduran di sofa itu diam beberapa detik sebelum bicara lagi. “Ras, Kak Ratih waktu itu liat Devina di halte sendirian, tumben aja nggak bareng sama kamu. Setelah Kakak tanya, kata Devina kamu lagi ketemu sama temen. Temen siapa sih? Pacar?”

“Apaan sih Kak, Raras tuh nggak punya pacar. Jangan ngarang deh!” jawabku.

“Bagus deh kalo nggak sama pacar, kamu tuh masih kecil, nggak usah pacar-pacaran dulu. Kalo diem-diem suka sih oke-oke aja, namanya juga perasaan.”

Aku memutar bolamata malas. “Iya-iya, pokoknya nggak bakal kubiarin mood-ku rusak gara-gara mikir cinta. Oke kan?” Kutolehkan kepala ke arah Kak Ratih sambil mengangkat alis berkali-kali.

“Anak pinter!”

Aku kembali mengarahkan perhatian sepenuhnya ke lukisan cat air yang hampir selesai dan Kak ratih membaca novel Aroma Karsa karya Dee Lestari yang setelah ini akan kupinjam. Televisi kami biarkan berkoar-koar sendiri, hitung-hitung jadi backsound aktivitas kami.

“Kak, anterin Mama ke rumah Tante Riska yuk!” Suara Mama terdengar dari ambang pintu dapur. Kak Ratih langsung beranjak bangkit dan melihat jam dinding setelahnya.

“Duh Ma, Kakak sebentar lagi dijemput temen nih. Besok aja gimana?” tanya Kak Ratih yang dari nadanya kelihatan bimbang.

 

“Enggak bisa lah Kak, orang Mama mau nganterin roti lapis kok. Mama naik ojol aja nanti,” putus Mama akhirnya.

Di tempat, aku hanya terdiam sambil mendengarkan percakapan Mama dan kak Ratih. Aku seperti mengalami déjà vu, meski aku tahu pasti kalau kejadian ini pernah kulalui sebelumnya. Tapi kapasitas otakku ini pas-pasan, tidak semua kejadian bisa kuingat sepenuhnya, kadang aku benar-benar lupa tentang kehidupan sebelumnya dan kemudian hanya menganggap kejadian itu hanyalah déjà vu.

“Oh atau Mama minta anterin Raras aja?” usul Kak Ratih yang membuatku langsung mendongak.

“Oh Raras di rumah ya? Yaudah, anterin Mama ya Ras?” pinta Mama yang mau tak mau tak bisa kutolak. Aku tersenyum lalu mengangguk sambil mengingat nama Tante Riska. Kulihat Mama kembali ke dapur untuk mengambil roti lapis yang akan dia bawa.

“Kak, Tante Riska itu yang-“

“Yang kamu datengin rumahnya dua tahun lalu, acara syukuran anaknya itu. Seinget Kakak sih gitu, Kak Ratih kan dulu nggak ikut.”

Aku hanya ber-oh setelah tau atau tepatnya ingat kalau Tante Riska adalah Mamanya Kak Arja. Waktu itu, saat aku mengantar Mama ke rumah Tante Riska untuk mengantar roti, kejadian di sana sungguh tidak enak. Dan sekarang perasaanku juga berubah kurang baik. Bukan kurang baik sih, kali ini jantungku malah deg-degan. Kayaknya aku nggak enak badan.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sendiri
457      303     1     
Short Story
Sendiri itu menyenangkan
The World Between Us
2371      1025     0     
Romance
Raka Nuraga cowok nakal yang hidupnya terganggu dengan kedatangan Sabrina seseorang wanita yang jauh berbeda dengannya. Ibarat mereka hidup di dua dunia yang berbeda. "Tapi ka, dunia kita beda gue takut lo gak bisa beradaptasi sama dunia gue" "gue bakal usaha adaptasi!, berubah! biar bisa masuk kedunia lo." "Emang lo bisa ?" "Kan lo bilang gaada yang gabis...
LOVE, HIDE & SEEK
504      342     4     
Romance
Kisah cinta antara Grace, seorang agen rahasia negara yang bertemu dengan Deva yang merupakan seorang model tidak selalu berjalan mulus. Grace sangat terpesona pada pria yang ia temui ketika ia menjalankan misi di Brazil. Sebuah rasa cinta yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Namun, takdir mempertemukan mereka kembali saat Grace mulai berusaha menyingkirkan pria itu dari ingatannya. Akankah me...
Wannable's Dream
40232      5952     42     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
NYUNGSEP
5013      1595     6     
Romance
Sejatinya cinta adalah ketulusan. Jika ketika hati telah 'nyungsep', terjatuh pada seseorang, apa yang boleh buat? Hanya bisa dengan tulus menjalaninya, ikhlas. Membiarkan perasaan itu di hati walaupun amat menyakitkan. Tak perlu jauh mengelak, tak perlu ditikam dengan keras, percuma, karena cinta sejati tidak akan pernah padam, tak akan pernah hilang.
God's Blessings : Jaws
1850      847     9     
Fantasy
"Gue mau tinggal di rumah lu!". Ia memang tampan, seumuran juga dengan si gadis kecil di hadapannya, sama-sama 16 tahun. Namun beberapa saat yang lalu ia adalah seekor lembu putih dengan sembilan mata dan enam tanduk!! Gila!!!
Ratu Blunder
44      37     2     
Humor
Lala bercita-cita menjadi influencer kecantikan terkenal. Namun, segalanya selalu berjalan tidak mulus. Videonya dipenuhi insiden konyol yang di luar dugaan malah mendulang ketenaran-membuatnya dijuluki "Ratu Blunder." Kini ia harus memilih: terus gagal mengejar mimpinya... atau menerima kenyataan bahwa dirinya adalah meme berjalan?
One-room Couples
1154      577     1     
Romance
"Aku tidak suka dengan kehadiranmu disini. Enyahlah!" Kata cowok itu dalam tatapan dingin ke arah Eri. Eri mengerjap sebentar. Pasalnya asrama kuliahnya tinggal dekat sama universitas favorit Eri. Pak satpam tadi memberikan kuncinya dan berakhir disini. "Cih, aku biarkan kamu dengan syaratku" Eri membalikkan badan lalu mematung di tempat. Tangan besar menggapai tubuh Eri lay...
Kinanti
1635      730     1     
Romance
Karena hidup tentang menghargai yang kamu miliki dan mendoakan yang terbaik untuk masa nanti.
My Sweety Girl
11360      2562     6     
Romance
Kenarya Alby Bimantara adalah sosok yang akan selalu ada untuk Maisha Biantari. Begitupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu salah satu dari keduanya perlahan terlepas. Cinta yang datang pada cowok berparas manis itu membuat Maisha ketakutan. Tentang sepi dan dingin yang sejak beberapa tahun pergi seolah kembali menghampiri. Jika ada jalan untuk mempertahankan Ken di sisinya, maka...