Read More >>"> I'm Possible (BAB 9. Bertemu orang terdekatmu?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - I'm Possible
MENU
About Us  

Gemercik air terdengar dari tempat pencucian dibelakang kedai. Tumpukan sayuran, daging, dan beras siap untuk dibersihkan sebelum dimasak. Meskipun matahari belum terbit, Kinan dan Bibi An sudah bersiap untuk memasak. Tangannya yang kini tak lagi sekuat dulu membuat Bibi An tidak bisa lagi mengangkat beratnya karung beras, sehingga Kinan lah yang mengambil alih. Sebenarnya ia juga tidak kuat mengangkatnya sendiri, namun ia tetap berusaha sekuat tenaga demi membantu Bibi An.

“Bi, Kinan kok belum liat daun bawang sama kentang nya?”

“Sebentar, Bibi ambilkan didepan dulu”

Seperti biasa, kedai tidak hanya menyiapkan untuk orang-orang yang datang langsung. Tetapi, kedai juga sudah memiliki banyak pelanggan pemesan yang setia dengan masalah Bibi An. Tidak kurang dari 7 tempat yang berbeda setiap harinya.

Hari ini Kinan mengambil jatah libur kerjanya, dengan begitu ia bisa membantu lebih banyak di kedai.

Tidak terasa, hampir semua masakan sudah siap untuk disajikan dan dikemas. Kepulan uap dengan harum yang khas dari dandang besar mulai menandakan bahwa nasi sudah matang.

Selama memindahkan nasi ke tempat yang lain, wajah Kinan terasa panas terkena uap nya. Kinan pun segera membasuh wajahnya dan naik ke atas untuk mengecek ponselnya. Ternyata sudah ada pesan dari Julian. Sepertinya rencananya hari ini untuk membantu Bibi An seharian harus terpotong, karena Julian mengajaknya untuk pergi keluar. Awalnya ia menolak, namun karena Julian mengatakan ingin mengenalkannya pada teman nya yang salah satunya adalah perempuan, Kinan pun menyetujuinya. Ia akan merasa senang jika bisa mendapatkan teman baru nantinya, namun Kinan juga mengatakan ia hanya bisa pergi beberapa jam saja dan langsung disetujui oleh Julian.

Setelah meminta izin dari Bibi An, Kinan pun melanjutkan membantu mengemas makanan sambil menunggu pukul 11 siang dimana Julian akan menjemputnya. Beberapa pelanggan datang dan memesan sarapan. Karena Bibi An sedang menggoreng kerupuk, akhirnya ia pun turun tangan untuk melayani pelanggan. Sebenarnya ia jadi teringat dengan Bibi Mun, bagaimana keadaan disana setelah ia pergi? saat ia menelfon Bibi Mun dan Paman, mereka selalu mengatakan bahwa mereka baik-baik saja dan meminta Kinan untuk terus berusaha menjadi yang lebih baik lagi di Jakarta.

 

---

 

Pukul 10 pagi, Julian kembali terbangun untuk yang kedua kalinya setelah pagi-pagi tadi bangun untuk mengabari Kinan. Sinar matahari yang masuk lewat jendela besarnya, benar-benar selalu berhasil membangunkannya. Ditambah lagi ia selalu lupa untuk menutup tirai jendela ketika malam sebelum tidur.

Beberapa menit setelah kantuk nya hilang, Julian langsung berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Kebiasaanya sejak kecil selalu menomor satukan mandi setelah bangun tidur, baginya mandi adalah cara instan untuk menghilangkan malas dan membuatnya jauh lebih fresh.

Ketika ia turun kebawah setelah selesai mandi, ada yang membuatnya terheran. Tidak biasanya Sunny ada dirumah, sekarang malah sedang menggotong keluar sofa dari kamarnya.

“Tumben pulang, sofa nya mau diapain?” tanya Julian sambil meminum kopi instan botolan.

Terlihat Sunny yang sudah sangat kelelahan dan berkeringat.

“Kenapa baru bangun sih, cepet bantuin. Sebentar lagi sofa baru gue dateng, jadi sofa yang ini ditaroh dikamar Mbak Ning aja. Lagian hampir ga pernah dipake, sayang banget kalo harus dibuang, ya kan?” jawab Sunny tanpa melihat Julian sedikitpun, ia terlalu sibuk dengan urusan bersih bersih nya.

Mendengar jawaban Sunny benar-benar membuat Julian spontan menggelengkan kepalanya.

“Ya kalo tau sofa nya hampir ga pernah dipake, buat apa beli sofa baru? Lagian lo juga ga pernah dirumah.  Apa lagi ini sofa, emang pernah lo dudukin?”

“Berisik deh, buruan bantuin tarik sofanya ke belakang. Terus gue harus gimana kalo liat ada sofa yang langsung gue suka pas lagi nganterin temen nyari lampu tidur” jawaban Sunny lebih terdengar seperti anak kecil yang merengek meminta mainan baru.

Wah, kakak nya benar-benar luar biasa. Bagaimana bisa ia hanya mengantar temannya untuk membeli lampu tidur, namun ia justru membeli sofa yang bahkan tidak ia perlukan.

“Seenggaknya lo punya apartemen buat naroh sofa baru itu Sun?” dengan malas Julian berusaha menyadarkan otak Sunny yang tidak normal.

“Kalo ga tau apa-apa, diem aja deh. Semua barang-barang gue di apartemen juga udah di ganti-ganti sama yang baru. Bukannya bantuin malah banyak tanya”

Karena sudah cukup jengah dengan kakaknya yang keras kepala, akhirnya Julian memutuskan kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap menjemput Kinan.

“Terserah. Gue udah ada janji, mau jalan”

Ucapan Julian spontan membuat Sunny menoleh dan meneriakinya.

“Jalan??? Bukannya lo udah putus? hah.. ?”

“Hmm" Julian mengakhiri percakapannya dengan singkat.

 

--

 

Macetnya lalu lintas dihari sabtu membuat perjalanan Julian dan Kinan sedikit terganggu. Sudah lebih dari setengah jam keterlambatan mereka untuk menemui Kenzo dan Dara dimall siang ini. Kinan sedikit khawatir dan tidak siap untuk bertemu dengan teman dekat Julian. Ia sangat khawatir mereka tidak bisa menerima dirinya dengan baik.

"Tadi kamu agak telat, pasti karena dimana-mana macet banget ya?" tanya Kinan dengan spontan.

"Iya, apa lagi semalem macet banget didaerah timur"

"Emangnya kamu dari mana?"

“Akhirnya sampe juga...” ucap Julian tanpa menjawab pertanyaan dari Kinan sambil memarkirkan mobilnya.

Terdengar suara ponselnya yang menandakan panggilan masuk.

Selagi Julian berbicara di telefon, Kinan hanya duduk diam sambil melihat keluar jendela.

“Ah Kin, ternyata pacarnya Kenzo ada acara lain jadi ga bisa nunggu lagi. Sekarang mereka lagi turun, jadi kita ketemu disini, diparkiran sebentar. Yang penting kamu kenalan sama mereka. Ga papa, ya?”

“Iya, lagian mereka juga udah nunggu lama. Lain kali masih bisa”

Julian tersenyum mendengar jawaban Kinan. Ia sebenarnya sangat menantikan bagaimana reaksi teman nya ketika melihat Kinan. Sayangnya, Jay dan Zee tidak bisa ikut karena mereka justru sedang berada di puncak.

“Mereka dateng”

Julian langsung merangkul leher Kenzo dan menanyakan kabar Dara. Sementara Dara memberikan salam yang hangat kepada Kinan.

Kenzo sedikit terkejut melihat Kinan, “Kayanya, gue pernah liat..”

“Kinan” sahut Julian.

“Iya kayanya gue pernah liat dia, tapi dimana ya”

Sementara Kinan bingung dengan ucapan Kenzo. Julian justru tersenyum mendengarnya dan membisikkan sesuatu kepada Kenzo.

“Kinan, ini Kenzo sama Dara. Temen aku, mereka itu couple goals. Ya ga?” ledek Julian kepada Kenzo.

“Gue Dara. Wah Jul, ‘aku’? lo berdua udah jadian? tapi bukannya lo baru putus belom lama ini” ucapan Dara hanyalah candaan semata, ia sebenarnya senang melihat Julian sudah tidak bersama Sheina lagi.

Kinan memperkenalkan dirinya juga kepada Kenzo dan Dara. Mendengar ucapan Dara pun ia hanya tersenyum.

“Engga, gue sama Kinan deket. Jadi, lo berdua beneran ga bisa makan siang bareng sama gue, sama Kinan?”

“Iya, sorry banget Jul. Lain kali kita kumpul lagi bareng Jay sama Zee juga”

“Btw, Kinan? Kayanya kita harus tukeran nomer. Boleh?” ucap Dara sembari mengulurkan ponsel milikinya. Kinan pun tersenyum senang dan mengetik nomor telefon nya.

Saat melihat Dara datang dan berjalan mendekat, sebenarnya Kinan sedikit khawatir karena sepertinya Dara jauh lebih dewasa dari pada dirinya. Namun ternyata justru Dara lebih ramah dari yang ia kira. Syukurlah, ia mendapatkan teman baru yang baik dan ramah.

Setelah mengobrol beberapa menit, Kenzo dan Dara pun memutuskan untuk pergi lebih dulu. Sekarang ia dan Julian masih duduk didalam mobil. Kinan tidak berkata apa-apa melihat Julian yang nampak fokus berkutik dengan ponselnya.

Tidak lama kemudian akhirnya Julian meletakkan ponselnya dan menyalakan mesin mobil untuk keluar area mall.

“Kin, tadi sebenernya Papa nelfon, tapi aku ga tau. Dan barusan Papa ngirim pesan, minta aku dateng ke resto deket kantornya. Ada Sunny, kakak aku juga disana. Kita makan bareng mereka ,ya?” suara Julian nampak berhati-hati ketika mengatakannya.

Memang sangat mendadak. Meskipun begitu, tadi ia sempat menolak ajakan makan siang tersebut. Namun, akhirnya ia harus mengalah setelah membaca pesan skak matt dari Papanya.

“Apa ga sebaiknya aku pulang aja. Mungkin Papa kamu mau punya lebih banyak waktu sama kamu. Aku bisa turun dihalte deket sini”

“Kamu ga perlu khawatir, aku udah bilang kalo ngajak kamu. Yang penting nanti kalo Papa ngajak ngobrol ya tanggepin biasa aja. Dan, kalo Sunny ngomong atau nanya-nanya ga jelas biar aku yang jawab”

Kinan hanya mengangguki ucapan Julian sambil tersenyum, padahal ia sangat khawatir dan tidak siap.

Sebenarnya Julian sedikit tidak terbiasa dengan situasi akhir-akhir ini. Setelah pulang dari Shanghai, Sunny menjadi lebih sering kerumah dan Papanya juga sering pulang lebih awal. Hari ini bahkan Sunny pergi ke kantor Papa nya dan menyempatkan makan siang bersama.

Tidak lama kemudian mereka sampai didepan sebuah resto dan langsung masuk menemui Broto dan Sunny.

“Pah, masih inget Kinan?” tanya Julian sambil menarik kursi untuk Kinan. Lalu Kinan duduk setelah menyalami Broto dan Sunny.

Broto yang sudah selesai dengan kegiatan makan siang nya itu pun meletakkan garpunya dan mulai mengobrol dengan anaknya.

“Ya, Papa inget. Papa sudah pesan untuk kalian berdua. Karena Papa dan Sunny sudah selesai makan siang, jadi Papa temani kamu makan siang dengan minum coffee”

“It’s ok. Tumben, Pah”

Sedari tadi Kinan sedikit tidak nyaman dengan tatapan Sunny yang tidak ramah kepadanya. Sunny bahkan sama sekali tidak menyapanya. Saat seperti ini, semakin ia merasa tidak pantas untuk memiliki perasaan kepada Julian.

“Ya sekali-sekali. Kenapa emangnya? ajakan Papa udah ganggu waktu kalian, ya?” tanya Sunny dengan nada yang kurang mengenakkan.

Hari ini Sunny memang sengaja datang ke kantor Papanya untuk mengajak makan siang diluar, terutama setelah Julian mengatakan sudah ada janji. Ia pun berbasa-basi meminta Papanya supaya menghubungi Julian dan meminta mereka untuk bergabung. Ditambah lagi Papanya mengatakan Julian akan membawa kekasihnya yang waktu itu pernah datang kerumah. Mendengar ucapan Papanya membuat Sunny semakin penasaran sekaligus tidak mengerti bagaimana bisa Julian sudah memiliki kekasih baru.

Julian langsung menyadari sikap Sunny yang mulai membuatnya kesal.

“Ga juga, gue cuma penasaran”

“Oh..” jawaban Sunny yang singkat itu benar-benar membuat Julian jengah.

“Kinan? sekarang apa kesibukan kamu? sudah bekerja?” tanya Broto secara tiba-tiba.

“Kebetulan, saya belum masuk kuliah. Sekarang baru bekerja dan bantu-bantu Bibi saya mengurus kedai”

Mendengar jawaban Kinan, Julian menganggukkan kepalanya lalu tersenyum untuk menenangkan Kinan yang terlihat canggung. Ia sama sekali tidak merasa malu mengenalkan Kinan kepada keluarganya, ia justru sangat nyaman.

“Sebentar, kayanya hp Julian ketinggalan dimobil” melihat Julian yang berdiri dan berjalan keluar membuat Kinan semakin merasa canggung.

“Anak-anak Om, dua-duanya sedang kuliah. Julian memasuki semester 3, dan Sunny baru saja menempuh pendidikan S2. Karena nantinya mereka akan membantu bisnis keluarga. Seperti yang kita tau sekarang ini, pendidikan sangat menentukan masa depan. Begitu juga dengan siapa anak-anak Om menikah nanti, pendidikan penting buat Om” ucapan Broto memang benar adanya.

Namun Kinan merasa kata-kata itu disampaikan untuk menyadarkan dirinya bahwa ia tidak setara untuk Julian. Dan nantinya Julian hanya akan menikah dengan seseorang yang sederajat dengan mereka.

“Iya Om, pendidikan memang sangat penting”

Broto mengangguki jawaban Kinan, “Lalu, apa yang membuat kamu menunda pendidikan? Om rasa sekarang ini banyak sekali cara untuk mendapatkan pendidikan gratis. Itu pun kalau biaya menjadi salah satu kendala mu”.

“Biaya memang menjadi salah satu kendala saya. Jadi saya memutuskan bekerja terlebih dahulu untuk mencukupi biaya kuliah saya nanti. Kebetulan, saya memang merencakan untuk masuk kuliah tahun depan”

Sedari tadi Sunny hanya memikirkan apa kelebihan Kinan dibandingkan Sheina, sahabatnya. Jika dilihat, Sheina jauh lebih ideal.

“Sejak kapan pacaran sama Julian? kan Julian baru putus sama Sheina?” pertanyaan Sunny yang sangat tiba-tiba membuat Kinan sedikit terkejut.

Begitupun Broto yang baru mengetahui bahwa Julian baru saja putus dengan kekasihnya yang bahkan ia tidak tau siapa. Broto semakin menyadari betapa sibuk dirinya, hingga tidak tau banyak mengenai kehidupan anak bungsunya.

Dengan tenang Kinan berusaha menjawabnya, “Ah, saya sama Julian ga pacaran”

“Ya sama aja kalo sering jalan berdua”

“Ning bilang ke saya kalau kamu itu pacarnya Julian”

Kinan baru ingat, waktu ia datang kerumah Julian memang mbak Ning tidak mengetahui bahwa ia dan Julian hanya berteman.

Belum sempat Kinan menjawab, Julian datang dan menanyakan apa yang sedang mereka bicarakan. Sunny pun menanyakan hubungan mereka. Dan, dengan santai Julian menjawab bahwa sejauh ini ia dan Kinan dekat dan nyaman.

Dengan jawaban singkat Julian itu sudah cukup jelas bahwa nantinya mereka bisa saja lebih dari teman. Namun Kinan tidak menyadari arti dibalik ucapan Julian. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Move On
208      174     0     
Romance
"Buat aku jatuh cinta padamu, dan lupain dia" Ucap Reina menantang yang di balas oleh seringai senang oleh Eza. "Oke, kalau kamu udah terperangkap. Kamu harus jadi milikku" Sebuah awal cerita tentang Reina yang ingin melupakan kisah masa lalu nya serta Eza yang dari dulu berjuang mendapat hati dari pujaannya itu.
Nobody is perfect
12139      2173     7     
Romance
Pada suatu hari Seekor kelinci berlari pergi ingin mencari Pangerannya. Ia tersesat, sampai akhirnya ditolong Si Rubah. Si Rubah menerima si kelinci tinggal di rumahnya dan penghuni lainnya. Si Monyet yang begitu ramah dan perhatiaan dengan si Kelinci. Lalu Si Singa yang perfeksionis, mengatur semua penghuni rumah termasuk penghuni baru, Si Kelinci. Si Rubah yang tidak bisa di tebak jalan pikira...
Babak-Babak Drama
421      287     0     
Inspirational
Diana Kuswantari nggak suka drama, karena seumur hidupnya cuma diisi itu. Ibu, Ayah, orang-orang yang cuma singgah sebentar di hidupnya, lantas pergi tanpa menoleh ke belakang. Sampai menginjak kelas 3 SMP, nggak ada satu pun orang yang mau repot-repot peduli padanya. Dian jadi belajar, kepedulian itu non-sense... Tidak penting! Kehidupan Dian jungkir balik saat Harumi Anggita, cewek sempurna...
Story Of Me
3192      1148     6     
Humor
Sebut saja saya mawar .... Tidaak! yang terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri, dan yang terpenting dari "Story Of me" adalah saya tentunya. akankah saya mampu menemukan sebuah hal yang saya sukai? atau mendapat pekerjaan baru? atau malah tidak? saksikan secara langsung di channel saya and jangan lupa subscribe, Loh!!! kenapa jadi berbau Youtube-an. yang terpenting satu "t...
You Can
994      630     1     
Romance
Tentang buku-buku yang berharap bisa menemukan pemilik sejati. Merawat, memeluk, hingga menyimpannya dengan kebanggaan melebihi simpanan emas di brankas. Juga tentang perasaan yang diabaikan pemiliknya, "Aku menyukainya, tapi itu nggak mungkin."
NAZHA
397      297     1     
Fan Fiction
Sebuah pertemuan itu tidak ada yang namanya kebetulan. Semuanya pasti punya jalan cerita. Begitu juga dengan ku. Sang rembulan yang merindukan matahari. Bagai hitam dan putih yang tidak bisa menyatu tetapi saling melengkapi. andai waktu bisa ku putar ulang, sebenarnya aku tidak ingin pertemuan kita ini terjadi --nazha
The War Galaxy
11258      2330     4     
Fan Fiction
Kisah sebuah Planet yang dikuasai oleh kerajaan Mozarky dengan penguasa yang bernama Czar Hedeon Karoleky. Penguasa kerajaan ini sungguh kejam, bahkan ia akan merencanakan untuk menguasai seluruh Galaxy tak terkecuali Bumi. Hanya para keturunan raja Lev dan klan Ksatrialah yang mampu menghentikannya, dari 12 Ksatria 3 diantaranya berkhianat dan 9 Ksatria telah mati bersama raja Lev. Siapakah y...
Perfect Love INTROVERT
9214      1723     2     
Fan Fiction
Kenangan Masa Muda
5729      1617     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
THE WAY FOR MY LOVE
412      317     2     
Romance