Setelah kejadian perkenalan Rendi dan Dela 2 bulan lalu, mereka menjadi sangat dekat, sering bermain bareng, dan akhirnya Dela jarang bertemu dengan Figo dan Tara. Sebenarnya Figo sering mengajak Dela pulang bersama ketika bertemu dikampus namun, apa daya kalo ga janjian mereka pasti bawa mobil masing-masing. Untuk makan malam juga mereka udah jarang melakukannya. Dalam waktu 2 bulan terakhir Dela selalu bersama Rendi.
“hay, oh my, aku rindu banget sama kalian berdua. Serasa ga lihat kalian satu tahun” ucap Dela sambil memegang tangan Figo dan Tara. Mereka bertiga sedang menonton film di apartemen Figo.
“loe dah punya teman baru.” Ucap Figo sambil mendoer kepala Dela.
“Rendi? Rendi bukan teman aku lagi, go. Kita udah jadian. Kemarin dia nembak gue di rumah, pakee balon yang banyak banget dan gila lo harus dengar cerita gue goo.” ucap Dela dengan sangat semangat yang berhasil membuat Figo dan Tara tercengang kebingungan.
“loe dah jadian sama Rendi?” Tanya Tara.
“iya Ra, makanya aku mau cerita, pokoknya kemarin dia data…” belum selesai ucapan Dela, Tara udah beranjak duluan dan pergi dari apartemen dengan sangat cepat namun tak berlari, Figo dan Dela hanya tercengang dan bingung.
“yah ngambek.” Ucap Figo sambil memfokuskan matanya ke tv.
“ngambek kenapa?” Tanya Dela.
“ya gara-gara loe.” Ucap Figo.
“kok gara-gara aku? Kenapa? Tara masih pengen aku jadi pacarnya? Aku dah bilang berapa kali sih, aku ga bisa jadiin dia kaya gitu. Ahh malas banget ahh… “gerutu Dela sambil mengambil tasnya dan pergi dari apartemen Figo. Figo hanya diam melihat kelakuan Dela da Figo.
Dela masuk ke dalam lift dan pergi ke apartemen Rendi dan berjalan masuk ke apartemen tersebut,
“anjir…” ucap Rendi dengan sangat terkejut melihat Dela tiba-tiba ada di apartemennya saat dia keluar dari kamar mandi dengan ekspresi poker face.
“kamu kenapa?” Tanya Dela bingung sambil membuka kulkas mengambil air putih.
“loe ngagetin La, muncul tiba-tiba kaya Jin.” Ucap Rendi sambil melangkah kekamarnya untuk berpakaian. “loe jangan ngintip gue ganti baju, La”
“hmmm…” gumam Dela sambil duduk di sofa dan main handphone.
“lo kok cepat banget mainnya?” Tanya Rendi dari kamarnya.
“Tara ada kerjaan, Figo juga sibuk. Aku kesini dehh.”
Rendi keluar dari kamarnya dan langsung tidur di pangkuan Dela.
“humhh my Fav. La 30 menit lagi gue pergi rapat, gue bobo disini dulu yah, 30 menit ajahh.” Ucap Rendi sambil memeramkan matanya dan menghadapkan wajahnya ke perut Dela. Dela tidak menjawab Rendi, Dela hanya memainkan hp nya dengan tangan kanannya lalu mengelus-elus kepala Rendi dengan tangan kirinya dengan mata pada hp tapi pikiran ke Tara.
Dikosan Tara,
“ra gue mau ngomong sama lo.” ucap Figo.
“ngomong ajah.”
“lo masih suka beneran sama Dela?” Ucap Figo sambil menatap mata Tara dari kejauhan. Tara hanya diam. “gila yahh dah berapa taun Ra, loe tau Dela ga bakal bisa buat suka sama lo.”
“lo tau gue Go. Gue ga bakal nyerah sebelum dapetin apa yang gue mau.” Ucap Tara mengakhiri percakapannya. Figo hanya menghela nafas.
Jam 18.45 waktunya untuk pergi rapat
“Rendi, bangun. Udah jam 7 kurang.” Ucap Dela sambil mengelus pipi Rendi. Terdengar suara desahan Rendi yang sepertinya sudah sangat tertidur pulas dan menolak dibangunkan. “jangan bandel ahh, bangun.” Kata Dela lagi.
“2 menit lagi beb.” Kata Rendi dengan suara pelan.
“ini udah lewat 5 menit dari janji kamu, ayuk nanti kamu telat sayang.” Rendi hanya merengek manja sambil memeluk pinggang Dela “Rendi, aku berdiri yah? Satu dua…”
“iyahh iyah gue bangun.” Ucap Rendi merengek sambil duduk dan memperbaiki pakaiannya.
“nih minum air dulu biar ga ngantuk lagi.” Dela memberikan gelas dan langsung Rendi meminumnya dengan cepat.
“gue pergi dulu yah La, lo disini gak papa?” ucap Rendi sambil memegang pipi Dela.
“aku ikut rapat yah? Ga lama kan? Aku malas dirumah.” Ucap Dela.
“okay, paling kalo lama gue ijin.” Ucap Rendi dihiasi senyumnya yang sangat manis.
Rendi dan Dela menuju parkiran dan pergi ke lokasi rapat di Student Center
“aku nunggu di mobil ajah yah. Semangat rapatnya.” Ucap Dela mengakhiri pandangannya dari Rendi
“okay, kalo laper nyari makan.”
Rendi pergi menghadiri rapat eksekutif mahasiswa tersebut, dapat dikatakan sebenarnya Rendi sangat hebat membagi waktunya antara kuliah, pacaran, hobby dan berorganisasi. Terlebih Rendi merupakan seorang yang totalitas, sehingga setiap iya mengikuti suatu kegiatan atau perkumpulan maka dia selalu berdampak diperkumpulan terebut. Dia terlalu sempurna sebagai seorang remaja yang baru menjajal usia dewasa. Sama halnya dengan Dela, hanya saja Dela tidak terlalu mau mencolok dibidang perkuliahannya, karena dia tidak ingin bekerja dibidang hukum. Dia hanya ingin meraih gelar sarjana saja. Dela memiliki prinsip dimana dia hanya akan menikmati hidupnya apa adanya, tidak terlalu tertarik untuk menjadi orang kaya raya atau orang yang terkenal. Organisasi yang diikuti hanya semacam organisasi berdasarkan hobbynya yaitu futsal dan Dela sangat berpengaruh pada organisasinya tersebut, namun kembali lagi organisasi futsal fakultas tidak serepot organisasi eksekutif kampus.
Dilokasi rapat, biasa dipimpin oleh Donny, membahas closing ceremony acara olimpiade.
“Donny, gue mau ngasih saran, gimana kalau acara sepedaan bareng itu dimulai dari Rektorat sampai Lapangan ajah? Buat hemat waktu, karena kita ga bisa menghindari kalau saja yang terlambat itu para dosen atau pesertanya.” Ucap Flo sambil menggenggam catatan rapatnya.
“gue setuju saranya flo, kami dari divisi acara, sebenarnya ingin melakukan banding dengan yang dibicarakan Flo tadi.” Ucap Kevin.
Sangat banyak perbincangan dan perdebatan selayaknya rapat biasa yang menghabisan waktu 2 jam. Tepat jam 21.00 rapatpun bubar.
“makasih bro dah datang.” Ucap Donny sambil menyalam Rendi.
“ahahah apa-apan sih lo.” Ucap Rendi sambil tertawa kecil.
“gue nebeng yah Ren.” Ucap Tifa sambil menepuk pundak Rendi dari belakang.
“lo tadi nyatat hasil rapatnya lengkap kan fa.” Ucap Donny mengganggu Tifa. Donny sangat paham kalau Tifa sangat tidak suka orang lain meragukan hasil kerjanya.
“gue udah buang hasil rapatnya. Mampus loe.” Tifa berlari menuju mobil Rendi
“gue juga nebeng yah Ren,” Berlari menyusul Tifa
Hahaha persahabatan antara Donny, Rendi dan Tifa dimulai ketika mereka masuk kedalam organisasi BEM. Mereka sangat kompak dan memiliki hobby yang sama.
Tifa masuk kedalam mobil dan duduk di depan, lalu Donny di kursi tengah. Rendi langsung menjalankan mobilnya.
“Mobil lo kok aneh Ren, tumben ada sampah tisu? Dan bungkus makanan?”
“ahahahha. Kita makan dimana? Tavern mau gak? Gue yang bayarin.” Ucap Rendi sambil tetap fokus ke jalanan
“what? Apa yang terjadi nih?” Tanya Tifa. Rendi hanya tertawa.
“lo udah bangun, Del?” Tanya Rendi yang melihat wajah Dela diterangi hpnya.
“siapa?” Tifa menoleh kebelakang dan sontak membuat Tifa teriak dan membuat Donny melihat kebelakang juga.
“halo…” sapa Dela dengan senyum yang sangat manis dan kembali memainkan hapenya.
“kamu siapa?” Tanya Donny dan fix merubah mood Tifa.
“humh Sia Diandela, kamu bisa manggil Dela.” Ucap Dela sambil menawarkan tangannya untuk jabat tangan.
“Kamu sejak kapan disana?” Tanya Dony.
“humh sejak rapat dimulai.”
“wah aahhaha…” Donny hanya tertawa, Tifa fokus melihat jalan, Rendi juga fokus melihat jalan dengan sesekali memperhatikan Dela dari kaca spionnya dan Dela kembali sibuk dengan ponselnya dan sampai akhirnya mereka telah selesai makan dan Rendi mengantar Dony dan Tifa pulang ke kosannya.
Dirumah Dela,
“Del, lu besok mau kemana?” tanya Rendi sambil merapikan rambut Dela.
“humh kayaknya ga kemana-mana, kenapa? Kamu mau bobo disini?” tanya Dela sambil membuka pintu rumahnya.
“huft galau, senin kamu ada kuliah?” tanya Rendi lagi sambil melangkah memasuki rumah dan mengambil minum di kulkas.
“hahaha kamu kenapa sihh sayang? Senin aku ga ada kuliah, mau susu dong Ren. Aku ditaman belakang yah” Ucap Dela sambil membuka jaketnya dan pergi ke taman belakang.
Rendi membawa susu dan beberapa camilan diatas nampan dan pergi ke kebun belakang.
“del, lu tadi ga kenyang yah?” tanya Rendi sambil menyusun bantal-bantal di kursi dan memandang Dela yang sedang memetik beberapa bunga.
“hahahah engga, tapi kenyang sih, tapi pengen makan lagi.” Kata Dela yang telah duduk disebelah Rendi dan membawa beberapa bunga matahari.
“hahaha i love you del, aku ga tau, kita baru kenal 2 bulan, dan baru pacaran minggu lalu, hahaha tapi rasanya kaya aku ga bisa lepas kamu lagi. Aku pengen waktu berhenti disini ajah, waktu dimana kaya ga ada masalah dan kamu ada disisi ku.” Ucap Rendi sambil memeluk Dela dari belakang, karena sedari tadi Dela sibuk mengurus bunganya.
“kalo ngomong kaya gini ajah pake aku kamu, hahaha. Kamu kenapa?” tanya Dela sambil memegang tangan Rendi.
“Jangan tinggalin gue Del, apapun yang terjadi, gue mau lo janji.”
“Rendi kamu kenapa? Ga biasanya kayak gini. Kamu lakuin kesalahan yah?”
“anjir, emang gue ga bisa kayak gini? Gue ga lakuin apapun del, aku Cuma mau kaya gini ajah.”
“hahaha iya Ren, aku janji. Asal kamu ga bandel.” Ucap Dela sambil mencium pipi Rendi yang sedari tadi berada di bahunya. “udah ahh pegel. Kamu pijitin aku dong. Cape nih dari tadi nahan kamu.” Ucap Dela sambil membelakangi Rendi.
“What? Gilaa. Del gue baru nyender 10 menit, masa harus mijitin?”
“ya udah aku nelepon tukang pijit ajah.” Dela mengambil ponselnya dan langsung di tarik Rendi lagi.
“iya... iya... gue pijitin. Gue ga mau ada orang lain megang-megang lo.” Decak Rendi sambil mulai memijit bahu Dela.
“hahahha gitu dong, pacar yang baik bisa diandalkan.”
“jadi lo mau manfaatin gue? Ya udah manfaatin gue sebaik-baiknya Del.”
Malam itu di habiskan Dela dan Rendi dengan canda tawa dan percakapan yang tidak penting di taman belakang sampai akhirnya mereka tertidur di kursi itu.
Malam semakin malam, namun kehidupan tidak pernah istirahat, malam minggu ini banyak orang menghabiskan waktu diluar, karena cuacanya sangat mendukung, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Tara dan Figo berada disebuah club malam di pinggir kota Semarang berada di kawasan pesisir, club itu memang langganan mereka bertiga.
“lah, kalian kok berdua ajah? Dela kemana?” tanya Axel pemilik club tersebut sambil duduk di meja bartender bersama Tara dan Figo.
“Dela dirumah.” Jawab Figo. Sementara Tara hanya berkutat pada minumannya yang di putar-putar sejak tadi.
“WHAT? Dirumah?” kejut Axel “ini weekend broo ga mungkin lah Dela di rumah, tapi btw udah 3 minggu sih dia ga kesini. Gue mau minta di tampil lagi, soalnya DJ gue ada yang out.” Ucap Axel.
“hahahha ga tau sih di rumah apa engga, tapi kayaknya dia ga bisa ke club lagi deh, ya ga Ra?” kata Figo sambil memandangi seluruh pengunjung club yang menari-nari.
“loe kok diam ajah sih Ra, ga biasanya.” Kata Axel sanbil menepuk bahu Tara.
“hushh... udah xel jangan diganggu, dia galau mau mati 2 minggu ini.” Ucap Figo sambil menepuk bahu Axel
“kenapa?” tanya Axel bingung.
“Dela pacaran sama temen sekelasnya dia.”
“What?? Dela pacaran? Gila! perasaan loe berdua kesini terus kok gue baru tau. Pacarnya sekelas Tara, gila gila kalo gue mah ga tahan.” Ucap Axel.
“dah kelar gosipin gue?” kata Tara sambil beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan Axel dan Tara.
“woi mau kemana lo?” Teriak Figo.
Keesokan harinya dirumah Dela,
“dah bangun? Pegel yah badannya?” ucap Dela ketika melihat Rendi melakukan Stretching selama perjalanan dari taman belakang ke dapur.
“good morning beb, masak apa?” ucap Rendi sambil memeluk Dela dari belakang.
“what are you doing? Kita belum suami istri Ren.” Ucap Dela sambil tetap memotong beberapa bawang.
“emang yang boleh kaya gini suami istri doang?” tanya Rendi.
“ya ga juga sih, tapi berat. Kamu nyuci piring ajah gih.”
“ga mau.” Ucap Rendi manja.
“ya udah kamu duduk ajah disana biar aku masaknya cepet. Kamu mau sarapan apa?” akhirnya Rendi mengalah dan memilih duduk di kursi.
“pengen makan sereal ajah.” Kata Rendi.
“what?” yakin sereal ajah, nanti kamu jam 9 udah laper lagi?”
“biarin biar lo masak lagi kalo gue laper.” Ucapnya sambil menidurkan kepalanya diatas meja.
“ya udah makan sereal.” Ucap Dela sambil mengambil sereal di lemari dan susu dikulkas dan membawanya ke atas meja dan menyuguhkannya buat Rendi.
“suapin.” Kata Rendi lagi.
“hahaha kamu kok lucu banget sih.” Ucap Dela sambil mengelus pipi Rendi.
Hal inilah yang membuat Dela sangat menyukai Rendi, Rendi yang manja membuat Dela merasa sangat dibutuhkan. Sifat Dela yang ke ibuan juga yang membuat Rendi sangat menyukainya. Dela yang hangat membuat orang-orang di sekelilingnya nyaman. Namun Dela tidak terlalu mau memperluas pergaulannya, walaupun Dela ramah dan baik, dia hanya memiliih untuk memiliki Rendi, Tara, dan Figo saja sudah cukup.