Loading...
Logo TinLit
Read Story - When I Found You
MENU
About Us  

"Ulang tahun lo di rayain di kafe Vin?" tanya Ronal ketika melihat undangan yang di berikan Levin.

"Yoi, tujuh belas tahun man! legal nih bentar lagi gue." jawab Levin bangga.

Andra yang saat itu ikut membaca undangan dari Levin mendengus geli. "Udah kelas tiga baru tujuh belas tahun." ledeknya.

Levin mengalihkan pandangan dari game di ponselnya ke arah Andra. "Lo juga baru tujuh belas tahun tiga bulan lalu."

Andra terkekeh. "Tiga bulan lalu kan kita masih kelas sebelas Vin."

Levin mengerutkan kening lantas mengangkat bahu tak peduli. "Berarti gue paling muda di antara kalian. Dan gue nggak mempermasalahkan itu."

"Tapi, ini yang lo undang temen sekelas aja atau gimana?" tanya Ronal lagi.

"Nggak dong, yang pasti sih orang-orang yang kenal sama gue aja. Oh! Caitlin juga gue undang."

Mendengar nama Caitlin di sebut, Andra gatal untuk tidak berkomentar, "Emang lo kenal dia?"

Cengiran Levin tercetak. "Kenal lah, 'kan, udah kenalan." kekehnya.

"Kenalan kapan? curang lo nggak ngajak-ngajak!" sahut Agit. 

Levin hanya cengengesan. Membuat Andra memincingkan matanya. 

"Lo suka Vin sama dia?" tanya Andra.

"Itu pertanyaan bodoh Ndra. Siapa sih yang nggak suka cewek cantik,  bule, tinggi, seksi kayak Caitlin. Dan uhhh fuck man! Senyumnya itu lho, manis banget." Levin mendeskripsikan Caitlin dengan dramatis. 

Andra mendelik mendengar komentar itu. "Cantik kalau ngeselin buat apa?"

Ronal memandang Andra lama sebelum menepuk bahu laki-laki itu. "Udah lah Ndra, kejadian waktu itu lupain aja. Lagian kan kita-kita juga nggak ngatain lo delivery man atau cowok freak lagi."

"Shut up!" desis Andra. 

Ronal spontan menutup mulutnya. "Sorry,"

"Tapi bener kata Ronal Ndra, kesalahan Caitlin kan nggak fatal banget sampe bikin lo benci banget sama dia." ujar Levin yang kini tidak lagi memainkan game online di ponselnya. 

Andra berdecak pelan. "Lo ngomong gini, karena lo suka kan sama dia? Mangkanya lo belain itu cewek mulu." 

Levin menjawab dengan enteng, "Gue suka sama dia. Dan kelihatannya Agit sama Ronal juga gitu. Iya kan?"

Agit dan Ronal kompak mengangguk. 

"Ya kita sih sukanya cuma sekedar suka aja. Nggak yang ngebet mau macarin dia." kekeh Ronal. 

"Nah setuju tuh gue." Levin menyahut kalimat Ronal. "Caitlin itu nggak senyebelin yang lo kira kok Ndra. Buktinya waktu gue kenalan sama dia di kantin, orangnya asik banget, dan nggak ada tampang nyebelinnya sama sekali." 

Andra mendengus. Mengapa di saat dia tidak menyukai Caitlin, teman-temannya justru menyukai perempuan itu? Andra benar-benar tidak habis pikir. Jika saja mereka melihat perlakuan Caitlin padanya saat Andra mengantarkan pesanan, ketiganya pasti tidak akan menyalahkannya mengapa Andra tidak menyukai Caitlin.

"Udah lah males gue bahas beginian." ujar Andra. "So, acara lo di mulai jam delapan Vin?"

Levin mengangguk. "Lo pada jangan pada telat ya?" 

"Kalau gue sih nggak bakal telat, temen lo tuh Ronal,  apapun selalu lelet. Mandi aja lama banget, kayak lagi mandi junub aja." celetuk Agit.

Andra terbahak. Selanjutnya dia melihat Ronal yang siap menjambak rambut Agit. Hal yang sangat tidak di sukai Agit, karena Agit pernah bilang dia harus menata rambutnya supaya kelihatan oke selama setengah jam saat berangkat ke sekolah. Pertanyaan Andra satu-satunya adalah, Jam berapa Agit harus bangun jika menata rambut jabriknya saja sampai menghabiskan waktu setengah jam? 

"Oh becanda lo nggak lucu man! Mainannya jangan rambut dong, ribet nih natanya." kata Agit sambil terus menghindar dari serangan Ronal. 

"Lo duluan yang mulai!" semprot Ronal.

Levin menggeleng melihat kelakuan kedua temannya, "Gue cabut duluan ya? Masih harus nyebarin undangan nih di kelas bahasa." 

Andra mengangguk. "Oke."

-When I Found You-

Caitlin tidak menyangka jika Levin mengundangnya juga di acara ulang tahunnya malam ini. Caitlin mengira jika Leon saja yang akan mendapat undangan darinya. Tapi ternyata Levin juga memberikan undangan padanya. Dan meskipun Caitlin sering datang ke pesta ulang tahun temannya di New York, Caitlin tetap merasa senang saat ada orang yang baru di kenalnya beberapa hari saja, sudah mengundangnya ke pesta. 

Saat ini Caitlin dan Leon dalam perjalanan menuju Louie kafe, tempat di adakannya pesta ulang tahun Levin. Untuk pakaiannya malam ini, karena dress code yang tertera di undangan harus hitam dan putih, Caitlin memakai dress bertali spageti warna hitam yang di padukan dengan sneakers warna putih. Caitlin memang pencinta sneakers. Rambutnya yang biasanya di tata ala beyonce ketika di sekolah, kini di biarkan lurus dan sedikit curly di bagian bawah dan untuk wajah, Caitlin hanya memoles make up tipis saja. Untuk Leon, laki-laki itu memakai celana jeans hitam dan blazer yang juga warna hitam bagian lengannya di tarik sampai siku. Blazer tersebut di lapisi oleh kaus putih. Rambutnya yang sudah agak gondrong tersisir dengan rapi. 

Ketika mobilnya sudah memasuki kafe, dan berhenti di parkiran yang sudah padat oleh tamu-tamu Levin, barulah Leon menoleh. "Perlu di bukain pintunya?" goda Leon. 

Caitlin tergelak, "Apa sih lo!" ucapnya sebelum keluar dari mobil. 

Leon terkekeh pelan kemudian ikut turun dari mobil untuk menyusul Caitlin. 

-When I Found You-

Terdengar musik yang menghentakan gendang telinga ketika Leon dan Caitlin memasuki kafe. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 20.15, sementara acara inti atau acara tiup lilin di mulai jam 20.00 berarti keduanya terlambat lima belas menit. Caitlin dan Leon bergegas mencari keberadaan Levin.

Setelah mencari Levin di setiap sudut kafe, akhirnya Caitlin dan Leon menemukan Levin bersama teman se-gengnya di dekat photo booth. Air muka Caitlin berubah keruh saat melihat Andra berada di antara mereka. Caitlin bahkan sampai lupa jika Levin memang ada saat pertama kali dia melihat Andra di sekolah bersama teman-temannya. 

Catlin memasang senyum manis saat Levin melambaikan tangan ke arahnya. Dia bisa mendengar Leon mendengus pelan di sampingnya. 

"Hei Vin, happy birthday! Sorry ya kita berdua telat. Jakarta macet banget." kata Caitlin sambil memeluk Levin singkat. 

Mulut Levin menganga lebar selama beberapa detik saking terkejutnya nya dengan pelukan tiba-tiba dari Caitlin. Ronal dan Agit yang meskipun sama-sama terkejut namun tidak melakukan kebodohan yang Levin lakukan saat ini cepat-cepat menyadarkan Levin. Sejurus kemudian mulut Levin kembali terkatup rapat. 

Levin menarik napas dalam sebelum senyum lebarnya tersungging. "Makasih ya Cait udah nyempetin dateng." 

Caitlin tersenyum tipis. "This is the present for you." kekehnya sambil menyerahkan kado.

Levin menerima kado itu dengan antusias, "Duh, pake repot-repot nyiapin kado. Sekali lagi makasih ya Cait." 

Leon berdehem pelan, kini gilirannya untuk mengucapkan selamat untuk Levin. "Happy birthday bro!" ucapnya sambil memeluk singkat Levin. Kemudian dia ikut menyerahkan kado.

"Thanks," balas Levin senang. 

Andra yang sejak tadi menyaksikan adegan di depannya saat ini hanya mampu mendengus keras, membuat seluruh pasang mata yang berada di antaranya mengarah padanya. 

Andra mengangkat sebelah alisnya, "kenapa? ada yang salah?" 

Levin berdecak sambil geleng-geleng kepala. Menatap Andra seolah mengatakan 'jangan rusak acara gue'

Andra mendesah pelan lalu melangkahkan kakinya ke salah satu tempat duduk yang tak jauh dari tempatnya berkumpul tadi. Berbeda dengan teman-temannya yang sangat terpesona dengan penampilan Caitlin, Andra justru merasa biasa-biasa saja melihat penampilannya. Andra tetap menunjukkan sikap tidak sukanya kepada Caitlin ketika dia sempat melihat Caitlin melirik ke arahnya. Caitlin cantik, Andra akui itu. Bahkan di pertemuan pertamanya dengan Caitlin, Andra bahkan sempat mengagumi sebagian fisik dari Caitlin saat itu. Tapi Andra tidak merasa terpesona sedikitpun padanya malam ini. Memikirkan ini, membuat Andra sadar dan geleng-geleng kepala. Kenapa juga gue harus mikirin reaksi gue yang biasa-biasa aja sama cewek bar-bar itu?  

Setelah melihat Andra menjauh dan memastikan dia tidak akan membuat pestanya menjadi ajang perdebatannya dengan bidadari di hadapannya ini. Levin kembali memusatkan perhatiannya kepada Caitlin. 

"Mau foto?" ajak Levin.

Tanpa berpikir dua kali, Caitlin langsung mengangguk. "Boleh." 

Levin tersenyum lebar. "Ayo," ajaknya menuju photo booth.

"Gue nggak di ajak?" tanya Leon. Terselip nada menyindir dalam suaranya.

Levin nyengir lebar. "Oh iya lupa! Ayo, semua tamu yang dateng ke pesta ini harus foto sama yang ulang tahun."

Leon mendengus geli namun tetap mengikuti langkah Levin.

"Gue ikut!" sahut Ronal dan Agit serempak.

Levin memutar bola mata, dia berdecak pelan. "Cari kesempatan deh."

Usai mendapatkan giliran berfoto berdua dengan Caitlin, Ronal dan Agit menghampiri Andra sementara Levin menghampiri teman-temannya yang lain.

"Udah puas foto-fotonya?" tanya Andra.

Ronal dan Agit saling pandang sebelum mengangguk kompak. Masing-masing menunjukkan hasil fotonya kepada Andra.

"Kenapa tadi lo nggak ikutan aja sih Ndra? Udah jomblo, di tempat ramai gini bukannya have fun malah melipir kesini." kata Agit.

"Dan ikut foto bareng sama cewek bar-bar itu?" tanya Andra "Ogah banget gue." lanjutnya dengan wajah benar-benar malas.

Agit menggelengkan kepalanya. "Lo pasti udah sering denger quotes 'jangan terlalu membenci atau mencintai seseorang secara berlebihan, karena benci dan cinta hanya di batasi oleh garis tipis'. Nah sekarang quotes itu berlaku buat lo Ndra." terang Agit.

Andra mengangkat sebelah alisnya lalu dia terbahak. "Ini yang barusan ngomong kayak gitu temen lo Nal?"

Ronal mengernyit. "Yang di bilang sama Agit kan emang bener Ndra."

Andra masih saja terbahak. "Gue curiga sama lo Git, jangan-jangan galeri di Hp lo isinya quotes galau semua ya?"

Agit mendengus. "Di kasih tahu bukannya terima kasih malah ngatain gue. Heh Ndra! kadang cowok juga harus tuh baca quotes yang galau-galau, tujuannya biar bisa memahami cewek tahu!"

"Teori dari mana tuh dengan sering baca quotes kita jadi bisa memahami cewek?" tanya Andra masih dengan sorot geli di kedua matanya.

"Dari dokter Boyke sama Bunda Dorce! tau amat deh  Ndra!" cetus Agit jengkel.

Acara ulang tahun Levin berlangsung meriah. Teman-teman Levin yang di luar SMA Palagan pun terbilang cukup banyak. Tepat jam sebelas malam Caitlin dan Leon menghampiri Levin untuk pamit pulang.

"Vin gue sama Cait pamit duluan ya?" kata Leon begitu menghampiri Levin yang saat itu sedang asik mengobrol dengan temannya.

"Yaah kok buru-buru banget sih kalian berdua?"

"Iya nih soalnya udah malem juga." jawab Caitlin.

Karena tidak bisa memaksa, akhirnya Levin mengangguk. "Ya udah makasih ya udah mau dateng. Hati-hati di jalan."

Leon dan Caitlin mengangguk. Keduanya melangkah menuju pintu keluar. Namun secara tiba-tiba bahu Caitlin bersenggolan dengan bahu laki-laki yang saat itu sedang berjalan namun matanya tetap fokus pada ponsel di tangannya. Caitlin menoleh dan dia tahu siapa yang baru saja menabraknya. Andra!

"Pake mata dong lo kalo jalan!" ketus Caitlin.

Fokus Andra teralihkan begitu mendengar bentakan dari Caitlin. "Jalan itu pake kaki, bukan pake mata! Sekolah di mana sih lo? gitu aja nggak tau." Andra memasang wajah datar sebelum berlalu pergi. Meninggalkan Caitlin yang saat itu terlihat senewen.

Bersambung

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Love and your lies
5604      1364     0     
Romance
You are the best liar.. Xaveri adalah seorang kakak terbaik bagi merryna. Sedangkan merryna hanya seorang gadis polos. Dia tidak memahami dirinya sendiri dan mencoba mengencani ardion, pemain basket yang mempunyai sisi gelap. Sampai pada suatu hari sebuah rahasia terbesar terbongkar
Moment
318      273     0     
Romance
Rachel Maureen Jovita cewek bar bar nan ramah,cantik dan apa adanya.Bersahabat dengan cowok famous di sekolahnya adalah keberuntungan tersendiri bagi gadis bar bar sepertinya Dean Edward Devine cowok famous dan pintar.Siapa yang tidak mengenal cowok ramah ini,Bersahabat dengan cewek seperti Rachel merupakan ketidak sengajaan yang membuatnya merasa beruntung dan juga menyesal [Maaf jika ...
Dessert
1037      544     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
FLOW in YOU (Just Play the Song...!)
3403      972     2     
Romance
Allexa Haruna memutuskan untuk tidak mengikuti kompetisi piano tahun ini. Alasan utamanya adalah, ia tak lagi memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti kompetisi. Selain itu ia tak ingin Mama dan kakaknya selalu khawatir karenanya. Keputusan itu justru membuatnya dipertemukan dengan banyak orang. Okka bersama band-nya, Four, yang terdiri dari Misca, Okka, dan Reza. Saat Misca, sahabat dekat A...
You Are The Reason
2250      921     8     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...
Princess Harzel
17002      2505     12     
Romance
Revandira Papinka, lelaki sarkastis campuran Indonesia-Inggris memutuskan untuk pergi dari rumah karena terlampau membenci Ibunya, yang baginya adalah biang masalah. Di kehidupan barunya, ia menemukan Princess Harzel, gadis manis dan periang, yang telah membuat hatinya berdebar untuk pertama kali. Teror demi teror murahan yang menimpa gadis itu membuat intensitas kedekatan mereka semakin bertamba...
Temu Yang Di Tunggu (up)
19336      4022     12     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
MANTRA KACA SENIN PAGI
3691      1344     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
Tumpuan Tanpa Tepi
10887      3039     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
Antropolovegi
130      115     0     
Romance
"Ada satu hubungan yang lebih indah dari hubungan sepasang Kekasih Kak, Hubungan itu bernama Kerabat. Tapi kak, boleh aku tetap menaruh hati walau tau akhirnya akan sakit hati?" -Dahayu Jagat Raya. __________________________ Sebagai seseorang yang berada di dalam lingkup yang sama, tentu hal wajar jika terjadi yang namanya jatuh cinta. Kebiasaan selalu berada di sisi masing-masing sepanjang...