Read More >>"> Aku Bukan Kafir! (Naik Ranjang) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Aku Bukan Kafir!
MENU
About Us  

“Saya terima nikah dan kawinnya Ngatini binti Suratman dengan seperangkat alat sholat dan uang 100 ribu rupiah dibayar tunai.” Ucap laki-laki memakai peci hitam sembari menjabat tangan sang penghulu.

Menyusul serentak suara saksi-saksi di rumah itu “Sah.”

Alhamdulillah...” Ucap orang-orang yang hadir.

Sebelum bertambah riuh sang Penghulu bergegas memimpin doa dengan lantang, mendoakan Lek Yusup dan Ngatini diberi berkah rejeki, kesehatan, lekas diberi momongan bila Gusti Allah menghendaki, dan diberi keselamatan menjalani rumah tangga yang akan dimulai hari itu. Di sudut rumah reot terlihat Amar yang masih duduk di bangku SD kelas 6 hanya mendekap kedua lututnya sembari pandangannya sedikit menerawang. Tak lama kemudian dua Adik perempuannya yang masih kelas 3 dan 2 SD datang mendekati, duduk berhimpitan di sampingnya.

“Aku kangen Emak, Mas.” Ucap Ripah, Adik Arman yang paling kecil.

Arman pun menoleh, melihat Adiknya meneteskan air mata. Kemudian kedua tangannya mengusap air mata di pipi Ripah, dan berkata “Emak pasti sedih lihat Ripah nangis.”

“Tapi...”

“Udah udah, lihat tuh Mbak Yu-mu aja ndak nangis. Masmu ini juga ndak nangis. Masak Adik Mas sing paling ayu iki nangis.” Ucap Arman memaksa senyum. Sembari tersenyum Marianti ikut tersenyum memandang Adik bungsunya, kemudian mendekap Ripah.  

Selesai berdoa, orang-orang di dalam rumah itu silih berganti mengucapkan selamat pada Lek Yusup dan Ngatini. Saat itulah kedua mata Lek Yusup meneliti rumah sembari sesekali mendongakkan kepala, mencari ketiga Anaknya. Namun, karena terlalu banyak orang di rumah reot yang sempit itu membuat pandangan Lek Yusup tak bisa menemukan ketiga Anaknya.

Hanya diam memandang suasana rumah yang semakin ramai, itulah yang dapat dilakukan Arman, Marianti dan Ripah. Saat itulah tiba-tiba kaca jendela di belakang Arman bersuara “Tek tek tek tek.”

Dengan penasaran Arman menoleh, kemudian keningnya merapat sembari menoleh pada jendela rumah yang berada tepat sedikit di atasnya. Suara ketukan di jendela itu kembali terdengar, hingga membuat Marianti dan Ripah saling menoleh, mengisyaratkan siapa yang berada di balik jendela.

“Sssttt.” Arman pelan pada kedua Adiknya. Kemudian Arman berdiri, membuka jendela dan sedikit melongok keluar jendela.

Sigap pandangan Arman meneliti sekitar rumahnya. Namun Arman tak menemukan apapun, hingga terdengarlah suara pelan memanggil namanya “Arman.”

Saat itulah sigap Arman menajamkan kedua matanya dan kedua pendengarannya. Namun lagi-lagi Arman tak menemukan apapun, membuatnya membuang nafas dengan berat kemudian berkata “Dasar tuyul, ndek omah iki gak ono duwik, kono ngalih!”1

 Menyusul kemudian kerikil kecil melayang ke dagu Arman, hingga Arman sedikit mengaduh. Kemudian kedua matanya kembali meneliti, melihat sekitar rumahnya. Setelah itu terdengar suara tegas memanggil nama Arman “Man, Arman.”

Seolah mengenal suara yang memanggil namanya, Arman lebih melongok keluar jendela. Saat itulah seseorang dari bawah jendela menarik sarung yang melilit lehernya. Hingga kepala Arman sedikit merunduk, dan melihat Tejo duduk di bawah jendela rumahnya.

Ooooh Kowe to Jo!”2 Suara Arman agak keras.

“Ssttt.” Tejo mengisyaratkan supaya tidak terlalu keras bersuara pada Arman.

Sejenak Arman menoleh ke belakang, melihat orang-orang di dalam rumahnya yang sempit masih mengobrol ditemani kepulan asap rokok dan pastinya deretan cangkir kopi hitam. Setelah itu Arman kembali melongok dari jendela, mendekatkan wajahnya pada Tejo yang duduk di bawah jendela dan bertanya “Apa Jo?”

Tanpa menjawab Tejo hanya menyeringai, kemudian mengusap-usap perutnya. Membuat Arman tersenyum melihat tingkah Tejo. Dirinya yakin Tejo ingin mencicipi kue-kue yang masih tersisa di dalam rumah. Tanpa berkata lagi Arman berbisik pada kedua Adiknya, meminta mereka untuk mengambil sedikit makanan yang masih tersisa di piring. Kemudian membawanya ke luar rumah, ke tempat seperti biasa.

Setelah itu Arman dan kedua Adiknya diam-diam mengambil makanan di piring, menyembunyikannya di balik baju. Barulah setelah itu bergantian mereka keluar rumah. Sedikit berjalan mereka menuju tempat di samping rumah reot itu. Tepatnya di bawah jendela kamar Arman dan kedua Adiknya, maklum di rumah itu hanya terdapat dua kamar yang sempit.

Saat itulah dengan senyum bahagia Tejo berdiri melihat Arman dan kedua Adiknya sedikit berlari. Tepat di samping Tejo Arman berhenti berjalan, menyusul kemudian Marianti dan Ripah. Sigap Tejo langsung bertanya setengah menodong “Man, kuenya mana?”

“Nih.” Kata Arman sembari mengeluarkan satu lemper yang dibungkus daun pisang.

Sedikit terkejut Tejo bertanya “Kok cuma satu?”

“Ya memang sisanya cuma ini.”

“Tenang Cak, aku juga bawa.” Kata Marianti sembari mengeluarkan dua kue apem dari balik bajunya.”

“Aku juga.” Sahut Ripah sambil menunjukkan pisang kebon yang besar berwarna kuning kehitaman.

Menyusul suara tawa dari Arman dan Tejo, saat mereka menyadari kebiasaan mereka setiap ada kenduri, atau syukuran, selalu berbagi tugas mengumpulkan makanan sisa di piring-piring untuk di makan bersama.

Dan malam itu acara kenduri atau syukuran diadakan di rumah Lek Yusup, Bapak kandung Arman, Marianti dan Ripah. Acara kenduri yang sederhana untuk acara pernikahan Lek Yusup dengan Ngatini yang tak lain adalah Adik Kandung dari Almarhumah Katmani. Bagi para tetangga pernikahan Lek Yusup dengan Ngatini memang terbilang cepat dan tidak direncanakan sebelumnya. Itu karena baru dua minggu sebelumnya istri dari Lek Yusup meninggal karena sakit. Tetapi setelah dipikir-pikir ada baiknya juga segera memperistri Ngatini, karena Ngatini sendiri bukan orang baru di keluarga dan bukan orang baru untuk anak-anak Lek Yusup. Ngatini yang masih perawan di usianya yang menginjak 35 tahun sudah menganggap anak-anak dari almarhumah Kakaknya sebagai anak kandung sendiri.

Sembari bersandar pada dinding rumah reot itu mereka Arman, Tejo, Marianti dan Ripah berbagi kue dan melahapnya. Sesekali senyum dan tawa terlempar di kegelapan malam. Hingga tak lama terdengar suara-suara sandal japit menjauh dari rumah itu. Menyusul kemudian suara laki-laki yang mereka kenal memanggil nama Arman, Marianti dan Ripah. Sedikit terkejut mereka mengintip dari samping rumah ke asal suara, melihat laki-laki yang memanggil namanya, Bapaknya sendiri Lek Yusup.

“Arman, Marianti, Ripah.” Suara Lek Yusup keras sembari meneliti di kegelapan malam.

"Man, suara Bapakmu tuh. Aku balik saiki yo." Sahut Tejo pelan.

Sejenak Arman mengangguk, kemudian Tejo lekas pergi sedikit berlari meninggalkan Arman dan kedua Adik kawannya itu.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Dasar Tuyul! di rumah ini tidak ada uang, sana pergi!

2. Oooh kamu Jo.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
When I Was Young
8239      1654     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
CATCH MY HEART
2451      907     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
Run Away
6668      1494     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Flowers
359      247     1     
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya. Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.
Coldest Husband
1305      675     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...
injured
1218      657     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
CAFE POJOK
3199      1077     1     
Mystery
Novel ini mengisahkan tentang seorang pembunuh yang tidak pernah ada yang mengira bahwa dialah sang pembunuh. Ketika di tanya oleh pihak berwajib, yang melatarbelakangi adalah ambisi mengejar dunia, sampai menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk memenuhi nafsu belaka. Bagaimana kisahnya? Baca ya novelnya.
Hati Yang Terpatahkan
1844      837     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
Glad to Meet You
249      190     0     
Fantasy
Rosser Glad Deman adalah seorang anak Yatim Piatu. Gadis berumur 18 tahun ini akan diambil alih oleh seorang Wanita bernama Stephanie Neil. Rosser akan memulai kehidupan barunya di London, Inggris. Rosser sebenarnya berharap untuk tidak diasuh oleh siapapun. Namun, dia juga punya harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Rosser merasakan hal-hal aneh saat dia tinggal bersama Stephanie...