Pagi itu gandi terlihat terburu-buru berangkat kesekolah karena dia bangun kesiangan hari itu, gandi sampai tidak ingat untuk membangunkan risa pagi itu. 'sial sudah jam 06.50, kalau begini sich terpaksa.' gandi yang sudah kehabisan akal menggunakan energi spiritualnya dan memusatkan energinya pada kedua kakinya. dia pun berlari dengan sangat cepat bagai atlit pelari profesional menuju sekolahnya yang berjarak 7 KM dari tempatnya berlari. "burshh..." gandi menambah kecepatannya dan melewati atap-atap rumah untuk memotong jalan, setelah 7 menit perjalanan gandi sampai di dekat sekolahnya dan menghentikan penggunakan energi spiritualnya. "woah... selamat..." didetik-detik akhir pintu gerbang sekolah ditutup gandi berhasil masuk ke sekolah, "jangan seneng begitu kau hampir telat lagi gandi..." ujar pak satpam penjaga pintu gerbang sekolahnya. "ya maaf pak... " jawab gandi dengan senyuman santainya, gandi langsung menuju ruang kelasnya karena jam pelajaran pertama sudah hampir dimulai.
SMA Situagung Jakarta adalah salah satu sekolah favorit terutama untuk kalangan ahli spiritual pemula yang seumuran dengan gandi. SMA Situagung sudah diatur pemerintah khusus untuk mengumpulkan para ahli spiritual muda seperti gandi dan aldy, tapi selain SMA Situagung ada juga SMA Kiringin tempat kedua yang menampung para ahli spiritual muda. sejak beberapa tahun terakhir pemerintah menjalankan rencananya sendiri untuk mengumpulkan para ahli spiritual muda agar mudah untuk dikoordinir. semua rencana itu tentunya bersifat sangat rahasia dan hanya orang-orang berpangkat tertentu yang mengetahuinya.
Saat gandi sampai di kelasnya 10.2 semester ke dua, dia banyak ketinggalan pelajaran karena misi-misi yang dia terima dari serikat ahli spiritual. menurut aturan serikat berdasarkan musyawarah bersama, para ahli spiritual muda yang masih bersekolah atau kuliah boleh mengutamakan sekolah mereka. "yo gandi, gua kira lu bakal telat lagi." seorang pemuda teman sekelasnya langsung menyapa gandi yang baru duduk di tempat duduknya. "yo hadri, yah biasa lah susah ngatur waktu kalo sekolah sambil kerja kaya gua." SMA Situagung memang mengijinkan muridnya mengambil kerja sambilan diluar sekolah. "yaho gandi, ku kira kamu gak akan masuk sekolah hari ini." nia menyapa gandi dengan senyuman manisnya di kelas itu. "hari ini gua ngambil cuti jadi bisa bebas sekolah." jawab gandi santai "oh gitu, eh udah dulu bentar lagi pak solihin masuk. bye..." nia pun pergi menuju tempat duduknya yang memang berjauhan dengan gandi. "enaknya pagi-pagi udah disapa gadis secantik nia." hadri yang merupakan teman sebangku gandi merasa iri dengan nasib temannya itu. "apaan sich lu, gua ama nia itu cuman tetanggaan." jawab gandi mengklarifikasi perkataan hadri.
Kegiatan belajar mengajar pun dimulai saat guru memasuki kelas, beberapa orang guru di sekolah Situagung yang merupakan ahli spiritual kelas emas. jika serikat topeng bayangan membedakan anggota menjadi topeng coklat, hitam, merah dan terakhir emas. serikat ahli spiritual juga memiliki peringkat tersendiri yang terbagi menjadi 4 kelas yaitu kelas perunggu, perak, emas dan yang tertinggi adalah platinum. saat ditengah jam pelajaran ke 4, tiba-tiba ditangan gandi muncul rantai putih yang sama seperti saat dia menjalin kontrak dengan risa. "busrhh......kyaaaa..." angin yang sangat kencang berhembus bersamaan dengan munculnya sosok gaib risa, tangan risa juga terikat rantai yang terhubung dengan rantai yang mengikat tangan gandi. gandi sangat kaget dengan kemunculan risa yang tiba-tiba itu, ditambah lagi angin yang berhembus saat kemunculannya membuat kelas berantakan.
Lamunan gandi buyar saat mendengar suara temannya yang memunguti buku pelajaran mereka yang terbang entah kemana. "gandi habis ini ikut bapak ke kantor." sialnya untuk gandi guru yang mengajarnya itu adalah pak garno ahli spiritual kelas emas yang juga seniornya. jelas sekali pak garno bisa melihat sosok gaib risa saat muncul di kelas, "haduh, kena masalah deh." wajah gandi jadi semakin suram saat dirinya mendapat masalah. saat pelajaran selesai gandi langsung mengikuti pak garno menuju ruang guru, tempat dimana banyak guru yang berkumpul saat jam istirahat.
Pak garno memasang wajah seriusnya dan tekanan udara sekitarnya pun ikut berubah, "jadi gimana kamu mau jelasin kekacauan yang kau buat saat dikelas tadi." ujar pak garno sambil tetap menatap gandi dengan sinis. "yah itu memang kesalahan saya pak, saya minta maaf." gandi meminta maaf untuk mempercepat selesainya masalah itu. "huh, kau ini. baik bapak maafin kamu tapi nanti sore bantu pak somat bersihin tolilet siswa di lantai 1." pak garno menghela nafas karena tidak bisa marah lebih jauh. "oh iya, siapa gadis yang terikat dengan mu itu?" sambung pak garno karena melihat makhluk gaib berwujud seorang gadis yang mengikuti gandi. "oh ini, namanya risa dia ini keris yang terikat kontrak dengan saya." risa agak merunduk untuk memberi salam pada pak garno.
setelah memperkenalkan risa gandi diizinkan meninggalkan ruang guru, "maaf, gara-gara aku kamu jadi dihukum begini." risa akhirnya berbicara setelah sedari tadi diam membisu. "huh, gak apa-apa salahku juga tidak membangunkanmu tadi pagi." sambil menghela nafas gandi memaafkan kesalah risa yang tiba-tiba muncul dikelas itu. "mumpung masih jam istirahat aku mau ke kantin. kau ikut?" ajak gandi pada risa. "pastinya, aku belum pernah berada dilingkungan sekolah seperti ini sebelumnya." risa bersemangat dengan ajakan gandi itu. saat tiba dikantin risa dikejutkan dengan antrian yang luar biasa panjang, semua murid disekolah itu memburu makanan kesukaan mereka masing-masing. kantin disekolah gandi hanya ada 3 buah, 2 diantaranya adalah kantin favorit yang makanannya sangat disukai oleh para murid. Sedangkan yang satunya kantin khusus untuk makanan ringan dan minuman, gandi lebih memilih kantin itu karena dia tidak begitu lapar saat itu.
Penjaga kantin tersebut adalah seorang wanita muda yang cantik, "pop ice coklat 1." gandi memesan minumannya. wanita itu hanya menjawab dengan anggukan dan langsung menyiapkan pop ice rasa coklat untuk di blender. "oh iya kau mau sa?" tanya gandi pada risa, "gak usah, aku harus memunculkan wujud fisik yang terlihat kalau mau meminumnya." risa menolak tawaran gandi tersebut karena kondisinya tidak memungkinkan. saat menyerahkan pop ice pesanan gandi sang wanita penjaga kantin itu menepuk pundak gandi yang hendak pergi, dengan bahasa isyarat menggunakan tangannya 'gadis yang bersamamu itu siapa?' begitulah yang disampaikan wanita itu pada gandi. "ah dia risa, keris baruku. kami sudah terikat kontrak satu sama lain." jawab gandi dengan santai dan langsung pergi meninggalkan tempat itu. "wanita tadi siapa?" tanya risa penasaran, "dia itu bu ifah yang pernah kuceritakan sebelumnya." jawab gandi sambil terus meminum pop icenya. risa yang merasakan aura energi spiritual yang sangat lembut darinya, sekarang tau betul sifat dari orang yang bernama ifah.
Gandi langsung menuju ke kelas meski waktu istirahatnya masih 15 menit lagi, dikelas dia hanya melihat nia sedang tertidur bersandar dimeja tempat duduknya. kelas mereka yang berada dilantai 2 itu membuat suasana nyaman muncul saat jendela kelas itu dibuka. gandi tidak mau mengganggu tidur nia dan langsung duduk ditempatnya sambil terus menikmati pop icenya, gandi memasang headsetnya dan mendengarkan musik klasik dari smartphonenya. risa hanya duduk didekat gandi saat itu sambil bersandar dibahunya. saat sedang asik mendengarkan musik pintu kelasnya terbuka dengan keras, "nia....!" suara seorang gadis yang sangat gandi kenal memanggil nia. april pun masuk kedalam kelas dan menghampiri nia yang perlahan terbangun dari tidurnya, "hmmm... apa?" tanya nia sambil menggosok matanya.
Risa yang kaget melihat april saat itu langsung menggoyang-goyang tubuh gandi yang sedang menutup mata sambil menikmati musik dan pop icenya. "apa...?" tanya gandi pelan sambil membuka mata kanannya, "itu... apa kau bisa melihatnya?" risa menyuruh gandi agar melihat ke arah april. gandi kaget melihat aura hitam tipis yang menyelimuti april itu, "nia ayo ikut, aku mau cerita." april yang merasa diperhatikan gandi langsung mengajak nia keluar dari kelas itu. "tadi itu apa risa? aku belum pernah melihat yang seperti itu." tanya gandi yang kaget dengan hal yang baru pertama kali dia lihat itu. "itu adalah tanda bahwa seseorang terkena kutukan dari makhluk gaib. kau bisa melihatnya seperti itu karena kontrak yang kita jalin saat ini." jawab risa menjelaskan pada gandi. seharusnya tanda kutukan yang tak kasat mata seperti itu hanya bisa diketahui dengan beberapa metode spiritual tertentu, tapi gandi malah melihatnya dengan mata telanjang.
Sementara itu april mengajak nia toilet wanita di lantai 2 gedung sekolah itu, "ada apa sich pril ampe narik-narik gitu?" nia kebingungan dengan tingkah temannya itu. "sebenarnya sejak tadi pagi aku merasa ada sesuatu yang mengikutiku. tapi aku tidak tau apa itu..." april mencoba menjelaskan situasinya pada nia. "hah!? maksudmu ada stalker yang ngikutin kamu gitu?" nia kaget mendengar situasi april saat itu, "iya, tapi kali ini beda aku ngerasa aku terus diawasin bahkan saat dikelas aku ngerasa ada sesuatu yang terus menatapku. gimana donk!?" april terlihat amat kebingungan dengan kondisinya saat itu. " kalo yang begini kita harus minta bantuan gandi atau gak kak aria." nia menduga yang mengikuti temannya itu bukanlah manusia. nia ini memiliki insting yang cukup tajam sebagai seorang perempuan logikanya juga terasah dengan baik. "kalau minta bantuan gandi nanti malah nyusahin dia. ayo temuin kak aria di lantai bawah." april pun segera menarik tangan nia agar menemaninya menemui aria.
Saat mereka berdua keluar dari toilet itu terlihat sesosok bayangan hitam di langit-langit toilet wanita itu. april dan nia pun sampai di kelas aria yang berada dilantai 1, "apa kak arianya ada?" april bertanya pada seorang siswa yang keluar dari kelas itu. "oh kalau aria barusan pergi ke ruang osis." jawab siswa itu pada april, "makasih ya kak." tanpa menunggu jawaban dari siswa tersebut mereka langsung menuju ruang osis yang berada disebelah ruang guru. saat hampir sampai ruang osis mereka melihat aria sedang menutup pintu ruang osis tersebut, "kak aria..." april memanggil aria sambil menghampirinya. "ada apa kalian berdua sampai tergesa-gesa gitu?" tanya aria dengan suara lembutnya, "sebenarnya...." april pun menjelaskan cerita yang sebelumnya ia ceritakan pada nia.
Aria terlihat berpikir sejenak setelah mendengar rincian cerita april itu, "baik untuk saat ini aku akan memanggil ahlinya." mendengar perkataan aria itu april dan nia menjadi bingung. aria mengeluarkan smartphonenya dan mengetik sebuah pesan pada seseorang, "criling..." suara pesan masuk pun di smartphone aria terdengar. "huaa.... kata temenku dia bisanya pas jam istirahat kedua. sekarang dia sedang sibuk ngurus dokumen perpus." aria terlihat sangat kecewa saat itu, "oh ya sudah kalau begitu, makasih kak udah mau bantu." april sudah merasa lebih baik karena ada orang yang mau membantunya. "oh iya, soal stalker itu. selama kamu disekolah dia gak akan berani ngapa-ngapain ko. jadi kamu gak usah khawatir meski ngerasa ada yang merhatiin kamu terus." sebelum pergi aria memberi saran pada april.
Bel tanda jam istirahat pertama berakhir pun berbunyi, semua orang di sekolah Situagung itu kembali melanjutkan kegiatan belajar mengajar mereka. selama di kelas gandi tidak bisa fokus pada pelajaran, dia terus kepikiran soal april yang terkena kutukan. "oy risa, apa kita bisa bicara lewat telepati atau semacamnya yang tidak menimbulkan suara gitu?" tanya gandi sambil berbisik pada risa. saat itu memang guru yang mengajar kelas gandi bukanlah ahli spiritual jadi guru itu tidak bisa melihat keberadaan risa, "bisa kok, kau cukup berbicara dalam hati saja. aku pasti bisa mendengarmu, soalnya kita memang sudah saling terhubung sejak kontrak pertama kali dibuat." jawab risa tanpa menggunakan mulutnya. "whoa, jadi ada cara begini ya. ku kira bakal lebih repot kaya mantra telepati." gandi langsung bersemangat dengan hal yang baru ia ketahui itu.
"Langsung saja, apa ada cara untuk mengangkat kutukan pada april?" tanya gandi pada risa, "untuk saat ini hanya ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk mengangkat kutukan itu. pertama, cari makhluk gaib atau manusia yang menanamkan kutukan itu pada april. lalu jika itu makhluk gaib kita bisa langsung menghabisinya, jika manusia mungkin kita bisa memintanya untuk mengangkat kutukannya. cara ke dua, kita hanya tinggal menghancurkan aliran mantra yang menempel pada tubuh april. namun cara ini membutuhkan orang yang sudah berpengalaman dan lagi harus melakukan kontak fisik dengan orang yang terkena kutukan." mendengar penjelasan risa itu gandi kembali mengerutkan keningnya dan memikirkan cara yang tepat. tak terasa bel tanda jam istirahat kedua pun berbunyi, "teng...." gandi langsung keluar dari kelas dan mencari april untuk mendapatkan petunjuk soal kutukannya.
Gandi melihat april dan nia sedang berbicara dengan aria didekat tangga, tak lama mereka pun pergi dan gandi memutuskan untuk mengikuti mereka sambil menjaga jarak. gandi membuntuti mereka sampai mereka berhenti didepan perpustakaan, gandi melihat aria seperti memanggil seseorang didalam perpustakaan. lalu keluarlah seorang laki-laki berambut hitam berwajah tampan dan juga tinggi, gandi langsung menyadari dia mengenal orang yang dipanggil aria itu. tiba-tiba cowok itu memegang kepala april dan langsung mengepalkan tangannya, "bushh..." gandi dan risa benar-benar kaget aura kutukan pada tubuh april seketika menghilang begitu saja.
Sementara itu disisi aria tidak menyadari sama sekali apa yang dilakukan oleh temannya itu, "apa yang barusan kamu lakuin nugi?" tanya aria bingung. "aku hanya menghilangkan kutukan yang ditempelkan pada gadis ini. seharusnya dengan begini untuk sementara waktu makhluk yang mengikutimu akan berhenti." ujar pria yang dipanggil nugi oleh aria itu. "eh kutukan? kok aku gak sadar ya?" aria masih penasaran dia tidak menyadari kutukan yang tertempel pada april, "itu jenis kutukan yang gak akan bisa diliat oleh orang yang belum ngejalanin latihan khusus, gak peduli sekuat apapun kamu aria." ujar nugi pada aria dengan nada datar.
Mengetahui sesuatu yang belum dia kuasai membuat mata aria berkaca-kaca dan bersemangat,"kau hebat nugi." kata-kata pujian dari aria membuat wajah nugi memerah. "tapi, ada satu hal yang aneh disini, meski kutukannya sudah hilang. seharusnya makhluk gaib yang menempelkan kutukan ini ada didekat sini, tapi aku tidak merasakan hawa keberadaan apapun." lanjut nugi menjelaskan pada aria.
Aria juga sedikit aneh dengan pernyataan april sebelumnya yang merasa diawasi oleh sesuatu selama dikelas. padahal seluruh area sekolah itu tersebar banyak ahli spiritual, bahkan aria yang memiliki area deteksi gaib yang sangat luas tidak bisa merasakan keberadaan makhluk gaib yang mengawasi april. "yah, meski dipikirkan juga gak akan selesai. intinya makhluk itu tidak berani terang-terangan muncul saat kutukannya di angkat, berarti dia tidak cukup kuat." ucapan nugi membuyarkan lamunan aria yang sedang berpikir.
Aria hanya tersenyum mendengar perkataan nugi yang terlihat ingin menenangkan kekhawatiran para wanita di sekitanya, "kamu hebat nug, makasih ya nugi kau selalu bisa aku andelin. lain kali ajarin aku ya." ujar aria sambil memegangi tangan kanan nugi dengan kedua tangannya. "ya-ya... kalau itu kamu sich pasti aku bantu. ka-kalau soal ngajarin kayanya susah deh." jawab nugi terbata-bata karena wajah aria yang begitu dekat dengan wajahnya membuatnya gugup. "kamu memang sahabatku yang terbaik." sahut aria sambil mempererat pegangannya tangannya, "uh.. ya..." nugi semakin gugup karena itu.
Setelah itu mereka menganggap masalah april untuk sementara terselesaikan, namun makhluk gaib yang bersembunyi ditoilet wanita lantai 2 itu terusik karena kutukannya dihancurkan. makhluk itu langsung pergi menghilang entah kemana, disisi lain april yang tidak merasa dibuntuti lagi kembali merasa tenang saat itu. gandi dan risa juga bernafas lega karena kutukan pada april berhasil diangkat, "ngomong-ngomong cowok tadi itu siapa? kok dia bisa ngancurin kutukan segampang itu?" risa penasaran dengan cowok yang mengangkat kutukan pada april tadi. "oh dia itu Nugi Pratama, dia bukan ahli spiritual atau pun dukun. dia juga hanya mendengarkan perkataan kak aria saja." jawab gandi singkat pada risa.
Risa tidak merasa energi spiritual sama sekali dari lelaki bernama nugi itu, tapi saat nugi menghancurkan kutukan dengan tangannya risa merasakan energi yang tidak mengenakan dari tangan nugi. "risa kau harus berhati-hati dengan orang yang tadi mengangkat kutukan pada april. dia mungkin memang bukan musuh kita, tapi dia punya kemampuan khusus yang dapat menjadikan kemampuan makhluk gaib yang dia bunuh menjadi miliknya." gandi memasang wajah yang amat serius saat berkata seperti itu. "heh.... berarti dia kuat juga ya." risa merespon perkataan gandi dengan santai. tak terasa waktu disekolah itu pun berakhir cepat, gandi pun menjalankan tugasnya membersihkan toilet siswa dilantai 1 sesuai intruksi dari pak somat yang merupakan petugas kebersihan sekolah.
Gandi menyelesaikan bersih-bersih toilet itu hanya dalam 15 menit berkat bantuan risa, "selesai! makasih banget ya risa, semua berkat bantuanmu." ujar gandi sambil mengusap keringat di keningnya. " ya awalnya itu memang salahku juga mengaktifkan kontrak kita seenaknya. jadi anggap ini sebagai permintaan maafku." ujar risa sambil tersenyum pada gandi. mereka berdua segera melapor pada pak somat dan bergegas pulang ke rumah sore itu, perjalanan pulang menggunakan bus dengan nuansa sore hari saat itu terasa amat damai.
Sementara itu di area panti asuhan tempat misi yang seharusnya gandi tangani, aldy sedang asik mengamati dari kejauhan panti asuhan tempat target misinya berada. "damai banget ya. kalo gini terus mah bakal lama misi pengamatan kali ini, ya setidaknya besok gandi bakal dateng buat nemenin disini." gumam aldy sambil menggunakan teropongnya dan memakan sukro di tangannya. malam itu pun menjadi malam yang sunyi bagi aldy yang seorang diri menyewa rumah kosong yang kebetulan lokasinya bersebrangan dengan panti asuhan itu. "udah mau pagi nih, tidur ah." aldy beranjak dari atas atap rumah sewaan itu, melihat sudah jam 04.30 aldy pikir sudah tidak akan ada kejadian yang akan terjadi.
Saat dia berbalik badan sesosok bayangan putih muncul dan masuk kedalam panti asuhan tersebut lewat pintu depan, aldy yang merasakan bulu kuduknya berdiri langsung melirik kearah panti asuhan. sayang sekali saat dia menoleh kesana sosok putih itu sudah tidak terlihat, "sial barusan aku merasakan sesuatu meski sekejap." aldy menggaruk belakang kepalanya dan masuk kedalam rumah itu untuk istirahat. sementara itu dari kejauhan ada beberapa pasang mata yang juga sedang mengawasi panti asuhan itu.
Pagi itu gandi langsung bersiap untuk berangkat menjalankan misi, tapi sebelum itu dia mampir ke rumah nia yang berada disebelah rumahnya untuk menitipkan surat izin absen. gandi mengetuk pintu gerbang rumah nia pagi itu, tak lama nia yang sudah mengenakan seragam sekolah pun datang menghampirinya dan membuka gerbang itu. " nia maaf ya seperti biasa tolong antarkan surat ini ke pak garno." gandi memasang pose memohon pada nia, "huh... seperti biasa tugas negara lagi?" tanya nia sambil menghela nafasnya. "ya begitulah, kau paling paham kan situasiku kaya apa?" ujar gandi santai, "ya sudah sini suratnya dan hati-hati pas nugas, aku gak mau lho teman sekelasku ada yang menghilang." nia mengambil surat itu dan langsung menutup pintu gerbang rumahnya.
Gandi dan risa pun langsung berangkat menuju lokasi misi yang dijalani mereka kali ini, ini juga misi pertama dimana gandi melibatkan risa. gandi dan risa menaiki bus menuju stasiun kotu di jakarta pusat, hari itu meski baru jam 06.15 area stasiun sudah dipadati oleh para calon penumpang. "huh.. beruntung kita dapet tiket kelas eksekutif." ujar gandi setelah mengantri selama 20 menit, mereka langsung menaiki kereta tujuan stasiun kebumen itu. "ku harap tidak terjadi sesuatu dulu sebelum kita sampai di lokasi." gandi bergumam sendiri saat memasukan barang mereka ke tempat penyimpanan barang di atas tempat duduknya. "memang kalau terjadi sesuatu kenapa? bukankah disana sudah ada aldy yang bersiap?" risa bingung kenapa gandi khawatir begitu.
Gandi kembali menghela nafas dan duduk dikursinya, "si aldy itu orangnya tidak begitu cekatan, dia memang selalu waspada dalam situasi sedamai apapun. tapi tetap saja dia hanya seorang diri, ditambah lagi kemampuan deteksi spiritualnya lebih rendah dariku." gandi menjelaskan sambil memasang wajah lesu. "jadi meski dia memiliki pangkat yang sama denganmu, kemampuannya masih berada dibawahmu gitu?" ujar risa sedikit bingung dengan penjelasan yang gandi berikan. "ya secara garis besar seperti itu. meski dia seorang ahli spiritual emas yang sama seperti diriku, namun dalam kemampuan bertarung dia masih berada 1 level dibawahku." gandi memperjelas perkataan yang sebelumnya.
Kereta yang mereka naikipun mulai berjalan setelah jam menunjukan pukul 06.30, "semoga saja musuh yang dia hadapi bukan dukun topeng merah seperti yang kita hadapi digunung salak." gandi kembali bergumam karena khawatir. "eh masih aja dipikirin, dia juga ahli spiritualkan? jadi dia paling tidak pasti bisa menjaga dirinya sendiri." ujar risa menepis kekhawatiran gandi, risa terus mencari topik pembicaraan yang tidak membuat gandi khawatir selama perjalanan di kereta itu.
Sementara itu 1 jam sebelum gandi berangkat di lokasi misi berjalan, aldy pulang kerumah dalam keadaan berlumuran darah. "sial tak kusangka ada makhluk seperti itu disekitar sini. ugrh...." aldy pun jatuh pingsang diatas sofa ruang tengah rumah sewaan itu. ditempat lain diwaktu yang sama beberapa mayat tercabik-cabik sampai tak berbentuk lagi, sosok makhluk yang luar biasa besar terlihat di sekitar pepohonan rindang yang tak jauh dari panti asuhan. ada makhluk lain yang menanti gandi dilokasi misi mereka, makhluk apa kah yang menanti gandi dan risa?
-bersambung