10 tahun tahun berlalu sejak insiden pembantaian besar keluarga bulan merah. Gandi terus berlatih dengan keras sejak insiden itu, bahkan diusia 14 tahun gandi sudah terbiasa membunuh manusia. gandi dan kakak sepupunya riana sering menjadi target penculikan, tapi kebanyak penculikan itu digagal oleh gandi dan riana. biasanya riana lah yang selalu menghadapi penculik yang kebanyakan berasal dari kalangan dukun, soalnya jika gandi yang turun tangan sang penculik bisa saja terluka sangat parah bahkan bisa sampai tewas. gandi tidak pernah mengeluarkan air matanya saat insiden atau pun saat pemakaman keluarganya. di dadanya hanya terukir dendam yang amat dalam, dia terus terobsesi mencari pelaku insiden tersebut. dia akhirnya berhasil mendapatkan kartu anggota ahli spiritual junior di umur 16 tahun, dimana testnya harus berhadapan langsung dengan makhluk gaib dan juga ahli spiritual lainnya. tidak seperti 10 tahun yang lalu dimana roh jahat adalah musuh utama para ahli spiritual sekarang banyak ahli spiritual yang menjadi dukun. dukun adalah sebutan bagi orang-orang ahli spiritual yang menganut ilmu hitam dan banyak diantara mereka menggunakan ilmunya untuk kejahatan. bahkan para dukun sekarang membentuk sebuah serikat hitam yang disebut topeng bayangan, dimana pimpinannya adalah seorang dukun sakti mandraguna pengguna jin hitam.
pemerintah indonesia tentu tidak tinggal diam dengan mengadakan undang-undang yang menentang perdukunan, namun disisi lain pemerintah juga menyembunyikan kebenaran tentang para ahli spiritual yang berperang dengan serikat dukun topeng bayangan. pemerintah secara diam-diam juga ikut membantu para ahli spiritual untuk memberantas para dukun itu, tapi selama 3 tahun terakhir sejak terlahirnya serikat dukun itu tidak ada yang pernah tahu dimana markas utama atau pun ketua serikat topeng bayangan itu. namun ada seorang pemuda yang mulai terobsesi dengan serikat tersebut dan memburunya, dilereng gunung salak pemuda itu menghabisi 5 orang angota topeng bayangan dengan cakar merahnya. pemuda itu tidak lain adalah gandi yang sudah tidak lagi menggunakan katana, pisau atau golok sebagai senjata sekarang, tapi dia menggunakan cakar darah untuk mencabik lawannya entah makhluk gaib atau pun sesama ahli spiritual.
"misi selesai 5 anggota serikat topeng bayangan berhasil di basmi" gandi melaporkan pekerjaan melalui walkie talkie. walkie talkie ini sudah dimodifikasi, juga ditanamkan kekuatan spiritual hingga bisa mencapai radius 1000 km untuk jarak maksimalnya. "laporan diterima segera kembali ke markas serikat" seorang wanita menjawab dari walkie talkie yang dipegang gandi. "rina apa itu laporan misi yang dikerjakan gandi?" tanya seorang pria tua berotot yang menggunakan pakaian berjas rapih. "ya ketua dia sudah menghabisi 5 anggota serikat topeng bayangan yang jadi buruan kita di lereng gunung salak." wanita cantik itu menjawab pria berjas yang tidak lain adalah ketua serikat para ahli spiritual. namanya adalah zaenal dia seorang ahli spiritual kelas atas yang sudah sangat berpengalaman dan sering disebut sebagai veteran. tiba-tiba wanita yang berbicara dengan zaenal mendapat sebuah pesan dari gandi "aku menemukan tempat persembunyian 5 anggota topeng bayangan yang baru saja kuhabisi, aku akan mencoba memeriksanya." begitulah pesan yang dikirim oleh gandi. "hah!!!" muka zaenal terlihat kesal melihat pesan itu dilayar monitor "anak ini dia selalu saja seenaknya~huh~" rina menghela nafas melihat ulah gandi.
Sementara itu di lereng gunung salak gandi memasuki goa yang memiliki lambang topeng bayangan di pintu goanya. suasana sunyi, gelap dan juga dingin dengan hanya bermodalkan kacamata penglihatan malamnya dia memasuki goa tersebut. dia terus menelusuri tiap sudut goa tersebut satu persatu. jiwa petualangnya membuat dirinya terus berjalan masuk lebih dalam dan mencari sebuah petunjuk atau informasi apa pun yang bisa ia temukan di tempat itu. sampai akhirnya gandi sampai kesebuah ruangan yang penuh dengan cahaya cristal hijau yang menyilaukan kacamata penglihatan malamnya. didepan matanya gandi melihat sesosok gadis tanpa busana berambut putih yang memiliki ukiran lingkarang sihir dukun hitam di perutnya dan tubuhnya terikat oleh rantai gaib hitam yang berasal dari sihir kuno aliran hitam para dukun terdahulu, tiba-tiba gadis itu membuka matanya dan melihat ke arah gandi. "cantiknya..." tanpa sadar mulut gandi mengeluarkan kata-kata itu, hal itu membuat ekspresi wajah gadis itu merona malu. "anu.... itu... maaf anda siapa ya?" tanya gadis itu membuyarkan lamunan gandi "apa kamu atasan dari anggota topeng bayangan yang katanya akan datang kesini?" gadis itu melanjutkan pertanyaannya. "eh bukan aku adalah anggota serikat ahli spiritual aku datang ke sini setelah menghabisi 5 anggota topeng bayangan." jawab gandi "oh kamu bisa mengalahkan mereka hebat sekali mereka itu anggota elitenya topeng bayangan lho. mereka juga bertugas menjaga tempat ini dan mengawasiku." ujar gadis itu menjelaskan. gandi yang penasaran dengan gadis itu pun bertanya "oh iya kau siapa? kenapa kau terikat oleh segel rantai gaib?" namun gadis itu terlihat kebingungan. "ummm... gimana ya bilangnya... aku sich mau ngasih tau namaku tapi... aku ini gak punya nama...." jawab gadis itu dengan senyuman polosnya. "huh....? kalau gitu apa kau tahu kenapa kau sampai disegel seperti ini?" gandi yang kebingungan mencoba kembali menguak informasi dari gadis itu.
"Hmmm... setauku yang mengurungku adalah seorang dukung sakti mandraguna 50 tahun yang lalu.... dia menyegel kekuatanku karena dia tidak bisa mengontrol diriku seperti para budak jin-jin lain yang ia punya. dia juga menanamkan segel ganda pada diriku... hanya itu yang ku tahu... lalu beberapa tahun yang lalu 5 orang itu mulai datang menjaga dan mengawasiku..." jawab gadis itu dengan polos. "hmmm..." gandi menggaruk kepalanya karena informasi yang di berikan oleh gadis itu masih samar. "lalu apa kau tidak ingin bebas dari segel itu? aku bisa saja membebaskanmu dari segel rantai gaib yang membelenggu tubuhmu tapi untuk segel lingkaran sihir di perutmu itu sudah beda level... yang belum ku ketahui itu dan membuatku ragu adalah alasan kenapa kau sampai disegel." gandi menjelaskan keraguannya sambil terus memegang dagunya. setelah berpikir beberapa saat gandi melapor ke markas pusat ahli spiritual melalui walkie talkienya "disini gandi aku menemukan sesosok gadis yang tidak jelas asal usulnya tersegel oleh rantai gaib mantra level 5 digoa tempat persembunyian 5 anggota topeng bayangan yang aku temukan. mohon saran tindakan, ganti." tak lama rina dari markas pusat pun menjawab panggilannya "eh kalau begitu aku akan melaporkannya dulu ke ketua, mohon tunggu beberapa menit!" suara rina terdengar panik.
Sementara itu dimarkas pusat rina berlari menghampiri zaenal yang mau masuk ke dalam lift untuk turun ke lantai dasar. zaenal bingung apa yang dilakukan rina sampai berlari kearahnya, tapi setelah rina menjelaskan situasinya cangkir kopi yang di pegang zaenal pun terjatuh dan mereka segera berbegas ke ruang komunikasi. "gandi apa benar informasi yang di sampaikan oleh rina kau menemukan gadis berambut putih yang disegel rantai gaib?" gandi akhirnya mendengar balasan dari walkie talkienya "iya aku ingin membebaskannya tapi aku tidak begitu yakin karena dia sendiri tidak tahu atau mungkin tidak mau memberi tahu alasan kenapa dia disegel." gandi mencoba menjelaskan situasinya pada zaenal. "dia bukanlah makhluk jahat gandi. dia adalah salah satu pusaka kerajaan demak terdahulu yang dicuri!!" mendengar jawaban zaenal membuat gandi kaget namun bingung "huh!!?" gandi kembali mengaruk kepalanya. gandi makin kebingungan seakan dirinya tidak bisa percaya gadis cantik di hadapannya itu adalah sebuah pusaka kuno. "jadi intinya segera bebaskan gadis itu dan bawa ke maskas pusat hari ini juga!!" zaenal kembali berbicara meski gandi belum memberikan jawaban apa pun. "siap dan.." jawab gandi singkat.
Tanpa berbicara apapun pada gadis yang terus melihat kearahnya sambil memasang wajah bingung sambil memiringkan kepalanya, gandi mengambil botol berisi darah dari tas pinggangnya dan membuka botol itu sambil mengendalikan darah didalamnya. gandi mengarahkan telapak tangannya ke arah gadis itu dan gumpalan darah yang mengikuti telapak tanganya pun berubah bentuk menjadi sebuah lingkarang ganda dengan bintang di tengahnya. "darah murni yang terbebas dari segala jenis ke hampaan berikanlah berkah pada diriku untuk menhancurkan segel itu...!" gandi terdengar seperti merapal sebuah mantra. lalu secara tiba-tiba darah yang di kendalikan di telapak tanganya mengeluarkan sinar merah terang dalam sekejap darah itu berubah menjadi sesosok makhluk menggunakan jubah yang terbuat dari darah dan sabit yang juga terbuat dari darah. "wahai sang raja darah murni hancurkan segel rantai gaib pada gadis itu!!" gandi terlihat seperti memerintah makhluk tersebut. makhluk itu pun segera melaksanakan perintah gandi, lalu mengayunkan sabitnya yang terlihat sangat mematikan kearah gadis berambut putih di hadapannya dan dengan kecepatan tebasannya yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, dia menebas seluruh segel rantai gaib yang membelenggu gadis itu. seketika itu juga segel rantai gaib yang membelenggunya pun hancur menjadi pecahan-pecahan gaib lalu menghilang.
"Sekarang kau sudah bebas dari belenggu pergerakan sisanya tinggal segel kuno di perutmu yang bahkan aku sendiri tidak tau jenis segel apa ini." gandi berjongkok sambil memperhatikan segel lingkaran hitam di perut gadis itu. "dan lagi aku tidak pernah tau ada senjata pusaka berbentuk manusia begini. hmmm.... apa jangan-jangan kau itu jin?" sambung nya terus menatap gadis yang tak berbusana itu. jika dalam kondisi normal gadis mana pun saat di tatap seperti itu pasti akan marah apa lagi kondisinya tanpa pakaian, namun gadis di hadapan sangatlah berbeda. "ya aku ini sebenarnya adalah perwujudan dari sebuah energi spiritual yang sangat besar, sehingga akhirnya aku memiliki 2 wujud pertama senjata dan yang kedua adalah wujud manusia." gadis itu tetap menjawab pertanyaan gandi dengan normal seolah tidak terjadi apa-apa, dia bahkan tidak mencoba untuk menutupi tubuh telanjangnya itu. "oke, kalo begitu sekarang bisa tidak kau berubah ke wujud senjata agar aku mudah membawamu pergi dari tempat ini?" gandi berdiri lalu mengulurkan tangannya ke arah gadis itu untuk membantunya berdiri. "untuk saat ini mustahil bagiku untuk berubah ke wujud senjata karena segel hitam ini mengunci sebagian kekuatanku." jawab gadis itu sambil menunjuk ke arah perutnya. "hmmmm....hmmmm.... oke.... dan satu lagi kau harus memiliki nama agar aku mudah memanggilmu..., tapi sebelum itu..." gandi yang kelihatan sedang berpikir langsung memberikan jaket yang ia kenakan untuk menutupi tubuh gadis itu. "sebenarnya yang jadi masalah itu adalah tubuh telanjangmu itu membuatku gagal fokus..." ujar gandi dengan muka memerah karena rasa malunya. "oh maaf aku lupa manusia memiliki hawa nafsu yang lebih besar dari pada makhluk gaib." gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan sambil berbicara. "oh iya soal namamu.... mari kita buat simpel, bagaimana dengan risa?" mendengar nama yang disarankan gandi gadis itu terlihat seperti berpikir sejenak "hm, oke nama itu bagus juga." sambil tersenyum lebar gadis itu mengacungkan jempolnya kearah gandi, wajahnya terlihat seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru. risa memegang pipinya dengan kedua telapak tangannya sambil terus tersenyum manis "nama, aku punya nama seperti manusia." risa bergumam sendiri. selama beberapa saat risa terus seperti itu, bahkan saat pergi dari tempat itu.
Mereka berdua terus mengobrol sepanjang perjalanan keluar goa, gandi juga harus membantu gadis itu agar bisa berjalan dengan benar. gadis itu sepanjang perjalanan terus berpegangan pada tangan gandi agar tidak terjatuh, tubuh risa menjadi agak kaku akibat disegel selama 50 tahun. gandi juga mendapat beberapa informasi dari risa, seperti usia dari pusaka yang dapat berubah jadi sosok manusia ini sudah berumur 300 tahun lebih. sampai akhirnya mereka keluar dari goa tersebut perjalanan mereka berdua terbilang aman, meski risa bilang akan ada satu orang kuat yang datang ke goa itu untuk memindahkan dirinya dalam waktu dekat. gandi pikir orang itu pastinya salah satu dari 10 tetua hitam dari topeng bayangan, gandi sangat bersyukur tidak bertemu dengan orang kuat macam itu. namun perkiraan gandi sedikit meleset, saat hampir mencapai perkampungan tempat penjemputan mereka bertemu dengan seseorang yang menggunakan topeng bayangan berwarna merah.
Diantara serikat dukun topeng bayangan ada 1 ciri pembeda kasta mereka yaitu warna. topeng berwarna coklat untuk anggota terendah yang memiliki kekuatan spiritual rendah, topeng berwarna hitam untuk pasukan elit yang memiliki kemampuan dan kekuatan spritual besar, topeng berwarna merah untuk para tetua di topeng bayangan dan terakhir topeng emas untuk pimpinan topeng bayangan. "sayang sekali kalian berdua tidak akan kubiarkan lewat." ujar orang yang memakai topeng merah itu. meski dia dukun tapi penampilannya itu sangat mencolok mulai dari jas setelan merahnya dan dasi kupu-kupu yang ia gunakan juga berwarna merah. 'benar-benar penampilan yang matching' pikir gandi melihat penampilan tetua topeng bayangan di hadapannya, tapi itu tidak menutup kenyataan bahwa orang di hadapannya itu jauh lebih kuat darinya. "cih hey cewek gaib kau bisa bertarung tidak?" gandi merasa sangat terpojok hanya karena merasakan energy spiritual dari musuhnya. "kalau bertarung akan sulit dalam wujud ini, tapi aku masih bisa menggunakan separuh kekuatanku." jawab risa sambil bersembunyi di punggung gandi. "kalau begitu cara satu-satunya agar bisa mengimbangi orang ini, kita berdua bekerja sama. bisakah kau membantuku?" risa hanya menanggapi pertanyaan gandi dengan anggukkan kepala. "apa kalian sudah siap?" pria bertopeng merah sudah tidak sabar menunggu, dia langsung melemparkan pisau hitam yang segera ditahan oleh kekuatan risa. "hoh... hebat juga kau..." gandi kagum dia bisa menghentikan pisau yang baru saja ingin dia hindari. " aku saat ini hanya punya 1 botol darah, kuharap ini cukup." darah dari botol yang dikeluarkan gandi langsung menyelimuti tangan kanannya dan mengeras, setelah membentuk sebuah sarung tangan dengan cakar yang tajam disetiap jarinya. gandi langsung menerjang pria bertopeng merah itu, namun serangannya selalu dapat ditahan dengan mudah. "hooo... jadi kau yang sering disebut iblis merah oleh para bawahanku." pria bertopeng merah itu berbicaran sambil terus menahan serangan-serangan kuat gandi. saat serangan gandi dan pertahanan pria bertopeng merah itu berbenturan dengan kuat, gandi memanfaatkan celah itu untuk melompat mundur. "sial, tidak hanya kekuatannya yang hebat. kecepatannya dapat mengimbangiku dengan mudah, tangannya juga dapat menahan cakar darahku seolah bukan apa-apa." merasakan perbedaan kekuatan yang terlalu jauh gandi terus menggunakan otaknya untuk bisa lolos dari situasi ini. disaat gandi sedang berpikir keras pria itu langsung menerjang kearahnya, dengan cepat gandi memisahkan sebagian kecil darah dari cakar darahnya dan membentuk pertahanan di titik serangan tangan pria itu. "hoo... boleh juga, tapi bagaimana dengan ini!" dari tangan pria itu keluar sebuah pisau hitam yang sudah terlapisi kekuatan spiritual, dengan cepat dan mudah pria itu membelah pertahanan gandi. 'gawat pisau itu pasti akan mengenaiku' pikir gandi sebari memejamkan matanya. "kring..!" terdengar suara besi yang bergesekan dengan sebuah benda keras. gandi perlahan membuka matanya, dia melihat sebuah keris hitam bercorak perak melayang dihadapannya.
Keris itu menggunakan energi spiritual untuk menahan serangan dari pria bertopeng merah, dengan cepat pria bertopeng merah itu melompat mundur. sambil memegangi topengnya pria yang kaget itu berbicara sendiri "waduh... kok malah begini... makin repot dah... kalau sudah begini tidak ada cara lain, aku harus serius." aura kekuatan energi spiritual pria itu membara bagaikan api hitam yang sangat besar. pria bertopeng merah berniat menggunakan kekuatan penuhnya sekarang, hal itu membuat tekanan udara sekitarnya berubah drastis dan membuat para hewan sekitar jalan setapak itu ribut karena merasakan kekuatannya. wajah gandi semakin tegang merasakan kekuatan mengerikan orang dihadapannya tubuhnya tidak bisa digerakan, bahkan untuk bernapas pun terasa sangat sulit. 'jadi ini rasanya saat berhadapan dengan orang kuat ya.' pikir gandi sambil tersenyum karena baru kali ini dia benar-benar merasa terpojok oleh musuhnya. "gunakan diriku cepat!" gandi mendengar suara dari keris yang ada dihadapannya. "kesempatan kita untuk lolos dari tempat ini sekarang sangat kecil. cepatlah pegang gagangku! gunakan diriku!"
keris itu melanjutkan perkataannya untuk meyakinkan gandi. "sepertinya tidak ada pilihan lain ya." gandi langsung menggenggam gagang keris dihadapannya dengan tangan kiri. sebuah kekuatan besar terasa mengalir kedalam tubuh gandi melalui tangan kirinya, kekuatan spiritual gandi yang baru saja bersatu dengan keris itu, tekanan udara yang sebelumnya ia rasakan menghilang. "aku tidak tau bagaimana ini bisa terjadi, tapi dengan ini aku bisa menghadapimu. majulah!" perkataan gandi disambut dengan serangan cepat dari pria bertopeng merah. tidak seperti sebelumnya dimana gandi harus mati-matian menahan serangannya, sekarang dia dapat menahannya dengan mudah. namun perbedaan pengalaman tentu mempengaruhi pertarungan, pria itu memusatkan energi spiritualnya dan membuat sebuah gelombang kejut dengan energinya. "eh... uwaa....!" gandi terpental sangat jauh dan manghantam banyak pepohonan hutan sampai akhirnya menghantam sebuah batu. "urgh...." belum sempat gandi berdiri pria bertopeng merah itu sudah berada di depannya dan langsung menerjang kearah gandi, namun serangannya itu berhenti ketika merasakan sesuatu datang karahnya.
"Booom...!" suara sesuatu yang menghantam tanah, membuat pria bertopeng merah itu melompat menghindar. "adudududuh.... sakit juga ya, meluncur dengan kekuatan spiritual begitu." suara itu berasa dari sesuatu yang menghantam tanah. saat debu tanah menghilang terlihat seorang wanita yang hanya menggunakan kaos panjang sampai sepaha sedang terduduk mengusap kepalanya. dia pun berdiri sambil menyapa musuh, juga gandi "yo.." wanita itu mengacungkan jari membentuk V. "orang ini...!" dengan nada suara berat pria bertopeng merah itu bergumam. "sayang sekali kalau sudah begini kejadian aku terpaksa harus mundur, see you next time." sambil memberi salam yang elegan pria bertopeng merah itu pun menghilang. "hualah... baru saja aku datang dia sudah pergi, jadi gak enak gimana gitu..." wanita itu berkata sambil mesang wajah kesal yang imut. "huh... selamat." gandi melepas nafas lega karena semua ketegangan itu berakhir cepat. kalau lebih lama lagi gandi melawan pria bertopeng merah mungkin dia sudah menjadi mayat. "kak aria makasih ya sudah datang." sambil terduduk lemas gandi menyapa aria wanita yang datang menolongnya itu. aria kurnia adalah salah satu ahli spiritual kelas veteran, dia bertugas untuk misi-misi kelas berat, seperti pembasmian makhluk gaib rank A ke atas atau menghadapi tetua dari serikat topeng bayangan. bahkan aria pernah membunuh sekelompok anggota elite topeng bayangan dan 1 orang tetuanya, mungkin itulah yang menyebabkan pria bertopeng merah tadi mundur.
Keris yang terlepas dari tangan gandi langsung bersinar dan berubah menjadi sesosok gadis, yang tidak lain adalah risa. "woah, jadi ini sosok pusaka yang dibicarakan oleh pak tua zaenal." aria kembali memasang ekspresi kagum yang berlebihan, dia juga mengecek tiap sudut tubuh risa. "hmmm... oh iya, gandi ayo segera bergegas kembali ke markas." ujar aria saat menghampiri gandi yang lemas, dia terlalu banyak mengeluarkan kekuatan spiritual. "yah ngomong sich gampang, lemes tau kekuatan spiritualku bocor barusan." gandi memaksakan diri untuk bangun. "ngomong-ngomong kak aria, barusan meluncur dari mana?" sambung gandi setelah dibantu berdiri. "dari sana." aria menunjuk ke arah perkampungan yang terlihat sangat kecil dari tempat mereka saat ini. "ehhh..." gandi kaget karena jarak perkampungan ke bukit tempat dia mendarat ini sekitar 2 KM. level kekuatan aria memang sudah tidak bisa disamakan dengan manusia normal, dari segi kekuatan fisik maupun kekuatan spiritual.
Setelah 4 jam perjalanan mereka sampai di markas, gandi yang terluka juga kelelahan langsung masuk ke ruang perawatan darurat. saat perawatan selesai, seluruh kru medis langsung meninggalkan ruangan itu. melihat tatapan para perawat tersebut, risa merasakan perasaan kebencian terhadap gandi. "apa kau tidak apa-apa?" risa khawatir melihat luka yang diperban ditubuh gandi. "yang begini sich kecil." gandi tersenyum sambil menepak perbannya. senyuman yang terasa hampa itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan risa, dia paham betul karena sudah hidup selama 300 tahun lebih. sudah banyak permusuhan antar manusia yang ia lihat sebelumnya, namun yang paling parah adalah permusuhan sebelah pihak (dibenci). "padahal kau sebaik ini, tapi kenapa mereka..." gumam risa dengan nada pelan "aku tidak sebaik itu. kau hanya belum mengenalku lebih jauh saja." gandi memotong omongan risa yang sudah tertebak kemana arah pembicaraannya.
Wajah penuh penyesalan terlihat di raut wajah gandi, suasana saat itu terasa sangat menyesakan dada entah itu bagi gandi ataupun bagi risa. suana ruangan perawatan itu pun menjadi hening serta sunyi, bersamaan dengan nuansa matahari senja dari jendela. suara smartphone gandi yang mendapatkan sebuah pesan memecahkan keheningan ruangan itu. "untuk sementara ku titip pusaka itu padamu, kau juga boleh pulang. oh iya, ingat dua hari lagi jangan lupa untuk membawa pusaka itu padaku. meski pusaka itu sudah jadi milikmu, aku harus tetap menelitinya apa dia benar pusaka yang hilang dari kerajaan demak." begitulah isi pesan dari zaenal ketua para ahli spiritual. gandi dan risa pun bergegas meninggalkan markas sepi itu, sepanjang perjalan mereka tidak mengucapkan sepatah kata pun. "sebelum ke rumahku kita akan ke rumah sakit dekat sini sebentar." risa hanya menjawab perkataan gandi dengan anggukan pelan. mereka sampai di rumah sakit terdekat yang termasuk rumah sakit sentral area itu, di rumah sakit besar itu mereka berdua pergi menuju lantai paling atas. saat pintu lift itu terbuka, banyak sekali pasien kronis atau cacad yang mondar-mandir. risa mengetahui nama tempat itu adalah area rehabilitasi dari tulisan yang terpampang di depan lift. gandi pun berhenti di depan pintu bertuliskan ruang rehabilitasi khusus 1, lalu memasuki ruangan itu di ikuti oleh risa. "eh, apa orang lain tidak bisa melihat mu?" tanya gandi saat berjalan ke ujung lorong. "tidak, aku bisa membuat diriku menjadi gaib jadi tidak bisa di lihat oleh manusia biasa." jawab risa dengan nada datar. sampai di ujung lorong ada sebuah pintu lainnya yang bertuliskan [R10].
Saat membuka pintu itu terasa energi kegelapan yang sangat pekat. di kamar pasien itu terlihat sesosok wanita tanpa lengan kanan dan bagian kiri tubuhnya terkena kutukan kegelapan yang sangat pekat, kemungkinan jiwanya juga melemah akibat kutukan tersebut. "dia adalah kakak sepupuku riana." gandi berbicara sambil mengganti bunga putih di pot bunga hias di ruangan itu. "dia kenapa? apa yang terjadi padanya?" rasa ingin tahu risa mencuat saat itu. "ini semua adalah perbuatanku..." jawab gandi singkat membuat risa sangat terkerjut "eh, pasti gak sengaja kan? pasti ada penyebab lainkan?" risa mencoba lari dari kenyataan yang dikatakan gandi. "tidak, ini murni perbuatanku. kekuatan darahku lah yang mengutuk dan merenggut tangan kanannya, hanya keberuntungan yang membuat nyawanya tidak ditelan oleh kegelapan kutukan darah hitam." gandi menjelaskan untuk membuat risa percaya dengan kenyataan di hadapannya. "ceritakan!" risa meninggikan nada bicaranya "eh... ceritanya panjang lho..." gandi serasa enggan bercerita. "tak apa... aku gak masalah." jawab risa langsung "huh... akunya yang masalah! pertama kita harus pulang dulu. aku tidak mau riana terganggu kalau aku bercerita disini." gandi terlihat sangat menghormati kakak sepupunya itu. "baiklah. kapan kita pulang?" tanya risa tidak sabaran. "setelah aku mengganti pakaiannya." risa kaget mendengar perkataan gandi itu. "hah! kau yang mengganti pakaiannya!? apa tidak bisa suster disini saja yang menggantinya!?" risa terlihat marah pada gandi karena terkesan tidak menghargai privasi wanita. "tidak ada satu pun suster atau perawat yang mau menyentuh tubuh kakakku, lagian kau juga awalnya gak peduli saat tubuh telanjangmu kulihat." gandi menjawab dengan nada yang datar bahkan terdengar tidak peduli apa yang dikatakan oleh risa. "aku ini senjata, dia itu manusia. jelas beda lah. eh tunggu kau bilang tidak ada perawat yang mau mengurus kakakmu?" kemarahan risa melemah mendengar perkataan gandi itu. "iya kebanyakan perawat yang menjaga area rehabilitasi khusus ini ketakutan melihat tanda hitam di seluruh bagian kiri riana. soalnya tanda kutukan ini bisa dilihat oleh orang biasa." sambil membuka baju pasien riana gandi menjelaskan pada risa yang semakin melemas. gandi mengganti baju riana dengan baju pasien baru yang sudah disediakan diatas meja kamar itu, risa tidak bisa protes sama sekali.
Saat perjalanan pulang hari sudah gelap, nuansaoranye berubah menjadi kegelapan malam. ditemani lampu jalan risa dan gandi berjalan menuju rumahnya, namun risa benar-benar tidak bisa menerima semua kenyataan pahit yang dialami anak berumur 16 tahun di hadapannya. di benci, di acuhkan dan kehampaan dalam dirinya seperti sudah menjadi makanan sehari-harinya. risa pun membulatkan tekatnya, tiba-tiba dia menarik tubuh gandi dan menciumnya. gandi terlihat sangat shock dan kebingungan, bagaimana tidak seorang perjaka yang belum pernah berciuman sebelumnya mendapatkan ciuman pertamanya secara tiba-tiba. setelah ciumannya terlepas "ini adalah kontrak ikatan jiwa, dengan ini aku akan terus bersama dengan mu apa pun yang terjadi. sampai ajal memisahkan ikatan ini." perkataan itu semakin membuat gandi kebingungan. dia tau kalau beberapa kontrak jiwa memerlukan kontak fisik untuk memperkuat kontrak tersebut, namun dia tidak menyangka kontak tersebut bisa berupa ciuman seperti ini. "mulai saat ini aku akan disisimu! tidak peduli sebesar apa kau dibenci oleh orang lain. aku akan tetap di pihakmu! itu lah kontrak dariku. apa kau menerimanya?" risa mengajukan kontrak yang sangat menguntungkan bagi gandi. "ya aku terima." tanpa pikir panjang gandi menjawab secara spontan dan sebuah cahaya muncul membuat sebuah lingkaran sihir kuno. "dengan ini kontrak kita selesai!" ucap risa ketika lingkaran sihir kuno itu membentuk rantai ditangan kanan risa dan tersambung ketangan kanan gandi. "eh tapi apa kau yakin mau menjalin kontrak denganku!? aku ini adalah keturunan terkutuk yang selalu dimusuhi banyak orang." lamunan gandi terpecah saat rantai itu menghilang. " tidak, aku tidak pernah salah menilai hati seseorang. kau itu memiliki hati yang bersih dan murni. kau itu orang baik yang dipermainkan oleh takdir. itu sebabnya mulai sekarang aku akan membantumu seperti kau membantuku lepas dari rantai itu." hari itu pun tanpa diduga seorang gadis cantik yang merupakan pusaka sakti masuk kedalam kehidupannya. keberuntungankah yang menghampiri mereka ataukah takdir berliku penuh dengan darah yang akan menunggu mereka hanya tuhan yang tahu.
-besambung