Cicy POV
Ya allah gue masih ngga percaya kalo ternyata sekolah gue menang dan Wanna One bakal ke sini 7 hari lagi. Pihak sekolah juga udah bersiap untuk menyambut kedatangan mereka. Tapi yang gue sedihin itu, kan gue dan sahabat gue yang berjuang tapi kenapa pihak sekolah malah menyuruh semua muridnya yang ingin ikut games bareng Wanna One akan diseleksi dengan menyerahkan formulir pendaftaran. Kan kesel!!!
Alhasil gue cuma melamun dibawah pohon bareng ke tiga sahabat gue.
"Hmmmmhh" gue membuang nafas gue kasar.
"Kenapa harus begitu sih, masa semua siswi jadi berkesempatan buat deket sama Wanna One tanpa harus berjuang. Sedangkan kita yang berjuang justru malah harus diseleksi lagi" kata Nur dengan satu nafas kesal
"Kita harus cari solusi" kata Yulis
"Gue mah ikut-ikut aja, otak gue kosong jadi ngga bisa berfikir" kata Soraya
"Apa perlu kita bius seluruh siswa & siswi supaya jangan ada yang ikutan games bareng Wanna One" kata Nur
"Kurang praktis" jawab gue
"Apa perlu kita culik Wanna One terus bawa pulang?" kata Yulis
"Terlalu beresiko" jawab gue singkat
"Apa perlu kita pelet seluruh anggota Wanna One?" kata Soraya
"BhuaHaHaHa..." tawa seseorang yang membuat kita semua langsung menengok kearah sumber suara tersebut yang ternyata dari atas pohon
"Loh Sean kamu ngapain disitu, bahaya! kalo jatoh gimana ?" kata gue
"Ya kalo jatoh mah kebawah lah masa keatas,dasar bodoh" jawab William yang ternyata sedang duduk diatas pohon juga sambil memegang komiknya
"Apaan sih lo Itu, gue nanya ke pacar gue bukan ke lo" jawab gue kesal
Deg!Deg!deg!!!
Itu suara detak jantung gue yang berdetak lebih kencang setelah melontarkan kata-kata sakral itu. Dan setelah gue sadar, gue cuma bisa terdiam dan gue merasa pipi gue sudah memerah
"Tumben aku kamu akuin pacar" goda Sean sambil turun dari pohon dan menghampiri gue
"Apaan sih, yaudah kalo lo ngga mau. Kita bukan pa-" kata-kata gue terhenti karena Sean menutup mulut gue pakai tangannya
"Omongan tuh dijaga, jangan ngomong sembarangan. Kalo beneran gimana? Gini nih kalo Pacar kesayangan aku marah suka pengen nyium. Untung gue bisa tahan" kata Sean yang kemudian melepaskan tangannya dari mulut gue dan langsung mencubit pipi gue gemas
"Apaan sih, ngga lucu tau ngga!?" bentak gue sambil melepas tangan Sean yang ada di pipi gue
"Adududuh,,, kamu malu yah sampe merah gitu " ledek Sean sambil tertawa.
"Apaan sih! orang bekas di cubit kamu juga, belom jadi suami aja udah melakukan KDRT" kata gue untuk menggoda Sean balik
"Su-Suami?" Kata Sean terbata-bata.
"BhuaHaHaHa...NGAREP!!" kata gue sambil tertawa karena melihat pipi Sean yang mulai memerah
"Astaga Sean lo ke goda yah sama Cicy, pipi lo sampe kayak pantat bayi begitu...Hahaha bodoh emang geh" kata Nur meledek Sean.
"Ngarep lo jadi suami si Cicy? Sebegitu sempurna kah dia sampai lo ngarep jadi suami dia?" tanya William
"Sempurna mah Ngga, Tapi kalo baik 100% iya. Dia baik buat gue dan udah jadi obat gue. Gue kecanduan sama semua hal tentang dia" kata Sean yang membuat kita semua auto melongo karena ngga percaya dengan jawaban dia yang begitu romantis
"Tapi di luar sana masih banyak yang lebih baik dari Cicy bahkan ada yang lebih Sempurna" kata William
"Willy Lo apaan sih? Apa yang mau lo buktiin?" kata Nur kesal
"Kalo gue udah punya yang Terbaik kayak Dia dan itu nyata, terus buat apa gue mencari yang Sempurna tapi itu cuma ilusi? Di dunia ini ngga ada yang sempurna. Setidaknya gue udah cukup bersyukur untuk mendapatkan yang terbaik yang bisa melengkapi gue. Karena yang sempurna itu tidak bisa dilengkapi" kata Sean dengan wajah seriusnya.
"Se-Sean udah deh ngga usah bikin pipi gue merah dengan kata-kata gombalan lo " kata gue sambil menutupi muka gue yang memerah karena malu
"Bukan gombal, tapi ketulusan" kata Sean yang kemudian membuka tangan gue yang menutupi wajah gue dan dia memeluk gue.
"Sean..." kata gue yang tambah malu
"Kamu aman sekarang ngga ada yang ngeliat muka kamu" kata Sean santai
"Udah deh stop dramanya. Lebay tau ngga!" ucap Soraya
"Tau pengen muntah gue" kata Yulis
"Gue udah tau kok masalah kalian, jadi gue pasti bakal bantu kalian. Dan gue janji kalo cuma kalian yang bakal deket sama anggota Wanna One" kata Sean
"Kamu yakin!?" tanya gue sambil melepas pelukan dia
"Yakin, asalkan kamu jangan jatuh cinta sama mereka yah. Janji?" kata Sean Sambil mengangkat jari kelingkingnya untuk mengajak gue berjanji
"Iya" gue pun menautkan jari kelingking gue dengan jari kelingking Sean sambil tersenyum
######
Author POV
Hari ini adalah hari terakhir pengumpulan kertas pendaftaran seleksi untuk shooting bareng anggota Wanna One dalam acara Wanna Goes to School. Sean inget dengan janji dia ke cicy jadi dia ingin bertindak sekarang tapi Sean masih belum punya ide. Akhirnya pada jam istirahat Sean meminta Cicy, Nur, Yulis, dan Soraya untuk memberikan formulir itu kepada Sean. Dan setelah mendapatkan formulir itu Sean mengajak William untuk pergi ke kantor
"eh Setan lo mau ngapain?" Ucap William
"Lo kan tau ini hari terakhir pengumpulan formulir"
"eh Upil Kebo awas aja lo ngelakuin ide gila! Gue ngga mau ikut"
"Lo jadi cowok pengecut amat sih, gitu aja ngga berani"
"Kenapa ngga ngajak temen laki yang lain aja sih?"
"ih bacot yah, lo kan tahu kalo yang mau temenan sama gue cuma lo doang. Yang lain mah diliatin juga udah Kabur mode on"
"Emang sejak kapan gue nganggep lo temen?" kata William dengan wajah polosnya
"Bacot" kata Sean dengan memutarkan bola mata
Ketika mereka sampai di kantor mereka pergi ke meja bu Reka untuk memberikan formulir Cicy dan kawan-kawan. Mereka bersekongkol dengan cara, william mengajak bu Reka berbicara sedangkan Sean menyenggol kertas formulir yang ada di atas meja. Semua kertas formulir berantakan dan Sean di minta bu Reka untuk membereskannya kembali. Sean membereskannya sih tapi ngga bilang bakal dikasihin lagi kan...
Sean mengambil formulir yang tadi dia beresin dan menyembunyikannya dibalik baju seragam dia. Kemudian Sean menaruh formulir Cicy dan Kawan-Kawan di atas kertas HVS jadi ngga akan ketauan deh.
Setelah selesai dengan urusannya Sean dan William pun hendak kembali ke kelasnya tapi...
BRUK!
Sean menabrak pak Bambang guru Bahasa. Dan kertas itu untungnya tidak jatuh karena dimasukan kedalam baju sean dan bajunya itu dimasukan kedalam celananya.
"Sean kamu ngga papa?" tanya pak Bambang sembari membantu Sean untuk berdiri.
"Saya ngga papa kok pak, permisi" kata Sean dan langsung berlalu melewati pak Bambang.
"Sean Tunggu!" Teriak pak Bambang.
"Mampus lo!" bisik William yang langsung mendapat pukulan dari Sean tepat Dikepalanya.
"hehe, iyah pak?ada apa yah?" kata Sean sambil berbalik dan menghadap pak Bambang.
"Ngga saya mau memastikan kalo kamu baik-baik aja"
"Saya baik-baik aja kok pak" kata Sean sambil tersenyum
"Tumben kamu senyum, Kamu yakin ngga papa?"
"Iyah pak, emang kenapa?"
"Ngga. saya aneh saja sejak saya tabrak kamu, perut kamu jadi rata gitu kayak kertas A4" kata Pak Bambang
"Ah itu, itu karena akhir-akhir ini saya sering gym pak. Mau membentuk perut pak biar ada roti sobek nya" Jawab Sean seketemunya kata-kata.
"Wah itu bagus tuh, tapi kok kayak kerasa aneh gitu yah kalo kata-kata itu keluar dari mulut kamu" kata pak Bambang yang kemudian dibalas dengan senyuman manis Sean.
"Oh iyah saya dengar kamu pacaran dengan Cicy yah?"
"Iy-iyah pak. Emm,,, justru karena Cicy pak saya jadi suka gym, abis dia sukanya ngomongin roti sobeknya Kang Daniel sih pak. Kan saya jadi cemburu" kata Sean mencoba untuk meyakinkan.
"Saya permisi pak" pamit Sean
"Iyah, kalo mau roti sobek ada tuh dirumah tapi bukan buatan Kang Daniel melainkan buatan istri saya, jadi ngga usah cemburu sama Roti yah" kata pak Bambang seolah menasehati
"Kenapa pak?" kata pak Abdullah guru agama yang tiba-tiba dateng
"Itu tuh si Sean Cemburu kok sama Roti Sobek mbo yaa mikir toh le le, bodoh kok dipiara"
"Bapak Jaka Sembung bawa Golok deh" ceplos Sean
"Wah Sean sekarang kamu sudah suka bahasa yah, sekarang mainnya pakai pribahasa. Ngga sia-sia saya mengajar kamu Sean. Saya jadi terharu loh" kata pak Bambang
"Emang artinya apa Sean?" tanya pak Abdullah penasaran.
"Ngga nyambung Tit....(suara sensor)"
"Kenapa di sensor? Udah , ngga masalah kok. kasih tau aja. pak abdullah juga mau lihat kehebatan saya dalam mengajar kamu yang nakalnya super duper" kata pak Bambang
"Ngga Nyambung 'Goblok' " Kata Sean dengan menekankan kata Goblok
"KURANG AJAR KAMU!!" teriak pak Bambang karena Sean udah cabut ke kelasnya dan meninggalkan William
"Makanya pak, sering masuk kelas dong biar Sean ngga kekurangan diajar bapak" kata William apa adanya yang kemudian ikut lari juga mengikuti Sean.
Yg ini sudah memenuhi syarat untuk dikirim ke publisher. Coba aja thor kirim naskah nya kalo di acc kan royaltinya lumayan bisa untuk jajan. Tinggal revisi dikit trus masukin chapter pengungkapan kenapa Sean Dead udadeh selese. Tapi yg Cerita author yg baru jangan di stop. Itu juga menarik ko
Comment on chapter Cold Boy