Read More >>"> Shane's Story (Chapter 2) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Shane's Story
MENU
About Us  

                Jackson menyadari kemana arah perhatian Shane saat ia tengah berbincang dengan Sea.

                “Apa yang membuatmu datang ke sekolah ini Jack?” tanya Sea.

                “Putriku melewatkan beberapa kelas dan mereka memanggilku untuk berbicara mengenai ketidakhadirannya beberapa hari terakhir ini. Sepertinya aku lupa untuk memperkenalkannya pada kalian.” Jackson beralih pada wanita yang tengah berdiri dengan melipat kedua tangan di depan badannya yang kemudian mengulurkan tangannya pada Shane dan Sea saat Jackson memperkenalkannya.

“Dia mahakaryaku satu satunya, putriku Ava. Dan Ava, kenalkan Shane Black teman daddy dan saudara kembarnya Sea.” Jackson menunjukkan seringaiannya pada Shane yang pipinya tengah berubah semu kemerahan karena tertangkap mata oleh Jackson tengah memandangi putrinya.

                Sea menepuk tempat kosong disebelahnya untuk mempersilahkan Ava duduk di sampingnya. Dengan senang hati Ava segera merapatkan duduknya dengan Sea dan memulai obrolan mereka yang terdengar sangat akrab. Dan Shane tidak juga mengalihkan pandangannya saat Ava menyeberangi meja kecil untuk bisa duduk di samping Sea.

                Shane merasakan ada yang mengawasi kegiatannya memandangi Ava dan ketika ia mengedarkan pandangannya, pandangannya bertemu dengan Jackson. Untuk kedua kalinya Shane tertangkap basah memandangi Ava.Jackson terpaksa menahan tawanya agar tidak mencuri perhatian dua gadis yang tengah asik berbincang ketika melihat Shane yang salah tingkahkembali tertangkap basah olehnya.

                “Tenang saja, aku tidak akan memenggal kepalamu karena terpesona oleh putriku.” Jackson berbisik pada Shane sehingga hanya Shane yang bisa mendengar ucapannya. “Dia cantik bukan?”

                Sebagai jawaban, Shane hanya menganggukkan kepalanya.

“Shane, Ava bilang dia adalah penggemar beratmu.”

Shane yang mendengar penuturan saudaranya, secara otomatis perhatiannya terarah pada keduanya dan mengabaikan Jackson yang masih tertarik untuk menggodanya.

“Benarkah?” tanya Shane berusaha menutupi rasa senang berlebihan yang memuncak di benaknya. Shane merasa berada di puncak kesenangannya lagi saat ia mendapati rona merah terpancar di pipi Avakarena rasa malunya dengan apa yang diungkapkan Sea. “Aku rasa itu sebuah pertanda bagus. Dan sepertinya aku juga akan menjadi penggemar beratmu mulai sekarang.” Ia tersenyum seramah mungkin pada Ava dan kemudian mempersilahkan dirinya sendiri menghampiri petugas yang telah membawakan jadwal pelajaran yang dibutuhkannya.

Sea dan Ava menghampiri Shane.

“boleh aku melihatnya?” Shane menyerahkan jadwal pelajarannya pada Ava. “hm.. sepertinya kalian akan tertahan bersamaku di kelas yang sama selama satu semester ke depan. Kita berada di kelas VIP.” Ava menunjukkan seringaiannya yang lebih terlihat manis di mata Shane.

                “Kau tidak pernah bilang padaku kalau kau memiliki putri secantik dia.” Shane berbicara dengan suara yang sangat pelan saat Jackson berdiri dan bergabung dengannya.

                “Sudah aku katakan kalau dia satu-satunya mahakaryaku.” Jackson melirik ke arah Shane dan bertanya, “Apa kau tertarik dengan putriku?” sekali lagi Jackson mengeluarkan seringaian jailnya yang terkesan menggelikan dimata Shane.

                “Can i?” Shane menanggapinya dengan serius.

Saat ini ia sangat serius dengan perasaan yang tengah mengalir ke dalam dirinya untuk Ava. Mungkin akan terdengar konyol kalau mengatakan itu sebagai cinta pada pandangan pertama. Tapi siapa yang bisa menolak perasaan yang muncul begitu saja tanpa diundang oleh sang empu? Apalagi ia adalah wanita pertama yang dalam sekejap mata telah mampu memperkenalkannya padarasa yang baru di hidupnya, rasa yang belum pernah ia coba sebelumnya, cinta.

                Bagaimana mungkin ia bisa mengenali cinta yang baru pertama kali ia rasakan dalam sekejap mata? Sepertinya itu bukan hal yang sulit bagi Shane, apalagi dengan ibunya yang selalu menguliahinya mengenai cinta di sepanjang waktu. Bagaimana ia mengenali rasa itu, bagaimana ia mengidentifikasikannya, dan bagaimana ia mengakuinya, hanya hatinya yang tau.

                Jackson mengangguk mengiyakan.

                “Aku akan mengijinkan kalau itu kau Shane. Kau bisa mendekati putriku dengan ijinku. Aku sudah mengenalmu dan keluargamu cukup lama, kau juga pria yang baik. I trust you, untuk yang satu itu.” Jack menunjuk ke arah Ava yang bahkan tidak memperhatikan mereka berdua, sementara Shane tersenyum lega mendengar Jackson memberikannya lampu hijau untuk mendekati Ava.

                Tidak lama, Ava dan Sea bergabung kembali dengan pembicaraan Shane dan Jackson.

                “Kebetulan sekali,” tukas Jackson. “Shane, apa kau bisa membawa Ava bersamamu untuk acara nanti malam? Aku sepertinya akan datang terlambat kalau harus kembali ke rumah menjemputnya karena aku masih memiliki pekerjaan yang harus aku selesaikan. Aku dan Sarah harus meninjau beberapa tempat yang lokasinya cukup jauh. Sarah bisa datang bersamaku nanti.”

                “Aku sama sekali tidak keberatan untuk itu Jack. Tapi, setelah sepulang sekolah nanti aku masih harus menyelesaikan sesi pemotretanku-”

                “Aku akan sangat senang sekali kalau aku bisa melihat sesi pemotretanmu.” Ucap Ava memotong perkataan Shane.

                “Ava bisa menemaniku sementara aku menunggumu Shane. Setidaknya aku memiliki teman untuk mengobrol. Apa kau keberatan?”

                “Tentu tidak.” Tentu saja tidak kalau itu untuk saudara kesayangannya. Dan tentu saja tidak untuk wanita yang berhasil mencuri hatinya. “Aku akan sangat senang kalau Ava bisa bergabung dengan kita. Aku akan berbicara dengan timku kalau aku akan membawa temanku ke sana. Aku harap mereka bisa menyediakan ruangan yang nyaman untuk kalian selama kalian menungguku nanti.”

 

 

 

 

***

                Saat jam makan siang tiba, Ava mengajak kedua teman barunya untuk makan bersamanya.

                Bukan Shane dan Sea kalau mereka tidak berhasil mencuri perhatian setiap orang yang melihat mereka dimanapun mereka berada. Kafetaria mendadak riuh saat melihat pemandangan baru yang menyilaukan mata. Shane yang merupakan aktor tampan dari Inggris yang tengah naik daun di layar hollywood, sementara Sea dengan wajah cantiknya dan pembawaannya yang anggun berhasil mengambil perhatian seisi kafetaria hanya dengan berdiri di depan pintu dan mengantri untuk makan siang mereka. Tentu saja Ava menikmati kekacauan itu. Kekacauan yang sudah diperkirakannya akan terjadi.

                Ava mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan, mencari tempat yang kosong untuk bisa menikmati makan siang mereka. Namun, ruangan itu sudah sangat penuh dan riuh dengan kegilaan siswa-siswa yang ada di sana. Ia tidak bisa menjamin teman-teman barunya akan bisa menikmati makan siang pertama mereka tanpa kebisingan dari seluruh penjuru ruangan yang tertuju pada mereka.

                Kehebohan para siswa karena adanya siswa pindahan yang merupakan idola mereka tidak terjadi kala itu saja, kejadian yang serupa juga terjadi pada penerimaan siswa baru dimana seorang aktris muda yang telah bermain di beberapa serial tv terkenal masuk di sana sebagai salah satu siswa vip. Namun, keributan itu akhirnya mereda setelah satu minggu berlalu. Mungkin untuk kasus Shane bisa memakan waktu yang sama, satu minggu, atau mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dari itu.

                Ava segera memberi isyarat pada Shane dan Sea untuk mengikutinya setelah ia melihat seorang pria yang tengah membuka salah satu pintu balkon dan melambaikan tangan saat matanya bertemu dengan Ava. Balkon yang ada di sisi terluar kafetaria biasanya hanya dipergunakan oleh siswa-siswi vip seperti anak-anak pemilik yayasan, anak artis, anak pemilik perusahan besar, dan juga teman-temannya.Bisa dibilang, tempat khusus yang digunakan untuk menghindari keriuhan di ruang kafetaria yang biasa. Dan beruntung karena sepertinya Ava adalah salah satu bagian dari mereka.

                Beberapa anak duduk dengan tenang walaupun mereka melihat Shane bersama salah satu dari teman mereka.

                “Shane Black!” seru seseorang yang tiba-tiba menerobos dari belakang Shane. Seorang gadis yang sepertinya menjadi anggota terakhir untuk makan siang di balkon yang tenang.

Bisa ditebak jika gadis itu adalah salah satu penggemar Shane dari nada kegirangannya saat melihat Shane di sana. Shane hanya bisa tersenyum menanggapinya karena kedua tangannya sibuk dengan nampan makan siang miliknya dan Sea sehingga ia tidak bisa menjabat tangan gadis itu.

                “Cecil, jangan membuatnya merasa tidak nyaman. Maafkan ketidak sopanan adikku, Aku Jared Blanc. Silahkan duduk.” Pria yang tadinya membukakan pintu untuk mereka membuat kesan pertamanya dengan cukup baik. Jared Blanc bertubuh tinggi dengan style yang menunjukkan kalau ia adalah anak dari orang penting disana. Dia terlihat ramah dan tidak asing untuk Shane.

                Setelah memperhatikan Jared beberapa saat, ia mengingatnya. Ia mengingat siapa Jared baginya. Ini sebuah kejutan besar untuk Shane. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan orang yang dikenalnya di masalalu secepat ini.

 

Flashback

                “Jared, apa kau bisa membantuku? Aku kesulitan mengikatnya.”

                “Tentu.”

Jared berlutut di hadapannya dan mengikat tali sepatu teman kecilnya yang masih berusia 6 tahun yang sepertinya kesulitan karena itu kali pertama ia memakai sepatu dengan tali. Jared yang lebih tua 2 tahun darinya tidak bisa mengabaikannya begitu saja.

“Kau harus mengikatnya seperti ini.” Jared menunjukkan cara untuk mengikat tali sepatu kepadanya. “Kemudian kau bisa melipatnya sedikit saja dan ikatkan keduanya. Kau harus mengikatnya seperti kupu-kupu. Setelah itu kau bisa sisipkan talinya ke dalam sepatumu agar talinya tidak terinjak dan terlepas.” Ia menjelaskannya perlahan. “kau bisa mencobanya.”

                Dengan instruksi dari Jared yang diingatnya, ia mulai mengikat tali sepatunya yang lain dan berhasil.

                “Aku bisa melakukannya.” Ia tersenyum senang melihat hasil kerjanya.

                “Kau sudah siap?”

“Siap” Jared memberikan tongkat pemukul miliknya begitu ia berdiri dan menunjukkan kesiapannya.

                “Tunggu, kau melupakan pengamanmu bocah kecil.” Seorang anak laki-laki seumuran dengan Jared muncul dari dalam rumah membawa 2 topi dan helm, pengaman lutut dan siku, sekaligus tongkat pemukul yang siap diayunkannya untuk nanti. “Kau harus menggunakan pengamanmu kalau kau tidak ingin terluka dan mendengar omelan mother.”

                “Aku bukan bocah Tim.” Bibirnya dikerucutkan dan matanya menunjukkan ekspresi marah khas anak-anak. Tentu saja itu membuat Jared dan kakaknya, Tim, tertawa.

Tanpa berkomentar, Tim memakaikan topi untuk adiknya sementara Jared memakaikan pengaman di kaki dan sikunya. Ia hanya pasrah dilayani oleh sang kakak dan temannya.

Mereka menuju lapangan hijau dengan Tim dan Jared yang tidak melepaskan genggaman mereka dari anggota baru untuk tim baseball mereka.Bisa dibilang ia adalah anggota termuda, karena rata-rata usia dari anggota tim mereka adalah 7 tahun.

Begitu mereka tiba, teman-teman setim Jared dan Tim berhamburan menuju mereka.

“Tim, dia adikmu?” “Dia manis sekali.” “apa dia akan bergabung dengan tim kita?” “Dia memakai seragam tim kita, tentu saja dia akan bergabung, bukan begitu Tim?” “Tapi apa kau yakin ia akan bisa menyesuaikan dengan tempo permainan kita?” “apa dia bisa mengayun?” mereka berbicara tanpa henti, membuatnya akhirnya berkomentar pada pertanyaan terakhir yang didengarnya.

“Iya aku bisa mengayun.” Jawabnya tegas. Pernyataannya membuat anak-anak yang lebih tua darinya tertawa tidak percaya. “Aku bisa memukul semua lemparan Tim dan Jared.” Ia menunjuk pada dua pitcher andalan tim baseball Little Blue Ocean mereka. Penuturan keduanya itu berhasil membuat mereka diam dan bertanya-tanya.

“Dia batter yang cukup handal untuk tim kita, karena itu aku mengajaknya untuk bergabung. Dia juga memiliki potensi sebagai catcher, setidaknya itu menurut penilaian pelatih dan yang menjadi salah satu pertimbangan untuk mengajaknya bergabung dengan tim kita.” Jelas Tim.

“Dia juga pelari yang hebat. Pelari dan batter yang bisa membuat para pitcher merasa panik dan ingin keluar dari gundukan mereka, benarkan?” Jared menambahkandan disambut anggukan percaya diri olehnya.

“Aku bisa menunjukkannya.” Ia mulai berlari dengan kecepatan tinggi menuju ujung lain dari lapangan dalam beberapa detik.

Melihatnya, semua bersorak sorai. “Wow. Dia cepat sekali.” “Dia bisa menjadi runner tim kita.” “kita pasti bisa memenangkan little league musim ini.”

Melihat adiknya yang sampai di ujung lapangan dan melihat ke arahnya dengan menyunggingkan senyum, Tim tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya dan tidak bisa menahan untuk tidak berteriak memberikan pujian pada adiknya, “Good job Kay!”

 

End Flashback

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kinara
3063      1280     0     
Fantasy
Kinara Denallie, seorang gadis biasa, yang bekerja sebagai desainer grafis freelance. Tanpa diduga bertemu seorang gadis imut yang muncul dari tubuhnya, mengaku sebagai Spirit. Dia mengaku kehilangan Lakon, yang sebenarnya kakak Kinara, Kirana Denallie, yang tewas sebagai Spirit andal. Dia pun ikut bersama, bersedia menjadi Lakon Kinara dan hidup berdampingan dengannya. Kinara yang tidak tahu apa...
A - Z
2569      873     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Crashing Dreams
221      188     1     
Short Story
Terdengar suara ranting patah di dekat mereka. Seseorang muncul dari balik pohon besar di seberang mereka. Sosok itu mengenakan kimono dan menyembunyikan wajahnya dengan topeng kitsune. Tiba-tiba sosok itu mengeluarkan tantou dari balik jubahnya. Tanpa pasangan itu sadari, sosok itu berlari kearah mereka dengan cepat. Dengan berani, laki-laki itu melindungi gadinya dibelakangnya. Namun sosok itu...
Lilian,Gelasmu Terisi Setengah
799      528     2     
Short Story
\"Aku bahkan tidak dikenali oleh beberapa guru. Sekolah ini tidak lain adalah tempat mereka bersinar dan aku adalah bagian dari figuran. Sesuatu yang tidak terlihat\"
Teman Berbagi
2410      986     0     
Romance
Sebingung apapun Indri dalam menghadapi sifatnya sendiri, tetap saja ia tidak bisa pergi dari keramaian ataupun manjauh dari orang-orang. Sesekali walau ia tidak ingin, Indri juga perlu bantuan orang lain karena memang hakikat ia diciptakan sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain Lalu, jika sebelumnya orang-orang hanya ingin mengenalnya sekilas, justru pria yang bernama Delta in...
Dear Groom
449      318     5     
Short Story
\"Kadang aku berpikir ingin seperti dulu. Saat kecil, melambaikan tangan adalah hal yang aku sukai. Sambil tertawa aku melambaikan tangan pada pesawat yang lewat. Tapi sekarang, bukan seperti ini yang aku sukai. Melambaikan tangan dengan senyuman terpaksa padanya bersama orang lain.\"
Crystal Dimension
284      192     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
REGAN
7049      2413     4     
Romance
"Ketika Cinta Mengubah Segalanya." Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya. Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah semakin penasaran. Hingga s...
Kenangan Terakhir Bersama Seorang Sahabat
845      495     2     
Short Story
Kisah ini mengingatkanku, ketika kita pertama kali bertemu denganmu. tapi pada akhirnya kau...
The Red Haired Beauty
430      290     1     
Short Story
Nate Nilton a normal senior highschool boy but when he saw a certain red haired teenager his life changed