Musim gugur sudah dimulai, tampah sebuah mobil berhenti di pinggir jalan. Terlihat dedaunan yang gugur hampir menutupi separuh dari bagian atas mobil tersebut. Seseorang dengan pakaian yang serba hitam turun dari mobil tersebut. Kemudian berjalan ke arah utara dari tempat mobil tersebut di parkir.
Setibanya di tempat, ia meletakkan bunga diatas batu tersebut.
Sambil melepas kacamatanya, "Hai din, sudah lama tidak berkunjung kemari, maafkan aku".
"Bagaimana kabarmu disana? Apakah kau bahagia? ", lanjutnya. "Aku sudah mempersiapkan semuanya, kini sudah saatnya kita memulai kembali apa yang menjadi hak kita bersama. Setelah semuanya selesai, aku akan lebih sering berkunjung kemari."
"Oh, atau mungkin aku akan menemanimu selamanya." , lanjutnya lagi sambil tersenyum. "Sampai jumpa din", ucapnya lalu beranjak pergi.
Ia memakai kacamatanya kembali dan memasuki mobil yang sudah ia parkir sejak tadi.
Terlihat beberapa amplop coklat yang tergeletak di kursi penumpang. Ia membuka salah satu dari amplop tersebut, kemudian membacanya. "Sudah lama aku menantikan hari ini, hari yang sangat kunantikan", ucapnya sendiri kemudian menutup amplop tersebut dan mulai menyalakan mesin mobilnya.
"Kringg.." , tiba-tiba teleponnya berbunyi.
"Halo, kau sudah tiba? Tunggu beberapa menit lagi, aku akan segera kesana", sahutnya di telepon. Dan ia mulai menyetir.
Tibalah ia di sebuah tempat bernama 'Kedai kopi tua'. Sesuai dengan namanya, kedai kopi itu tampak tua. Di dalam hanya ada beberapa pelanggan, dan seorang barista sekaligus pemilik kedai kopi yang juga cukup umur.
Terlihat seorang gadis duduk dengan dua cangkir kopi di mejanya, sangat jelas bahwa ia sedang menunggu seseorang.
"Maaf menunggu lama", katanya sambil menghampiri gadis itu.
"Tidak apa-apa", sahut gadis itu. "Sudah kupesankan kopi, minumlah selagi panas", lanjutnya.
"Terima kasih"
"Jadi ada perlu apa ? ", kata gadis tersebut.
Ia tersenyum sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna coklat yang berada di dalam tasnya kemudian memberikan kepada gadis tersebut.
"Saya permisi ke toilet sebentar", sahutnya setelah memberikan kotak itu.
Selama beberapa detik gadis tersebut memandang kotak kecil yang telah diberikan kepadanya, dengan perlahan ia membuka kotak itu. Terlihat sebuah permata berwarna biru yang berkilau. Seketika itu juga mukanya menjadi pucat pasi, tangan gadis tersebut mulai gemetar. Ia menelan ludah berkali-kali sambil menoleh seakan-akan sedang mencari seseorang.
"Duarr..."
Terdengar suara ledakan yang sangat keras. Sebagian orang yang berada tidak jauh dari lokasi kedai kopi berhamburan berlari menyelamatkan diri. Terlihat juga beberapa orang sibuk memegang handphone untuk menelepon polisi dan pemadam kebakaran.
Namun karena letak kedai kopi tersebut bersebelahan tepat dengan pom bensin, kedai kopi tersebut sudah tidak berbentuk. Hampir semuanya hancur terkena ledakan.
Beberapa saat kemudian petugas pemadam kebakaran mulai datang, diikuti oleh mobil ambulance dan polisi.
Beruntung kedai kopi tersebut sepi pengunjung, tidak banyak korban luka-luka yang ditemukan. Dan hanya ada satu korban jiwa yang tidak berhasil diselamatkan.
Ya, gadis itu tergeletak tak bernyawa sambil mengenggam sebuah permata biru.
Like. Salam penulis misteri. Kita limited editon di sini. ????
Comment on chapter Memory