Read More >>"> THE HISTORY OF PIPERALES (GULUNGAN KERTAS) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - THE HISTORY OF PIPERALES
MENU
About Us  

Hawa dingin Air Conditioner di ruang tamu menyapa Kinan ketika ia baru saja membuka pintu. Ia memutarkan pandangannya, mencari keberadaan Janson. Ia yakin Janson sudah kembali dari kegiatannya mengantar air minum isi ulang ke beberapa rumah pelanggan tetap.

Langkah kakinya lebar namun penuh rasa takut. kinan terlalu takut pada kakaknya yang super protektif itu. Ia berjalan cepat menuju kamarnya. Berjalan lurus kemudian berbelok ke kiri. Berharap selama itu, ia tak bertemu dengan Janson. Ketika Kinan berhasil meraih knop pintu kamarnya, suara Janson membuat Kinan menghentikan langkahnya untuk lebih mendekat ke pintu.

Kinan menarik kembali tangannya, melepaskan dari knop pintu yang hampir menyelamatkan dirinya. Ia menatap Janson yang sedang memegang sebuah gelas bening yang berisi air yang hanya setengah. Terlihat dari bibir Janson yang basah, laki-laki itu baru saja meneguknya.

“Kamu darimana?” tanya Janson seperti biasanya. Nadanya tegas namun penuh rasa kasih sayang. Kinan tahu itu.

Kinan tersenyum ke arah Janson, mencoba menutupi kebohongan yang akan ia lakukan. “Jalan-jalan bareng Brandon.”

Janson nampak berpikir, “Si muka babyface yang punya tato di lengannya itu?” tanyanya kemudian.

Kinan mengangguk cepat setelah wajah Brandon melintas dalam ingatannya. Cowok yang memiliki wajah yang sangat imut dengan senyum yang selalu membuat matanya menyipit tinggal segaris. Dengan gerakan cepat pula ia menyembunyikan lengan kirinya yang terbalut perban putih.

Sayangnya itu gagal menghalau penglihatan Janson. “Itu lengan kamu kenapa?” tanya Janson sambil meraih lengan kiri Kinan, membolak-balikkan ke kanan dan kiri dengan cemas.

“Tadi tergores paku di taman,” Kinan berbohong lagi.

Janson mengangguk paham. “Lusa, jangan lupa diganti perbannya,” kata Janson yang kemudian meneguk habis air minumnya. Lalu tersenyum hangat kepada Kinan sebelum ia berjalan menuju ruang keluarga. Tempat Janson menghabiskan malamnya untuk bertemu dengan pemain idolanya di lapangan hijau.

Perhatian Janson mengingatkan Kinan pada Dipta, laki-laki bermuka datar itu. Ia masuk ke dalam kamarnya dengan pikiran yang penuh dengan wajah datar itu. Kenapa Dipta tak bisa tersenyum walau tipis saja?

***

Setelah menghabiskan waktu liburnya hanya untuk mencari tahu asal usul tato pada lengan kirinya, Kinan kembali berangkat sekolah. Ia sedang berjalan santai melewati koridor sekolah menuju kelasnya. Koridor sekolahnya seperti koridor sekolah pada umumnya. Tidak ada yang spesial dari koridor itu. Di setiap tepi koridor terdapat kursi panjang kira-kira satu setengah meter. Jarak antar kursi panjang berkisar dua meter.

Suasana cukup ramai ketika Kinan melewati koridor itu. Hanya saja, ada kerumunan kecil di ujung belokan koridor yang menarik perhatian Kinan. Kinan mendekat ke kerumunan itu. Ia melihat Sheril sedang mengalami kejang-kejang. Suasana lingkungan yang panik membuat Kinan tak dapat berpikir jernih.

Bersama beberapa murid laki-laki, Kinan membawa Sheril ke UKS. Dengan langkah sigap Clara, relawan PMR, memeriksa keadaan Sheril. Clara menyentuh pergelangan kanan Sheril untuk mengetahui kecepatan denyut jantungnya. Kemudian mengecek kedua retina mata Sheril, seberapa besar pembesaran pupil. Clara mengambil jarum suntik dan selang infus beserta kantong infus untuk ia pasang pada pergelangan tangan Sheril.

Clara menyerahkan sebuah gulungan kertas kepada Kinan ketika ia selesai menangani Sheril. Sheril sudah tak lagi mengalami kejang-kejang. Obat tidur membantu Sheril menikmati istirahatnya dengan baik.

“Apa ini?” tanya Kinan sambil menerima gulungan kertas itu.

Clara menaikkan kedua bahunya secara bersamaan, “Aku menemukannya pada genggaman tangan Sheril.”

Kinan mengerutkan kening ketika Clara meninggalkan ruang UKS itu. Clara harus masuk kelas. Seharusnya ia pun begitu. Ia harus masuk kelas biologi pagi ini, mengumpulkan tugas yang tadi malam selesai ia kerjakan. Namun, rasanya terlalu tega jika ia meninggalkan sahabatnya di ruang sepi ini sendirian.

Kursi dekat meja Relawan menjadi pilihan Kinan untuk menunggu Sheril bangun. Ia membuka gulungan kertas dari Clara dengan rasa ingin tahu yang besar. Ia ingin tahu, apa penyebab Sheril mengalami kejang-kejang. Ia tahu betul bahwa Sheril tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Kecuali sakit perut ketika datang bulan.

Ini hanya bagian kecil jika kamu tidak segera menampakkan diri.

Kinan mengerutkan kening setelah ia membaca isi dari gulungan kertas itu. Apa Sheril menyembunyikan sesuatu?, pikir Kinan sambil terus mengulangi kalimat yang tertulis pada gulungan. Tapi apa?, tolak Kinan dalam hati. Ia merasa dirinya mengenal Sheril dengan baik. Setahu Kinan, Sheril tidak pernah melakukan hal-hal yang aneh. Gadis dengan rambut pirang itu tidak pernah memiliki musuh dengan siapapun.

Kinan memasukkan gulungan kertas itu pada saku rok abu-abunya ketika Sheril mulai membuka kedua mata. Sheril terlihat memegangi kepalanya dan meringis kesakitan. Kinan mendekat, mempertanyakan kepada Sheril tentang keadaannya.

“Sheril? kamu masih ingat aku kan?” Tanya Kinan sambil menunjuk diri.

Sheril tersenyum tipis sambil menahan sakit pada kepalanya. “Iya. Kamu masih Kinan yang nyebelin.”

Senyum tipis tersungging di bibir Kinan. Namun, tak berselang waktu lama, Kinan mengubah ekspresi wajahnya menjadi serius. “Siapa yang buat kamu seperti ini?”

“Aku agak lupa. Yang aku ingat dua orang datang padaku saat aku mau masuk kelas. Dia menanyakan keberadaanmu.”

“Ya sudah... kamu istirahat dulu. Nanti aku antar kamu pulang.” kata Kinan sambil tersenyum hangat pada Sheril. Ia tak ingin membuat Sheril memikirkan hal-hal yang membuat keadaan Sheril semakin buruk.

***

Kinan sedang menunggu Brandon di taman belakang rumah. Ia duduk di sebuah ayunan sembari menunggu kedatangan Brandon. Ia membiarkan pikirannya terbang ke kejadian yang menimpa Sheril hari ini. Ia yakin, ini pasti ada hubungannya dengan tato yang ia miliki. Entah bagaimana realita menghubungkan kedua hal itu, instingnya mengatakan kedua hal itu berkaitan.

Ketika Kinan hendak memungut ponselnya yang terjatuh dekat kakinya, Brandon datang dengan wajah segarnya. Kinan kini sadar, mengapa teman-teman sekelasnya memuja-muja ketampanan Brandon, karena Brandon memang memiliki wajah yang tampan nan manis. Siapapun yang menatapnya akan selalu menatapnya. Rasa bosan takkan pernah menerpa siapapun yang menatapnya.

“Kenapa?” tanya Brandon sambil ikut duduk di ayunan yang berada di sebelah Kinan.

“Hah?” Kinan tersentak sesaat.

“Kamu kenapa lihat aku kayak gitu?” tanya lagi Brandon menegaskan ucapannya.

Kinan meraih ponselnya kemudian menyimpannya ke dalam saku celananya. “Nggak apa-apa. Itu buku apaan?” Kinan melihat Brandon membawa buku tebal berwarna coklat. Buku itu terlihat buku usang. Nampak seperti buku-buku sejarah yang biasanya ia baca saat ia membutuhkan referensi untuk mata pelajaran sejarah dunia.

“Ini buku sejarah kerajaan Piperales. Kerajaan yang kemarin kamu datangin.” Brandon membolak-balikkan buku itu sambil mengayunkan ayunannya dengan rendah.

“Sejak kapan kamu jadi bagian dari mereka?” tanya Kinan sambil memutar tubuhnya untuk dapat menatap Brandon dengan jelas.

“Itu keturunan, Kinan. Mereka sudah memiliki daftar siapa saja yang menjadi keturunan Kerajaan Piperales. Dimanapun keturunan itu berada, mereka akan menemukannya. Jadi Ayahku tahu kalo aku merupakan keturunan piperales, jadi saat usiaku 17 tahun, aku diminta untuk menghadiri penobatan kerajaan itu. Sejak dulu, ayah juga sudah mengajarkanku jurus-jurus beladiri dari kerajaan itu.”

“Tandanya apa kalo kamu itu keturunan dari mereka?” Kinan semakin dibuat pusing mendengar penjelasan Brandon.

Brandon menunjukkan tato yang berada di lengan kirinya, mirip seperti tato yang berada di lengan Kinan. “Seperti yang dibilang Dipta kemarin.”

“Tapi kemarin Dipta bilang, bagian person kerajaan sedang mencari keturunan yang hilang hampir 20 tahun. Makanya aku mau cari tahu siapa dia.”  

“Caranya?”

“Lewat buku ini. Dengan membaca sejarah dari kerajaan Piperales, aku bisa tahu silsilah keluarga kerajaan. Karena dua puluh tahun yang lalu telah terjadi pertumpahan darah di area istana hingga menyebabkan kerajaan itu terbelah menjadi dua. Aku harus bisa menemukan keluarga kerajaan yang hilang itu.”

Kinan menatap buku itu dengan ragu. Entah karena apa, tubuhnya seakan ikut merespon kehadiran buku itu. Ia yakin buku itu bukan sembarang buku.

“Boleh pinjam bukunya?” tanya Kinan sambil mengulurkan tangannya di depan Brandon.

Mata Brandon menatap Kinan dengan ragu. Namun dengan cepat berubah dengan senyum tipis dari wajah Brandon. Ia menyerahkan buku itu kepada Kinan.

Buku itu bewarna coklat usang dengan keempat ujung buku yang mulai terkelupas. Ada gambar tiga helai daun yang sama persis dengan tato yang ia miliki di pergelangan tangannya. Gambar itu tercetak dengan timbul. Di bagian atas gambar itu ada tulisan dengan bahasa yang tak dipahami oleh Kinan.

Sesaat ketika tangan kirinya menelusuri gambar buku, ada sensasi seperti tersengat aliran listrik yang cukup kencang. Beruntung Kinan segera menarik tangannya kembali sebelum Brandon menyadari keterkejutannya. Dengan cepat ia menyerahkan kembali buku itu pada Brandon sebelum sesuatu terjadi pada dirinya.

“Oh iya, tadi sesuatu terjadi pada Sheril,” kata Kinan setelah Brandon menerima buku itu. Kinan merogoh saku celananya untuk mengambil gulungan kertas yang ia dapatkan dari Clara.

Kemudian Kinan menceritakan hal yang terjadi pada Sheril. Mata Kinan terus bergerak ke sana ke sini ketika mulutnya terus mengeluarkan suara. Sedangkan Brandon mendengarkan dengan seksama.

“Kini aku yakin, kamu bukan manusia biasa,” kata Brandon pada Kinan dengan mantap. []

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • Liana

    Di tunggu ya... penasaran soalnya

    Comment on chapter TATO ANEH
  • Rekta_aurora23

    @Liana pasti ada

    Comment on chapter TATO ANEH
  • Liana

    Ada kelanjutannya nggak?

    Comment on chapter TATO ANEH
  • SusanSwansh

    Nice story.

    Comment on chapter TATO ANEH
Similar Tags
HER
547      311     2     
Short Story
Temanku yang bernama Kirane sering memintaku untuk menemaninya tidur di apartemennya. Trish juga sudah biasa membuka bajunya sampai telanjang ketika dihadapanku, dan Nel tak jarang memelukku karena hal-hal kecil. Itu semua terjadi karena mereka sudah melabeliku dengan julukan 'lelaki gay'. Sungguh, itu tidak masalah. Karena pekerjaanku memang menjadi banci. Dan peran itu sudah mendarah da...
Bukan kepribadian ganda
8580      1615     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
The DARK SWEET
398      329     2     
Romance
°The love triangle of a love story between the mafia, secret agents and the FBI° VELOVE AGNIESZKA GOVYADINOV. Anggota secret agent yang terkenal badas dan tidak terkalahkan. Perempuan dingin dengan segala kelebihan; Taekwondo • Karate • Judo • Boxing. Namun, seperti kebanyakan gadis pada umumnya Velove juga memiliki kelemahan. Masa lalu. Satu kata yang cukup mampu melemahk...
Kala Saka Menyapa
10357      2521     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
Got Back Together
303      251     2     
Romance
Hampir saja Nindyta berhasil membuka hati, mengenyahkan nama Bio yang sudah lama menghuni hatinya. Laki-laki itu sudah lama menghilang tanpa kabar apapun, membuat Nindyta menjomblo dan ragu untuk mempersilahkan seseorang masuk karna ketidapastian akan hubungannya. Bio hanya pergi, tidak pernah ada kata putus dalam hubungan mereka. Namun apa artinya jika laki-laki hilang itu bertahun-tahun lamanya...
DarkLove 2
1143      509     5     
Romance
DarkLove 2 adalah lanjutan dari kisah cinta yang belum usai antara Clara Pamela, Rain Wijaya, dan Jaenn Wijaya. Kisah cinta yang semakin rumit, membuat para pembaca DarkLove 1 tidak sabar untuk menunggu kedatangan Novel DarkLove 2. Jika dalam DarkLove 1 Clara menjadi milik Rain, apakah pada DarkLove 2 akan tetap sama? atau akan berubah? Simak kelanjutannya disini!!!
Story of Rein
274      174     1     
Short Story
#31 in abg (07 Mei 2019) #60 in lifestory (07 Mei 2019) Mengisahkan sosok anak perempuan yang kehilangan arah hidupnya. Setelah ia kehilangan ayah dan hartanya, gadis bernama Reinar Lani ini mengalkulasikan arti namanya dengan hidup yang sedang ia jalani sekarang. Bunda adalah sosok paling berharga baginya. Rein menjadi anak yang pendiam bahkan ia selalu di sebut 'si anak Bisu' karena ia me...
IDENTITAS
656      439     3     
Short Story
Sosoknya sangat kuat, positif dan merupakan tipeku. Tapi, aku tak bisa membiarkannya masuk dan mengambilku. Aku masih tidak rela menjangkaunya dan membiarkan dirinya mengendalikanku.
Evolvera Life
6760      2789     27     
Fantasy
Setiap orang berhak bermimpi berharap pada keajaiban bukan Namun kadang kenyataan yang datang membawa kehancuran yang tak terduga Siapa yang akan menyangka bahwa mitos kuno tentang permintaan pada bintang jatuh akan menjadi kenyataan Dan sayangnya kenyataan pahit itu membawa bencana yang mengancam populasi global Aku Rika gadis SMA kelas 3 yang hidup dalam keluarga Cemara yang harmonis du...
My Doctor My Soulmate
61      55     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...