3 tahun yang lalu...
Leslie terduduk manis diatas sofa berwarna abu - abu, sambil menatap ke arah pintu. Jam menunjukkan hampir jam satu pagi. Ia menunggu Lucas, pacarnya untuk pulang. Leslie SANGAT mengerti bahwa Lucas mencintai pekerjaannya, tapi apakah ini terlalu pagi? Leslie seratus persen yakin bahwa bosnya Lucas pasti akan mengijinkan dirinya pulang jika sudah tengah malam. Entah sudah berapa malam Leslie menunggu Lucas pulang. Hal ini memang tidak baik, namun dirinya hanya ingin Lucas sampai ke rumah dengan selamat. Tentu saja, hal ini membuat Leslie lebih mudah sakit dan lelah, tapi apa boleh buat. Oleh sebab itu, Leslie berpikiran untuk mengajak Lucas refreshing.
Namun nyatanya, ekspetasi tak seindah realita. Pada saat Leslie bangun Lucas sudah hilang.
"Maaf, aku ke kantor lagi. Lain kali ya."
Leslie berjalan - jalan di kota London, sendirian. Ia tidak tahu apa yang ia cari atau apa yang akan dia lakukan tapi ia hanya merasa bosan. Ia terus memikirkan Lucas. Jika ia harus jujur, ia merasa lelah dengan keadaannya yang tidak pasti. Setiap malam ia harus menunggu dia, siang hari memikirkan dia, apapun hal itu selalu tentang Lucas. Ia merasa bahwa hanya dirinya yang berjuang untuk hubungan ini agar terus bertahan. Lucas memang cowok idamannya, namun, kekurangannya ya.. hanya tadi.
Leslie melihat sebuah tempat makan pizza yang merupakan tempat kencan pertama mereka. Ia tersenyum seperti orang bodoh sambil melihat ke arah jendela, menampilkan orang - orang yang sedang makan. Namun sesuatu menangkap matanya, ada Lucas dan dengan perempuan LAIN?! Leslie menatapnya dengan baik - baik, ia yakin bahwa itu Lucas. Leslie memasuki restoran itu dengan amarah di dalamnya Satu tubuhnya terasa panas. Semakin lama, ia semakin dekat dengan meja itu.
"Lucas." Leslie memanggil Lucas dengan nada tegas. Lucas tampak kaget melihat kehadiran kekasihnya itu sedangkan wanita yang di depannya secara pelan - pelan melihat ke atas. Tangan Lucas memegang tangan perempuan itu dan perlahan melepaskannya.
"Jadi inikah yang kamu maksud sibuk dan pergi ke kantor?" Leslie menahan air matanya. " Aku capek Luc, kamu.. KAMU TAU GAK?! SETIAP MALAM AKU NUNGGUIN KAMU, TAPI TERNYATA-" Kata - kata Leslie terpotong.
"Kita keluar aja." Lucas berusaha menggandeng tangan Leslie, namun ditepis olehnya.
"Kamu brengsek Lucas!" Leslie menangis. Namun dengan cepat ia menghapus air matanya, "Dan lo, LO CEWEK MURAHAN TAU GAK?!" Leslie meneriaki cewek di depannya, lalu meninggalkan restoran itu. Lucas terlihat sedih sekali. Tapi, Leslie lebih sedih, ia terus menangis, sampai di rumah ia pun tetap menangis. Ia buru - buru packing. Ia sangat marah dan kecewa dengan Lucas, jadi untuk apa ia tinggal dengannya.
Leslie baru kali ini, tampak seperti orang bodoh karena mempercayai Lucas.