Aku sampai satu jam kemudian, jalanan macet sekali. Selain itu aku juga mampir ke toko kue untuk menbelikan Arham cupcake.
Aku menekan bel, Risty yang membuka pintu, tersenyum melihatku datang, " Masuk kak."
Aku mengangguk, mengikutinya masuk ke dalam dan menaruh tas di sofa. " Yang lain mana?"
" Kak Sia sama Arham lagi nonton tv, mama belum pulang." Jelasnya. Aku mengangguk - angguk. Berjalan menuju ruang tengah. Arham langsung berlari ke arahku, aku menggendongnya.
" Kok lama? Macet ya?" Sia bertanya, yang hanya kubalas dengan anggukan. Aku menyerahkan cupcake yang kubeli.
" Makasih." Ucapnya.
" Arham mau?" Tawar Sia yang langsung dijawab dengan anggukan oleh Arham. Sia memberinya satu.
" Sudah makan Resh?" Tanya Sia. Aku menggeleng, " Belum, mau makan di rumah aja nanti. Nggak papa kan?"
" Ya nggak papa lah, justru aku tanya itu karena aku nggak masak hari ini. Kalo kamu makan dirumah kan aku nggak perlu masak." Sia meringis. " Aku capek banget hari ini. Tugasku banyak, belum lagi harus ngurus Arham, mikirin kamu yang ikut seleksi. Jadi males banget buat ngapa - ngapain sekarang."
Aku tertawa, Arham menarik jaketku meminta turun. Aku menurunkannya, lantas menghampiri Sia. " Kasihan," Aku mengusap kepalanya, " Mama kamu kemana emang? Masih kerja?"
Sia berjalan ke dapur mengambil minuman soda kaleng dari kulkas, menyerahkannya padaku. " Mama keluar kota selama tiga hari."
Aku membuka soda kaleng, meneguknya sedikit. " Kenapa nggak nyewa pembantu aja buat bantu kamu?" Ucapku menyarankan.
" Aku malah belum kepikiran kesana, nanti aku coba tanya sama mama."
Setelah itu hanya hening, hingga minumanku sudah habis. Aku menoleh ke arah Sia, ia tampak sedang melamun. Aku meraih tangannya, " Ada yang kamu pikirin Ya'? " Tanyaku.
Raut muka Sia langsung berubah, ia tersenyum, " Nggak Resh, nggak lagi mikir apa - apa."
Aku menatapnya dalam, " Bener?"
Ia mengangguk, " Iya." Sia melihat jam, " Kamu pulang gih, biar bisa makan. Ibu kamu pasti udah nunggu di rumah. "
" Iya, aku pulang dulu ya. Arham sama Risty mana?" Tanyaku setelah melihat ke ruang tengah.
" Lagi di kamar kayaknya, kamu pulang aja, nanti aku kasih tahu."
Aku mengangguk, berjalan keluar. " Aku pamit ya."
Sia tersenyum, melambai padaku. Aku segera melajukan motorku pergi.