Aku sedang menunggu giliran untuk melakukan seleksi kedua, saat salah satu rekanku mengatakan ada yang mencariku yang ternyata Sia dan Arham.
Aku tersenyum lebar saat melihat mereka. Arham langsung berlari ke arahku meminta gendong. Aku menggendong Arham lalu melihat Sia.
Ia meringis " Maaf ya aku tiba - tiba dateng, aku ganggu ya."
Aku tertawa, " Nggak lah Ya', aku malah seneng. Kalau ada kamu kan jadi nggak gugup."
Sia tersenyum tipis, " Aku ajak Arham juga soalnya dia nggak ada yang jagain di rumah."
" Kak Aresh mau lomba ya?" Arham bertanya.
Aku mengangguk, " Iya, Arham doain kak Aresh ya?"
Arham tersenyum lebar, " Iya! Semangat Kak!"
Aku tertawa lantas mengajak mereka berdua masuk. Kali ini aku mendapat urutan terakhir. Sambil menunggu aku menghabiskan waktuku bercerita dan bergurau bersama Arham dan Sia. Semua rasa gugupku hilang seketika. Aku bersyukur mereka ada disini. Hingga Saat giliran namaku dipanggil, aku menurunkan Arham dari pangkuanku. Lalu menatap Sia. Ia bergumam, " Pasti bisa. " Sambil tersenyum menenangkan.
Aku balas tersenyum, dan segera masuk ke tempat seleksi.
Aku keluar satu jam kemudian. Segera cuci muka dan berganti pakaian. Dahiku berkerut saat melihat tempat yang tadi digunakan Sia dan Arham telah kosong. Kemana mereka?
Aku mencari mereka keluar tempat seleksi, menatap sekitar. Pandanganku tiba - tiba gelap. Seseorang menutup mataku, ia berbisik, " Doaku manjur kan?"
Aku tersenyum melepaskan tangan di wajahku. Berbalik, Sia tersenyum lebar menatapku, " Lancar kan?"
Aku mengangguk, " Doanya manjur kok, Arham mana?" tanyaku setelah menyadari Sia tidak bersama Arham.
" Tuh lagi beli es krim." Ucapnya sambil menunjuk Arham di seberang yang sedang memilih - milih es krim. " Kesana yuk, nyusul Arham."
Aku mengangguk, meraih tangan Sia agar kami bisa berjalan bersisian. Aku tahu ia sempat terkejut saat aku menggenggam tangannya. Tapi kuabaikan, aku hanya ingin memanfaatkan waktu sebaik mungkin jika nanti aku lolos seleksi, aku akan meninggalkan Sia selama dua bulan, mungkin lebih.
Arham melambaikan tangan saat melihat kami. Sia balas melambaikan tangan. Arham menghampiri kami dan menyerahkan es krim kepadaku dan Sia. Aku tersenyum, mengucapkan terima kasih.
Setelah menemukan tempat untuk duduk kami bertiga menghabiskan es krim sambil mengobrol. Arham berceloteh tentang lomba menggambarnya yang baru saja selesai tadi. Ia tersenyum bangga sambil menunjukkan sertifikat yang ia terima, ia mendapatkan juara 2. Tak terasa sudah hampir satu jam kami berada di sana. Es krim kami juga telah habis.
" Pulang yuk?" Ajak Sia.
Aku mengangguk, salah satu tangan ku menggandeng Arham menuju parkiran. Motorku segera melaju meninggalkan tempat seleksi.