Lima tahun kemudian…….
Suasana tempat peresmian cukup ramai, bahkan banyak donator siap membantu yayasan dan klinik impian mereka. Mereka cukup puas. Namun, mereka tidak pernah puas dalam satu titik karena kepuasaan tidak akan membuat sebuah peningkatan. Kepuasan dimana tidak ada titik tangga. Dan, puncak akhir itu adalah kepuasan. Apabila masih ada anak tangga berarti itu masih berjalanlah impian itu.
“Nathan!”
Nathan menenggok ke belakang. Dia melihat cimol bersama Maimunah. Dan, mereka terlihat seperti keluarga bahagia. Kebetulan Maimunah istri Cimol sedang hamil 7 bulan dan mereka menyempatkan ke acara peresmian Yayasan dan Klinik Nol Rupiah dalam Senyuman.
“Nat, siapa dia?” Tanya Vanno.
“Dia sahabat aku mulai dari TK sampai SMU. Namun, kita memiliki impian yang berbeda. Ya, begitulah Cimol.” Jawab Nathan.
“Mol, kenalin ini Vanno sahabat aku sejak awal semester.”Ujar Nathan. “Van, ini Cimol. Dan, ini Maimunah istri Cimol. Dia juga teman sekelas aku waktu SMU.” Tambah Nathan.
“Salam kenal, Bro Mol!” Ujar Vanno.
Lalu mereka menuju ke arah peresmian. Rafael dan Rahman sudah berada di sana. Kemudian acara di mulai dengan pembacaan doa yang dilakukan Rahman. Dan, dilanjutkan pemotongan pita, serta pemotongan tumpeng.
Acara berjalan lancar dan Cimol menyelipkan sebuah surat untuk Nathan. Dan, membisikan ke Nathan kalau surat itu sudah lama dari Jasmine Shelomita. Namun, baru sempat untuk memberikannya.
Nathan langsung keluar dari kerumunan acara. Dia mencari tempat yang sedikit sepi. Dia mulai membuka isi surat dari Jasmine.
Bandung, 01 September 2010
Dear Nathan Septian,
Hai apa kabar? Kamu pasti terkejut dengan isi surat ini. Aku tahu sebenarnya di malam itu aku tidak bermaksud mempermalukanmu. Namun, sebenarnya aku juga memiliki perasaan yang sama denganmu semenjak awal.
Aku tahu kamu pasti terluka. Dikala itu, aku ingin sekali membalas dengan kata iya. Namun, setelah aku tahu kenyataan terburuk tentang penyakitku Alzhimer stadium akhir ini. Lebih baik aku mundur.
Benar, aku dengan dia memiliki hubungan sebagai kekasih. Namun, perasaan cintaku hanya untukmu. Bahkan, aku menahan rasa cemburu itu saat kau bersama Maura. Namun, siapa aku? Aku bukan siapa-siapa kamu? Aku hanya gadis asing yang memiliki penyakit dan tidak punya banyak waktu hidup. Bahkan, setiap detik ingatanku akan mulai menghilang.
Nathan, aku sangat mencintaimu. Dan, aku tahu kamu juga mencintaiku. Tapi, aku takkan mampu membahagiakan kamu. Aku memilih menjauh dari kamu. Meskipun, aku tahu kamu begitu baik. Bahkan kebaikanmu membuatku jatuh cinta.
Nathan, kamu pasti tidak mengingat. Dimana waktu kecil sebenarnya kita pernah bertemu. Apa kau masih menginggat gadis Bali yang terjatuh karena di Bully teman-temannya karena memiliki tubuh gendut. Semenjak itu, aku melakukan diet keras. Namun, ternyata berdampak terhadap kesehatanku. Bahkan, banyak penyakit menghantam tubuhku ini.
Nathan, aku bahagia bisa bertemu dengan kamu lagi. Meskipun, hanya singkat. Kamu tidak pernah berubah. Namun, aku yang berubah. Nathan terima kasih kamu telah menjadi pahlawanku di masa kecilku saat itu.
Dan, aku selalu berdoa semoga kau menemukan wanita terbaik. Karena aku akan bahagia kalau kamu bahagia. Kamu juga bisa mengejar impianmu. Bahkan bisa membuat banyak orang bahagia.
Nathan, Aku sangat mencintaimu selamanya. Jangan pernah berubah…..
Jasmine Shelomita
***&&&***
Nathan, Rahman, Rafael, dan Vanno berjalan menyusuri setiap sudut klinik impian mereka. Bahkan, mereka masih mengingat kenangan perjuangan diantara mereka. Mereka bisa berada di sana karena masa lalu yang membuatnya untuk berjuang menundukkan dunia.
“Bukan uang yang aku cari, namun sebuah kepuasan atas menyelamatkan kehidupan orang. Meski terkadang kita pernah gagal menyelamatkan nyawa orang diluar kehendak kita. Dan, aku tidak akan menyerah karena aku lakukan dengan sepenuh hati aku.” Vanno.
“Ini bukan hanya tujuan komersial semata. Namun, profesi ini mengajarkan aku tentang cara menghargai sebuah kehidupan.” Nathan.
“Sebuah impian bahkan impian ini panggilan dari Tuhan. Aku bersyukur bisa menjadi perantara dalam menyelamatkan kehidupan.” Rafael.
“Impian ini ku persembahkan untuk dia yang ku cinta. Dia yang selalu mendidikku dan merawatku dengan penuh kasih. Bahkan restunya membawaku dalam suatu titik impian ini. Aku berjanji takkan ku sia-siakan profesi ini dengan tujuan buruk. Karena profesi ini mampu memberikan banyak pelajaran dan kebaikan untuk orang lain.”Rahman
Dikala itu, Nesya datang menghadiri peresmian itu. Vanno juga mengetahui kenyataannya kalau wanita yang ia cintai saat ini mengidap HIV/AIDS. Namun, cinta mengalahkan segala kekurangan dari pasangannya.
Nathan, Rahman, dan Rafael bahagia melihat sahabatnya menemukan cinta sejatinya. Bagi mereka kebahagiaan sahabatnya itu adalah kebagiaan mereka. Dan, impian adalah kehidupan bagi mereka.
Nathan memainkan lagu ciptaannya. Dan, mereka semua standing applause dengan permainan Nathan yang begitu memukau. Nathan bahagia, jika permainan pianonya disukai banyak orang.
“Jasmine, lagu ini aku persembahkan untuk kamu.” Nathan.
***&&&***