Pagi buta pukul 04.00. Mereka berempat bersiap untuk pergi ke kampus bersama. Semua kebutuhan kegiatan OSPEK hari ini sudah mereka siapkan.
“Oh, sial!” Teriak Rafael yang bingung mencari kaos kaki sebelahnya yang lupa entah kemana.
“Kamu kenapa?” Vanno melihat Rafael yang celingukan dan sedang kebingungan.
“Aduh, kenapa harus sekarang kehilangan kaos kaki?” Keluh Rafael seraya membongkar-bongkar seisi kamar kostnya.
“Kamu kenapa, Raf?” Celetuk Nathan.
“Ini loh, Nat. Kaos kaki sebelah Rafael hilang entah kemana.” Ceplos Vanno.
“Oh gitu. Kalau begitu pakai punyaku aja. Biar aku ambilin di kamar dulu ya.” Kata Nathan.
“Ya, ampun Bro. Aku harus bilang apa ke kamu? Kalau kamu itu baik banget.” Kata Rafael. “Thanks ya!”
Nathan hanya mengacungkan jempolnya. Dia tersenyum kepada Rafael. Dia segera mengambil kaos kaki untuk Rafael.
***&&&***
Rahman melakukan sholat subuh dan berdzikir setiap pagi. Sebelum berangkat dia melakukan sholat dhuha terlebih dahulu. Bagi Rahman dengan melakukan semua itu sebagai wujud syukurnya kepada Allah SWT.
Rahman pria yang tidak banyak bicara. Namun, dia mempunyai banyak sisi kebaikan. Bahkan, Rahman dalam keadaan yang serba pas-pasan dia masih menolong seorang pengemis yang kalah itu kelaparan.
Rahman sudah selesai mempersiapkan semua kebutuhan untuk kegiatan OSPEK. Ia langsung menuju kamar Nathan untuk berangkat bersama. Begitu juga dengan Rafael dan Vanno menuju kamar Nathan.
Mereka semua naik mobil Nathan. Karena banyak barang-barang yang harus ia bawa kali ini. Dan, ini masih hari pertama berarti masih ada lima hari lagi yang akan ia jalani.
Nathan melihat jam di tangannya menunjukkan pukul 06.00. Dan, itu berarti telat untuk mengikuti kegiatan Ospek tersebut. Nathan langsung mengas mobilnya hingga kecepatan tinggi di atas rata-rata. Mobil melesat bagaikan angin putting beliung dan dia juga berbakat untuk menjadi pembalap layaknya Valletino Rosi.
Rafael merasa perutnya tidak baik. Akhirnya Rafael muntah di tempat tujuan. Dan, ini akibat dari Nathan mengendarai mobilnya yang begitu cepat. Begitu juga dengan Rahman kepalanya menjadi sedikit pusing efek kebut yang dilakukan oleh Nathan.
“Nathan, kamu ini gila! Tapi, seru!” Kata Vanno.
“Seru?! Apanya sampai perutku mual, kepala pusing dan hampir jantungan. Ya, ampun Nathan. Boleh kamu ngebut tapi kamu bawa tiga nyawa orang.” Omel Rafael layaknya mak-mak yang dagang di Pasar.
“Aduh, udah dong Rafa. Kamu jangan ngomel melulu. Ini kepalaku makin pusing.” Rahman seraya mengoleskan minyak angin di kepala dan lehernya
“Iya, maaf dech Rafa. Tapi, aku takut hari pertama ini kita kena hukuman bersama.” Kata Nathan.
“Aduh, aduh. Kita udah telat apa mau kita nanti dihukum senior?” Ujar Vanno.
Akhirnya, mereka berjalan melangkah bersama menuju ke lapangan untuk ikut upacara pembukaan OSPEK. Namun, sayangnya mereka telat dan terpaksa kena hukuman senior. Dan, betapa beruntungnya Nathan dibebaskan dari hukuman asalkan dia mau untuk diajak jalan oleh senior seusai kegiatan OSPEK.
Nathan kali ini menolak kompensasi tersebut. Bagaimana tidak temannya disana menjalankan hukuman sedang dia bebas dari hukuman. Namanya ikatan persahabatan itu seperti lirik lagu jadul dahulu “Persahabatan bagai kepompong”
Nathan akhirnya juga menjalani hukuman bersama dengan ketiga sahabatnya. Dia rela asalkan bisa bersama. Karena itu, sahabatnya makin salut dengan sifat Nathan yang memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi.
***&&&***
Nathan dan ketiga temannya duduk di kantin. Tiba-tiba ada seorang senior laki-laki mendatangi mereka. Dia mencoba menantang Nathan yang diduga mengoda pacarnya. Nathan pun merasa tidak pernah mendekati atau merebut kekasih siapa pun itu. Tujuan dia masuk ke kampus itu hanya mengejar impian dan belajar.
Senior laki-laki itu sangat gerang karena Nathan tidak mau mengakui kesalahannya. Nathan berusaha untuk tetap sabar dan bijaksana. Akan tetapi Rafael mulai angkat bicara. Dia tidak ingin sahabatnya dipojokkan dan dikambing hitamkan. Vanno juga mencoba membela Nathan. Begitu juga dengan Rahman yang mulai angkat bicara di tengah perseteruan yang makin memanas.
Tiba-tiba gadis yang dimaksud itu datang. Dia mengatakan kepada senior laki-laki itu kalau dia ingin putus. Lelaki itu makin curiga dengan keputusan kekasihnya itu. Lalu dia menghantam muka Nathan, tapi beruntungnya hantaman itu melesat dan mengenai wajah Rafael.
Rafael mulai gerang, karena dia paling membenci seseorang menghantam wajah tampannya. Ia membalas senior laki-laki itu hingga lebab-lebab. Senior laki-laki itu mengancam Rafael untuk dihabisi. Rafael tidak takut dengan ancamannya. Dia malah menantang senior laki-laki itu untuk duel muangtai di Ring. Senior itu menerima tantangan yang akan diadakan setelah OSPEK.
Nathan mencoba menenangkan Rafael yang emosinya meledak-ledak. Dia takut kalau sahabatnya akan terjadi sesuatu yang fatal. Rafael pun mencoba memberi pengertian ke Nathan kalau dirinya itu baik-baik saja.
***&&&***
Hari kedua……
Nathan dan anggota lainnya melakukan inovasi baru terhadap makanan atau semacamnya yang mengandung banyak gizi. Akhirnya, dia membuat produk susu almond yang dapat melunturkan kolestrol serta baik untuk kesehatan kulit bagi wanita terutama. Produk selesai dibuatnya dan dipresentasikan.
Nathan dan kelompoknya mendapatkan juara terbaik atas produk inovasinya. Dan, gadis pembawa masalah itu datang tiba-tiba memeluk Nathan. Nathan mencoba melepaskan pelukan gadis itu. Dia tidak ingin masalah datang kembali.
“Ih….gadis itu pasti ini bikin si Nathan kena masalah baru lagi.” Bisik gadis lain.
“Iya, kasihankan Nathan jadi dikambing hitamkan lagi.”Bisik gadis-gadis.
Rafael amat kesal dengan sikap gadis itu yang sangat agresif, “Kakak, tolong ya jangan kasih masalah lagi sama Nathan. Gara-gara sikap kakak yang seperti ini jadinya Nathan kena masalah dengan cowok kakak. Sebaiknya kakak jauh teman kami.”
“Betul, Kak. Kita di sini berniat untuk mencari ilmu dan mengejar impian kita. Jika kakak hanya bermain-main lupakan saja. Sebaiknya kakak pergi dari sini!”Ceplos Vanno.
Gadis itu merasa malu karena dirinya telah dipermalukan di depan umum. Karena dia belum pernah dalam keadaan seperti itu. Biasanya setiap lelaki yang dia dekati selalu saja bertekuk lutut dan mudah sekali untuk ditaklukkannya. Akhirnya, gadis itu pergi dengan mlengos begitu saja seperti tanpa dosa.
“Syukur dech dia pergi. Dasar gadis pembawa masalah.” Bisik Rafael.
***&&&***
Hari pertama telah berlalu hingga pada hari akhir kegiatan OSPEK itu berlangsung. Hari ini persiapan untuk malam terakhir alias pertanda hari kegiatan OSPEK itu berakhir. Keempat mahasiswa itu merasa tidak sabar agar hari ini cepat untuk berakhir. Karena cukup melelahkan dan membuatnya cukup menderita.
Nathan telah mempersiapkan performance terakhirnya di acara malam nanti. Dia akan memainkan piano untuk acara tersebut. Dia akan berduet dengan Rafael dalam lagu tersebut. Rafael memiliki suara merdu seperti Afgan.
Rafael dan Nathan terus berlatih sebelum acara malam harinya untuk perwakilan regunya. Ketika mereka berlatih, rupanya para gadis-gadis di kampus itu mulai memperhatikan.
Di jendela ruang musik, beberapa gadis mengintip dari luar jendela. Seorang senior bersama anggota genknya merasa penasaran dengan apa yang di lihat para gadis-gadis itu dari luar jendela. Ketika itu dia melihat kedua orang itu yaitu Nathan dan Rafael yang sedang bermain musik. Sedangkan kedua temannya yaitu Vanno dan Rahman hanya duduk-duduk seraya ngemil keripik singkong.
“Aduh, aku nggak sabar dech lihat mereka berdua performance nanti malam.” Bisik gadis-gadis itu.
“Aduh, Van. Kamu sekarang ada sainganya dia.” Bisik temannya.
Senior itu bernama Ervan Hadi Jaya Sentosa. Ervan merasa kesal dengan kehadiran mereka berempat terutama Nathan. Dia menjadi sedikit menurun pesonanya di hadapan para gadis-gadis di kampus itu.
***&&&***
Beberapa detik lagi mereka berdua akan performance di acara akhir penutupan kegiatan OSPEK. Mereka berdua sangat di tunggu-tunggu terutama oleh kaum hawa di kampus ini. Semua mata tertuju kepada mereka.
Nathan akan memainkan musik yang begitu romantis. Lagu itu persembahan untuk Almarhumah Jasmine yang telah meninggal beberapa waktu yang lalu. Sedangkan Rafael ingin melampiaskan kekesalannya terhadap wanita yang telah pergi membawa sebagian hatinya. Hingga menjadi luka yang mengangga.
Nada instrument mulai Nathan mainkan di malam itu. Lagu yang berjudul One Sweet Day. Baru saja mereka memulai memainkannya, ketika itu banyak para gadis begitu meleleh hatinya.
Sorry I never told you
All I wanted to say
And now it's too late to hold you
'Cause you've flown away
So far away
Never had I imagined
Living without your smile
Feeling and knowing you hear meIt keeps me alive
Alive
And I know you're shining down on me from Heaven
Like so many friends we've lost along the way
And I know eventually we'll be together
One sweet day
Darling, I never showed you
Assumed you'd always be thereI took your presence for granted
But I always cared
And I miss the love we shared
And I know you're shining down on me from Heaven
Like so many friends we've lost along the way
And I know eventually we'll be together
One sweet day
Although the sun will never shine the same
I'll always look to a brighter day
Lord I know when I lay me down to sleep
You will always listen as I pray
And I know you're shining down on me from Heaven
Like so many friends we've lost along the way
And I know eventually we'll be together
One sweet day
And I know you're shining down on me from Heaven
Like so many friends we've lost along the way
And I know eventually we'll be together
One sweet day
Sorry I never told you
All I wanted to say
By : Mariah Carey – One Sweet Day.
Mereka menjadi pasangan kalaborasi yang cukup sukses di malam itu. Suasana hening dan hembusan angin itu membawa mereka terenyuh. Hingga nada terakhir itu bak meluluh lantahkan hati seluruh gadis-gadis itu.
Nathan menjadi kalut dan terlepas semua bebannya. Dia berusaha tegar karena kenangan itu takkan pernah mati. Begitu juga dengan Rafael di tengah lirik terakhirnya air mata itu telah menetes begitu saja. Rasa sakitnya itu terhadap wanita yang dia cintai. Perasaan kekecewaan atas semua cinta yang telah terjatuh kepada wanita itu.
Kesunyian malam
Ku tuangkan semua perasaan ini
Kerinduan akan senyumanmu
Aku merasa kau masih tetap hidup
Meski kau hanya hidup di hatiku
Karena perasaanku ini masih untukmu
Dan, aku tidak tahu masih bisakah aku jatuh cinta lagi…
Jatuh hati kepada wanita lain
Rindu by Nathan.
Beberapa penonton menguncurkan air mata. Sebuah applause untuk di akhir penampilan mereka. Seakan malam ini suasana menjadi satu diiringin musik untuk menyampaikan sebuah perasaan itu.
***&&&***
“Bro, kalian memang hebat bisa membius hati para gadis-gadis.” Kata Vanno.
Nathan hanya tersenyum. Namun, dia melakukan semua itu karena rasa rindunya terhadap Jasmine. Sedangkan Rafael rasa patah hati terhadap wanita yang telah ia perjuangkan. Di tengah perjuangan itu hanya menjadi serpihan abu yang telah tebakar atas penghianatan yang telah dia berikan.
“Hmmm seakan kalau aku menginggat performance kalian berdua seperti memberikan nyawa terhadap tiap nada yang telah dimainkan dan lirik yang telah dinyanyikan. Mungkin kalau aku melihat kalian rasanya seperti patah hati yang begitu dalam. Apa itu yang telah kalian rasakan terjebak dalam perasaan patah hati?” Kata Vanno.
Rahman hanya terdiam dan mendengarkan saja. Dia hanya terdiam mendengar mereka yang terus berbicara. Rahman hanya focus membaca berita di detik.com. Dia memang pria yang tidak banyak bicara seperti vampire.
Mereka berempat menghabis malam bersama. Seakan tanpa mereka sadar sudah pukul tiga pagi. Rahman yang sudah tertidur sedangkan mereka bertiga masih saja mengobrol.
***&&&***