Idola– Sosok yang dikagumi dan dicintai meski tak memiliki ikatan apapun
Di tengah-tengah kerumunan para penggemar lainnya yang berada di halaman Mannat, Arshad melihat Karina melipat kedua tangannya di dada. Sesekali juga terlihat mengusap-usap kedua tangannya. Arshad pun membuka jaketnya dan berniat untuk memberikannya pada Karina.
“Karin, kamu terlihat kedinginan. Pakai saja jaketku. Aku rasa kamu lebih membutuhkannya,” kata Arshad sambil memberikan jaketnya.
Karina menggelengkan kepalanya. “Terima kasih. Aku hanya sedikit kedinginan. Tetapi aku masih bisa mengatasinya,” tolaknya dengan baik.
Raut wajah Arshad sedikit kecewa. Melihat hal itu, Karina jadi tidak ingin mengecewakan temannya yang sudah berniat baik padanya.
“Aku akan memintanya padamu jika memang aku merasa benar-benar kedinginan.”
Arshad pun tersenyum dan memakai kembali jaketnya.
Udara subuh di Mumbai memang tidak terlalu dingin, hanya saja mungkin Karina merasa sedikit kelelahan. Apalagi tubuhnya mungkin sedikit belum terbiasa dengan udara subuh, apalagi di Mumbai.
“Maya dan Malik apa masih sibuk dengan video rekaman mereka?” tanya Karina sambil memperhatikan sekelilingnya.
Arshad mengangguk. “Ya, mereka masih sibuk dengan rekamannya. Sudah sejak lama Malik ingin mengabadikan momen ini.”
“Itu bagus. Nanti aku akan bilang pada Malik untuk mengirimkan hasil rekamannya padaku.” Entah kenapa dipikiran Karina bahwa waktu terasa berjalan begitu lamban. Mungkin karena ia begitu tidak sabar menantikan kehadiran sang idola. Bagaimanapun juga, hari ini adalah momen yang begitu paling dinantikan oleh para penggemar Shah Rukh Khan di seluruh penjuru dunia, terutama Karina. Ia sudah menantikan momen ini sejak beberapa tahun lamanya.
“By the way, aku sudah pernah loh merasakan euforia seperti ini,” ucap Karina begitu selesai melahap rotinya.
“Sachch? Kab? (Benarkah? Kapan?)” tanya Arshad dengan nada ragu, lalu ia pun meneguk minumannya.
“Dalam mimpiku,” ucap Karina dengan santainya.
Mendengar hal itu membuat Arshad sedikit tersedak karena ia berusaha menahan tawanya ketika sedang minum dan ia hampir saja memuntahkan air minum dalam mulutnya.
“Are you okay?” tanya Karina memastikan kondisi Arshad yang sedang terbatuk-batuk.
“I’m okay,” sahut Arshad begitu batuknya telah hilang. Ia pun kemudian tertawa cukup keras. Beruntungnya orang-orang disekitar mereka disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Sehingga meskipun suara tawa Arshad cukup keras, mereka tidak akan menjadi pusat perhatian.
“Lalu, kenapa kamu jadi tertawa?” tanya Karina kebingungan.
“Itu karena perkataan kamu tadi. Aku sudah serius menanggapinya, ternyata hanya dalam mimpi.”
Karina juga ikut tertawa pelan. Ia sendiri tidak berpikir bahwa itu bisa membuat Arshad tertawa. “Walaupun hanya dalam mimpi, tetapi aku benar-benar seperti mengalaminya. Sampai-sampai Maya harus bersusah payah membangunkanku.”
“Benarkah itu? Aku tidak menyangka kalau kamu bisa juga tidur seperti itu.”
“Entahlah. Mungkin karena sebelumnya, aku telah melihat video para fans yang ikut merayakan ulang tahun Shah Rukh Sir di Mannat, tempat dimana kita berada sekarang ini. Jadi rasa antusias itu sampai terbawa ke alam mimpi.”
Arshad masih diam dan belum memberikan tanggapan karena ia pikir Karina masih akan melanjutkan ceritanya.
“Saat melihat video itu, aku seperti berada bersama mereka. Merasakan euforia yang begitu dalam karena bisa ikut merayakannya. Tetapi begitu selesai melihatnya, aku jadi punya keinginan yang sedikit berlebihan saat itu juga untuk bisa seperti mereka, meski aku tidak tahu kapan bisa mewujudkannya. Aku cemburu pada mereka yang sudah terlebih dahulu berada di Mannat untuk bisa bertemu dengan Shah Rukh Sir,” jelas Karina dengan hanya menatap lurus bangunan yang ada dihadapannya, sebuah bangunan yang menjadi tempat kediaman idolanya.
“Sekarang keinginan kamu itu sudah terwujud,bukan? Karena kamu sudah berada disini dan kamu hanya tingga menghitung menit untuk bisa menghilangkan rasa kecemburuan kamu itu.”
Karina mengangguk setuju menoleh ke arah Arshad. Ia pun mengamati sekelilingnya untuk mencari tempat yang bisa untuk beristirahat. Kakinya sudah merasa sedikit pegal dan ia memutuskan untuk duduk di dekat trotoar. Ia sudah sampai disini, hanya beberapa jam lagi idolanya pasti akan muncul.
Arshad mengikuti Karina, ia pun duduk tepat di sisi kiri Karina. Sepertinya, ia tidak akan membiarkan tamu istimewanya ini duduk sendirian. Arshad melihat Karina yang sepertinya sedang kelelahan. Lalu Arshad pun meminta Karina untuk istirahat sebentar di mobil. Arshad menyarankan agar Karina menunggu di dalam mobil saja. Namun, Karina menyangkalnya.
“Aku tidak apa-apa, Arshad. Kamu tenang saja. Coba deh, kamu lihat orang-orang disekitar kita?”
Arshad pun memandangi orang-orang yang ada disekitarnya.
“Kamu pasti bisa melihat kalau mereka juga terlihat kelelahan. Tetapi mereka tetap begitu semangat untuk menantikan kehadiran sang idola. Aku pun juga sama seperti mereka. Lagipula, rasa lelah ini akan hilang begitu aku melihat Shah Rukh Sir yang akan menyapaku. Maksudku lebih tepatnya menyapa para penggemarnya,” ucap Karina, lalu ia pun tertawa pelan.
Arshad pun ikut tertawa dan ia juga mengangguk menandakan setuju dengan apa yang dikatakan oleh Karina.
“Arshad, rasa lelah ini belum seberapa. Kamu juga tahu, bahwa Shah Rukh Sir juga pasti lebih lelah dari kita. Ia rela terbang jauh dari lokasi syutingnya untuk pulang ke Mumbai. Mungkin ia hanya istirahat sebentar lalu kembali disibukkan dengan menyapa kita, para penggemarnya,” ucap Karina dengan nada semangat.
“Ya, kamu benar. Shah Rukh Sir sangat menghargai para penggemarnya dan itu membuatku semakin bangga menjadi salah satu dari sekian juta para penggemarnya di berbagai belahan dunia ini,” kata Arshad yang juga tak kalah semangatnya.
Karina kembali memperhatikan sekitarnya. Para penggemar Shah Rukh Khan kembali berdatangan dan semakin memadati halaman Mannat. Ia melihat ada beberapa rombongan yang menggunakan seragam putih dengan foto Shah Rukh Khan. Ada beberapa diantaranya membawa spanduk. Ada beberapa yang membawa cinderamata berupa topi, lukisan dan juga kaos. Semuanya dihiasi dengan wajah Shah Rukh Khan.
Ada juga beberapa diantaranya berkostumkan peran Shah Rukh Khan dibeberapa filmnya, seperti peran Shah Rukh Khan sebagai Raj difilm ‘Dilwale Dulhania Le Jayenge’ dengan memakai topi dan jaket khas karakter Raj.
Bahkan ada juga yang memakai kacamata dan berkumis tebal dengan mengenakan kemeja seperti karakter Surinder Sahni difilm ‘Rab Ne Bana Di Jodi’. Dan yang paling uniknya ada beberapa diantaranya yang menuliskan ‘SRK’ di wajah mereka. Dan tentunya, masih ada lagi hal-hal yang bisa dibilang lebih ‘gila’ lagi yang dilakukan oleh mereka.
Karina hanya bisa senyum-senyum sendiri melihat ke‘gila’an para penggemar Shah Rukh Khan lainnya. Arshad yang secara tidak sengaja melihat Karina yang sedang tersenyum itu pun menanyakan penyebabnya.Karina merasa sedikit malu karena tertangkap basah oleh Arshad sedang tersenyum secara tiba-tiba “Kamu tahu tidak?” Arshad pun langsung merespon pertanyaan Karina dengan menggelengkan kepalanya berkali-kali.
“Sudahlah, hentikan. Aku tidak menyuruhmu untuk menjawabnya.”
Arshad pun berhenti menggelengkan kepalanya dan tersenyum lucu. Karina tidak terlalu memperdulikan tingkah usil Arshad.
“Aku sebenarnya memang merasa cemburu pada para penggermar Shah Rukh Sir lainnya. Mereka bisa melakukan apa saja untuk Shah Rukh Sir,” ucap Karina, lalu ia pun terdiam sejenak. Sementara Arshad belum memberikan komentar apapun karena ia tahu kalau Karina akan melanjutkan ucapannya.
Karina mendesah pelan. “Sedangkan aku… aku belum pernah memberikan apapun untuk beliau. Sempat terpikir olehku untuk memberikan sesuatu yang paling berkesan untuk beliau, agar Shah Rukh Sir bisa mengingat bahwa ada seorang penggemar beratnya di Indonesia yang akan selalu mengaguminya dan juga mencintainya. Tetapi, aku bingung untuk menentukan sesuatu yang harus kuberikan pada beliau. Dan itu membuatku menyerah.”
“Aku telah melihat berbagai macam para penggemar Shah Rukh Sir dari seluruh dunia di berbagai media. Banyak hal yang mereka lakukan untuk bisa mendapatkan perhatian darinya. Apapun akan mereka lakukan untuk bisa bertemu langsung dengannya. Meski kamu tidak bisa melakukan apapun untuknya, aku yakin beliau juga akan merasa bangga memiliki penggemar seperti kamu,” ucap Arshad dengan begitu tulusnya, ia pun tak lupa mengembangkan senyuman manisnya.
* * *
Kini Maya dan Malik telah bergabung bersama Karina dan Arshad. Orang-orang disekitar telah bertambah dan semakin memadati halaman rumah sang idola. Mereka berempat telah berada di barisan depan.
Berada di barisan paling depan ternyata butuh perjuangan yang cukup keras. Sekembalinya Karina dan Arshad menjemput Maya dan Malik ternyata para penggemar lainnya telah berdatangan dan mengambil posisi masing-masing.
Tentu saja bisa dipastikan semua penggemar yang ada disini ingin berada di barisan terdepan untuk bisa melihat secara langsung sang idola tanpa terhalang. Karena itulah, mereka berempat juga tidak ingin ketinggalan mengambil alih posisi terdepan. Meski harus melewati padatnya kerumunan penggemar lainnya.
Maya dan Karina saling berpegangan agar tidak terjatuh karena desakan dari penggemar lainnya yang berada dibelakang mereka. Arshad dan Malik sepertinya tahu kapan seorang lelaki bersikap gentle, keduanya pun selalu bersiap untuk segera mencegah hal itu terjadi dengan berada tepat dibelakang Karina dan Maya.
Hal itu tentunya membuat Karina dan Maya mengalami kesulitan untuk menjaga jarak agar tidak terlalu dekat dengan kedua pemuda India yang telah menjadi teman mereka. Namun, dalam keadaaan dan suasana seperti ini Karina dan Maya tidak bisa memaksakannya. Lagipula, Karina dan Maya telah percaya bahwa kedua temannya itu tidak akan mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Maya sepertinya tidak ingin melewatkan momen ini, sama seperti Malik yang tengah sibuk merekam dengan video cam miliknya, Maya pun mengajak ketiga temannya untuk mengabadikan momen ini dengan foto bersama. Lima foto telah berhasil tersimpan di memori ponsel Maya. Ia segera memilih tiga dari kelima foto-foto tersebut untuk segera diunggah ke jejemaring sosial miliknya, baik dari akun facebook maupun twitter. Ketiga foto tersebut telah berhasil diunggah dengan capture #kingkhanbirthday #mannat dan tidak lupa pula ia menandai akun ketiga temannya.
Maya memberitahukan kepada ketiga temannya untuk segera membuka akun jejemaring sosial masing-masing. Ketiganya tidak hanya memberikan ‘like’, tetapi juga memberikan komentar.
Mereka berempat tengah sibuk berselancar di jejemaring sosial ketika suara teriakan saling bersahutan. Sontak hal itu membuat mereka kaget dan saling bertanya satu sama lain. Arshad langsung berpikir bahwa sang idola akan segera muncul, tetapi mereka belum melihat kehadirannya sama sekali.
Namun satu hal yang pasti adalah tanda-tanda kehadiran sang idola telah di depan mata. Satu persatu yang mungkin merupakan bodyguard dari sang idola telah menaiki pagar besi hitam yang menjadi tempat sang idola akan menyapa para penggemarnya. Dan suara sorak sorai dari para penggemar pun semakin terdengar heboh.
* * *
Jantung Karina semakin berdebar kian tak menentu. Impiannya untuk bisa melihat sang idola akan segera terwujud. Sebuah momen yang selama ini hanya menjadi penghias mimpi dalam tidur Karina kini akan menjadi sebuah momen berharga yang tak akan pernah bisa terlupakan. Bahkan Karina ingin merekam semua hal yang akan terjadi di hari ini dalam ingatannya.
Bagi Karina disekililingnya seolah tak ada siapapun. Dalam pikirannya hanya ada dirinya dan sang idola. Tidak seorang pun yang mengerti tentang hubungan antara fans dan idolanya. Sebuah hubungan yang tak terikat hubungan darah dan juga sebuah hubungan yang tak saling mengenal. Hanya sebuah hubungan yang terlahir dari rasa suka dan kagum hingga menjadi cinta. Cinta yang meski tak diungkapkan akan terbalas bersamaan hadirnya karya-karya dari sang idola.
Tidak ada seorang pun yang mengerti bagaimana seorang penggemar bisa begitu mengidolakan seorang artis yang bahkan sang idola itu sendiri tak mengenalnya. Melakukan hal yang tidak akan pernah disangka oleh banyak orang hanya demi bertemu dengan sang idola. Seorang penggemar bisa sangat memuja idolanya layaknya seperti seorang kekasih yang dimabuk cinta dengan pujaan hatinya.
* * *
Inilah waktunya yang paling ditunggu-tunggu bagi seluruh penggemar yang berada di Mannat. Termasuk Karina yang semakin tak sabar untuk bisa segera melihat sang idola tersenyum menyapanya.
Karina bahkan tak sanggup untuk menahan rasa bahagia yang teramat besar dalam dirinya. Ia mencoba untuk tenang dan menguasai dirinya agar tidak terlalu berlebihan. Bagaimana kalau dirinya bisa saja pingsan dan tentunya itu akan membat dirinya kehilangan kesempatan untuk bisa melihat sang idola. Ia menarik napas panjang secara perlahan dengan menutup kedua matanya lalu mengembuskan napasnya secara perlahan pula. Ia harus bersikap tenang dalam situasi seperti ini. Ia mendengar suara sorak sorai yang kian semakin heboh, Karina percaya bahwa inilah waktunya sang idola akan menaiki pagar besi berwarna hitam itu.
Deg… Hatinya berdebar begitu keras seperti merasakan getaran hebat yang muncul dalam dirinya. Ini seperti pertanda yang menunjukkan bahwa ia harus segera membuka matanya.Dalam hati Karina mulai menghitung mundur. ‘Tiga… Dua… Sa…Satu.’
Dan seseorang yang paling dinantikan kehadirannya kini ada di depan mata Karina. Sang idola terlihat menaiki satu per satu anak tangga untuk bisa sampai di atas pagar besi berwarna hitam itu.
‘KING KHAN… KING KHAN… SHAH RUKH KHAN….’ Teriakan nama sang idola terdengar bergema ditelinga.
Kini sang idola telah berada di atas pagar besi berwarna hitam dan menyapa hangat para penggemarnya. Sang idola pun tak hentinya tersenyum sembari melambaikan tangan menyapa para penggemarnya yang telah memadati jalan raya tepat di depan Mannat. Sang idola juga tak lupa mengucapkan kata ‘thank you’ sambil sesekali menyatukan kedua tangannya dan meletakknya di dada bidangnya sebagai rasa terima kasih.
Karina tak tahu bagaimana perasaannya saat ini. Bahagia, terharu dan sedikit tidak percaya bahwa ini adalah kenyataan pun menghinggapi dirinya. Namun, ia bisa memastikan bahwa kini ia adalah orang yang sangat bahagia hingga rasa kebahagian itu pun sulit diungkapkan dengan kata-kata.
‘Ini seperti de javu,’ batin Karina.
Karina seperti pernah merasakan hal ini terjadi sebelumnya. Entah itu hanya dalam mimpi, ia tidak peduli. Karena yang terpenting, ia bahagia bisa merasakannya kembali. Ia berharap, agar momen yang begitu membahagiakan ini akan terulang kembali, lagi dan lagi.
* * *
Ingin sekali rasanya aku bisa masuk melewati beberapa bodyguard dan membuka gerbang itu. Menemui sang idola yang telah berada di atas pagar besi hitam itu. Mengatakan padanya betapa aku begitu memujanya dan aku ingin memeluknya dengan banyak cinta. Mungkin ini terdengar gila. Tapi tidak bagi seorang penggemar yang begitu tergila-gila dengan idolanya.
Entahlah. Bagaimana pikiran itu bisa menguasai dirimu? Sadarlah, Karin! Ada dinding pembatas yang terlalu sulit untuk di tembus. Memang sulit bagiku bisa bertemu dan bicara secara langsung dengannya. Aku tidak boleh berharap lebih dari ini. Saat ini aku sudah bisa melihatnya secara langsung saja itu lebih dari cukup, kalau aku ingin meminta lebih hanya akan terasa lebih menyakitkan.
Mungkin akan ada waktu yang tepat di suatu tempat nanti yang akan mengizinkanku untuk bisa memenuhi keinginanku ini. Jadi bersabarlah, Karin. Kesabaran itu akan membuahkan hasil yang luar biasa. Untuk saat ini, aku hanya bisa mengucapkan terima kasih pada Arshad yang telah membantuku. Dan bersyukur pada Allah swt. yang telah memberikanku kesempatan yang luar biasa ini.