Read More >>"> Namaste Cinta (DAY 3 - SENJA DI LANGIT TAJ MAHAL) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Namaste Cinta
MENU
About Us  

Pagi yang cukup cerah semakin menambah semangat untuk menuju ke kota Agra. Perjalanan kali ini ditempuh dengan menaiki kereta api. Meski mengalami sedikit kendala karena pada awalnya Maya tidak ingin naik kereta api. Dia tidak terbiasa menempuh perjalanan darat dengan waktu yang cukup lama. Namun hal tersebut dapat teratasi. Karina meyakinkan sahabatnya itu bahwa tidak akan ada yang perlu dikhawatirkan selama perjalanan.

Pukul 6 pagi waktu setempat, mereka berempat sudah tiba distasiun kereta api. Tidak perlu menunggu waktu lama untuk segera berangkat. Selama perjalanan, Maya hanya tertidur karena sebelumnya ia telah meminum obat untuk penghilang rasa mabuk perjalanan. Sementara itu, ketiganya terlibat obrolan ringan seputar kehidupan mereka masing-masing. Obrolan yang tidak terlalu dalam, hanya saja dengan begitu mereka bisa lebih saling mengenal satu sama lain.

* * *

Setibanya di kota Agra, mereka berempat langsung menuju penginapan yang letaknya tidak jauh dari Taj Mahal untuk beristirahat sejenak. Setelah check in dan meletakkan tas di kamar mereka masing-masing, tentunya mereka hanya memesan dua kamar dengan diisi masing-masing kamar oleh dua orang. Tidak lama bagi mereka menghabiskan waktu untuk beristirahat, karena mereka memutuskan untuk segera mengunjungi Taj Mahal. Perasaan bahagia, senang dan penasaran khususnya bagi Karina dan Maya, mengalahkan rasa lelah dari perjalanan.

Sekitar 500 m jarak yang mereka tempuh dari penginapan untuk sampai di Taj Mahal. Antrian yang cukup panjang harus mereka hadapi mengingat banyaknya turis asing dari berbagai negara juga ikut memadati antrian.

Malik yang berdiri dibarisan paling depan diantara ketiga temannya itupun memesan empat tiket untuk pengunjung lokal. Entah apa yang dikatakan oleh Malik pada petugas yang menjual tiket, hingga Karina dan Maya bisa mendapatkan tiket dengan tarif yang sama dengan pengunjung lokal.

Malik dan Arshad memang sengaja membawa Karina dan Maya ikut mengantri dengan mereka agar Karina dan Maya tidak mengalami kebingungan. Lagipula, mereka memperlakukan Karina dan Maya sebagai tamu mereka, bukan sebagai turis yang datang untuk berlibur. Sehingga mereka berpikir bahwa tamu memang harus mendapatkan pelayanan dan perlakuan istimewa.

Setelah selesai dengan urusan pembelian tiket, pengunjung diwajibkan menitipkan tas di ruang loker yang telah disediakan. Mereka hanya menitipkan satu tas ransel berukuran cukup besar miliknya Malik di loker, karena sebelumnya Karina dan Maya hanya membawa satu tas kecil yang bisa disimpan di dalam tas ranselnya Malik. Mereka memang sudah mempersiapkan hal itu sebelumnya. Hingga mereka hanya membawa barang-barang yang diperlukan saja, seperti ponsel, kamera dan dompet. Setelah mengurus semua persiapan untuk masuk ke dalam, akhirnya mereka berempat menuju bangunan utama.

 Karina terdiam sejenak sebelum kakinya melangkah masuk ke dalam. Hal itu membuat ketiga teman Karina juga ikut menghentikan langkah mereka.

“Apa yang kamu lihat, Karin? Bukankah kamu penasaran ingin segera masuk ke dalam?” Arshad pun segera bertanya untuk memastikan alasan Karina yang tiba-tiba saja berhenti.

“Aku melihat sebuah bangunan bersejarah yang begitu indah yang menjadi salah satu keajaiban di dunia. Sebuah bangunan yang dibangun atas dasar cinta, yang selama ini hanya pernah kulihat dari balik layar kaca saja,” kata Karina dengan wajah berseri-seri. Karina merasakan dirinya bergetar karena inilah kali pertamanya ia memandang Taj Mahal secara langsung dari jarak dekat.

Ketiganya tersenyum mendengar perkataan Karina.

“Ya, aku juga sama sepertimu, Karin,” timpal Maya.

“Kalian akan segera melihat keindahan bangunan ini secara langsung tanpa ada perantara layar kaca lagi,” kata Arshad diiringi tawa ringan yang memperlihatkan keakraban dari wajah tampannya.

“Kalau begitu tunggu apa lagi? C’mon guys!” ajak Malik yang terlihat lebih antusias. Padahal, ini bukanlah kali pertamanya ia datang berkunjung.

Kini, bangunan bersejarah itupun tepat berada dihadapan mereka. Disambut dengan taman yang begitu luas. Taman yang menjadi pendamping keindahan bangunan bersejarah Taj Mahal. Taman ini terbagi empat dengan adanya air mancur dan sepasang jalan setapak. Desainnya simetris sedemikian rupa bagaikan bayangan pada kaca dan semua mengarah ke mausoleum. Terdapat kolam berbentuk oktagonal di pertengahan taman yang dapat menunjukkan refleksi Taj Mahal di dalam air. Benar-benar sangat indah. Membuat siapapun ang melihatnya akan berdecak kagum.

Menusuri jalan setapak sambil melihat kesekeliling membuat siapapun yang memandang akan merasa tertegun dan berdecak kagum. Terutama seperti yang dirasakan oleh Karina dan Maya. Karina berjalan perlahan sambil menikmati pemandangan yang begitu indah nan menakjubkan. Padatnya para pengunjung tidak menjadi persoalan bagi Karina untuk bisa menikmati keindahan taman. Berbeda dengan Maya, ia terlihat asyik berbicara dengan Malik untuk bertanya mengenai Taj Mahal.

Masuk ke dalam Taj Mahal ibarat masuk ke sebuah masa kejayaan abadi yang di bangun atas rasa cinta yang mendalam. Betapa tidak, hampir tidak percaya rasa cinta seorang Shah Jahan kepada kekasihnya, Mumtaz, dituangkan ke dalam mozaik-mozaik yang sangat detail dan menawan seperti yang ada di dalam Taj Mahal. Bangunan bersejarah yang berhiaskan marmer putih dengan ukiran kaligrafi yang mewarnai dinding. Perpaduan warna serta pada padan simetris menjadi penambah keindahan bangunan bersejarah ini. Tak heran jika bangunan bersejarah ini selalu menarik perhatian dan mengundang decak kagum para pengunjung di seluruh dunia.

Tidak lupa pula Karina selalu mengabadikan hal-hal yang menurutnya indah dan unik yang dilihatnya dalam kamera yang selalu ia bawa. Karina tentunya tak ingin melewatkan kesempatan ini. Dengan potret yang berhasil ia abadikan dalam kameranya, akan menjadi bukti bahwa dirinya pernah menjajaki kakinya di salah satu tempat yang menjadi keajaiban dunia.

* * *

Setelah berkeliling Taj Mahal, pukul 5 sore waktu setempat mereka berempat kembali ke penginapan. Karina dan Maya merasa sangat senang. Keinginan mereka untuk bisa melihat langsung bangunan bersejarah itu pun telah terwujud. Bahkan mereka telah mengetahui sejarah pastinya dari guide tanpa membayar sepeser pun alias gratis. Karena guide mereka adalah teman mereka sendiri.

Sesampainya dipenginapan, mereka berempat langsung mengerjakan sholat berjamaah di musholla yang berada di dalam penginapan. Meski sedikit terlambat dari waktu semestinya, tetapi yang namanya kewajiban tetap harus dilaksanakan. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Ini adalah kali pertamanya bagi mereka berempat sholat berjamaah. Malik meminta Arshad menjadi imam dan ia pun setuju. Meski Arshad tidak terlalu mengeraskan suaranya, namun tetap saja masih terdengar jelas.

* * *

“Karin ….” Maya tiba-tiba memanggil Karina yang sedang bersantai di sofa.

“Ya,” sahut Karina tanpa menoleh ke arah Maya. Tatapannya fokus ke layar ponselnya. Ia sedang meng-upload salah satu fotonya ke akun facebook miliknya.

“Hei! Lihat aku dulu, dong. Aku mau bilang sesuatu sama kamu,” kesal Maya yang merasa tidak ditanggapi oleh Karina.

“Ya sudah, bicara saja. Aku dengerin, kok.”

Maya mendekati Karina dan duduk di sebelahnya. “Karin, feeling aku kayaknya Arshad ada rasa gitu deh sama kamu,” celetuk Maya.

“Maksudnya?” tanya Karina yang masih tetap fokus dengan ponselnya. Ia bertanya santai tanpa mengerti maksud perkataan Maya.

“Maksudku sepertinya Arshad punya rasa sama kamu. Rasa apalagi kalau bukan rasa suka ke kamu, Karin. Nggak mungkin juga ‘kan rasa yang tertinggal. Tapi kalau rasa yang terpendam mungkin juga, sih,” gumam Maya dengan wajah polosnya.

Meski Maya mengatakannya dengan nada pelan, Karina masih bisa mendengarnya dengan jelas. Ia pun langsung menatap Maya dengan wajah yang kesal. Menurutnya bahan candaannya Maya itu tidak lucu sama sekali. Tidak hanya itu, Karina memasang senyum datar dengan menoleh ke arah Maya sekilas, lalu kembali menatap layar ponselnya.

“Aku serius, loh, Karin,” gumam Maya lirih.

“Maya Lestari, please, jangan bicara yang aneh-aneh gitu. Aku sedang tidak ingin bercanda,” ucap Karina dengan nada datar dan tetap tidak berpaling dari layar ponselnya.

“Ya, maaf. Habisnya kamu sih, kalau aku tidak bicara seperti itu kamu pasti cuma cuek mendengarkanku bicara.”

“Baiklah, kalau memang itu masalahnya. Sekarang aku mendengarkan kamu. Tapi, awas saja kalau bicaranya aneh seperti tadi,” kata Karina mengalah, meletakkan ponselnya di meja dan memandang ke arah Maya.

“Bukan aneh sih, hanya saja ini masih tetap soal si Arshad.”

Karina mengernyitkan dahi. “Apa lagi?” tanyanya dengan nada datar.

“Aku hanya ingin bilang, bacaan lafal sholatnya Arshad bagus, ya. Suaranya juga terdengar merdu ditelinga. Nyaman dihati siapapun yang mendengarnya,” kata Maya diiringi dengan senyumnya yang polos.

“Kamu benar. Suaranya terdengar sejuk ditelinga,” sambung Karina.

“Aku baru kali ini mendengar bacaan sholat orang bule secara langsung yang bikin sejuk dihati.”

“Ya, pantas saja kalau bacaan sholatnya bagus. Dia pernah menang lomba adzan di kotanya.”

“Kok kamu tahu, Karin?”

Karina sedikit gelagapan mendengar pertanyaannya Maya. “Aku sering chatting sama dia. Jadi waktu itu aku pernah comment salah satu foto yang di upload-nya di facebook, background fotonya itu ada banyak piala. Terus aku tanya sama dia, pialanya siapa yang sebanyak itu? Dia jawab itu semua piala miliknya. Dan dia jelasin satu per satu sama aku tentang piala apa saja yang sudah diraihnya. Tidak semuanya juga sih, hanya beberapa saja itupun piala yang paling besar. Kalau semuanya dia jelaskan, bisa-bisa commentnya penuh dengan percakapan kami,” jelas Karina panjang lebar.

“Oh, gitu toh ceritanya,” ucap Maya manggut-manggut mengerti.

Masih terngiang ditelinga Karina suara Arshad yang membaca lantunan surah Al-Qur’an dalam sholat tadi. ‘Subhanallah, suaranya memang indah. Terdengar sejuk ditelinga. Aku memang belum pernah mendengar ada suara seorang pemuda yang membaca surah Al-Qur’an seperti itu. Semoga saja….’

“Hei, kamu lagi melamunin apa, sih? Kok tiba-tiba jadi diam gitu.”

Ucapan Maya menyadarkan Karina dari pikiran bawah sadarnya. Refleks Karina langsung menjawab dengan cepat. “Nggak ada, kok.”

“Pasti sedang memikirkan Arshad, ‘kan?” tanya Maya dengan nada menggoda.

Di tengah obrolan garing-menurut Karina-diantara kedua sahabat itu, terdengar suara pesan masuk WhatsApp dari ponsel Karina. Ia pun lalu membuka pesan tersebut.

“Pasti dari Arshad, ‘kan? Baru juga dibilang. Itu namanya jodoh, loh…,” kata Maya seraya mengerlingkan sebelah matanya, mencoba untuk terus menggoda Karina.

Karina hanya bisa menatap Maya dengan kedua alis terangkat dan mata terbelalak. Tentu saja membuat Maya hanya bisa tertawa cengengesan di tatap seperti itu oleh Karina. Bagi Maya, bagaimana pun kesalnya Karina pada dirinya, tetap saja Karina tidak bisa memasang wajah marahnya pada Maya. Karena Maya tahu sahabatnya itu paling sulit untuk bisa marah walaupun hanya sekedar akting.

* * *

Sementara itu, Malik juga mengutarakan pendapatnya pada Arshad. “Arshad, tadi mereka berdua kelihatan lebih cantik, benar ‘kan?” tanya Malik.

Arshad mengempaskan tubuhnya di atas kasur. “Mereka berdua? Maksudnya Karina dan Maya?” Arshad bertanya balik untuk memastikan.

“Ya, memangnya yang kubicarakan ini siapa lagi kalau bukan mereka.”

Alis Arshad berkerut samar, matanya menatap lurus langit-langit kamar. “Ya, kamu benar. Air wudhu’ yang membasuh wajah mereka membuat mereka lebih terlihat cantik,” gumam Arshad.

Malik berdecak kagum dan tersenyum. Mengetahui hal itu, Arshad menegur Malik. “Kenapa berdecak seperti itu? Jangan-jangan kamu lagi memikirkan hal yang aneh tentang mereka?” Arshad bertanya dengan nada penuh selidik.

Malik duduk di sebelah Arshad yang masih tetap berbaring dengan santainya. “Tidak,” sahut Malik dengan cepat. “Aku hanya kagum melihat kecantikan mereka. Itu saja,” kata Malik mencoba menjelaskan.

“Itu saja?” tanya Arshad dengan alis terangkat.

“Ya, itu saja. Aku memuji mereka karena aku hanya kagum. Mengagumi makhluk ciptaan-Nya bukan suatu kesalahan, ‘kan?”

Arshad hanya mengangguk. “Malik, bagaimana kalau sekarang kita ke roof top?”

“Ide yang bagus. Challo! (Ayo!)” Malik terlihat bersemangat. “Kita ajak mereka juga, bagaimana?” tanya Malik sebelum mereka keluar dari kamar.

Arshad beranjak dan mendekati Malik. Lalu ia mengayunkan ponselnya ke arah Malik. “Tenang saja. Sebelum aku bilang ke kamu, aku sudah mengajak mereka lebih dulu,” ucap Arshad seraya tersenyum, lalu membuka pintu kamar.

Malik mengikuti langkah Arshad. “Kamu ini cepat sekali kalau sudah menyangkut urusan tentang mereka.”

“Aku cuma menjalankan tugasku untuk memperlakukan mereka dengan baik. Mereka itu bukan cuma tamu, tetapi mereka juga sudah menjadi temanku.”

* * *

“Kalian sudah datang,” ucap Malik tersenyum. “Ayo, duduk. Kita nikmati secangkir chai (teh) ini sambil mengobrol,” ajak Malik mempersilakan Maya dan Karina duduk di kursi yang telah tersedia.

Karina dan Maya segera duduk. Posisi duduk yang sangat bagus menghadap ke arah bangunan Taj Mahal. Dari kejauhan tampak puncak Taj Mahal berhiaskan belasan burung yang terbang mengitari. Jadi, bagi siapapun yang memandangnya akan merasa takjub dan rasanya tidak ingin berkedip melihat indahnya pemandangan langit senja dan kemegahan bangunan Taj Mahal.

Pemandangan yang begitu mengagumkan. Keindahan istana Taj Mahal buatan makhluk ciptaan Allah Swt. bersatu padu dengan keindahan langit senja ciptaan Allah yang menjadi perpaduan pemandangan yang begitu menakjubkan.

“Oh ya, bagaimana hari ini? Apa kalian merasa lelah?” tanya Arshad membuka pembicaraan.

“Sedikit, tapi sekarang sudah hilang karena bisa duduk santai begini,” sahut Maya dengan semangat. Kemudian ia pun meniup dan meminum sedikit chai yang baru dituangkan oleh Arshad.

“Ya, Maya benar. Apalagi ditambah dengan menikmati pemandangan Taj Mahal di waktu senja seperti ini,” tambah Karina seraya tersenyum memandang ke arah Taj Mahal.

Arshad kembali bertanya pada Karina dan Maya, “Jadi, bagaimana perasaan kalian setelah melewati momen hari ini?”

“Tentunya aku sangat menikmatinya. Bahkan jika memungkinkan, aku ingin menghentikan waktu agar aku bisa menikmati momen ini lebih lama lagi,” sahut Karina sambil tersenyum penuh kebahagiaan. Lalu, ia pun kemudian meminum segelas chai miliknya yang masih mengepulkan uap.

“Kalau menurutku, ini akan menjadi pengalaman yang paling bersejarah dalam hidupku,” lanjut Maya dengan nada suara yang menggebu.

“Aku juga,” timpal Karina.

Merasa tidak ingin melewati momen indah ini, Karina pun berdiri dan mengambil capture pemandangan langit senja ini dengan ponselnya.

Guys, kita foto, yuk? Sangat disayangkan momen sebagus ini dilewatkan begitu saja,” ajak Malik dengan semangat.

That’s a great idea,” seru Maya sambil mendekati Karina.

Tanpa diperintah, Arshad dan Malik juga menyusul mendekati Karina. Dan alhasil, beberapa foto pun berhasil diabadikan dengan berbagai gaya pula.

Tak banyak waktu bagi mereka untuk menikmati suasana senja ini, karena suara adzan maghrib telah berkumandang yang menandakan telah bergantinya siang menjadi malam dan memanggil seluruh umat Muslim untuk menunaikan kewajibannya.

Meski obrolan yang berlangsung cukup singkat, namun keindahan pemandangan senja di langit Taj Mahal seakan menjadi saksi keakraban mereka berempat. Keakraban pertemanan mereka seperti telah terjalin cukup lama.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

1 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
When I Was Young
8239      1654     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
CATCH MY HEART
2451      907     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
Run Away
6668      1494     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Flowers
359      247     1     
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya. Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.
Coldest Husband
1306      675     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...
injured
1218      657     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
CAFE POJOK
3199      1077     1     
Mystery
Novel ini mengisahkan tentang seorang pembunuh yang tidak pernah ada yang mengira bahwa dialah sang pembunuh. Ketika di tanya oleh pihak berwajib, yang melatarbelakangi adalah ambisi mengejar dunia, sampai menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk memenuhi nafsu belaka. Bagaimana kisahnya? Baca ya novelnya.
Hati Yang Terpatahkan
1847      840     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
Glad to Meet You
249      190     0     
Fantasy
Rosser Glad Deman adalah seorang anak Yatim Piatu. Gadis berumur 18 tahun ini akan diambil alih oleh seorang Wanita bernama Stephanie Neil. Rosser akan memulai kehidupan barunya di London, Inggris. Rosser sebenarnya berharap untuk tidak diasuh oleh siapapun. Namun, dia juga punya harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Rosser merasakan hal-hal aneh saat dia tinggal bersama Stephanie...