Read More >>"> Accidentally in Love! (Book One) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Accidentally in Love!
MENU
About Us  

Sebut saja Christina sebagai gadis paling sial kali ini. Sepertinya kehidupan percintaan Christina tak pernah berjalan dengan mulus.

Lihatlah!

Ia kini berdiri di antara para tamu undangan yang menghadari acara pertunangan Matthew, sang mantan kekasih.

Cukup menyedihkan memang. Namun, fakta yang lebih menyakitkan adalah Matthew bertunangan tepat dua bulan setelah lelaki itu memutuskan Christina. Menggunakan alasan klasik yang sering digunakan para pria ketika memutuskan kekasihnya; bosan, dan Matthew pun meminta agar Christina tak lagi mengharapkan tentang hubungan mereka kembali. Namun, apa penyebab kebosanan yang sesungguhnya? Silahkan berasumsi sendiri dengan peristiwa pertunangan hari ini.

Selanjutnya, akan timbul pertanyaan, untuk apa Christina hadir di acara pertunangan lelaki yang menyakitinya?
Tentu saja alasan Christina agar ia tidak terlihat menyedihkan. Christina ingin menunjukkan pada orang-orang bahwa ia baik-baik saja. Ia bisa melupakan lelaki brengsek itu, dan melanjutkan hidupnya.

Mungkin sedikit memberikan rasa malu untuk wanita yang merebut Matthew darinya. Ah, mungkinkah?

Christina sendiri tak yakin pada dirinya sendiri. Iblis dan malaikat seakan saling bersahutan untuk menguasai pikiran Christina. Bagaimana ia harus berhadapan dengan wanita Matthew yang kini berada di hadapannya, jika wanita itu adalah orang yang sangat ia kenal sejak lama?

"Selamat atas pertunangan kalian, aku harap kalian berbahagia selalu."

Christina mengulurkan tangannya pada pada kedua pasangan di hadapannya. Ia berusaha untuk bersikap normal, seperti tidak terjadi apa pun di antara mereka.

"Terimakasih karena kau bersedia datang," balas Matthew. Lelaki itu menerima jabat tangan dari Christina. Namun, tiba-tiba saja tunangan Matthew menghempas tangan Christina, dan membuat tangan Christina terlepas dari Matthew.

"Jangan sentuh tunanganku!"

Christina sedikit tersentak dengan perlakuan yang baru saja ia dapat.

"Maaf, tapi aku hanya berusaha bersikap baik. Bisakah kau menghargainya, Nona Kimberly?" ucap Christina yang masih berusaha menahan amarahnya.

Wanita yang bernama Kimberly itu  memberikan tatapan mengejek saat melihat penampilan Christina dari ujung rambut hingga kaki. Seakan-akan Christina adalah makhluk yang paling menjijikkan yang pernah ada.

"Wanita tak berkelas sepertimu tak pantas untuk menyentuh tangan kami! Sadarlah, Christina! Setitik pun kau tak sebanding denganku!"

Kimberly kembali menatap Christina dengan tatapan merendahkannya.

"Jadi, kau tahu, kan kenapa Matthew memilihku?"

Christina menatap tak percaya pada Kimberly. Christina mengakui memang dirinya tak secantik Kimberly. Dirinya bukan anak dari kalangan berada, tetapi penghinaan ini benar-benar melukai harga dirinya. Terlebih Kimberly menghinanya di depan Matthew. Mantan kekasih yang masih dicintainya.

Akhirnya, Christina pun memilih untuk meninggalkan kedua pasangan yang memuakkan dirinya itu. Sayup-sayup ia mendengar Matthew yang menegur Kimberly, tapi Christina sudah tak peduli lagi. Bagi Christina mereka berdua sama. Orang-orang yang hanya senang melihatnya terluka.

Christina berlari dengan cepat saat ia telah berada di area luar gedung tempat pertunangan Matthew. Ia mengusap air matanya yang mengalir deras dengan punggung tangannya. Christina bahkan tidak fokus dengan jalan yang berada di depannya hingga ia menabrak seseorang, dan membuatnya tersungkur di atas tanah.

"HAISH! KENAPA KAU MEMBUATKU TERJATUH, HA? KENAPA SEMUA ORANG SAMA? KENAPA MEREKA SENANG MELIHATKU YANG TERHINA? KENAPA???"

Christina berteriak histeris, mengeluarkan emosi yang sedari tadi hanya ia bungkam di ujung bibirnya. Ia tak peduli dengan orang yang telah ia tabrak. Isakannya justru bertambah keras, dan akhirnya memancing sosok di hadapan Christina itu untuk mendekat pada Christina.

Sesosok lelaki bertubuh tegap dengan setelan jas yang rapi berjongkok di hadapan Christina, menyejajarkan tubuhnya dengan Christina, lalu menatap wajah Christina dengan pandangan yang datar.

"Heh, kamu itu kenapa?"

"YAAAAAA!" 

Christina terlonjak dari tempatnya saat menyadari suara berat yang bergema di hadapannya itu berada dalam jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Pria di hadapan Christina juga tak kalah kaget dengan lengkingan suara Christina hingga ia memundurkan tubuhnya sedikit menjauh dari Christina.

Sungguh kali ini Christina akan menyetujui gelar wanita paling tidak beruntung pada dirinya. Bagaimana tidak? Pria yang ia tabrak ini bukanlah pria biasa.

Ya.

Pria yang ia tabrak itu adalah bosnya sendiri di tempat ia bekerja.

Christina benar-benar merutuki nasib sialnya. Ia bahkan sudah lupa dengan tangisnya. Rasa terkejut dan malu sekarang lebih mendominasi, dan Christina hanya dapat memohon kepada Tuhan bahwa ia bisa kabur dari bosnya itu.

"Ma- maaf, saya... hmmm, anu...."

"Cepat juga, ya kamu berhenti nangisnya. Ajaib!"

Lelaki itu menanggapi Christina yang terbata dengan santai. Ia berdiri, memasukkan tangan kirinya ke dalam saku celana, lalu mengulurkan tangan kanannya pada Christina.

Christina yang masih masih shock dengan peristiwa sial ini hanya menatap bosnya itu dengan wajah termenungnya yang polos.

"Berdiri," ucap lelaki itu, lalu menggenggam tangan Christina, dan membantu Christina berdiri.

"Ahh, terimakasih, Pak."

Christina melepaskan genggaman tangan bosnya itu, lalu membersihkan kotoran yang menempel di bagian belakang gaunnya.

"Maaf," ucap Christina kembali.

"Ck! Gadis bodoh!"

"Eh, maksud Bapak?"

Christina menatap heran pada bos di hadapannya saat ini. Ia meminta maaf, lalu kenapa ia dikatai bodoh? Ingin sekali Christina menghajar bos itu kalau saja ia tak ingat lelaki bernama Andreas ini adalah bos yang menggaji dirinya.

"Kamu hanya terlihat semakin menyedihkan dengan menangis seperti itu."

Christina mengerutkan dahinya. Ia masih tidak paham dengan arah pembicaraan bosnya. "Saya akan nunjukkin ke kamu gimana caranya membalas orang-orang yang merendahkanmu."

Andreas menarik tangan Christina, membawa gadis itu mengikuti langkah Andreas kembali ke dalam gedung. Christina tak dapat menghilangkan wajah terherannya menatap sosok Andreas yang kini telah membawanya berdiri kembali di hadapan Matthew dan Kimberly.

"Wah, selamat Matthew atas pertunanganmu. Saya harap kamu selalu bahagia."

Andreas menjabat tangan Matthew dengan senyum sumringahnya, membuat Christina semakin terkejut. Bagaimana bosnya itu bisa mengenal Matthew?

Matthew sendiri terlihat cukup terkejut melihat Christina yang kembali mendatanginya, tetapi kali ini bersama Andreas

"Oh, ya. Saya mau ngenalin kekasih saya, Christina."

Mata Christina membulat. Ia menatap Andreas, mengangkat sebelah alisnya seperti bertanya apa maksud dari Andreas mengatakan dirinya sebagai kekasih lelaki itu. Bukan hanya Christina saja yang terkejut. Pasangan Matthew dan Kimberly pun tak dapat menutupi wajah tercengang mereka.

'Matilah kau, Christina!' batin Christina.

"Seharusnya kamu nungguin aku, Sayang. Lihat, mereka jadi bingung, kan ngeliat kita."

Andreas menyunggingkan senyum cerahnya, lalu mencubit gemas pipi Christina. Membuat dua pasang mata di hadapan mereka membelalak tak percaya.

"Kamu sama Christina-"

Matthew menggantungkan kalimatnya saat Andreas menganggukkan kepalanya, memotong pertanyaan Matthew yang sudah dapat terbaca oleh Andreas.

"Kami memang masih merahasiakan hubungan kami, makanya tadi dia milih buat datang sendiri. Tapi, kurasa sekarang waktu yang tepat untuk membuka hubungan kami."

Christina menganggukan kepalanya, memberikan sebuah senyuman canggung yang sedikit dipaksakan di depan Matthew dan Kimberly. Tak ada cara lain yang bisa ia gunakan untuk menyelamatkan dirinya selain mengikuti drama yang dibuat oleh bos gilanya ini.

"Kamu nggak lagi bercanda, kan?"

Kimberly bertanya dengan suara oktaf yang dinaikkan, membuat Christina merasa gendang telinganya kan pecah dengan suara itu.

"Apa aku kelihatan bercanda, Kimberly Rose?"

Kimberly terlihat tak percaya dengan jawaban yang baru saja ia dengar. Ada gurat emosi yang terpancar dari ekspresi Kimberly.

Jangan bertanya tentang Christina sekarang. Ia masih berusaha mencerna adegan yang baru saja ia alami. Tentang Andreas yang mengenal Kimberly dan Matthew. Tentang dirinya yang kini menjadi 'kekasih' Andreas. 

Kebetulan macam apa ini?

"Aku nggak bisa lama-lama di sini. Silahkan simpan rasa penasaranmu tentang kami. Kalau kita ada waktu bertemu kembali, aku tidak akan sungkan menceritakan kisah kami."

Andreas menarik satu sudut bibirnya, membuat seringaian yang cukup menakutkan di mata Christina. Lelaki itu terlihat seperti sedang menderukan genderang perang pada Kimberly.

"Sebaiknya kami pergi sekarang. Ayo, Sayang kita pulang!" 

Tangan kiri Andreas merangkul pundak Christina, sedangkan tangan kanannya menggantung di atas, memberikan sebuah lambaian pada Kimberly dan Matthew saat ia telah melangkah pergi meninggalkan pasangan itu.

Sayup-sayup Christina dapat mendengar geraman dari Kimberly. Entah mengapa ada rasa puas tersendiri di dalam hati Christina saat mengetahui orang yang telah menghinanya kini merasa kalah dari dirinya. 

Jadi ini rasanya menjatuhkan orang lain?

 

*** 

 

"Udah puas?" 

Suara bass Andreas mengembalikan kembali jiwa Christina dari lamunannya. Ia bahkan baru menyadari  bahwa ia kini telah berada di dalam mobil Andreas.

"Puas apa?" tanya Christina berpura-pura tak mengerti. Andreas hanya tertawa pelan melihat akting Christina yang sungguh buruk itu.

"Bapak kenapa ngaku jadi pacar saya? dan kenapa Bapak bisa kenal sama mereka?" tanya Christina tanpa jeda. Ia sudah tidak dapat menutupi lagi rasa penasarannya. Ia butuh penjelasan dari Andreas.

"Nanti kamu bakal tahu sendiri," jawab Andreas cuek. "Rumah kamu di mana? Biar saya antar kamu sekarang. Saya masih punya banyak urusan, dan saya nggak punya waktu banyak buat ngeladeni kisah cinta kamu."

What?

Christina menatap tak percaya pada Andreas. Ingin sekali Christina melayangkan wedges biru yang tengah dipakainya saat ini ke wajah lelaki sombong ini. TOLONG! Ia sama sekali tidak pernah meminta bantuan pria di sampingnya ini untuk mengurusi kisah cintanya. Andreas saja yang tiba-tiba merusuhi dirinya, lalu mengaku-aku sebagai kekasihnya, dan kini Christina yang harus terpojokkan dengan rasa penasarannya?

Akhirnya, Christina memilih untuk mengalah, memberitahu alamat rumahnya pada lelaki itu. Ia malas untuk beradu mulut dengan bos menyebalkannya itu.  Andreas pun melajukan mobilnya menuju rumah Christina. Tak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir keduanya sepanjang perjalanan. Mereka hanya diam dalam keheningan, menikmati hiruk-pikuk jalanan yang menemani tanya yang berlayar dalam pikiran mereka masing-masing.

 

***

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Triangle of feeling
427      300     0     
Short Story
Triangle of feeling sebuah cerpen yang berisi tentangperjuangan Rheac untuk mrwujudkan mimpinya.
Looking for J ( L) O ( V )( E) B
2015      815     5     
Romance
Ketika Takdir membawamu kembali pada Cinta yang lalu, pada cinta pertamamu, yang sangat kau harapkan sebelumnya tapi disaat yang bersamaan pula, kamu merasa waktu pertemuan itu tidak tepat buatmu. Kamu merasa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari dirimu. Sementara Dia,orang yang kamu harapkan, telah jauh lebih baik di depanmu, apakah kamu harus merasa bahagia atau tidak, akan Takdir yang da...
Praha
262      157     1     
Short Story
Praha lahir di antara badai dan di sepertiga malam. Malam itu saat dingin menelusup ke tengkuk orang-orang di jalan-jalan sepi, termasuk bapak dan terutama ibunya yang mengejan, Praha lahir di rumah sakit kecil tengah hutan, supranatural, dan misteri.
Ketika Kita Berdua
31615      4289     38     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
Dear Vienna
339      257     0     
Romance
Hidup Chris, pelajar kelas 1 SMA yang tadinya biasa-biasa saja sekarang jadi super repot karena masuk SMA Vienna dan bertemu dengan Rena, cewek aneh dari jurusan Bahasa. Ditambah, Rena punya satu permintaan aneh yang rasanya sulit untuk dikabulkan.
The Story of Fairro
2160      760     3     
Horror
Ini kisah tentang Fairro, seorang pemuda yang putus asa mencari jati dirinya, siapa atau apa sebenarnya dirinya? Dengan segala kekuatan supranaturalnya, kertergantungannya pada darah yang membuatnya menjadi seperti vampire dan dengan segala kematian - kematian yang disebabkan oleh dirinya, dan Anggra saudara kembar gaibnya...Ya gaib...Karena Anggra hanya bisa berwujud nyata pada setiap pukul dua ...
Hujan Paling Jujur di Matamu
5403      1482     1     
Romance
Rumah tangga Yudis dan Ratri diguncang prahara. Ternyata Ratri sudah hamil tiga bulan lebih. Padahal usia pernikahan mereka baru satu bulan. Yudis tak mampu berbuat apa-apa, dia takut jika ibunya tahu, penyakit jantungnya kambuh dan akan menjadi masalah. Meski pernikahan itu sebuah perjodohan, Ratri berusaha menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik dan tulus mencintai Yudis. Namun, Yudis...
Cinta dan Rahasia
404      301     0     
Short Story
Perasaan tak mudah untuk dipendam. Ketahuilah, manusia yang ‘kuat’ adalah manusia yang mampu mengekspresikan perasaanya. Itu semua wajar. Manusia akan merasakan senang bila mendapatkan kebahagiaan dan sedih bila harus kehilangan.
Someday Maybe
9856      1837     4     
Romance
Ini kisah dengan lika-liku kehidupan di masa SMA. Kelabilan, galau, dan bimbang secara bergantian menguasai rasa Nessa. Disaat dia mulai mencinta ada belahan jiwa lain yang tak menyetujui. Kini dia harus bertarung dengan perasaannya sendiri, tetap bertahan atau malah memberontak. Mungkin suatu hari nanti dia dapat menentukan pilihannya sendiri.
Bersyukurlah
377      257     1     
Short Story
"Bersyukurlah, karena Tuhan pasti akan mengirimkan orang-orang yang tulus mengasihimu."