Delapan | Berantem Lagi
Keesokan harinya, Claire sudah bangun ketika jarum pendek pada jam menunjuk angka lima. Karena pembantu mereka sedang cuti, Claire ber-inisiatif untuk memasak sarapan dan bekal untuk dirinya dan keluarganya.
'Hm, masak apa ya? Masak nasi goreng aja kali ya? Iya deh' batin Claire. Ia lalu menyiapkan nasi yang sudah dimasak mamanya semalam, telur, kecap, dan sosis untuk memasak nasi gorengnya.
Kira-kira setengah jam dihabiskan Claire untuk memasak nasi gorengnya. Pada pukul setengah enam, Claire membangunkan anggota keluarganya. Mereka semua sudah terbangun, kecuali satu orang. Niko. Anak itu memang orang yang paling susah kalau mau dibangunin.
"Mah, si Kak Nik gak mau bangun... gimana nih?", Claire mengadu kepada Nia.
"Masih belom mau?! Apa boleh buat deh, kamu bangunin dia pake suara emas kamu aja ya!" balas Nia.
Claire mengangguk antusias. Ia lalu menuju ke kamar Niko. Sebelum menggunakan suara emas nya, Claire mengambil napas dalam-dalam. "KAK NIKOOOO!!! BANGUUN! KAK, ADA KEBO KAK!" teriak Claire dengan suara emas nya.
Niko yang kaget mendengar suara emas Claire langsung terbangun dari alam mimpinya. "Hah? Mana kebonya? Mana kebo?" pekik Niko kaget.
"Kakak tuh kebonya nih! Bangun gak?! Udah dibangunin dari tadi juga! Cepetan kak! Aku udah masak sarapan tuh" balas Claire lalu berlalu meninggalkan Niko yang kelimpungan.
"Gimana? Udah bangun si Nik?" tanya Nia pada Claire.
"Udah ma, mama makan dulu gih! Ire udah makan tadi" balas Claire.
"Kak! Mau kemana?" tanya Shiellen.
"Ganti baju" jawab Claire singkat.
Shiellen hanya membalas dengan ber-oh ria.
Setelah berganti baju menjadi seragam sekolah nya, Claire turun ke lantai bawah dan melihat Nia yang sedang memarahi Niko.
"Nikooo! Kamu tuh ya...", "Baik, ganteng, plus pinter kan ma..." lanjut Niko dengan wajah tanpa dosa.
Nia menatap Niko dengan tatapan yang dapat membuat semua orang bergidik ngeri. Tak terkecuali Niko. "Iya, iya. Ampun mah" kata Niko sambil menatap Claire dengan tatapan memelas, meminta pertolongan Claire.
Claire menghela napas pelan. "Mah, Kak Nik jadinya sekolah dimana tuh?" tanyanya, mengalihkan perhatian Nia.
"Jadinya di sekolah kamu" jawab Nia sambil mengalihkan wajahnya ke arah Claire.
"Oh, oke..."
1...
2...
3...
"HAH?! SATU SEKOLAH MA?!" pekik Claire kaget.
"Iya, kelas dua belas nih" balas Niko sambil membanggakan dirinya.
"Kakak mau masuk klub apa?" tanya Claire. Mengabaikan ucapan Niko sebelumnya.
"Well, maunya sih masuk klub basket. Niatnya mau nantang kamu lagi" jawab Niko sambil menyengir.
"Oh ayo aja! Aku siap kapan aja! Pendaftaran selalu terbuka kok. Silakan menikmati kekalahan deh kak" canda Claire sambil terkekeh
"Yeah, tapi kalahnya kan cuma waktu itu. Sekarang kakak udah latihan main basket mati-matian. Lagian kamu baru belakangan ini main basket lagi kan, setelah tiga tahun ini" balas Niko sambil memeletkan lidahnya.
Claire menatap Niko jengah lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mengabaikan celotehan ber-un faedah dari Niko. "Udah ya, Ire mau berangkat dulu nih. Bye semua!" pamit Claire sambil mencium pipi mama dan papanya.
"Yuk Iellen!" ajak Claire.
"Iya kak, bentar!" pinta Shiellen sambil menghabiskan sisa susu cokelatnya dengan terburu-buru.
*~?*?~*
Sementara itu, Gio yang baru saja sampai di sekolah langsung disambut oleh fans-fans ceweknya.
"Pagi Kak Gio! Kakak mau makan bareng aku gak?" sapa seorang cewek yang Gio duga sebagai adik kelas yang ber-nametag Reyna.
"Enak aja lo! Gio mah maunya sama gue! Dasar bocah!" ucap cewek lainnya yang ber-predikat senior dan duduk di kelas dua belas.
"Emang kakak lampir ini siapanya Kak Gio? Aku kan ngomong sama Kak Gio, bukan sama situ!" balas Reyna tanpa peduli bahwa cewek itu adalah seniornya.
"Heh! Jaga omongan lo ya! Gue itu senior lo tau!" balas si senior sambil mendorong bahu Reyna.
"Kalo seniornya kayak gini mah gak usah dijaga omongan nya" kata Reyna sanbil menatap tajam senior di hadapannya.
Gio buru-buru menghindari kedua cewek itu sebelum dirinya kena imbasnya. Meninggalkan kedua cewek yang saling adu mulut itu. Gio kemudian menghampiri Nathan yang terpingkal-pingkal melihat kejadian kedua cewek yang memperebutkan Gio.
"Bagus lo Than! Ketawa aja terus sampe lo melepas predikat jomblo elo yang akibat diputusin Liora!" sindir Gio.
"Gi, beneran deh, kadang gue merasa bersyukur gue gak punya fans loh. Apalagi ngeliat elo yang digituin" kata Nathan sambil masih tertawa. Sama sekali tidak merasa tersindir
"Ah, bodo deh! Gue ke kelas dulu" ucap Gio sambil berlalu ke kelasnya. Samar-samar, ia masih dapat mendengar suara tawa Nathan. 'Nathan sialan! Nyebelin emang tu anak! Awas aja kalo dia minta gue traktirin, gak bakal gue ladenin!'
Di kelasnya, sekumpulan anak-anak cewek di kelasnya sedang sibuk bergosip ria. Gio mendengus kesal ketika mendengar namanya dijadikan salah satu topik gosip mereka.
Weh, masa katanya si Gio punya pacar baru sih?!
Hah?! Serius lo? Masa sih? Padahal tampangnya sama sekali gak kayak playboy loh!
Emang tuh! Dasar playboy kelas kakap! Pacarnya sampe segudang.
Telinga Gio menjadi panas mendengar perkataan cewek-cewek gosip itu. Gio yang tidak tahan mendengar namanya yang dijadikan topik gosip memutuskan untuk pergi ke kantin.
BUKK
"ADUH! Sakit woy! Jalan tuh pake mata kalee! Jangan cuma pake mulut!" pekik Claire saat dia jatuh terduduk ketika tertabrak Gio dalam perjalanan ke kelasnya.
Gio memutar bola matanya malas. "Heh cewek songong! Dimane-mane tuh adanya jalan pake kaki, bukan pake mata!"
"Well, at least gue pake otak kalo ngomong. Gak kayak lo, udah nabrak gue, malah gak minta maaf. Udah sono lo pergi! Hush hush!" balas Claire sambil berdiri.
"Bodo amat deh!" balas Gio cuek.
"Amat gak bodoh! Elo tuh yang bodoh" balas Claire.
"Dih, ada juga elo yang bodoh! Bukan gue" balas Gio.
"Elo!"
"Elo!"
"Elo!"
"E-"
"Helloooowww!! Jangan ngacangin gue bisa gak sih?! Ini ya, yang nama nya 'ketika dunia serasa milik berdua'. Yang lain cuma ngontrak deh. Padahal kan, dunia bukan milik lo berdua" celetuk Luna yang sedari tadi sudah berada di sebelah mereka. Tapi, dia dicuekin. D-i-c-u-e-k-i-n.
"Apaan deh lo Lun. Gak jelas banget dah! Ogah banget gue sama dia" bantah Claire yang sedang bete.
"Bilangnya ogah, tapi nanti jadi cinta banget. Aww, so sweet banget! Kayak cerita yang ada di wattpad gituu" kata Luna.
"Lun, lo tuh kadang gak jelas banget ya.. gue bingung deh sama lo" ucap Claire sambil menatap Luna dengan tatapan lo kebanyakan baca wattpad tau!.
"Well, kalo gak jelas ya dijelasin aja. Dibikin easy aja sih Re" balas Luna sambil terkekeh.
"Ya, whatever lah Lun. Eh, eh. Mau kemana lo! Urusan lo sama gue belom selesai woy! Jangan main kabur aja lo! Heh, lo cewek apa cowok sih?", Claire meneriaki Gio yang audah berlalu pergi saat Claire masih berbicara dengan Luna. "Lah, tu cowok napa dah. Elo sih Lun, ngajakin gue ngomong. Kalo enggak kan, gue sempet omelin si cowok es" gerutu Claire.
"Semerdeka lo aja deh Re. Pusing gue sama lo. Labilan banget coba, tadi ngusir Gio, giliran orangnya pergi aja lo panggilin. Gimana sih lo?" balas Luna sambil menepuk jidatnya melihat kelabilan sahabatnya itu.
"Ck, gue kan harus terlihat cool Lunaa! Jadi lo gak usah banyak omong, okay? Kita ke kelas aja yuk!" ajak Claire sambil mendorong bahu Luna menuju kelasnya. Di sepanjang perjalanan, Luna hanya mencibir dan menggerutu atas kelakuan Claire.
"Aduh Re! Lo tuh gak usah dorong-dorong gue kenapa?! Gue bisa jalan sendiri tauk! Gue kan bukan nenek-nenek yang udah harus pake tongkat buat jalan" protes Luna sambil melepaskan bahu nya yang didorong Claire begitu dirinya dan sahabatnya itu memasuki kelas.
"Bodo deh, duduk sana Lun. Lima menit lagi bel masuk loh" ucap Claire sambil duduk di kursi nya dan meletakkan tas ransel nya di sebelah kursi nya.
Luna mendengus kesal lalu duduk di kursi nya yang ada di sebelah kursi Claire. Kira-kira lima menit setelah Luna duduk, Bu Elis -wali kelas mereka- masuk ke kelas dan memulai pelajaran.
"Pagi anak-anak"
"Pagi buu!"
"Ehm, anak-anak, sebelum memulai pelajaran, ibu punya beberapa pengumuman untuk kalian. Jadi, hari Jumat kan hari untuk jadwal olahraga kelas kita. Tapi, karena hari Jumat ini kita ada acara sekolah, jam pelajaran olahraga kita dipindahkan menjadi hari ini. Oh ya, kalian hari ini ambil nilai untuk olahraga basket ya!" ucap Bu Elis yang langsung membuat ruangan kelas sebelas IPA tiga menjadi ribut oleh suara murid-murid nya. Beberapa ada yang senang, dan ada juga yang mengeluh.
"Hei, kalian kenapa masih di sini? Cepetan ganti baju atuh. Kalian ditunggu sama Coach Lea dan anak-anak kelas IPA satu di lapangan. Good luck ya ambil nilai nya, ibu pergi dulu" pesan Bu Elis.
Sepeninggal Bu Elis, murid-murid kelas sebelas IPA tiga buru-buru menuju ruang ganti untuk mengganti seragam mereka menjadi baju olahraga.
"Ire? Helloow? Gue duluan ya! Lo jangan lupa ganti baju loh! Jangan bengong mulu, ntar kesambet" tegur Luna sambil menepuk bahu Claire dan meninggalkan Claire yang sedang melamun di ruang ganti perempuan.
Claire yang sedang sibuk dalam lamunannya terlonjak kaget mendengar teguran Luna. Gadis itu memijat pelipisnya pelan lalu menepuk pipi chubby nya. "Fokus Ire! Jangan pikirin Adrian mulu" gumam Claire sambil mengambil napas dalam-dalam. Mengenyahkan bayangan Adrian dari pikirannya.
Selesai berganti baju, Claire buru-buru menuju ke lapangan begitu menyadari bahwa tinggal dirinya saja yang tersisa di ruang ganti itu. Begitu sampai di lapangan, Claire merutuki jam pelajaran olahraganya yang dipindahkan ke hari Rabu. 'Kenapa enggak dipindah ke hari lain aja sih? Kan males gue ngeliat muka datar si cowok es!' gerutu Claire dalam hati.
"Coach, emang harus banget ya, kita olah raga nya bareng sama si cowok es? Liat tuh mukanya. Datar banget coba, ganggu pemandangan banget tau!" bisik Claire ke Lea. Namun, sayangnya, suara Claire masih dapat terdengar sampai ke telinga Gio.
"Heh, cewek songong! Apa lo ngatain gue cowok es?!" ucap Gio ke Claire.
"Helloooww!! Gue emang nyebut nama elo? Gue kan ngomong nya cuma 'cowok es'. Semerdeka gue dong mau ngomongin siapa pake sebutan 'cowok es'. Mulut, mulut gue ini. Kenapa? Ngerasa lo? Makanya, ke-GR an banget sih lo jadi orang!" balas Claire sambil menatap Gio dengan tatapan tajam.
"Enak aja lo kata gue GR! Ada juga elo noh yang ke-GR an jadi orang!" balas Gio sambil menatap Claire dengan tatapan tak kalah tajam. Lea yang melihat tatapan tajam mereka sampai meringis sendiri melihat tatapan yang seolah-olah ingin saling menusuk itu.
"Gue?! Ada juga elo yang GR Mr. Muka Datar!"
"Elo!"
"Elo!"
"Elo!"
"Elo!"
"Elo!"
"E--"
"AWAAASS!!!"
BRUUUK!!!
***
TBC
Daaan, to be continued.
*dipelototin readers*
Hehehe, aku update niih.
Lumayan panjang kan~. *bangga* hehe.
Hope you like it yaa!
Salam hangat,
@Mella3710
Novel
Comment on chapter Prolog