Enam | Kebetulan
"ELO?!!" pekik Gio dan Claire bersamaan. Ya, sahabat Sherly bernama Laura Narisha Setiawan yang also known as kakak dari seorang Gio Setiawan.
"Lah? Kalian udah saling kenal ya?" tanya Laura.
"Enggak!" balas mereka secara bersamaan. Claire dan Gio langsung saling melemparkan tatapan horor.
"Iya!" balas mereka serempak untuk yang kedua kali nya.
"Ish, lo ngapain sih ngikut-ngikutin kata-kata gue terus?!" protes Gio.
"Idh, kurang kerjaan banget gue ngikut-ngikutin elo! Ada juga elo tuh yang ngikutin gue!" balas Claire tidak terima.
"Ke-geer an banget sih lo jadi orang!" balas Gio.
"Gue? Geer? Lo kali tuh yang ke-PD an jadi orang!" balas Claire.
"Elo!"
"Elo!"
"Elo!"
"Elo!"
"E--"
"Aduh, so sweet banget sih, yang lagi 'ketika dunia milik berdua', " celetuk Shiellen.
"Diem kamu!!" pekik Gio dan Claire pada Shiellen secara bersamaan. Shiellen hanya membalas dengan menggembungkan pipinya kesal.
"Udah deh kalian. Kalo mau berantem jangan disini, ganggu orang makan. Kalo mau berantem, di luar sono!" lerai Sherly yang disambut dengusan kesal dari Gio dan Claire.
"Halo kak. Kakak itu sahabat Kak Sherly sekaligus kakak perempuan nya si cowok dingin kan? Nama kakak siapa?" tanya Claire pada Aura sambil mengabaikan Gio yang kini sedang menatapnya tajam.
Laura mengangguk antusias. "Haloo! Iya. Nama kakak Laura Narisha Setiawan, panggil nya Kak Aura aja ya. Oh ya, kamu adik nya Sherly yang ke berapa? Kamu chubby banget siiih! Imuut..." balasnya sambil mencubit pelan pipi chubby Claire.
"Namaku Clairetta Kamillia, adik Kak Sherly yang kedua, kak. Oh iya, aku tuh gak chubby tau kak! Aku tiruus!" protes Claire sambil melepaskan cubitan Laura pada pipi nya.
"Aish. Sher, ini adek lo boleh buat gue gak? Unyu banget sumpah! So cute you know. Gak kayak adek gue yang itu tuh" ucap Laura pada Sherly sambil menunjuk Gio dengan dagunya.
"Apa deh kak. Aku ikut ke sini biar kakak gak lapor ke mami kalo aku yang pecahin pot mami tauk. Kalo gak juga males banget ketemu ni cewek songong" kata Gio sambil memberikan tatapan super tajam kepada Claire yang dibalas Claire dengan tatapan sama tajam nya.
"Apa lo ngatain gue songong!" protes Claire tidak terima sambil memberikan pelototan maut kepada Gio.
"Lah emang lo songong kan" balas Gio dengan menatap Claire dengan tatapan seolah meremehkan.
"Iya gue songong, terus lo apa kutub es?! Bilang aja lo masih gak terima gue kalahin waktu tanding! Rasain dah tu!" balas Claire sambil memeletkan lidah nya ke arah Gio.
"Oh my God Gio! Kamu kalah sama cewek?!" pekik Laura kaget.
Gio mendengus kesal. Ucapan Claire itu tidak salah. 100 persen tepat sasaran malah. "Gak usah ungkit-ungkit yang lalu bisa gak?!"
Claire dan Luna tertawa puas melihat balasan Gio. Meskipun cowok itu sedang bersikap jutek, siapapun pasti tahu kalau Gio sedang menahan malu.
"Udah, udah. Makan aja dulu! Tadi siapa yang bilang laper?" ucap Sherly menghentikan tawa Claire dan Laura. Dalam hati, Gio berterima kasih pada penyelamat nya. Karena kalau tidak, jadilah dia bahan ledekan.
"Gio, Ara. Kalian pada pesen makan dulu gih! Aku mau angkat telepon dulu" ucap Sherly sambil berlalu mengangkat telepon nya.
"Ck, paling pacarnya ini mah. Masa sahabatnya sampe ditinggal sih demi acarnya, eh, pacarnya. Kan nyebelin!" gerutu Laura.
"Hah?!"
Shiellen, Claire, dan Niko spontan memekik bersamaan.
"Kak Sherly udah punya pacar kak?! Kok Kak Sherly gak cerita sih sama kita-kita?" ucap Shiellen.
"Lah? Masa sih? Ehm, dia emang punya fans merangkap pacar sih... namanya Erik. Tapi karena mereka deket banget, jadi kakak panggilnya 'pacar Sherly'. Hehe" kata Laura sambil mengetuk-ngetukan jari nya di atas meja dengan cengiran menghiasi wajah nya.
"Ck, tapi kan sama aja. Masa Kak Sherly gak cerita siiih" gerutu Claire sambil menggembungkan pipi nya.
'Lucu...' batin Gio ketika melihat tingkah Claire. Namun ia segera menepis jauh-jauh pemikiran itu.
"Sorry, sorry. Lama ya?"
Perhatian semua orang di meja itu langsung teralihkan pada Sherly yang baru selesai menelepon.
"Kenapa pada ngeliatin aku kayak gitu sih?" tanya Sherly yang agak risih diperhatikan seperti itu.
"Kakak kenapa gak cerita sih kalo kakak punya pacar?" protes Shiellen.
"Hah? Pacar? Sejak kapan kakak pu-- Laura!"
Perhatian semua orang kini beralih pada Laura yang sedang pura-pura tidak tahu dan memperhatikan kuku nya.
"Ini kerjaan lo kan?!"
Laura menyengir polos tanpa beban kepada Sherly. "Iya kan, fans merangkap pacar... hehe".
Sherly mendengus kesal mendengar alasan Laura. "Fans ya fans, pacar ya pacar! Ish, lo itu tuh! Urrgh! Ngeselin banget dah pokoknya! Dibilangin gue gak ada rasa sama sekali sama si Erik! Gue tuh sukanya sama si-- ups"
"Siapa kak?" tanya Niko penasaran.
"Bukan urusan kamu!!"
"Yah, tapi kak--"
"Mau makan gak sih?! Atau mau langsung pergi?!"
Laura menahan tawa geli melihat kelakuan sahabatnya yang satu itu. Sahabatnya itu memang paling sensitif kalau bersangkutan dengan cowok yang disukai nya. Sementara yang lain memutuskan untuk mengalah melihat ekspresi wajah Sherly yang seperti singa yang akan menerkam mangsa nya.
Selesai makan, Sherly mengusulkan untuk berbelanja barang-barang hang langsung disetujui oleh para perempuan.
"Eh, tapi gimana sama belanjaan gue dong Sher?" tanya Laura dengan nada memelas.
"Tenang Ra, kita kan punya pelayan" kata Sherly sambil tersenyum devil dan melirik Gio dan Niko.
Niko yang menyadari arti lirikan Sherly langsung menarik tangan Gio untuk mengajaknya kabur. Tapi sayangnya, Sherly dengan cepat menarik tangan Niko.
"Niko, kamu mau kemana? Kita kan mau belanja..." kata Sherly sambil tersenyum misterius.
"Mau kabur kak, boleh kan?" jawab Niko dengan wajah polos nya.
"Boleh endasmu! Ayo ikut kakak! Kamu cowok apa cewek sih?! Masa belanja aja takut" kata Sherly sambil menarik Niko.
"Ya ampun kak. Aku cowok lah kak, masa cewek sih? Waduh, si Kak Sherly mulai kenapa-napa nih" balas Niko sambil menatap Sherly curiga.
Sherly langsung menatap Niko dengan tatapan membunuh. "Ikut kakak atau kakak aduin kelakuan kamu ngilangin foto mama!" ancam nya.
"Iya deh kak, ampun-ampuun" ucap Niko sambil menarik tangan Gio menggunakan tangan kirinya sedangkan tangan kanan nya ditarik atau lebih tepatnya diseret oleh Sherly. Terjadilah aksi tarik-menarik.
Claire, Laura, dan Shiellen hanya tertawa melihat kelakuan mereka.
*~?*?~*
"Duh, kak! Ini barang belanjaan kok banyak banget sih? Berat tau gak!" keluh Gio yang dibalas anggukan Niko tanda dia setuju.
Drrrt
Claire mengabaikan perang antara saudara-saudaranya dengan si cowok es dan Laura dan memusatkan perhatian nya pada iphone nya yang berbunyi. Mata Claire membulat sempurna membaca pesan whatsapp group keluarga nya.
Family~?
Nathania (My moms?): Sherly, Niko, Claire, Shiellen! Cepetan pulang! Kalian dimana sih?!
Nathania (My moms?): Kalian gak pulang dalam waktu tiga puluh menit, uang jajan mama potong ya!
"Kaaak! Ayo pulang cepetan!" ajak Claire panik.
"Lah? Kenapa emang nya?" tanya Sherly yang masih mau jalan-jalan dan belanja.
"Aduh kak, ini si mama nyuruh kita buat sampe di rumah dalam waktu tiga puluh menit, kalo enggak uang jajan kita semua dipotong. Pulang ya kaak" ajak Claire dengan nada memelas
"Iya, iya. Yuk! Eh, Ara, Gio. Kalian ikut ke rumah aja, ya? Sekalian kita makan malem bareng" ajak Sherly.
Gio menggelengkan kepalanya sedangkan Laura menganggukan kepalanya antusias. "Ayo, ayo! Beneran boleh Sher? Duh, gue kangen banget nih sama Tante Nia. Kita makan malem di rumah Sherly ya, Gio..." ucap Laura antusias.
"Harus banget ya kak, makan di rumah si cewek songong?" keluh Gio yang langsung disambut tatapan membunuh oleh Claire.
Tapi, belum sempat Claire membalas perkataan Gio, sebuah jitakan mendarat di kepala Gio. "Heh! Lo ngatain Claire apa tadi? Gue aduin ke mami loh ya!" kata Laura sambil menatap Gio tajam.
"Asyik, gue dibela sama kakak kesayangan gue!" pekik Claire girang sambil memeluk Laura dan memeletkan lidahnya pada Gio.
"Yuk!" ajak Sherly.
*~?*?~*
"Kak Erly! Ini kok rasanya aku yang jadi sopir, sih?!" protes Niko kepada Sherly.
"Erly?" tanya Laura memastikan apa yang ia dengar.
"Itu nama panggilan gue di rumah. Kalo Claire itu Ire, kalo Shiellen itu Iellen, kalo Niko ya Nik" jelas Sherly.
Laura hanya membalas dengan ber-oh ria.
"KAK ERLY! Yak, bagus! Cuekin aja aku terus sampe aku berubah jadi power ranger warna pink" pekik Niko yang disambut gelak tawa semua orang di mobil.
"Heh! Situ masih aja mau nonton power ranger! Nyadar umur kali kak" celetuk Claire yang kembali disambut oleh gelak tawa semua orang dan dengusan kesal Niko.
"Yak, serah dah, serah! Ini mau jalan gak jadinya?" tanya Niko ketus
"Jalan ya jalan aja lah kak. Kan kakak yang jadi sopir" balas Shiellen polos dengan cengiran menghiasi wajah cantik nya.
Niko mengabaikan tawa dari semua orang di mobil dan melajukan mobil menuju rumahnya.
*~?*?~*
"Aku pulaaang!" teriak Shiellen begitu memasuki rumahnya.
"Ih, malem amat sih pulang nya! Eh, ada Laura! Apa kabar Ra?" ucap Nathania -Nia- mama dari Sherly, Niko, Claire, dan Shiellen.
"Tante Niaaa! Aku kangeen!" pekik Laura lalu menghambur ke pelukan Nia.
"Kak! Jaga sopan santun bisa gak? Ini di rumah orang tauk!" tegur Gio.
"Wah, yang ini siapa nama nya?" tanya Nia ke Gio.
"Saya Gio tante. Adik nya Kak Aura sama teman satu sekolahnya Claire" kata Gio memperkenalkan dirinya. 'Wait, sejak kapan si Claire itu gue anggap sebagai Temen? Ah, biarin lah! Di depan orang tua ini, jaim dikit lah' batin Gio.
"Wah, si Ire di sekolah gimana Gi?" tanya Nia penasaran.
"Em, dia hebat sih tante di bidang basket. Tadi kami tanding basket, terus-"
BRAKK
Ucapan Gio terpotong karena Nia terjatuh.
"MAMA! Mama gak apa-apa?" tanya Claire panik.
"Kamu... kamu udah mau main basket lagi, sayang?" tanya Nia pada putri ketiga nya itu.
Suasana di rumah itu tiba-tiba berubah menjadi tegang.
"Mah, please... Ire gak mau bahas itu dulu" elak Claire sambil membuang mukanya ke arah lain. Matanya berkaca-kaca menahan tangis mengingat kejadian tragis itu.
"Tapi Re-"
"Ire mau ke kamar dulu ma. Makan nya nanti aja, aku lagi gak selera makan" kata Claire memotong ucapan Nia sambil berjalan menaiki tangga menuju kamar nya.
Nia menghela napas berat melihat kelakuan putri nya yang satu itu.
"Em, kita makan duluan aja yuk!" ajak Sherly mencoba mencairkan suasana
Mereka mengangguk.
Sementara Nia, Sherly, Laura, Niko, dan Shiellen menuju ke ruang makan, Gio masih terlarut dalam pikirannya. Memikirkan apa yang salah dalam perkataan nya sehingga membuat suasana menjadi tegang.
"Gio! Kamu gak mau makan?" tanya Sherly membuyarkan lamunan Gio.
"Eh, iya kak" balas Gio. 'Kenapa gue jadi mikirin tu cewek songong sih? Tau ah, gue mau makan dulu deh!' batin Gio sambil berjalan menuju ruang makan. Mengabaikan berbagai pertanyaan di benaknya tentang Claire.
***
TBC
Haiiii, aku update lagi kawan-kawan!
Udah part enam aja ya.. haha. Cepet juga ya? Hehe. Hope you like it.
Salam hangat,
@Mella3710
Novel
Comment on chapter Prolog