Baju putih hijau sudah siap! Ya, aku lulusan MI. Senang rasanya dapat masuk ke jenjang sekolah menengah pertama. Apa itu artinya aku sudah besar? I will miss my elementary school, soon. Saking semangatnya, sebenarnya aku tak tau sekolah di mana. Mama dan papa bilang ini sekolah favorit, tetapi aku bahkan tidak mengetahuinya. Nem yang diterima tinggi-tinggi, jika saja sekolah itu tidak menambah bangku, ya aku tidak akan berdiri di sini.
Melihat sekeliling sekolah baru yang sepertinya asik. Apakah aku akan segera mempunyai teman ya? Dari SD-ku, hanya 3 orang yang masuk sini, yaitu aku, Randhi, dan Isyati. Sialnya lagi, aku tidak sekelas dengan kedua orang itu. Aku sendiri di kelas VII-9. Ini hanya kelas sementara, sih. Semoga saja ketika kelas tetap aku bersama salah satu di antara kedua orang itu. Aku lebih berharap sekelas dengan Randhi karena ia adalah teman curhatku semenjak SD, senang rasanya bisa satu sekolahan lagi dengan dia.
Hari pertama, semuanya berjalan normal. Aku masih memakai hijab karena di MI wajib memakai hijab. Mungkin setelah MOS aku akan lepas, haha. Beruntung, aku bertemu dengan teman les ketika SD, yaitu Marita. Kami pun duduk bersama di deretan pertama barisan paling ujung kanan samping tembok. Aku berkenalan dengan teman yang duduk di belakangku yaitu Natia dan Kris. Natia cantik, sepertinya anaknya juga asik.
Ketika kakak MOS menyuruh kami berdiri satu persatu dari kursi dan memperkenalkan diri, aku hanya sibuk mengobrol dengan Marita. Kami membahas idolaku yaitu boy band cilik Kauboi. Mereka akan merilis single baru 2 minggu ini. Yang lain hanya berkenalan lalu duduk kembali. Namun, perkenalannya tersendat di satu anak cowok. Marita terfokuskan kepada cowok itu dan membuatku juga memfokuskan diriku padanya.
“Ehmm.... Nama saya Arazzio Septian. Biasa dipanggil Araz.” Perkenalan cowok itu dengan wajah yang... sok ganteng?
Itu dia.
Awal aku mengenalmu, Raz.
Aku tak langsung menyukaimu meskipun semuanya salah fokus padamu dan memuji kegantenganmu. Menurutku, saat itu kamu biasa saja, seperti bocah-bocah yang baru lulus lainnya. Firasatku tak baik denganmu. Aku yakin kamu akan berubah setelah ini. Aku yakin pasti kamu akan tebar pesona, lalu memacari perempuan paling cantik di sekolah ini dan menjadi anak basis angkatan. Pasti banyak cewek yang suka sama kamu, tetapi bukan aku. Takkan pernah aku menyukaimu. Belum suka saja aku sudah merasakan sakit yang akan kurasa jika menyukaimu.
Dan..... aku rasa aku kena karma selama ini setelah berbicara seperti itu dulu. Sial.
nice story :)
Comment on chapter Prolog