Loading...
Logo TinLit
Read Story - Love Rain
MENU
About Us  

“Yuna-ya, bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu?”

Aku mendongak, menunggu Ahn Tae Young menanyakan sesuatu padaku. Hujan masih setia menggempur bumi, tak terkecuali payung berwarna merah yang sedari tadi melindungi kami. Rangkulan lengannya masih melekat di bahuku. Tatapannya lurus ke depan sebelum akhirnya turun untuk menatapku.

“Siapa seseorang yang selalu kau ingat saat rintikan hujan itu? Kau pernah mengatakannya saat kakekku bertanya tentang hal kecil yang dapat membuatmu mengingat seseorang yang berarti.”

Aku masih menatapnya, ia pun demikian. Aku ingin menjawab pertanyaannya yang satu itu. Tapi, bagaimana dengan ia? Setelah aku mengatakan bahwa aku akan mengingat seseorang berarti bagiku saat melihat rintikan hujan, pemuda itu juga mengatakan hal yang sama denganku waktu itu.

“Kalau kau?”

“Aku?”

“Ya, kau. Kau pun waktu itu berkata bahwa jawabanku sama denganmu.”

Ia tersenyum. “Menurutmu?”

Aku menyipitkan mata. “Kita tidak sedang bermain tebak-tebakan, bukan?”

Ia pun tertawa. “Mengapa tak kau jawab saja dulu pertanyaanku.”

Aku pun menatap lurus ke depan. Kaki kami masih menelusuri trotoar yang basah. Pada akhirnya, aku pun menjawab, “Kau.” Lalu, aku menambahkan. “Karena aku selalu bertemu denganmu saat hujan turun. Bila hujan, aku akan mengingatmu. Aku pun tak tahu mengapa demikian, tapi, begitulah yang terjadi.”

Karena aku tak kunjung mendengar komentar Ahn Tae Young, aku pun kembali memandangnya. Ia masih menatapku.

“Aku sudah menjawabnya.” Ujarku, hendak memprotes. “Bukankah kau juga harus—“

“Mau pergi kencan denganku besok?”

Aku mendadak terdiam, meskipun langkah kami juga tak turut diam. Mata kami masih saling bertemu, aku bahkan bisa melihat kesungguhan atas ucapannya hanya dari cara matanya menatapku. Aku pun tak merasa ragu dan berkata bahwa ia baru saja menggodaku.

“Kenapa kau hanya diam saja? Kau tak suka?”

Aku menggeleng, masih merasa tak percaya. “Hanya… Sungguh?” tanyaku, meyakinkan. Dan aku baru menyadari bahwa ucapanku terdengar aneh.

“Ya.” Ia tersenyum. “Besok hari Sabtu dan kau libur kerja, bukan? Aku akan menunggumu di toko kopi tadi pada pukul sepuluh pagi. Ada yang ingin kukatakan juga… sudah lama ingin kukatakan, tapi kupikir besok aku bisa mengatakannya.”

“Mengapa tak kau katakan sekarang saja?” ucapku. “Sejujurnya, kau malah membuatku semakin penasaran.”

Salah satu sudut bibirnya tertarik. “Baguslah kalau kau merasa semakin penasaran.”

Saat kami tiba di halaman stasiun kereta bawah tanah, Ahn Tae Young menjauhkan lengannya dari bahuku. Payung berwarna merah itu pun ia kuncupkan. Kami serentak menuruni anak tangga sebelum akhirnya sampai di peron.

“Hei, kau belum menjawabnya.” Katanya tiba-tiba saat aku menunggu kereta datang.

“Apanya yang belum kujawab?”

“Soal kencan besok.”

“Oh.” Aku mengalihkan pandangan darinya. Mendengar kata kencan darinya, membuat jantungku bertalu-talu. Pipiku pasti sedang bersemu sekarang. Dengan malu-malu, aku pun mengangguk.

Tepat setelah itu aku mendengar suara roda kereta yang berputar di atas rel semakin mendekat. Ahn Tae Young mendekatiku, aku sempat terkaget saat ia memasukkan sesuatu di dalam saku jaketku. Aku sempat memeriksa benda itu dan mengeluarkannya. Sebungkus bbopgi dengan gambar hati di tengahnya. Aku tersenyum melihat permen itu.

“Kurasa bbopgi lebih enak ketimbang gyeran ppang. Semua gadis suka yang manis-manis, bukan begitu?”

Aku hanya mengangkat bahu bersama senyum yang masih tak mau luntur.

Lalu, kereta pun datang. Sepasang pintu milik gerbong secepatnya memisahkan diri saat tahu aku akan menaikinya. Aku pun mengucapkan ‘sampai bertemu besok’ kepada Ahn Tae Young sebelum memasuki gerbong. Baru saja aku berbalik, hanya untuk melihatnya. Ahn Tae Young kembali membuka suara dengan suara yang keras.

“Kuharap kau mendengarkan lagu Summer Night You and I.”

Sebelah alisku terangkat. “Kenapa?”

“Agar kau ingat malam di musim panas ini memang istimewa. Hanya ada kau dan aku. Meskipun di lagu itu menyinggung tentang bintang yang menghiasi malam ini, kau bisa menggantinya dengan rintikan hujan yang menghiasi malam ini. Tapi, tentang matamu yang penuh bintang, itu benar.”

Aku masih menatapnya tak mengerti sebelum akhirnya pintu gerbong tersebut tertutup. Kereta pun perlahan bergerak. Mataku masih tak mau lepas dari pemuda itu, saat tahu ia berlari mengejar kereta. Kulihat dari balik jendela gerbong, ia tertawa-tawa sembari berseru, “Ayo kita pergi kencan besok!”. Meskipun aku tak bisa mendengar seruannya, aku tahu itu dari bentuk bibirnya. Aku pun jadi ikut-ikutan tertawa, sebelum akhirnya ia berhenti berlari dan tak terlihat olehku.

Ada perasaan yang tak bisa kujelaskan di dalam dadaku. Barangkali itu seperti sesuatu yang akan meledak karena terlalu gembira. Aku pun duduk di bangku. Gerbong ini hanya ada aku sendiri, dan kurasa aku tak perlu malu-malu menyembunyikan senyumku yang terus mekar tatkala memperhatikan sebungkus bbopgi. Oh, dan, kurasa aku harus segera mengeluarkan ponsel. Kukeluarkan juga earphone dari dalam tasku, kusambungkan benda itu ke ponselku, dan kusumbat kedua kupingku dengan earphone. Lalu, aku pun memutar lagu Summer Night You and I milik di Standing Egg.

Selama lagu Summer Night You and I mengalun lembut di telingaku, aku memakan bbopgi yang rasanya amat manis. Aku menyukainya. Lagu itu, permen darinya, hujan di luar sana, dan… pemuda itu.

Kurasa tak ada malam-malam yang teramat manis selain malam ini.[]

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Dinding Kardus
9920      2637     3     
Inspirational
Kalian tau rasanya hidup di dalam rumah yang terbuat dari susunan kardus? Dengan ukuran tak lebih dari 3 x 3 meter. Kalian tau rasanya makan ikan asin yang sudah basi? Jika belum, mari kuceritakan.
Chrisola
1092      641     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Reason
430      303     3     
Romance
Febriani Alana Putri, Perempuan ceria yang penuh semangat. Banyak orang yang ingin dekat dengannya karena sikapnya itu, apalagi dengan wajah cantik yang dimilikinya menjadikannya salah satu Perempuan paling diincar seantero SMA Angkasa. Dia bukanlah perempuan polos yang belum pernah pacaran, tetapi sampai saat ini ia masih belum pernah menemukan seseorang yang berhasil membuatnya tertantang. Hing...
Let Me Go
2687      1122     3     
Romance
Bagi Brian, Soraya hanyalah sebuah ilusi yang menyiksa pikirannya tiap detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun. Soraya hanyalah seseorang yang dapat membuat Brian rela menjadi budak rasa takutnya. Soraya hanyalah bagian dari lembar masa lalunya yang tidak ingin dia kenang. Dua tahun Brian hidup tenang tanpa Soraya menginvasi pikirannya. Sampai hari itu akhirnya tiba, Soraya kem...
Sanguine
5626      1717     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
ALVINO
4629      2048     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
Infatuated
866      568     0     
Romance
Bagi Ritsuka, cinta pertamanya adalah Hajime Shirokami. Bagi Hajime, jatuh cinta adalah fase yang mati-matian dia hindari. Karena cinta adalah pintu pertama menuju kedewasaan. "Salah ya, kalau aku mau semuanya tetap sama?"
Dramatisasi Kata Kembali
711      371     0     
Short Story
Alvin menemukan dirinya masuk dalam sebuah permainan penuh pertanyaan. Seorang wanita yang tak pernah ia kenal menemuinya di sebuah pagi dingin yang menjemukan. \"Ada dalang di balik permainan ini,\" pikirnya.
Semu, Nawasena
9899      3124     4     
Romance
"Kita sama-sama mendambakan nawasena, masa depan yang cerah bagaikan senyuman mentari di hamparan bagasfora. Namun, si semu datang bak gerbang besar berduri, dan menjadi penghalang kebahagiaan di antara kita." Manusia adalah makhluk keji, bahkan lebih mengerikan daripada iblis. Memakan bangkai saudaranya sendiri bukanlah hal asing lagi bagi mereka. Mungkin sudah menjadi makanan favoritnya? ...
Premium
Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
14971      2074     0     
Romance
Dosakah Aku... Jika aku menyukai seorang lelaki yang tak seiman denganku? Dosakah Aku... Jika aku mencintai seorang lelaki yang bahkan tak pernah mengenal-Mu? Jika benar ini dosa... Mengapa? Engkau izinkan mata ini bertemu dengannya Mengapa? Engkau izinkan jantung ini menderu dengan kerasnya Mengapa? Engkau izinkan darah ini mengalir dengan kencangnya Mengapa? Kau biarkan cinta ini da...