Kalau boleh jujur, kamu bukanlah pilihan. Tapi Tuhan memilihmu untukku, begitu sebaliknya. Semua itu sudah tertulis sejak itu, dan saklek. Bisakah kita menyangkalnya?
—Rayyan Arganata—
????
????
????
????
Terima kasih, telah menjadi apapun untukku. Ini, lucu. Kamu bukanlah rencanaku, tapi dari sekian ketidakdugaan itu, bolehkah aku berterima kasih pada Tuhan?
—Ayesha Anugrah—
????
????
????
????
Jangan salahkan, karena nyatanya, soal rasa tak pernah sederhana. Juga, tentangnya, bisakah benci itu enyah? Terkadang, ada hal-hal di luar kendali logika yang harus menjadi terima.
—Hanggifi Prama—
????
????
????
????
Waktu mengajarkanku apa arti terbiasa. Pertemuan yang sarat itu, jelas memiliki andil atas semua ini. Maaf, sekali lagi ini soal kerap yang terlalu erat.
—Sekar Gaitsa Ayu—
????
????
????
????
Apa salah kalau kamu adalah inginku? Bisakah sedikit saja kamu tengok ke samping? Hei, ada aku. Aku cinta kamu, bagaimana?
—Juwita Ameera—
????????????????
Mantap & kreatif, smpai masukin gambar. Jadi bisa kebayamg deh karakternya.
Comment on chapter Sembilu Dusta