Aku bertahan, kamu meninggalkan. Rasamu terhadapku sudah terkikis sedemikian rupa, menghilang begitu saja. Miris menatapmu berjalan tanpa acuh memunggungiku. Salam perpisahan yang seharusnya diucapkan juga terlewatkan. Mungkin memang tak seharusnya ada akhir karena kita belum memulai. Hubungan yang tenggelam dalam bayang-bayang kelabu. Tidak pernah ada kita yang terlintas dalam masa depanmu. Aku hanyalah perempuan penghela bosan juga peneman kesepian. Aku adalah seorang teman yang kamu proklamirkan ke semua orang. Kita adalah sebuah hampir yang menyesakkan dada, membuat mataku sembab untuk beberapa malam.
Aku masih temanmu, bagaimana pun aku mengelak. Walaupun mengharapmu menimbulkan rasa sakit, hati ini masih menanti kepulanganmu dari masa pengembaraan. Menunggumu untuk segera datang. Tapi, masihkah kamu pantas diharapkan, setelah luka yang kamu goreskan dengan sengaja pada perasaanku. Aku harus baik-baik saja. Berusaha tidak membencimu, berusaha tidak membawa lebih dalam perasaanku dalam hal ini.
Kamu adalah bahagia berakhir luka. Tentu tidak apa. Toh, dirimu masih satu-satunya orang yang mengenalkanku pada berbagai warna dalam hidup, biarpun abu-abu lagi yang kutau. Sebelum bertemu kamu, dunia terasa begitu kejam, semesta juga tak pernah berkawan. Tapi, hadirmu yang ku kira berbeda, nyatanya sama saja. Caramu yang tak sama ternyata lebih menyakitkan. Sekarang, aku kembali hancur. Kembali retak untuk kesekian kali. aku harap tak pernah mengenalmu, tak pernah sedekat ini hingga menyebabkan candu. Sebab, aku dan kamu memang dua orang yang tak pernah sejalan. Aku dan kamu bukanlah orang yang pantas dipersatukan.
Artinya Selamat Tinggal.
Comment on chapter Kita Memang Dua Orang Yang Tak Pernah SejalanJudulnya bakal dibahas tuntas diakhir ceritaa yaaa :)))