Read More >>"> High Quality Jomblo (BAGIAN DUA BELAS : Bahagia Itu Sederhana) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - High Quality Jomblo
MENU
About Us  

Teruntuk pelangiku.
Aku ingin bercerita.
Bahwa aku bahagia oleh hadirmu.
Tepatnya setelah hujanku berhenti menyapa.
Meninggalkan duka seorang diri.

--Vallenia Ayunda--

-----

AYUNDA mencium tangan sang ayah yang mengantar. Membiarkan Brata mengusap rambut Ayunda dengan penuh kasih sayang, “Ini, dibawakan cemilan Dian buat dimakan bareng temen di bus.”

Ayunda menatap dengan ragu jajanan dari Dian. Namun, Ayunda tetap menerima.  Baru setelahnya, dia masuk ke dalam bus yang sudah ada beberapa teman sekelasnya. Ada tiga kelas yang mengikuti kegiatan itu. Dan setiap kelas diberi jatah satu bus. 

Tempat duduk yang ada di depan sudah habis, hingga menyisakan tempat duduk di belakang. Tak ada pilihan lain, jadi Ayunda memilih untuk duduk di bagian paling belakang yang dekat dengan jendela. Di sampingnya ada Dara, Rara, dan Rachel.

Menoleh ke arah gerbang SMK Kejora, iris coklat itu jatuh pada gedung kantor guru yang kebetulan berada di gedung paling depan. Mata itu tanpa sadar mencari sosok itu, pemilik mata kopi yang dirindukannya. Karena sudah beberapa hari rasanya, mereka tak berjumpa.

Nggak perlu menamani dan duduk di samping aku seperti cerita dalam novel romantis yang sering aku baca. Cukup di saat aku bahagia, aku ingin kamu juga menjadi salah satu alasan kenapa aku bahagia. Karna bahagia sendiri tanpa kamu itu hambar.

Karena bosan, Ayunda meraih ponselnya. SMK Kejora memerapkan peraturan, di mana siswa yang PKL diacak sesuai kelas. Dan kebetulan Akuntansi 3 mendapat jatah paling akhir. Karena instansi PKL yang bekerja sama dengan SMK Kejora ada hanya beberapa saja, jadi perkelas harus bergilir dalam setahun.

Dan, Ayunda otomatis akan PKL pada saat akhir bulan sekaligus awal di bulan depan tahun ajaran kelas 12 besok. Namun, sekarang kelas Vela yang mendapat bagian PKL pertama, maka dari itu ia tidak di sini. Dan Ayunda, sendirian.

Pak Laut ngajar kelas lo?

Pesan itu dia kirim untuk Zara. Ayunda baru ingat, di hari kamis pagi seperti sekarang, adalah jadwal Laut untuk mengajar di kelas Zara. Siapa tahu Pak Laut ikut.

Tidak ada satu menit, Ayunda sudah mendapat balasan dari Zara. Tapi bibirnya langsung cemberut. Entah perasaan apa namanya sekarang, mungkin saja kecewa. 

Iyups

Ayunda memilih mematikan ponselnya. Pandangan Ayunda jatuh pada pemandangan di balik jendela. Ia menatap pemandangan di luar sana. Seperti awan putih, sawah, dan kendaraan yang berlalu lalang berkejaran di samping bus yang ia naiki.

Sampai Ayunda sadar akan satu hal. Ketika dia mendapati sang kopi berada di dalam bus kelas sebelah, mata itu terkunci. Pandangan keduanya saling berserobok. Lagi, dan lagi. Ayunda terpesona pada Laut, ia salah tingkah.

Secepatnya Ayunda menutup jendela. Jantungnya berdebar luar biasa, tanpa ampun. Kadang memang yang terlihat menghindar itu artinya cinta, bukan karena benci. Seperti Ayunda, dia menghindar karena salah tingkah. 

Pak Laut di Bus sebelah.


????????  Kalau ngajar, gue nggak mungkin bales chat lo. Lagian kenapa emang? Lo kangen ya sama Pak Laut? :'V Dibilangin sama Taufan aja, gak bakal kangen deh.

-_-


***

MEREKA tiba di Yogyakartakarta pukul 6 pagi. Dan semua diarahkan agar langsung menuju Pantai Depok untuk sarapan serta membersihkan tubuh. Baru, ketika sudah pukul 9, bus mereka langsung meluncur ke salah satu Universitas di sana.

"Pilih saham mana?" Ayunda meminta pendapat pada teman satu meja dengannya, Nayla, Dara, dan Dilla. Mata itu tak lepas dari monitor di depan. Jarinya menyentuh pena yang ia tusuk-tusuk di dagunya.

"Indofood mahal cuy." Sahut Dilla dengan riang, gadis itu selalu bersemangat setiap hari. 

"Sari Roti!"

Satu-persatu dari mereka berbicara, mengutarakan tentang pendapatnya yang malah justru membuat gadis itu bingung. Baru setelah selesai, mereka melakukan praktik manualnya.

"Sekarang, siapa yang laba? Coba angkat tangannya." Suara mentoring yang memberikan materi berbicara. Tapi Ayunda dan ketiga lainnya tertawa melihat hasil akhir angka perhitungannya. Rugi kok puluhan juta, gampang banget buang uangnya!

"Nggak ada yang laba? Wah.. Kalau gitu, siapa yang rugi lebih dari lima ratus juta?" Suara sorakan dari arah belakang terdengar. Mereka melihat ke sumber suara dan mendapati anak kelas Akuntansi 3 mengangkat tangannya. Ada wajah girang di antara mereka.

"Rugi berapa?"

"Tujuh ratus delapan puluh lima juta tiga ratus dua puluh dua empat ratus rupiah." Semua menganga setelah mendengar jumlah angka yang dibacakan oleh keempat anak itu. Bahkan, ada yang sampai berpendapat dengan suara keras.

"Gila ya, kalau sampai rugi segitu, mending uangnya gue investorin aja buat bikin Motel." Seru Dara di sela-sela candaan mereka.

"Kalau gue, mending buat modal kawin aja."

Ayunda hanya tertawa. Dia memandang ke arah depan. Tapi bukan pada mentoring itu lagi. Kepada pria dewasa yang duduk di deretan guru tamu di depan sana. Dia memperhatikan dengan baik, juga rambut cepak familiar yang menjadi perhatian utamanya.

"Kalau mau masuk ke kampus ini, nilai matematika kalian minimal harus 75. Jadi, bagaimana nilai matematika kalian? Pasti bisa kan?" 

Refleks, semua siswa SMK Kejora tertawa. Sama, begitu juga guru matematika yang ada di sana ikut tertawa. Mereka menoleh ke jajaran siswa di belakang mereka. Tapi.. Si kopi itu hanya menyapa satu, kepada coklat hangat itu. Seolah-olah, sang kopi sudah memperhatikannya sejak tadi hingga dia tak perlu mencari.

***

BERITA tentang Laut yang pindah di bus 11 Akuntansi 3 membuat seluruh siswa di kelas itu ramai. Bukan hal lain, tentu mereka membicarakan Laut, Laut, dan Laut sepanjang jalan menuju parkiran sejak kepulangan dari gedung di salah satu Universitas Kota Yogyakarta itu.

Tak perlu waktu lama, bus itu melaju ke arah Malioboro. Mereka mengejar waktu agar besok mereka bisa sampai di Jakarta lagi. Rinai hujan turun perlahan di luar sana. Menyapa kering yang merindukan basah. Ayunda tersenyum senang melihat ke arah jendela. Bulir-bulir rinai menghias kaca hingga menuntun jari Ayunda menari-nari di sana, membentuk tulisan abstrak.

Laut.

Tapi seolah sadar ia dimana dan ada siapa, tulisan itu segera ia hapus. Matanya kembali menatap arah yang ada di depan. Fokus menatap rambut cepak itu lagi.

Bahagia sesederhana ini, bisa satu bus dengan orang yang kita suka. Dan jangan pernah berfikir apabila mereka akan duduk bersama, karena ini bukan kisah yang sering kalian baca dalam novel. Nyatanya, ini hanya tentang Ayunda yang menemukan Laut pada saat dia berbalik arah dari Satya.

Bosan, Ayunda meraih earphone dan memasangkan benda itu pada ponsel miliknya. Jarinya kembali bergerak di atas layarnya untuk mengetik sesuatu di sana. Namun ada beberapa hal yang membuat Ayunda bingung harus menuliskan apa.

Saat itu, Ayunda memilih untuk menolehkan kepala ke arah di mana ada Laut di sana. Lalu senyuman di sudut bibir itu terukir. Pemilik kopi itu memberinya kehangatan lewat senyum yang indah itu. Saat itulah, sebuah ide gila Ayunda hadir.

Hallo, Pak Laut. Aku tahu, mungkin kamu benci dengan hal ini. Tapi bisa jadi kamu suka. Aku tidak tahu, tapi.. selamat bernostalgia tentang kisah kita di sini.

 

??????

How do you feel about this chapter?

1 0 3 0 0 0
Submit A Comment
Comments (17)
  • Watermelon16543

    Greget parah 😘

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Ayuni912P

    @PauloCleopatra2339 Karena Author kweren! :D

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @Cantikalucu ya tapi kenyataan Pak Laut nggak sebaik Laudito Nugroho

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @DolphinLuluk Biarin abis Pak Laut jahat. Katanya Guru tapi gak patut digugu dan ditiru

    Comment on chapter END
  • PauloCleopatra2339

    Karakter Ayunda kenapa bisa unyu? Pak Laut juga emesss

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Cantikalucu

    Suka banget pasangan ini. Kalau nyata pasti gemesin ya???

    Comment on chapter SEMBILAN BELAS : Tulip Kuning
  • DolphinLuluk

    Emang ya si Ayunda, sopan santunnya kalau sama Laut suka ngawur. Itu gurumu Ayyyyy :D Gemazz

    Comment on chapter BAGIAN DUA : High Quality Jomblo
  • Ayuni912P

    @FANAMORGANA makasih lho haha

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Ayuni912P

    @Kia_kun katanya cinta itu harus diperjuangkan. Itu cara Rani memperjuangkan cintanya.

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Kia_kun

    Rani s egois....

    Ckckck....

    Ngak sadar sama apa yang udah dilakuin eh malah nambah rugi orang lain

    Comment on chapter TIGA PULUH DUA : Berpisah Itu Mudah
Similar Tags
LANGIT
24969      3598     13     
Romance
'Seperti Langit yang selalu menjadi tempat bertenggernya Bulan.' Tentang gadis yang selalu ceria bernama Bulan, namun menyimpan sesuatu yang hitam di dalamnya. Hidup dalam keluarga yang berantakan bukanlah perkara mudah baginya untuk tetap bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Seperti istilah yang menyatakan bahwa orang yang sering tertawalah yang banyak menyimpan luka. Bahkan, Langit pun ...
Untuk Takdir dan Kehidupan Yang Seolah Mengancam
477      335     0     
Romance
Untuk takdir dan kehidupan yang seolah mengancam. Aku berdiri, tegak menatap ke arah langit yang awalnya biru lalu jadi kelabu. Ini kehidupanku, yang Tuhan berikan padaku, bukan, bukan diberikan tetapi dititipkan. Aku tahu. Juga, warna kelabu yang kau selipkan pada setiap langkah yang kuambil. Di balik gorden yang tadinya aku kira emas, ternyata lebih gelap dari perunggu. Afeksi yang kautuju...
Love 90 Days
1736      904     1     
Romance
Hidup Ara baikbaik saja Dia memiliki dua orangtua dua kakak dan dua sahabat yang selalu ada untuknya Hingga suatu hari seorang peramal mengatakan bila ada harga yang harus dibayar atas semua yang telah dia terima yaitu kematian Untuk membelokkan takdir Ara diharuskan untuk jatuh cinta pada orang yang kekurangan cinta Dalam pencariannya Ara malah direcoki oleh Iago yang tibatiba meminta Ara untu...
Forever Love
3029      952     6     
Romance
Percayalah cinta selalu pulang pada rumahnya. Meskipun cinta itu terpisah jauh bermil-mil atau cinta itu telah terpisah lama. Percayalah CINTA akan kembali pada RUMAHNYA.
Adelaide - He Will Back Soon
1286      688     0     
Romance
Kisah tentang kesalah pahaman yang mengitari tiga insan manusia.
Perfect Candy From Valdan
2596      1097     2     
Romance
Masa putih abu-abu adalah masa yang paling tidak bisa terlupakan, benarkah? Ya! Kini El merasakannya sendiri. Bayangan masa SMA yang tenang dan damaiseperti yang ia harapkan tampaknya tak akan terwujud. Ia bertanya-tanya, kesalahan apa yang ia buat hingga ada seorang senior yang terus mengganggunya. Dengan seenaknya menyalahgunakan jabatannya di OSIS, senior itu slalu sukses membuatnya mengucapka...
Denganmu Berbeda
7492      2251     1     
Romance
Harapan Varen saat ini dan selamanya adalah mendapatkan Lana—gadis dingin berperingai unik nan amat spesial baginya. Hanya saja, mendapatkan Lana tak semudah mengatakan cinta; terlebih gadis itu memiliki ‘pendamping setia’ yang tak lain tak bukan merupakan Candra. Namun meski harus menciptakan tiga ratus ribu candi, ataupun membuat perahu dan sepuluh telaga dengan jaminan akan mendapat hati...
Mencintaimu di Ujung Penantianku
4541      1223     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Harmonia
3628      1135     4     
Humor
Kumpulan cerpen yang akan membuat hidup Anda berubah 360 derajat (muter ke tempat semula). Berisi tentang kisah-kisah inspiratif yang memotivasi dengan kemasan humor versi bangsa Yunani. Jika diterbitkan dalam bentuk cetak, buku ini akan sangat serba guna (bisa untuk bungkus gorengan). Anda akan mengalami sedikit mual dan pusing ketika membacanya. Selamat membaca, selamat terinspirasi, dan jangan...
Hilang dan Pergi
364      236     0     
Short Story
“iki gratis ta pak?”, “yo wes gratis”.