Read More >>"> High Quality Jomblo (BAGIAN EMPAT : Ketika Salah Tingkah) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - High Quality Jomblo
MENU 0
About Us  

Kalau waktu dapat menyembuhkan luka, kenapa kita dipertemukan?

 

-Vallenia Ayunda-

 

---

Cuaca cukup cerah hari ini. Begitulah, ramalan cuaca yang tertulis di layar ponsel milik Ayunda untuk khawasan Jakarta. Hari ini diperkirakan tidak akan hujan. Padahal, Ayunda sangat suka suka hujan entah mengapa. Mungkin, karena bagi Ayunda, hujan itu tenang. Dan kata orang-orang, bukankah hujan adalah anugrah?

"Vallen!!"

Suara itu terdengar. Berasal dari mulut gadis bernama Julia, teman sekelas Ayunda yang teropsesi memiliki pacar bernama Romeo.

Tak menjawab, Ayunda memilih fokus pada buku yang ada di hadapannya. Selain benci dengan panggilan Vallen, Ayunda tahu, Julia tidak sedang memanggilnya. Julia hanya sedang membicarakan Ayunda bersama teman-teman se-gengnya.

Ayunda tidak peduli, yang Ayunda tahu hanya satu, ujian kali ini ada 50 soal dan mustahil untuk menyontek dengan jumlah soal sebanyak itu. Jadi, dia lebih memilih untuk fokus saja pada materi yang menumpuk di hadapannya kala itu.

Bel sudah mulai berdering. Artinya ujian sudah hampir dimulai, semua siswa di harapkan masuk ke dalam ruang ujian. Ayunda meletakkan tasnya di depan kelas, ia hanya membawa alat-alat tulis untuk dibawa ke mejanya saat akan ujian.

Sebelum pengawas masuk, mereka masih sibuk berbincang. Dunia baru bagi Ayunda berkenalan dengan senior Tata Niaga. Teman sebangku Ayunda sangat asik. Namanya Binar, wajahnya cantik dengan dua gingsul yang membuatnya semakin manis.

"Berapa mapel kamu, dek?"

"2 dong." Ayunda nyengir kuda. Tapi raut asa di wajah Binar membuat Ayunda mengerutkan dahinya bingung. Merasa aneh dengan sikap Binar.

"Jurusan gue 3 masa."

Ayunda tertawa dengan lebar. "Yah, ambil pemasaran dengan niat cari enaknya, pas UKK gini jam-nya yang paling banyak ya, Kak? Enak ngga sih, ambil Tata Niaga?"

"Enak dong, tau nggak? Pelajarannya santai banget. Guru sering nggak masuk kelas, jadi di kelas cuman main doang sama temen-temen."

Ayunda tersenyum. Dalam hati bersyukur. Untungnya dia ambil Akuntansi yang gurunya rajin, jadi dia jarang merasa terkucilkan karena jam kosong sangat minim.

Setelah cukup lama berbincang, akhirnya ada guru pengawas yang masuk ke dalam kelas itu. Guru berpawakan gendut dan berjilbab. Saat itu senior kelas 11 yang duduk acak berdampingan dengan kelas Ayunda masih celingukan mencari pengawas satu lagi. Sampai saat pengawas itu masuk, tak hanya satu dua yang mengumpat.

"Anjir! Pak Laut."

Ayunda menatap ke arah Binar yang juga cemberut. "Pak Laut segalak itu?"

"Gue peringatin, jangan main-main sama Pak Laut. Galak? Itu mah lewat. Pak Laut itu jelmaan dari Dewa Galak dari segala Dewa tergalak di dunia ini."

Ayunda terkekeh sebentar, lalu kelas hening seketika. Mereka semua mengawali dengan doa, baru setelahnya para pengawas membagikan soal satu-persatu.

Dalam diam Ayunda mengamati kopi itu. Yang ada di balik kacamata Laut. Kopi yang hampir membuat Ayunda tersesat jika saja lelaki itu tidak bicara, memperingati dengan suara tajam dan dingin.

"Kerjakan sendiri, jangan tengak-tengok. Kalau saya curiga sama kamu, saya akan langsung ambil jawaban kamu."

Hanya Laut, yang mampu bicara sedatar itu namun terdengar mengancam dan menakutkan. Semua siswa terdiam, lalu mengerjakan dengan semampunya. Tak ada yang berani bertanya satu sama lain. Tak ada yang berani berkutik bahkan menoleh sedikitpun.

Nama Laut sudah terdengar seluas itu. Siapa pun tak ada yang tak mengenal Laut. Hingga pada akhirnya, ketika Ayunda jenuh pada soal bahasa inggris di hadapannya, dia mengeluh. Mengingkari peringatan Laut.

Nggak mungkin juga Pak Laut mikir gue nyontek, tanya ke setan sedangkan gue liatin pohon di luar sana.

Ayunda berbicara dalam hati. Matanya kembali jatuh pada soal-soal di hadapannya. Ada banyak vocab yang tidak ia mengerti artinya sehingga dia tidak bisa mengerjakannya. Berhenti di sana.

Bicara apa, Tuan? Aku tidak mengerti. Kamu memintaku memahamiku tapi kau tak mau memahamiku.

Kesal, Ayunda memilih jalan terakhir. Dia memilih cap cip cup cara cepat untuk menemukan jawabannya.

Cap cip cup kembang kuncup milih mana yang mau di cup.

Nah kena yang D. Tadi aku udah sreg sama D, Dito. Pak Laut hehe..

Ayunda baru sadar memikirkan Laut. Ayunda merasa gila. Setiap Ujian bahasa inggris dia selalu merasa tidak fokus seperti ini. Sulit. Ayunda tidak suka mata pelajaran ini. Walaupun dia juga tidak suka matematika.

Kata matematika inilah yang membawa Ayunda pada petaka. Gadis itu menatap ke arah depan sana. Tepat pada sang Raja Matematika. Pria berkacamata yang tengah sibuk menulis. Hingga lamunan itu datang, imajinasi Ayunda bekerja. Mengingatkan lagi pada Laut yang dia temui di Toko Bunga, serta yang diceritakan anak paskibra. Menyebalkan benar.

Sampai saat itu datang, Ayunda tak sadar telah tersesat dalam kopi Laut. Kopi itu sudah menenggelamkan Ayunda jauh di dasarnya. Kopi itu menatap Ayunda dengan tajam.

Mampus! Ketawan kok liatin Pak Guru? Najis!

Tatapan Laut semakin menajam menatap Ayunda yang salah tingkah. Menunjukkan dengan jelas bahwa pria itu curiga dengan sikap yang ditunjukkan oleh Ayunda. Ayunda segera berpura menggucek mata dan kembali pada soal.

Cobaan apalagi ya Allah?

***

Ujian usai, dan murid-murid kelas 10 bubar di luar kelas. Mereka berpencar, berbaur dengan gerombolan masing-masing. Saling tanya-menanya jawaban tadi. Kebanyakan dari ruang Ayunda banyak yang mengeluh mengingat pengawas tadi yang membuat mereka tidak bisa menyontek.

"Kalau hari senin sampai rabu, kamu pakai sepatu bertali. Aturannya begitu." Suara itu terdengar begitu saja. Tanpa ampun membuyarkan Ayunda dari lamunannya. Gadis itu menoleh ke sosok suara bariton itu. Kemudian menoleh ke segala arah memastikan dengan siapa Laut bicara. Yakin Laut bicara padanya, Ayunda kembali melihat sosok yang kini mamerkan senyum padanya itu.

Yang Ayunda lakukan hanya nyengir, dia salah tingkah. Apalagi setelah kejadian tadi di kelas, Ayunda masih ingat dengan jelas dan sekarang dia jadi merasa malu setengah mati. Karena, di ujian mata pelajaran kedua, pria itu nyinyir Ayunda.

'Jangan bertingkah yang mencurigakan.'

Ayunda merasa tersindir sekali. Pasti Laut berpikir macam-macam! Tapi, melihat senyum pria itu, hati Ayunda terasa tenang. Senyum itu terlihat tulus, tak ada tatapan merendahkan. Dan Ayunda merasa nyaman pada kondisi seperti ini.

Kan galak katanya, kok senyum?

"Iya, Pak."

"Nah, itu lho. Kayak yang dipakai temen kamu." Ayunda menoleh ke pintu keluar, salah satu teman Ayunda yang bernama Inne lewat.

"Iya dong Pak, kan saya murid yang tertib." Sambung Inne sok dekat. Ayunda mengerucutkan bibir sebal. Tak suka dibandingkan.

Bodo amat deh, Pak. Senior sepatunya samaan sama gue tapi gak dimarahin. Lagian, Ayunda anak paskibra. Konon katanya wajib bersepatu pantovel.

Setelahnya, Ayunda memilih untuk tidak menghiraukan apapun yang diucapkan oleh Laut jika masih bersangkut paut dengan sepatu itu. Tidak penting!

Mata Ayunda tertuju ke arah mushola yang berada di lantai satu. Pada saat itu juga, Ayunda terpaku, seulas senyum tercetak di bibirnya. Jantungnya berdebar lagi, tak karuan.

Dia melihat sosok Satya sekali lagi. Sebelum cowok itu berangkat Praktik Kerja Lapangan yang akan dilaksanakan selesai UKK. Hari ini adalah akhir Ayunda melihat Satya karena hari ini adalah hari terakhir ujian. Ah, sedih kadang, kisah cinta di SMK. Banyak rindunya.

"Jangan pakai sepatu itu lagi ya?"

"Ya, Pak."

Dasar murid kurang ajar. Dibilangin beneran cuma iya-iya sambil jelalatan liatin cogan di bawah. Ayunda bermonolog dalam hati.

"Boleh sih pakai sepatu kayak gitu, tapi hari kamis sama jum'at. Pas pakai seragam identitas."

Pikun ya Pak? Kelas 10 di Kejora nggak punya seragam identitas kali. Adanya cuma seragam pramuka. Kalau pakai sepatu kayak gini disuruh beli tongkat pramuka buat hukuman. Kan, belum ada yang nafkahin.

"Iya, Pak." Gemas, tapi Ayunda lagi nggak berminat untuk menambah masalah. Walaupun, memang sebenarnya Ayunda itu dikenal sebagai sosok pendiam. Tapi, Laut mampu membuat Ayunda lemah di hadapan pria itu. Yang pasti, sekarang Ayunda hanya ingin menikmati satu pemandangan sekali lagi. Untuk yang terakhir, dengan rasa yang sama.

"By the way, kita bertemu lagi. Tau nggak apa artinya?"

How do you feel about this chapter?

2 1 3 0 0 0
Submit A Comment
Comments (17)
  • Watermelon16543

    Greget parah 😘

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Ayuni912P

    @PauloCleopatra2339 Karena Author kweren! :D

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @Cantikalucu ya tapi kenyataan Pak Laut nggak sebaik Laudito Nugroho

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @DolphinLuluk Biarin abis Pak Laut jahat. Katanya Guru tapi gak patut digugu dan ditiru

    Comment on chapter END
  • PauloCleopatra2339

    Karakter Ayunda kenapa bisa unyu? Pak Laut juga emesss

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Cantikalucu

    Suka banget pasangan ini. Kalau nyata pasti gemesin ya???

    Comment on chapter SEMBILAN BELAS : Tulip Kuning
  • DolphinLuluk

    Emang ya si Ayunda, sopan santunnya kalau sama Laut suka ngawur. Itu gurumu Ayyyyy :D Gemazz

    Comment on chapter BAGIAN DUA : High Quality Jomblo
  • Ayuni912P

    @FANAMORGANA makasih lho haha

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Ayuni912P

    @Kia_kun katanya cinta itu harus diperjuangkan. Itu cara Rani memperjuangkan cintanya.

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Kia_kun

    Rani s egois....

    Ckckck....

    Ngak sadar sama apa yang udah dilakuin eh malah nambah rugi orang lain

    Comment on chapter TIGA PULUH DUA : Berpisah Itu Mudah
Similar Tags
Kare To Kanojo
5707      1583     1     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
Kita
578      382     1     
Romance
Tentang aku dan kau yang tak akan pernah menjadi 'kita.' Tentang aku dan kau yang tak ingin aku 'kita-kan.' Dan tentang aku dan kau yang kucoba untuk aku 'kita-kan.'
The Yesterday You
337      240     1     
Romance
Hidup ini, lucunya, merupakan rangkaian kisah dan jalinan sebab-akibat. Namun, apalah daya manusia, jika segala skenario kehidupan ada di tangan-Nya. Tak ada seorang pun yang pernah mengira, bahkan Via sang protagonis pun, bahwa keputusannya untuk meminjam barang pada sebuah nama akan mengantarnya pada perjalanan panjang yang melibatkan hati. Tak ada yang perlu pun ingin Via sesali. Hanya saja, j...
One Step Closer
2157      888     4     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?
Akselerasi, Katanya
581      314     4     
Short Story
Kelas akselerasi, katanya. Tapi kelakuannya—duh, ampun!
Silver Dream
8247      2002     4     
Romance
Mimpi. Salah satu tujuan utama dalam hidup. Pencapaian terbesar dalam hidup. Kebahagiaan tiada tara apabila mimpi tercapai. Namun mimpi tak dapat tergapai dengan mudah. Awal dari mimpi adalah harapan. Harapan mendorong perbuatan. Dan suksesnya perbuatan membutuhkan dukungan. Tapi apa jadinya jika keluarga kita tak mendukung mimpi kita? Jooliet Maharani mengalaminya. Keluarga kecil gadis...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
362      257     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Langit Jingga
3280      935     2     
Romance
Mana yang lebih baik kau lakukan terhadap mantanmu? Melupakannya tapi tak bisa. Atau mengharapkannya kembali tapi seperti tak mungkin? Bagaimana kalau ada orang lain yang bahkan tak sengaja mengacaukan hubungan permantanan kalian?
Carnation
437      313     2     
Mystery
Menceritakan tentang seorang remaja bernama Rian yang terlibat dengan teman masa kecilnya Lisa yang merupakan salah satu detektif kota. Sambil memendam rasa rasa benci pada Lisa, Rian berusaha memecahkan berbagai kasus sebagai seorang asisten detektif yang menuntun pada kebenaran yang tak terduga.
Highschool Romance
2134      1002     8     
Romance
“Bagaikan ISO kamera, hari-hariku yang terasa biasa sekarang mulai dipenuhi cahaya sejak aku menaruh hati padamu.”