Loading...
Logo TinLit
Read Story - High Quality Jomblo
MENU
About Us  

Kalau hati itu bukan untukku,
Tinggalkanlah aku sendiri di sini.
Agar ada waktu bagiku untuk melepasmu.
Agar ada waktu bagiku untuk merelamu.
Dan aku akan berbalik arah.
Sebab sampai kini kau pun tak mampu jelaskan padaku,
Tentang rasamu.

-Vallenia Ayunda-

Fajar baru saja menyala dengan jingga di ufuk timur. Hari ini, dengan seragam putih abu-abu khasnya, Ayunda berangkat ke sekolah dengan sebuah mobil baru yang baru saja dibeli oleh Zara. Jadi, Zara dan Vela memaksanya bercerita tentang kejadian saat Ayunda PKL dulu. Ada apa dengan Ayunda dan Wulan? Kenapa gadis itu selalu murung dengan alasan yang sama yakni Laut?
Dan di sana, Ayunda bercerita segalanya yang mungkin sulit untuk dipercaya. Terutama dimana Wulan merupakan kekasih Taufan.
“Ini salah gue, Ay! Gue yang selalu maksa lo buat sama Taufan.”
Ayunda tersenyum, “Nggak pa-pa.”
“Nggak pa-pa pala lo bocin? Ini masalah besar! Girls Squad bisa kiamat!!!” Ujar Vela histeris yang dihadiahi Ayunda tempelengan di jidat gadis itu.
“Lebay lo berdua.” Ayunda mengunyah sandwich keju dan menekan tombol radio. Suasana dalam mobil mendadak terasa membosankan. Zara mulai fokus menyetir, dan Vela sibuk pada instagramnya. Seketika, Ayunda rindu Wulan. 
"Gutten Morguen!! Bertemu lagi dengan Pelangi Syalala yang cantik jelita di Melody FM. Pelangi punya lagu nih, buat yang lagi galau karna doi balikan sama mantan. Armada, Asalkan Kau Bahagia."
Ayunda membeku mendengar suara yang sok ramah itu, apalagi setelah lirik lagu dinyanyikan. Tepat sekali seperti yang Ayunda alami.

Yang.. Kemarin kumelihat mu, 

???Kau, bertemu dengannya. 

Kemarin Ayunda melihat Laut berdua dengan mantan kekasihnya sedang berdua. Dan mengingat tawa mer membuat Ayunda kembali terluka. 

Kurasa sekarang kau masih, 

Memikirkan tentang dia. 

Apa kurangnya aku di dalam hidupmu?

Hingga kau curangi aku? 

Lagu ini membuat Ayunda sedih. Moodnya menghilang seketika. Tatapannya yang memandangi ke arah jalan menjadi bosan. Dengan kasar, cewek itu mematikan radionya.
"Kenapa? Lagunya bagus. Covernya Petrus Mahendra pula."
“Maklum sama yang sekarang baperan..” Goda Vela. 
Ayunda tidak acuh, ia diam menatap ke arah jalanan yang padat. Waktu tepat pukul 7. Suara bel berdering ketika Ayunda melewati koridor perpustakaan. Ia segera pergi ke mading untuk melihat letak kelas Ayunda.
Setelahnya, gadis itu langsung masuk ke dalam kelas. Dia duduk di bangku paling belakang sendirian karena bangku depan sudah penuh. Jumlah siswa yang ganjil memaksa gadis itu untuk duduk sendirian di kelas.
Suasana kelas seperti biasa, membosankan, menjenuhkan, dan yang pasti membuat Ayunda tak betah lama-lama di sana. Berbeda dengan mereka yang bercengkrama melepas rindu, pamer pacar baru, bahkan ada yang sibuk dengan ritual menyalin PR tatkala mereka sudah dijemput dari DUDI PKL lebih dahulu sebelum Ayunda
Sepuluh menit sudah berlalu, Ayunda mengambil ponselnya. Karena menunggu guru yang dikabarkan killer itu tak kunjung masuk ke dalam kelasnya itu merepotkan. Setau Ayunda, guru killer itu biasanya sangat disiplin. Tapi, kenyataannya hal itu tidak berlaku untuk seorang Laudito Ramadhan.


To : Zara 

Pas lo diajar Pak Laut, dia emang suka ngaret gini ya?


Ayuni mengirim pesan itu untuk Zara. Pandangannya tak lepas juga dari arah pintu masuk untuk memastikan kedatangan Laut. Tapi, tetap saja pria itu tak kunjung masuk.
Cahaya ponsel Ayunda menyala, menunjukkan pesan masuk dari Zara.


Zara : Heeh. 
Eh
Lo
Sekarang 
Sama
Si 
Doi
Ya?
Matematikanya?
XD

Ayunda : Spam, Zar?

Zara : Hehe..
Asik
Dong
Bisa
Lihat
Muka
Pucet
Ayuntong

Ayunda : Zarong -_-

Ayunda memblokir line milik Zara. Gila saja gadis itu mengirim pesan satu chat satu kata. Membuat mood Ayunda semakin buruk saja.
"Assaalamualaikum.."
Ayunda segera memasukkan benda pipih itu ke dalam tas. Dia menatap ke arah depan dan mendapati pemilik suara maskulin itu berjalan ke arah meja guru, dan duduk di sana.
Sejenak, suasana kelas menjadi hening seketika. Rumor tentang senyum manis si pemilik mata kopi dengan cara mengajar yang bengis itu membuat seluruh siswi di kelas Ayunda merinding. Bahkan, tak hanya satu dua anak yang mendadak berubah pucat wajahnya.
"Ayo, berdoa dulu. Biar apa yang kita lakukan hari ini, diberkahi"
Ayunda senyum-senyum sendiri menatap arah Laut. Mendadak pria yang Ayunda kenal sebagai sosok jahil yang suka menggodanya itu jadi sok religi.
Tapi, bayang-bayang tentang kejadian semalam.. membuat Ayuni seolah dijatuhkan lagi dari atas langit. Senyum Ayunda mendadak pudar. Hilang beriringan dengan perasaan aneh yang mengganggu pikirannya.
Sepanjang pelajaran, Ayunda hanya menatap datar ke arah Laut yang sibuk bercengkrama dan bercanda di depan kelas. 
"Kalian harus bisa membagi waktu. Mana waktu untuk memperhatikan pelajaran, dan mana waktu untuk memikirkan gebetan"
Refleks, Ayunda menoleh ke arah Laut ketika pria itu mengatakan hal yang baru saja terlontar. Saat itu, kopi milik Laut masih bertahan di sana. Ia melihat tepat pada iris coklat milik Ayunda yang sendu.
Mikirin gebetan? Gebetan Ayunda cuma Pak Laut.
Ayunda menghembuskan napas gusar. Cowok tidak peka! Kecewa, Ayunda mengambil notes kecil dari dalam kotak pensil miliknya, ia menulis beberapa aksara di sana.
"Saya juga maunya kamu fokus pelajaran. Mau kamu jungkir balik di kelas, banting-banting meja di kelas, bahkan nulis-nulis sendiri di kelas, yang penting kalian harus fokus sama matematika."
Oke-oke. Sekarang, Ayunda mulai paham satu sifat Laut yang selama ini tersembunyi, atau bahkan memang tidak pernah pria itu tunjukkan secara langsung pada Ayunda. Pria itu senang menyinyir orang. Baru satu kali pertemuan di kelas, Ayunda sudah merasa tersindir dua kali.
"Buka catatan kalian. Kita mulai pelajaran. Langsung saja, apa gunanya kalian ke sekolah kalau nggak dapet ilmu? Nyari gebetan? Siapa suruh sekolah di Kejora. Cowoknya hampir nggak ada."
Tak ada yang berani menjawab, termasuk Ayunda. Gadis itu memilih menurut saja dengan apa yang Laut ucapkan. Laut di kelas, dengan Laut yang Ayunda kenal selama ini benar-benar jauh berbeda. Jadi benar, bahwa rumor Laut sebagai guru killer itu nyata. Sejak tadi Laut marah-marah kerjaannya.
"Bab satu. Tulis judulnya, Matriks."
Laut mengambil posisi berdiri. Beranjak menuju papan tulis dan mencatat angka-angka di sana. Mereka mempelajari ordo, dan juga cara menghitung determinan. 
Cukup lama, sampai akhirnya Laut mendektekan catatan-catatan yang harus ditulis mereka. Laut bahkan turun tangan untuk mengecek satu-persatu jawaban siswi di kelas itu. Memastikan semua siswi bisa mengerjakan. 
Kecuali satu siswa, gadis yang sedari tadi pikirannya tak ada di sana. Satu siswi yang tidak paham sama sekali. Namun Laut melewati gadis itu saat ia hendak bertanya. Mebuat gadis itu semakin merasakan sesuatu yang aneh di dalam hatinya. 
Pak Laut, Dia berbeda..

How do you feel about this chapter?

0 0 0 2 0 3
Submit A Comment
Comments (17)
  • FANAMORGANA

    Kweren sekali mampu memporak-porandakan hati dedek

    Comment on chapter EPILOG
  • Ayuni912P

    @Serenasharen kamu aja gemas, apalagi aku :(

    Comment on chapter DUA PULUH : Crying
  • Ayuni912P

    @Lightcemplon jadi pengen MnG sama kamu :V

    Comment on chapter DUA PULUH : Crying
  • Cemplonkisya

    jadi pengen MnG sama pak laut(?) hehe

    Comment on chapter Prolog
  • Serenasharen

    gemas sama pak Laut

    Comment on chapter BAGIAN DELAPAN : Cuma Ngajak Makan
  • Ayuni912P

    iya, nanti dilanjut. Mau aku tulis dulu sampai selesai :)

    Comment on chapter BAGIAN EMPAT : Ketika Salah Tingkah
  • nhovyanha

    Kok cuma 5 part doang kak ?
    Ini kayak wp atau gimana sih ?
    Bingung aku,
    Soalnya baru pertama kali baca di laman kayak gini.
    *maaf

    Comment on chapter BAGIAN EMPAT : Ketika Salah Tingkah
Similar Tags
Cadence's Arcana
6367      1648     3     
Inspirational
Cadence, seorang empath, tidak suka berhubungan dengan orang lain. Ketika dia kalah taruhan dari kakaknya, dia harus membantu Aria, cewek nomor satu paling dihindari di sekolah, menjalankan biro jasa konseling. Segalanya datar-datar saja seperti harapan Cadence, sampai suatu saat sebuah permintaan klien membawanya mengunjungi kenangan masa kecil yang telah dikuburnya dalam-dalam, memaksanya un...
Comfort
1312      578     3     
Romance
Pada dasarnya, kenyamananlah yang memulai kisah kita.
A - Z
3086      1047     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Pillars of Heaven
2998      963     2     
Fantasy
There were five Pillars, built upon five sealed demons. The demons enticed the guardians of the Pillars by granting them Otherworldly gifts. One was bestowed ethereal beauty. One incomparable wit. One matchless strength. One infinite wealth. And one the sight to the future. Those gifts were the door that unleashed Evil into the World. And now, Fate is upon the guardians' descendants, whose gifts ...
ARTURA
319      257     1     
Romance
Artura, teka-teki terhebat yang mampu membuatku berfikir tentangnya setiap saat.
Hati Yang Terpatahkan
2180      988     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Kirain Hantu
351      235     3     
Short Story
Aku terbangun beberapa menit selepas jam dua dini hari. Sebelum keluar kamar, aku menatap sejenak cermin dan melihat seorang wanita berwajah pucat, berambut panjang, dengan pakaian putih. Aku menjerit karena terkejut dan mengira ada hantu. Ternyata, wanita berpakaian putih yang aku lihat di cermin bukan hantu, melainkan pantulan diriku sendiri.
Ich Liebe Dich
11885      1836     4     
Romance
Kevin adalah pengembara yang tersesat di gurun. Sedangkan Sofi adalah bidadari yang menghamburkan percikan air padanya. Tak ada yang membuat Kevin merasa lebih hidup daripada pertemuannya dengan Sofi. Getaran yang dia rasakan ketika menatap iris mata Sofi berbeda dengan getaran yang dulu dia rasakan dengan cinta pertamanya. Namun, segalanya berubah dalam sekejap. Kegersangan melanda Kevin lag...
Between Earth and Sky
1996      583     0     
Romance
Nazla, siswi SMA yang benci musik. Saking bencinya, sampe anti banget sama yang namanya musik. Hal ini bermula semenjak penyebab kematian kakaknya terungkap. Kakak yang paling dicintainya itu asik dengan headsetnya sampai sampai tidak menyadari kalau lampu penyebrangan sudah menunjukkan warna merah. Gadis itu tidak tau, dan tidak pernah mau tahu apapun yang berhubungan dengan dunia musik, kecuali...
Kyna X Faye
4349      1264     2     
Romance
Keiko Kyna adalah seorang gadis muda pemilik toko bunga. Masa lalu yang kelam telah membuat gadis itu menjauhi dunia keramaian dan segala pergaulan. Namun siapa sangka, gadis pendiam itu ternyata adalah seorang penulis novel terkenal dengan nama pena Faye. Faye sama sekali tak pernah mau dipublikasikan apa pun tentang dirinya, termasuk foto dan data pribadinya Namun ketika Kenzie Alcander, seo...